Sekarang
• >100 wilayah
endemik
Tahun 1970 • Afrika, Amerika,
Mediterania, Asia
• Terjadi di 9 Negara Tenggara, Pasifik
Barat
Menurut WHO
tahun 1954
terjadi di
Filipina
- Daerah endemis
DBD dan
Faktor Menurut Data dan Nusa Tenggara Barat
mengalami
- Lingkungan informasi profil sendiri jumlah
epidemik sekali
dengan kesehatan Indonesia penduduk yang
dalam 4-5 tahun.
banyaknya pada tahun 2016 menderita demam
- Banyak
genangan air jumlah penduduk berdarah dengue
ditemukan di
bersih yang menderita sekitar 2.585
daerah tropis
- Mobilitas demam berdarah incidence rate per
dan subtropis
penduduk yang dengue sekitar 100.000 penduduk
- Pertama kali di
tinggi 201.885 dengan didapatkan 52,80
Surabaya tahun
- Transportasi incidence rate per dengan jumlah kasus
1968 dimana
antar daerah 100.000 penduduk meninggal 24 case
sebanyak 58
- Tidak ada didapatkan 77,96, fatality rate sebesar
orang terinfeksi
kontrol vektor jumlah kasus 0,93 %.
dan 24 orang
nyamuk yang meninggal 1.585
meninggal dunia
efektif didaerah dengan case fatality
endemis rate sebesar 0,77%,
Etiologi
Kompleks virus-antibodi
Aktivasi komplemen
Anafilatoksin (C3a,C5a)
Syok
Anoksia Asidosis
Meninggal
Secondary heterelogous dengue infection.
Apabila ditemukan gejala demam ditambah dengan adanya dua atau lebih tanda dan
gejala lain, diagnosis klinis demam dengue dapat ditegakkan
Demam 2-7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus-menerus,
Manifestasi perdarahan baik yang spontan seperti ptekie, purpura, ekimosis, epitaksis,
perdarahan gusi, hematemesis, dan atau melena maupun berupa uji torniquet yang
positif
Nyeri kepala, mialgia, atralgia, nyeri retroorbital
Dijumpai kasus demam berdarah dengue baik di lingkungan sekolah, rumah atau di
sekitar rumah
Hepatomegali
Terdapat kebocoran plasma yang ditandai dengan salah satu tanda dan gejala:
peningkatan nilai hematokrit >20% dari pemeriksaan awal atau dari data populasi
menurut umur, ditemukan adanya efusi pleura, asites,hipoalbuminemia,
hipoproteinemia
Trombositopenia <100.000/mm3
Demam disertai dengan dua atau lebih manifestasi klinis, ditambah bukti perembesan plasma
dan trombositopenia cukup untuk menegakkan diagnosis DBD.
Memenuhi kriteria DBD Syok dekompensasi
Ditemukan tanda dan gejala syok - Takikardia
hipovolemik baik yang terkompensasi -Hipotensi (sistolik dan diastolik menurun
maupun yang dekompensasi
-Nadi cepat dan kecil
Syok terkompensasi
-Pernapasan kusmaull atau hiperpne
Takikardia -Sianosis
Takipnea -Kulit lembab dan dingin
Tekanan darah (perbedaan antara -Profound shock : nadi tidak teraba dan tekanan
sistolik dan diastolik )<20 mmHg darah tidak terukur
Waktu pengisian kapiler (capillary refill
time/CRT)>2 detik
Akral dingin
Produksi urin menurun <iml/kgBB/jam
Gelisah
Kelebihan cairan
Memenuhi kriteria DD atau DBD baik disertai
Gangguan elektrolit
syok maupun tidak, dengan manifestasi klinis
komplikasi infeksi virus dengue atau dengan Enselopati
manifestasi klinis yang tidak biasa, seperti Ensefalitis
tanda dan gejala
Perdarahan hebat
Gagal ginjal akut
Haemolytic uremic syndrome
Gangguan jantung: gangguan
konduksi, miokarditis,
perikarditis
Infeksi ganda
Nama Lengkap : A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : 31 Desember 2003
Berat Badan : 38 kg
Tinggi Badan : 140 cm
Alamat : Sai Soro Mandi, Bima
Tanggal Pemeriksaan : 13 Juli 2018
No. RM : 60-63-37
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke IGD RSUP NTB dengan keluhan
keluar darah dari hidung yang terus menerus. Perdarahan pada hidungnya
pertama kali terjadi pada pukul 05.00 pagi tanggal 11-07-2018, dan perkiraan
darah yang sudah keluar sekitar setengah gelas. Riwayat trauma wajah disangkal
oleh pasien.
Sebelumnya pasien mengeluhkan demam sejak 6 hari yang lalu demam yang
dirasakan bersifat naik turun, pasien merasakan demam pada pagi dan siang hari
tetapi akan terasa tidak demam ketika malam hari.
Selain itu pasien juga mengeluhkan mual dan muntah dihari ke 3 demam, residu
muntahan yang keluar adalah cairan berwarna putih tanpa disertai darah dan
lendir, pasien mengeluhkan nyeri pada seluruh badan, nyeri pada seluruh badan
timbul bersamaan dengan keluarnya darah dari hidung pasien.
Pasien sempat dirawat 4 hari dirumah sakit Harapan Keluarga, Pada saat datang
pertama kali ke rumah sakit Harapan Keluarga pasien berencana memeriksakan
diri karena keluhan demam dan keadaan rambut kepala, alis dan bulu matanya
yang rontok kepada dokter spesialis kulit. Sehingga pasien direncanakan untuk
dilakukan pemeriksaan darah lengkap. Hasil pemeriksaan darah lengkap pasien
terdapat trombositopenia sehingga pasien diharuskan untuk di rawat di rumah
sakit untuk mendapatkan pengobatan. Setelah 4 hari perawatan pasien meminta
pulang paksa dengan kondisi yang belum stabil.
Riwayat keluhan demam dan mimisan seperti sekarang disangkal. Riwayat
penyakit kulit scabies pernah dialami pasien ketika pasien berada di pondok
pesantren saat pasien usia 14 tahun
Pada keluarga terdapat anggota keluarga yang mempunyai keluhan serupa yaitu
adik pasien, adik pasien berusia 6 tahun di rawat di RSUD Bima dengan diagnosis
DHF. Adik pasien keluar dari RS 6 hari sebelum pasien mengeluhkan kondisi
pasien saat ini
Ibu pasien melakukan ANC hanya 2-3 kali selama hamil dan tidak pernah
melakukan usg selama hamil.
Pasien lahir dirumah secara spontan pervaginam ditolong oleh seorang dukun
beranak. Berat badan lahir dan panjang badan lahir tidak diketahui.
Ayah dan ibu pasien bekerja sebagai petani dengan penghasilan <1.000.000/
bulan (tergantung musim dan kondisi cuaca) keluarga tinggal bersama ibu ayah
dan anak-anak dirumah panggung.
Di halaman rumah jarak 3-4 meter terdapat sapi yang di ternak dan tidak memiliki
kandang. Peternakan sapi yang di ternak kurang baik, didepan rumah terdapat got
yang kurang bersih, disamping rumah terdapat sungai yang terhambat alirannya
karena warga membuang sampah di sungai.
Status generalis :
KU: sedang
Kesadaran : kompos mentis
Tanda Vital
Mata: Inspeksi: Konjungtiva anemis (-/-),sklera ikterus (-/-), edema palpebra (-/-) refleks pupil (+/+), isokor. Bulu alis dan
bulu mata rontok (+)
Palpasi: Nyeri tekan (-/-), edema palpebra (-/-).
Hidung Inspeksi: Bentuk normal, rhinorrhea (-), perdarahan (-) mukosa normal, hiperemis Tidak ada darah yang keluar dari
Palpasi : hidung (-)
Ekstremitas
Palpasi: Pengembangan dinding dada simetris (+/+)
Perkusi: Cor redup Atas: Akral hangat (+/+), pucat (-/-), flushing (+/+)
Pulmo sonor
160000
140000
120000
100000
80000
60000
40000
20000
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Trombosit Column1 Column3
50
45
40
35
30
25
20
15
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Hematokrit Column1 Column2
Pasien mengeluhkan keluar darah dari hidung yang terus menerus. Perdarahan
pada hidungnya pertama kali terjadi pada pukul 05.00 pagi tanggal 11-07-2018,
dan perkiraan darah yang sudah keluar sekitar setengah gelas.
Sebelumnya pasien mengeluhkan demam sejak 6 hari yang lalu dan sempat
dirawat 4 hari dirumah sakit Harapan Keluarga dengan diagnosis Demam Berdarah
Dengue.
Mual muntah, nyeri otot juga dirasakan pasien
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pada daerah rambut kepala dan alis
mengalami kerontokan dan didaerah ekstremitas didapatkan flushing, pada
pemeriksaan laboraturium ditemukan trombositopenia, Hematokrit tinggi, SGOT
SGPT meningkat,
1. Diagnosis Banding :
2. Belum / tanpa renjatan :
a. Campak
b. Infeksi bakteri / virus lain (tonsilo faringitis, demam dari
DHF grade 2 kelompok pnyakit exanthem, hepatitis, chikungunya)
DD Alopesia 1. Dengan renjatan
a. Demam tipoid
b. Renjatan septik oleh kuman gram negatif lain
1. Dengan perdarahan
a. Leukemia
b. ITP
c. Anemia Aplastik
1. Dengan kejang
a. Ensefalitis
b. Meningitis
Planning terapi:
Non medikamentosa
Monitor tanda vital
Tranfusi TC apabila trombosit tetap rendah
Medikamentosa
Metilprednisolon 2x ½ ampul
Ranitidin 2x ½ ampul
Estazor 3x 250
IVFD D5 ½ NS 10 tpm
Tanggal S O P
11 Juli 2018 Nyeri perut (+), demam (-), KU: sedang Planning Terapi:
perdarahan gusi dan TD: 110/70 mmHg - Metilprednisolon 2x ½ ampul
hidung (-) HR: 96 x/menit - Ranitidine 2x ½ ampul
RR: 20 x/ menit - Estazor 3x 250 mg
T: 36,6 0C - TC 5 unit
Hasil Laboraturium : Non medikamentosa
Hb: 10,9
Ht : 33 - Cek HDT sebelum tranfusi TC
Leu: 4.710 - Cek DL post transfuse
PLT : 21.000
13 Juli 2018 Nyeri perut (-), demam (-), KU: sedang BPL
perdarahan gusi dan TD: 90/60 mmHg
hidung (-) HR: 90 x/menit
RR: 20x/ menit
T: 36,50C
Flushing (+)
Hasil Laboraturium :
Hb: 11
Ht : 33
Pada keluhan utama pasien ditemukan hidung berdarah,
hidung berdarah disebabkan karena beberapa hal salah
satunya bersifat fisiologis, pada usia anak dibawah 5 tahun
pembuluh darah masih sangat rapuh lapisan tunika intima
dan tunika media masih sangat tipis sehingga sangat
rentan untuk terjadinya pecahnya pembuluh darah, bisa
juga disebabkan oleh trauma, keganasan ataupun infeksi
virus yang dapat menyebabkan epistaksis sebagai tanda
adanya kebocoran plasma
Demam pada pasien dirasakan naik turun dan pada
hari ke 5 pasien merasa pasien sudah tidak
mengeluhkan apapun sehingga meminta untuk pulang
dari rumah sakit harapan keluarga, dan pada hari ke 6
pasien merasakan perdarahan pada hidungnya.
150000
100000
50000
0
1 2 3 4 5 6 7 8