Pembimbing :
Disusun oleh:
dr. Mutiara Sandia Oktoviana
PRESENTASI KASUS
• Identitas pasien
Nama : An. R
Umur : 7 Tahun 5 bulan
Jenis Kelamin : Laki – laki
Alamat : Legok Kalong, Karanganyar
NO.RM ;169990
Tanggal masuk : 10 Januari 2019
Tanggal pemeriksaan :10 Januari 2019
Anamnesis
Keluhan utama
• Demam sejak 4 hari SMRS
Demam berdarah
Demam
dengue
Chikungunya
Demam
tifoid
Rencana Terapi
Infus RL 160 cc/jam = 5cc/kgbb/jam
TTV membaik lanjut 3 cc/kggb= 96
cc/jam
Injeksi ranitidin 2x 4 mg
Keempat serotipe
ditemukan di Indonesia
dengan DEN-3 merupakan
serotipe terbanyak.
KLASIFIKASI
DD/DBD DERAJAT GEJALA DAN TANDA LABORATORIUM
DD Demam yang disertai dengan salah satu : • Leukopenia (< 5000 sel/mm3)
•Sakit kepala • Trombositopenia (hitung
platelet < 150.000 sel/mm3)
•Nyeri retroorbital • Peningkatan hematokrit(5-
•Mialgia
10%)
•Atralgia/nyeri tulang • Tidak ada bukti kebocoran
•Ruam kulit plasma
•Manifestasi perdarahan
•Tidak ada bukti kebocoran plasma
DHF I Demam dan manifestasi perdarahan (uji Trombositopenia (hitung platelet <
torniquet positif) serta 100.000 sel/mm3) ; Peningkatan
Adanya bukti kebocoran plasma hematokrit > 20%
DHF II Seperti pada derajat I ditambah Trombositopenia (hitung platelet <
perdarahan spontan 100.000 sel/mm3) ; Peningkatan
hematokrit > 20%
DHF III Seperti pada derajat I dan II ditambah Trombositopenia (hitung platelet <
kegagalan sirkulasi 100.000 sel/mm3) ; Peningkatan
(nadi lemah, tekanan darah menyempit [< hematokrit > 20%
20 mmHg), hipotensi, gelisah
DHF IV Seperti pada derajat III ditambah syok Trombositopenia (hitung platelet <
yang nyata dimana tekanan darah dan 100.000 sel/mm3) ; Peningkatan
nadi tidak dapat terdeteksi hematokrit > 20%
Manifestasi klinis dan patofisiologi
Krietria Diagnosis
WHO 2011
DIAGNOSIS BANDING
Beberapa • Influenza
panyakit infeksi • Cikungunya
maupun non- • Infeksi primer HIV
infeksi memiliki • SARS
gejala mirip
• Malaria
demam
dengue • Demam tifoid
maupun severe • Hepatitis
dengue. • Leptospirosis
PENATALAKSANAAN
• Anak dirawat di rumah sakit
• Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air tajin, air
sirup, susu, untuk mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran
plasma, demam, muntah/diare.
• Berikan parasetamol bila demam. Jangan berikan asetosal atau
ibuprofen karena obat-obatan ini dapat merangsang terjadinya
perdarahan.
• Berikan infus sesuai dengan dehidrasi sedang:
• Berikan hanya larutan isotonik seperti Ringer laktat/asetat
• Kebutuhan cairan parenteral
• Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
• Berat badan 15-40 kg : 5 ml/kgBB/jam
• Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
PENATALAKSANAAN 2
Tabel 10. Kecepatan pemberian cairan intravena pada dewasa dan anak-anak
Kondisi Kecepatan pada anak Kecepatan pada dewasa
(ml/kg/jam) (ml/jam)
Setengah dari kebutuhan pemeliharaan (M/2) 1,5 40-50
Pemeliharaan (M) 3 80-100
M + 5% defisit 5 100-120
M + 7% defisit 7 120-150
M + 10% defisit 10 300-500
• Penanganan Pasien dengan Warning Sign
Pasien dapat dipulangkan ke rumah dalam waktu 8 sampai 24 jam jika
menunjukkan repon pemulihan yang cepat dan tidak dalam fase kritis
(platelet > 100 000 sel / mm3)
• Manajemen DBD derajat I, II (kasus non-syok)
Secara umum, masukan cairan (oral + IV) bertujuan untuk
pemeliharaan (untuk sehari) + 5% defisit (oral dan cairan IV bersama-
sama), yang diberikan dalam 48 jam. Pada pasien non-syok, jmlah
cairan ini akan diberikan dalam 48 jam pertama. Kecepatan pemberian
cairan IV harus disesuaikan dengan tingkat kehilangan plasma , dan
disesuaikan dengan kondisi klinis, tanda-tanda vital, produksi urin dan
nilai hematokrit .
• Manajemen syok : DBD derajat III
Sebagian besar kasus SSD akan memberikan respon terhadap
pemberian cairan 10 ml/kg (pada anak-anak) atau 300-500 ml (pada
orang dewasa) dalam 1 jam atau bila perlu secara bolus.
Manajemen Syok : DBD derajat IV
• .10 ml/kg cairan bolus harus diberikan secepat mungkindihabiskan dalam
waktu 10 sampai 15 menit.
• Jika tekanan darah berhasil diperbaiki, cairan intravena lebih lanjut dapat
diberikan sebagaimana penanganan pada derajat III.
• Jika syok tidak tertangani setelah pemberian 10 ml/kg pertama, ulangi bolus
10 ml/kg kedua sementara hasil laboratorium harus dikejar dan dikoreksi
segera mungkin.
• Obat inotropik dapat digunakan untuk menaikkan tekanan darah, jika pemberian
cairan dianggap cukup adekuat
Manajemen perdarahan masif
• 10 ml/kg whole blood atau 5 ml/kg packed red cell dan evaluasi respon
terapi. Pasien mungkin memerlukan pengulangan satu kali atau lebih.
• Pada perdarahan saluran cerna, antagonis H-2 dan penghambat pompa
proton bisa digunakan
PROGNOSIS
Dengue hemorragik
fever grade I
ANALISIS KASUS 2
• Pemberian cairan parenteral
5cc/kgBB/jam x 32kg(berat badan anak)=
160cc/jam
Turunkan jika KU,TTV, dan PF dalam batas
normal 3cc/kggbb = 96cc/jam