Anda di halaman 1dari 28

JENIS

ANALGET
IK
PRECEPTOR : DR. DUDY D. N, SP. B
DEFINISI.

Analgetik.
adalah zat-zat yang pada dosis terapeutik menghilangkan atau menekan
rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.

Nyeri.
adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat kerusakaan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang
digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut.
PRINSIP
TATALAKSANA
NYERI.
KLASIFIKASI.

Analgetik dibagi menjadi dua yaitu :


1. Analgetik Opioid/Narkotika
2. Analgetik Non-Opioid/Non-Narkotika
ANALGETIK OPIOID.

adalah kelompok obat yang memiliki sifat opium atau


morfin bekerja di reseptor opiat di Sistem Saraf Pusat
Golongan ini digunakan untuk mengurangi nyeri sedang
sampai berat.
Analgetik Opioid

MORFIN

Morfin merupakan jenis obat yang masuk ke dalam


golongan analgesik opium atau narkotik. Obat ini
digunakan untuk mengatasi rasa sakit yang terbilang parah
dan berkepanjangan atau kronis. Morfin bekerja pada saraf
dan otak sehingga tubuh tidak merasakan rasa sakit.
Meskipun memiliki manfaat besar, morfin juga dapat
menyebabkan ketergantungan. Risiko ketergantungan ini
bahkan lebih tinggi pada pasien yang di masa lalunya
pernah kecanduan alkohol atau narkoba.
Analgetik Opioid

• Mekanisme Kerja Morfin


Berikatan dengan reseptor di sistem saraf pusat, mempengaruhi persepsi dan respon
terhadap nyeri sehingga tubuh tidak merasakan rasa sakit/nyeri.
Analgetik Opioid

• Digunakan untuk nyeri sedang sampai berat


• Dosis pemberian:
Morfin tablet, dosis yang diberikan berkisar antara 5-20 mg tiap 4 jam sekali.
Morfin suntik, dosis yang diberikan berkisar antara 3-5 mg tiap 4 jam sekali.
• Efek samping :
Mengantuk, pusing atau sakit kepala, mual, sembelit, sulit buang air kecil, gangguan tidur, mulut
terasa kering, tubuh berkeringat
• Kontraindikasi : Hati-hati pada ibu hamil karena morfin dapat mempengaruhi sawar uri dan
mempengaruhi janin.
Analgetik Opioid

Menghentikan pengobatan morfin yang telah berlangsung jangka


panjang juga tidak dapat dilakukan sekaligus, terutama pada
pasien yang menggunakan morfin dalam dosis besar. Hal ini dapat
menimbulkan gejala putus obat seperti kegelisahan, tubuh
berkeringat, nyeri otot, dan mual.
Analgetik Opioid

PETHIDINE
• Petidin merupakan narkotika sintetik derivat fenilpiperidinan
dan terutama berefek terhadap susunan saraf pusat.
Mekanisme kerja petidin menghambat kerja asetilkolin
(senyawa yang berperan dalam munculnya rasa nyeri) yaitu
pada sistem saraf serta dapat mengaktifkan reseptor, terutama
pada reseptor µ, dan sebagian kecil pada reseptor kappa.
Penghambatan asetilkolin dilakukan pada saraf pusat dan
saraf tepi sehingga rasa nyeri yang terjadi tidak dirasakan
oleh pasien
Analgetik Opioid

• Digunakan untuk nyeri sedang sampai berat


• Dosis pemberian :
intramuscular 1-2 mg/kgBB (morfin 10x lebih kuat) dapat diulang tiap 3-4 jam
intavena 0,2-0,5 mg/kgBB.
• Efek samping : pusing, merasa lemah, sakit kepala, perubahan suasana hati, agitasi, bingung,
mulut mengering, berkeringat, gangguan penglihatan, gangguan jantung, mengantuk, mual,
muntah, gangguan aliran darah, dan alergi.
Analgetik Opioid

• Mekanisme Kerja
Petidin merupakan obat golongan opioid yang memiliki mekanisme kerja yang hampir sama dengan
morfin yaitu pada sistem saraf dengan menghambat kerja asetilkolin (senyawa yang berperan dalam
munculnya rasa nyeri) serta dapat mengaktifkan reseptor, tertama pada reseptor mu, dan sebagian
kecil pada reseptor kappa. Penghambatan asetilkolin dilakukan pada saraf pusat dan saraf tepi
sehingga rasa nyeri yang terjadi tidak dirasakan oleh pasien. Onset petidin termasuk cepat dimana
efek dapat dirasakan setelah 15 menit obat dimasukkan dan memiliki durasi 2-4 jam. Petidin
diindikasikan untuk penderita nyeri berat dan hebat serta nyeri yang berlangsung lama (misalnya:
nyeri setelah operasi, nyeri karena infeksi saluran kencing bagian atas, nyeri karena kanker). Petidin
lebih efektif dalam nyeri neuropatik.
Analgetik Opioid

TRAMADOL

• Digunakan untuk nyeri sedang hingga berat


• Dosis pemberian :
50-100 mg per 4-6 jam Tetapi konsumsi obat ini tidak boleh melebihi 400 mg dalam
durasi 24 jam.
• Efek samping : Pusing dan limbung, lelah, mengantuk, mual dan muntah, konstipasi dan
sulit buang air kecil, mulut kering, perut kembung
Analgetik Opioid

• Mekanisme Kerja Tramadol


Tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat. Tramadol mengikat
secara stereospesifik pada reseptor di sistem saraf pusat sehingga menghentikan sensasi
nyeri dan respon terhadap nyeri. Disamping itu tramadol mmenghambat pelepasan
neutrotransmiter dari saraf aferen yang bersifat sensitif terhadap rangsangan, akibatnya
implus nyeri terhambat
KODEIN

Kodein merupakan prodrug, karena di saluran pencernaan


kodein diubah menjadi bentuk aktifnya, yakni morfin dan
kodeina-6-glukoronida Sekitar 5-10% kodein akan diubah
menjadi morfin, sedangkan sisanya akan menjadi bentuk yang
bebas, atau terkonjugasi dan membentuk kodeina-6-glukoronida
(70%), norkodeina (10%), hidromorfona (1%).  Seperti halnya
obat golongan opiat lainnya, kodein dapat menyebabkan
ketergantungan fisik, namun efek ini relatif sedang bila
dibandingkan dengan senyawa golongan opiat lainnya.
Analgetik Opioid

• Mekanisme Kerja Kodein

Kodein merangsang reseptor susunan saraf pusat (SSP) yang dapat menyebabkan depresi
pernafasan, vasodilatasi perifer, inhibisi gerak perilistatik usus, stimulasi kremoreseptor
dan penekanan reflek batuk.
Analgetik Opioid

• Digunakan untuk nyeri ringan hingga sedang


• Dosis pemberian :
Oral dewasa 30-60 mg tiap 4 jam bila perlu maksimal 240 mg/hari
Anak 1-12 tahun 0,5-1 mg/kg tiap 4-6 jam bila perlu; maksimal 240 mg sehari
• Efek samping :
Euforia, gatal-gatal, muntah, mual, mengantuk, miosis, penahanan urine, depresi pernafasan
dan jantung, depresi mental, lemah, gugup, insomnia, hipotensi, hipersensitif. Penggunaan
jangka panjang mengakibatkan toleransi ketergantungan. Pada dosis besar menyebabkan kerusakan
hati
ANALGETIK NON-
OPIOID.

Penggunaan Obat Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik


Perifer ini cenderung mampu menghilangkan atau meringankan
rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau
bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Selain itu,
golongan ini juga tidak mengakibatkan efek kecanduan pada
penggunanya.
Analgetik Non-Opioid

PARACETAMOL

• Digunakan untuk nyeri ringan


• Merupakan derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat sebagai antipiretik/analgesik
• Dosis pemberian :
Dewasa : 3-4 kali sehari 1-2 tablet.
Anak-anak : 3-4 kali sehari ½-1 tablet
• Efek samping : Reaksi kulit, darah, & reaksi alergi lain
• Mekanisme Kerja Parasetamol

Bekerja secara non selektif dengan menghambat enzim siklooksigenase (cox-1 dan cox-2).
Ketika cox-2 dihambat akan menyebabkan menurunnya produksi prostaglandin. Prostaglandin
merupakan mediator nyeri, demam dan anti inflamasi. Sehingga apabila parasetamol
menghambat prostaglandin menyebabkan menurunnya rasa nyeri.
Analgetik Non-Opioid

ASPIRIN

• Memiliki aktivitas analgetik, antipiretik, dan anti inflamasi


• Dosis pemberian :
Dewasa : 325-650 diberikan secara oral tiap 3 atau 4 jam
Anak :15-20 mg/kg BB diberikan 4-6 jam dengan dosis total tidak melebihi 3,6 g per hari
• Efek samping : mencegah pembekuan darah, iritasi mukosa lambung, alergi, meningkatkan resiko
pendarahan post-partum
• Mekanisme Kerja Aspirin

Mekanisme kerja aspirin terutama adalah penghambatan sintesis prostaglandinE2 dan tromboksan
A2. Akibat penghambatan ini, maka ada tiga aksi utama dari aspirin, yaitu:
(1) antiinflamasi, karena penurunan sintesisprostaglandin proinflamasi
(2) analgesik, karena penurunan prostaglandin E2akan menyebabkan penurunan sensitisasi akhiran
saraf nosiseptif terhadap mediator pro inflamasi
(3) antipiretik, karena penurunan prostaglandin E2 yang bertanggungjawab terhadap peningkatan
set point pengaturan suhu di hipotalamus
Analgetik Non-Opioid

ASAM MEFENAMAT
• Asam mefenamat merupakan kelompok anti inflamasi non steroid (AINS), yang bekerja dengan cara
menghambat sintesa prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan menghambat enzym siklooksigenase
sehingga mempunyai efek analgesic, anti inflamasi dan antipiretik
• Diberikan melalui mulut (per oral), sebaiknya sewaktu makan.
Dewasa dan anak >14 tahun : 
Dosis awal yang dianjurkan 500 mg, kemudian dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam, sesuai dengan
kebutuhan.
• Efek samping : mual, muntah, diare, dan rasa sakit pada abdominal, leukopenia, trombocytopenia, rasa
mengantuk, pusing, penglihatan kabur dan insomnia.
Analgetik Non-Opioid

NATRIUM DICLOFENAC

• Natrium Diclofenac merupakan bagian dari obat non-steroid yang memiliki fungsi sebagai anti-
reumatik, anti inflamasi dan anti piretik.
• Dosis harian yang direkomendasikan berkisar antara 100-150 mg pada kasus yang lebih ringan dan
juga pada kasus yang membutuhkan terapi jangka panjang, dosis 75-100 mg per hari
• Dosis pada anak dan dewasa muda 0,5-2 mg/kg/hari. Dibagi menjadi 2 sampai 3 kali pemberian
tergantung dari beratnya penyakit. Dosis maksimal 150 mg
• Efek samping : diare, dispepsia, nyeri gastrointestinal, nausea, sakit kepala, pusing, mengantuk,
berkeringat.
Analgetik Non-Opioid

IBUPROFEN

• Ibuprofen diindikasikan sebagai analgesik dan antipiretik. Secara umum, obat ini digunakan
untuk mengurangi sakit otot, nyeri haid, selesma, flu dan sakit selepas pembedahan.
• Efek samping : Mual dan muntah, perut kembung, nyeri ulu hati, gangguan pencernaan,
diare atau konstipasi, sakit kepala, tukak lambung, muntah darah, tinja berwarna hitam atau
disertai darah
• Dosis Ibuprofen
Usia Takaran Frekuensi per hari

>12 tahun 200-400 mg 3-4 kali

10-12 tahun 300 mg atau 15 ml 3 kali

7-10 tahun 200 mg atau 10 ml 3 kali

4-7 tahun 150 mg atau 7,5 ml 3 kali

1-4 tahun 100 mg atau 5 ml 3 kali

6-12 bulan 50 mg atau 2,5 ml 3-4 kali

3-6 bulan 50 mg atau 2,5 ml 3 kali


Mekanisme Kerja Ibuprofen

• Aktivitas analgesik (penahan rasa sakit). Ibuprofen bekerja dengan cara menghentikan
Enzin siklooksigenase yang berimbas pada terhambatnya pula sintesis prostaglandin yaitu
suatu zat yang bekerja pada ujung-ujung saraf yang sakit.
• Aktivitas antipiretik (penurun panas). Ibuprofen bekerja di hipotalamus dengan
meningkatkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) dan aliran darah piretik.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai