Anda di halaman 1dari 20

Labiopalatoskisis

Pembimbing:

dr. Dudy Disyadi Nurkusuma, Sp.B, M.Si


Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang :
 Apakah pada pasien terdapat celah bibir ?
 Apakah celah pada bibir tersebut mengganggu makan,
minum, dan berbicara ?

Riwayat kehamilan :
 Apakah ibu rutin kontrol memeriksaan kehamilan ?
 Apakah saat kehamilan ibu mengkonsumsi minuman
beralkohol, merokok, atau mengkonsumsi obat dalam
jangka waktu lama ?
 Apakah ibu memiliki penyakit sistemik seperti DM,
hipertensi selama kehamilan ?
 Bagaimana pola makan ibu saat kehamilan ?
Anamnesis
Riwayat Persalinan :
Apakah bayi lahir dengan cukup bulan ?
Bagaimanakah proses persalinan pada ibu, apakah normal ?

Riwayat tumbuh kembang :


Bagaimana perkembangan anak ? Apakah terdapat gangguan ?

Riwayat penyakit dahulu :


Apakah anak memiliki riwayat asma atau penyakit kuning ?

Riwayat Penyakit Keluarga :


Apakah ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa ?
Apakah ada keluarga yang memiliki riwayat DM atau hipertensi ?
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
 Pemeriksaan rongga mulut mulai dengan inspeksi seluruh muka dan sering
memberikan gambaran kesehatan menyeluruh penderita.
 Inspeksi mulut dapat memperlihatkan adanya suatu celah palatum, atau palatum
relative pendek, dengan orofaring yang besar aktivitas muskuler dari palatummolle
dan faring selama proses "cara atau menutup mulut tidak ada, nyata-nyata asimetris,
atau minimal2 celah submukosa.
 Pada celah palatum durum dan mole biasanya segera jelas pada pemeriksaan, celah
submukosa yang hanya melibatkan otot palatum mole mungkin
tidak jelas pada inpeksi. Selama fonasi, elevasi palatum mole harus diperhatikan dala
m menilai fungsi palatum mole.
 Inspeksi bentuk sumbing, 1ariasi celah bibir yang terjadi unilateral (lebih sering pada
sisi kiri) atau bilateral, dan biasanya melibatkan rigi-rigi al1eolus
 Inspeksi adanya ketidakmampuan membuka mulut, trismus, adalah gejala infeksi
atau radang dalam ruang parafaring.
 Selain itu, tanda-tanda vital seperti tekanan nadi, respirasi, suhu tubuh
biasanyadidapat normal. untuk status gizi biasa didapat gizi buruk pada bayi
yangsumbing, sulit untuk menyusu akibat dari keadaan anatomis labianya yang
terganggu.
Palpasi
 Palatum durum harus dipalpasi untuk menyingkirkan massa. Pada celahsubmukosa 
palatum mole, lekukan biasanya dapat diraba pada tepi posterior palatum durum.
Definisi
 Cleft lip ( Labioschisis ) adalah deformitas daerah mulut
berupa celah atau sumbing atau pembentukan bibir yang
kurang sempurna semasa embrional berkembang.
 Cleft palate (palatoschisis ) adalah fissura garis tengah
pada palatum yang terjadi karena kegagalan 2 sisi untuk
menyatu karena perkembangan embriotik.
 Labiopalatoschisis adalah gabungan dari labioschisis
dan palatoschisis
Etiologi
 Insufisiensi zat yang diperlukan untuk proses tumbuh
kembang organ terkait selama masa embrional yang
disebabkan menurut kuantitas, kualitas, dan
teori biseluler
 Penggunaan obat-obatan tertentu seperti fenobarbital,
phenytoin, difenilhidatoin yang digunakan saat hamil
muda atau obat yang bersifat teratologik (jamu dan
kontrasepsi hormonal).
 Infeksi khususnya viral dan khlamidial
(toksoplasmosis)
 Faktor genetik
Embriologi
Klasifikasi
Klasifikasi
 Unilateral Incomplete : jika celah
sumbing terjadi hanya disalah satu
bibir dan tidak memanjang hingga ke
hidung

 Unilateralcomplete : jika celah


sumbing terjadi hanya disalah satu
bibir dan memanjang hingga ke
hidung

 Bilateral Incomplete : jika celah


sumbing terjadi dikedua sisi bibir dan
tidak memanjang hingga kehidung

 Bilateral complete : jika celah


sumbing terjadi dikedua sisi bibir dan
memanjang hingga kehidung
Inkomplit
• Garis sumbing tidak
mencapai dasar hidung
• Dasar hidung intak
• Bagian tersebut disebut
Simonart's band

Komplit
• melibatkan seluruh
ketebalan bibir dan
prosesus alveoris (Palatum
Primer)
• Meluas ke dasar lubang
hidung
• Tidak ada Simonart's band
• Sering disertai palatoskisis
Klasifikasi Palatoskisis
Pemeriksaan Penunjang
1. Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan Penunjang
2. MRI
Pemeriksaan Penunjang
2. MRI
Labioskisis sebaiknya secepat mungkin diperbaik
karena akan menggangu fungsi menghisap ASI,
dan akan mempengaruhi pertumbuhan rahang
normal serta perkembangan bicara. Palatoskisis
dikoreksi sebaiknya sebelum anak mulai bicara
untuk mencegah gangguan perkembangan bicara.

Untuk melakukan operasi koreksi laboskisis perlu


diperhatikan Rule Of Ten :
 Umur minimal 10 minggu
 Berat Badan minimal 10 pon (5 kg)
 Kadar hemoglobin 10 g/dl
 Leukosit <10.000 /ul
Penatalaksanaan
Tatalaksana Primer :
 Early interventions: Lip Tiping and
Nasoalveolar Molding
Penatalaksanaan
Labioplasty untuk labioskisis
unilateral paling umum dilakukan
dengan menggunakan teknik Milliard
dengan merotasi dan memajukan.
Penatalaksanaan
Palatoplasty
Prognosis
Secara umum kondisi labioschisis, palatoschisis atau kombinasi
keduanya yaitu labiopalatoschisis prognosisnya baik.

Edukasi :
Pasien perlu diberikan edukasi mengenai definisi sumbing,
bagaimana perawatannya, apa komplikasinya, dan adanya
kemungkinan rekurensi pada kehamilan berikutnya. Anak
dengan sumbing sering kali mengalami kesulitan makan,
terutama pada kasus cleft palate, di mana terdapat hubungan
antara rongga mulut dengan hidung; kesulitan berbicara; dan
mengalami gangguan pendengaran. Hal ini perlu dijelaskan
kepada orangtua sehingga anak dapat diberi penatalaksanaan
yang sesuai, seperti pelatihan pemberian makan, penggunaan
dot khusus untuk memberikan makan, speech therapy, atau
pemasangan alat bantu dengar.

Anda mungkin juga menyukai