Anda di halaman 1dari 19

Spondylosis Lumbalis

Disusun Oleh :
d r. W i w i e k L i b ra n i S o e r ye

Pe m b i m b i n g :
d r. M a r i a U l fa
Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Usia : 73 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Kedungwuni
Pekerjaan : Pensiunan
Tanggal masuk : 25 Juni 2019
No. RM : 323573
Anamnesa
Dilakukan secara autoanamnesis.
Lokasi : Bangsal Edelweis RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan
Tanggal/Waktu : 25 Juni 2019
Keluhan Utama : Nyeri pinggang bawah
Riwayat Penyakit Sekarang

Nyeri dirasakan
Nyeri bertambah jika
menjalar ke kaki
pasien duduk lama &
Pasien datang sebelah kiri. Nyeri Pasien mengaku
berkurang dengan
dengan keluhan terutama dirasakan pernah jatuh
obat penghilang
nyeri pinggang saat pasien dengan posisi
nyeri. Keluhan seperti
bawah sejak ± 5 hari mengubah posisi dari duduk saat masih
ini sudah pasien
SMRS berbaring ke duduk, muda.
rasakan sejak ± 1
hilang timbul seperti
tahun yang lalu
ditusuk-tusuk
Riwayat Penyakit
RPD RPK
• Pasien pernah mengalami keluhan • Riwayat terdapat keluhan yang sama
seperti ini sebelumnya dengan pasien disangkal
• Pasien pernah mengalami jatuh • Riwayat asma disangkal
terduduk sebelumnya • Riwayat diabetes mellitus disangkal
• Pasien tidak mempunyai riwayat asma • Riwayat hipertensi disangkal
• Pasien tidak mempunyai riwayat • Riwayat alergi disangkal
diabetes mellitus
• Pasien tidak mempunyai riwayat
hipertensi
• Pasien tidak mempunyai riwayat alergi
• Pasien tidak mempunyai riwayat
menderita penyakit keganasan
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum Status Generalis
Kesan sakit : TSS Dalam batas normal
Kesadaran : CM
Status Neurologis
Tanda Vital Dalam batas normal
TD : 110/70
Nadi : 88 x/menit
Respirasi: 20 x/menit
Suhu : 36,9oC
Pemeriksaan Penunjang
Tgl 25/06/2019 Jenis Hasil Nilai normal Rontgen vertebrae
pemeriksaan lumbosacral AP/LAT
Hemoglobin 13,7 g/dl 11,7 – 15,5 g/dl

Hematokrit 35 % 35 – 47 %

Leukosit 9.800 /uL 3.600 – 11.000 /uL

Trombosit 241.000 /uL 150.000 – 440.000


/uL
SGOT 27,3 u/L < 35 u/L

SGPT 32 u/L 0 – 35 u/L

Ureum 17,20 mg/dl 17 – 43 mg/dl

Kreatinin 1,00 mg/dl 0,60 – 1,20 mg/dl

GDS 100 < 200

Asam Urat 8.6 mg/dl 2 – 7 mg/dl

Cholesterol 123 mg/dl < 225 mg/dl Kesan : spondylosis lumbalis


Trigliserida 447 mg/dl < 200 mg/dl
Diagnosis
Klinis : Low Back Pain
Topis : Corpus vertebralis setinggi segmen L1-L4
Etiologis : Spondylosis Lumbalis
Diagnosis Banding : Spondylolisthesis
Usulan
Terapi Prognosis
Pemeriksaan
• CT Scan • IVFD RL 20 tpm • Quo ad vitam : dubia
• MRI • Inj. Ranitidine 2x50 ad Bonam
mg • Quo ad functionam
• Inj. Ketorolac 2x30 mg : dubia ad
• Eperison 2x50 mg Bonam
• Meloxicam 2x15 mg • Quo ad sanactionam
: dubia ad
• Magalat 2x1
Bonam
Definisi

Spondilosis dapat diartikan perubahan


Spondylosis pada sendi tulang belakang dengan ciri
Spondilo yang khas bertambahnya degenerasi diskus
Spondylosis berarti tulang intervertebralis yang diikuti perubahan
Lumbalis belakang pada tulang dan jaringan lunak, atau
dapat berarti pertumbuhan berlebihan
dari tulang (osteofit)
Faktor
usia

Stres akibat
Adaptasi
fungsional Etiologi aktivitas
dan
pekerjaan

Peran
herediter
Anamnesis &
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Fisik

• nyeri pada bagian tulang • Pemeriksaan laboratorium


belakang , bertambah dengan • Foto polos tulang vertebrae
pergerakan & biasanya berkurang • CT Scan tulang belakang
dengan istirahat
• MRI spine
• nyeri tungkai bawah & kadang-
kadang terdapat inkontinensia
urin
Viscerogenic

Vasculogenic
Osseus lesions
Diagnosis
Spondylogenic
Banding
Soft tissue
lesions
Neurogenic

psikogenic
Tatalaksana
• olahraga, pemakaian penyokong lumbal,
Terapi Fisik traksi, terapi pijat dan chiropractic

• OAINS) sesuai dengan berat rasa nyeri yang


Medikamentosa dirasakan

• Dekompresi kanalis spinalis


Terapi • Dekompresi selektif akar saraf
Pembedahan • Dekompesi dan stabilisasi
Pembahasan
Seorang laki-laki berusia 73 tahun, datang dengan keluhan nyeri pinggang bawah sejak ± 5 hari
SMRS. Nyeri dirasakan menjalar ke kaki sebelah kiri. Nyeri terutama dirasakan saat pasien
mengubah posisi dari berbaring ke duduk. Nyeri hilang timbul seperti ditusuk-tusuk. Nyeri
bertambah jika pasien duduk lama dan berkurang dengan obat penghilan nyeri. Keluhan seperti
ini sudah pasien rasakan sejak ± 1 tahun yang lalu, namun nyeri dirasakan hilang timbul dan
tidak terlalu memberat seperti saat ini. Pasien mengaku pernah jatuh dengan posisi duduk saat
masih muda.

Kelemahan pada ekstremitas disangkal oleh pasien. Rasa kebas dan panas pada tungkai juga
disangkal oleh pasien. Pasien tidak pernah menderita penyakit keganasan sebelumnya.
Keadaan Umum Status Generalis
Kesan sakit : TSS Dalam batas normal
Kesadaran : CM
Status Neurologis
Tanda Vital Dalam batas normal
TD : 110/70
Nadi : 88 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,9oC
Tgl 25/06/2019 Jenis Hasil Nilai normal Rontgen vertebrae
pemeriksaan lumbosacral AP/LAT
Hemoglobin 13,7 g/dl 11,7 – 15,5 g/dl

Hematokrit 35 % 35 – 47 %

Leukosit 9.800 /uL 3.600 – 11.000 /uL

Trombosit 241.000 /uL 150.000 – 440.000


/uL
SGOT 27,3 u/L < 35 u/L

SGPT 32 u/L 0 – 35 u/L

Ureum 17,20 mg/dl 17 – 43 mg/dl

Kreatinin 1,00 mg/dl 0,60 – 1,20 mg/dl

GDS 100 < 200

Asam Urat 8.6 mg/dl 2 – 7 mg/dl

Cholesterol 123 mg/dl < 225 mg/dl Kesan : spondylosis lumbalis


Trigliserida 447 mg/dl < 200 mg/dl
Pemeriksaan yang paling spesifik pada spondylosis lumbalis adalah pemeriksaan foto polos tulang
vertebra (cervical, torakal, lumbal, sakrum) dengan arah AP/LAT dan oblique yang berguna untuk
menunjukkan spondilosis (osteofit), spondilolistesis. Pada foto polos juga bisa menunjukkan bone
spurs pada corpus vertebra, penebalan pada facet joint dan penyempitan pada diskus
intervertebralis. Namun, dengan CT scan tulang belakang dapat terlihat lebih detail dan bisa
mendiagnosis penyempitan dari kanalis spinalis (stenosis spinalis) jika ada. CT adalah metode terbaik
untuk mengevaluasi osseus (tulang). Adapun MRI, lebih canggih daripada CT scan dalam visualisasi
struktur non osseus dan saat ini merupakan metode terbaik untuk memvisualisasi isi kanalis spinalis.

Pada pasien ini sudah dilakukan pemeriksaan foto polos tulang vertebra. Dari hasil anamnesis dan
pemeriksaan fisik juga dapat mendukung keadaan klinis pada pasien.

Penatalaksanaan pasien tersebut sudah sesuai dengan indikasi penyakitnya, baik penanganan dan
terapi pada spondylosis lumbalis. Prognosa pasien secara umum dubia ad bonam.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai