■ Nama : Tn. B
■ Umur : 67 thn
■ Jenis kelamin : Laki-laki
■ Pekerjaan : Petani
■ Agama : Kristen
■ Alamat : Bengkayang
■ No Cm : 500539
■ Tanggal masuk RSUD Abdul Azis : 06 Juli 2019, Pkl. 15.25 WIB
Anamnesa
■ Sejak kurang lebih 3 tahun SMRS, pasien mengeluh mulai timbul benjolan dilipat
paha sebelah kirinya, berbentuk bulat agak lonjong. Benjolan tersebut timbul
terutama saat pasien berjalan jauh dan mengangkat benda-benda berat dan
terutama saat pasien batuk, dan akan hilang bila pasien berbaring.
■ Namun karena benjolan tersebut tidak terasa nyeri, maka didiamkan saja oleh
pasien. Timbulnya benjolan tersebut tanpa disertai demam, mual dan muntah.
■ Walaupun tanpa gejala, benjolan itu mengganggu aktivitas pasien dalam
pekerjaannya sehari –hari. Satu bulan SMRS, pasien mengeluh benjolan semakin
besar, benjolan saat ini sudah berada di dalam kantung zakarnya, benjolan tidak
nyeri. Benjoan dapat dimasukkan kembali.
Riwayat Penyakit Sekarang
■ Tiga hari SMRS, pasien mengeluh bengkak pada kantong zakar kirinya disertai
nyeri. Pasien juga mengeluh mual namun tidak muntah. BAB terakhir tadi pagi
dengan konsistensi lembek, dan keluar sedikit-sedikit. Pasien dapat kentut seperti
biasa. BAK normal.
■ Riwayat BAK : Lancar, warna kuning jernih
■ Riwayat BAB : Sebelum sakit : Lancar, konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan
■ Riwayat makan : porsi cukup, tiga kali sehari.
Riwayat Penyakit Dahulu
Status Generalis
■ Keadaan Umum
Pasien tampak sakit sedang,
■ Kesadaran
Compos mentis; GCS : E = 4, V = 5, M = 6 15
■ Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 130/80 mmHg Nadi : 82x/mnt
Suhu : 36.7 °C RR : 22x/mnt
Head to Toe
■ Kepala ■ Jantung :
Normocephali (I) Ictus cordis tak tampak
■ Leher (Pa) Ictus cordis teraba i.c.s. V,
linea midclavicular
■ Bentuk normal, trakea di tengah, KGB sinistra., kuat angkat
tidak teraba membesar.
(Pe) Redup pada ; batas atas
■ Paru : : i.c.s. II parasternal line sin.
(I) Bentuk normal, tampak batas kanan : midsternal
simetris dalam statis line
dan dinamis,
retraksi (-) batas kiri : i.c.s. V
midclavicula line sin.
(Pa) Stem fremitus kanan kiri
sama kuat (Aus) Bunyi jantung I dan II
reguler murni, murmur
(Pe) Sonor pada kedua lapang (-), gallop (-)
paru
(Aus) Vesikuler, ronchi -/-,
wheezing -/-
Head to Toe
■ Telah diperiksa seorang laki-laki berusia 67 thn, datang dengan keluhan terdapat
benjolan ukuran +20x21cm, konsistensi kenyal,permukaan licin, batas tegas, pada
buah zakar sebelah kiri sejak + 3 tahun SMR, memberat 3 hari SMRS. Benolan
tidak dapat dimasukkan kembali dan terasa nyeri. Mual (+), muntah (-). BAK normal,
Flatus (+), BAB terakhir tadi pagi konsistensi lembek, keluar sedikit-sedikit.
Head to Toe
■ Kepala : dbn
■ Leher : dbn
■ Paru : dbn
■ Jantung : dbn
■ Abdomen : supel (+), BU menurun
■ Genitalia eksterna : Lihat status lokalis
■ Ekstremitas : dbn
Status Lokalis
Inspeksi
■ Pada posisi berdiri dan berbaring
– Tanpa mengedan : tampak skrotum kiri membengkak ,
tidak tampak tanda-tanda radang.
– Mengedan : Tampak benjolan bulat agak lonjong
berukuran 20cmx21cm di skrotum kiri
Palpasi
■ Teraba benjolan pada skrotum kiri ukuran 20cmx21cm ,
konsistensi kenyal, tidak dapat didorong masuk kembali dengan
jari, permukaan licin,batas tegas, nyeri tekan (+).
■ KGB tidak teraba membesar
■ Transluminasi (-)
Auskultasi
■ BU (+), menurun
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium 10/07/2011
Haematologi Rutin :
■ Leukosit : 12.180 mm3
Berdasarkan penemunya
■ Hernia Richter : Hernia yang
isinya hanya sebagian dinding usus.
■ Hernia Littre : Hernia yang isinya
divertikulum Meckel
■ Hernia Spigelian : Hernia yang
muncul melalui tempat lemah
diantara tepi lateral m.Rectus
Abdominalis dengan Linea
semisirkularis.
HERNIA INGUINALIS
Anatomi
■ Pada laki-laki
– Terbanyak pada neonatus (2 mgg pertama) dan usia 12 thn.
– Dewasa muda (18-30 thn)
– Usia 50-70 thn, karena otot-otot dinding perut sudah lemah. Pada usia tua ini
yang paling banyak terjadi adalah hernia inguinalis medialis.
■ Pada wanita
– Terutama pada neonatus dan usia 1-2 thn.
– Usia tua, lebih banyak jenis hernia femoralis. Hernia inguinalis lateralis pada
wanita disebut hernia labialis.
Hernia Inguinalis Lateralis / Indirek
■ penonjolan berada disebelah lateral
vasa epigastrika inferior
■ tidak langsung keluar ke annulus
inguinalis eksternus, melainkan
masuk melalui annulus inguinalis
internus -> melalui kanalis
inguinalis, baru keluar melalui
annulus inguinalis eksternus.
■ Umumnya tonjolan berbentuk
lonjong
■ Hernia Inguinalis Medialis / Direk
■ penonjolan berada di sebelah medial vasa
epigastrika inferior.
■ Penonjolan hernia keluar lewat kelemahan dinding
posterior (trigonum Hasselbach).
■ Hampir selalu disebabkan faktor peninggian
tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan
dinding trigonum Hasselbach.
■ Umumnya tonjolan berbentuk bulat, dapat terjadi
bilateral.
■ Jarang mengalami inkarserasi dan strangulasi.
Diagnosa
Finger test
■ Menggunakan jari ke 2 atau jari ke
5
■ Dimasukkan lewat skrortum melalui
anulus eksternus ke kanal inguinal.
– Bila impuls diujung jari berarti
Hernia Inguinalis Lateralis.
– Bila impuls disamping jari
Hernia Inguinnalis Medialis.
Diagnosa – Pemeriksaan Fisik
Ziemen Test
■ Posisi berbaring, bila ada benjolan
masukkan dulu (biasanya oleh penderita).
■ Hernia kanan diperiksa dengan tangan
kanan, begitu juga sebaliknya.
■ Penderita disuruh batuk bila rangsangan
pada :
– jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.
– jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.
– jari ke 4 : Hernia Femoralis.
Diagnosa – Pemeriksaan Fisik
Thumb Test
■ Anulus internus ditekan dengan ibu
jari dan penderita disuruh
mengejan
■ Bila keluar benjolan berarti Hernia
Inguinalis medialis
■ Bila tidak keluar benjolan berarti
Hernia Inguinalis Lateralis.
Tatalaksana Emergency
(Reduksi/Reposisi)
■ Memberikan sedasi yang adekuat dan analgetik untuk mencegah nyeri. Pasien harus istirahat agar
tekanan intraabdominal tidak meningkat.
■ Menurunkan tegangan otot abdomen.
■ Posisikan pasien berbaring terlentang dengan bantal di bawah lutut.
■ Pasien pada posisi Trendelenburg dengan sudut sekitar 15-20° terhadap hernia inguinalis.
■ Kompres dengan kantung dingin selama 20-30 menit untuk mengurangi pembengkakan dan
menimbulkan proses analgesia.
■ Posisikan kaki ipsi lateral dengan rotasi eksterna dan posisi flexi unilateral (seperti kaki kodok)
■ Posisikan dua jari di ujung cincin hernia untuk mencegah penonjolan yang berlanjut selama proses
reduksi
■ Usahakan penekanan yang tetap pada sisi hernia yang bertujuan untu mengembalikan isi hernia ke atas.
■ Konsul ke ahli bedah jika usaha reduksi tidak berhasil dalam 2 kali percobaan
Tatalaksana Emergency
(Reduksi/Reposisi)
■ Reposisi dengan cara bimanual :
tangan kiri pegang isi hernia,
inembentuk corong. Tangan kanan
mendorong ke arah cincin hernia
dengan tekanan lambat narnun
menetap sarnpai terjadi reposisi.
Tatalaksana Operatif
Herniotomy
■ Segera bila terjadi inkarserata atau Dilakukan pembebasan kantong
strangulasi. hernia sampai ke lehernya,
kantong hernia dibuka, isi hernia
■ Prinsip dasar : Herniotomi dan
dibebaskan kalau ada perlekatan,
Hernioplasty
kemudian direposisi. Kantong
hernia dijahit ikat setinggi
mungkin lalu dipotong.
Tatalaksana Operatif
Hernioplasty dan Metodenya
■ Hernia dapat terjepit oleh cincin maka akan terjadi hernia inkarserata atau
strangulasi yang akhirnya menyebabkan obstruksi usus. Isi hernia dapat nekrosis
dan kantong hernia akan berisi transudat berupa cairan serosanguineus.
■ Dapat perforasi dan menyebabkan abses local, fistel, peritonitis.
■ Komplikasi yang dapat terjadi post op adalah cedera n.ilioingunalis, n.iliofemoralis ,
v femoralis dan duktus deferens.
■ Komplikasi dini berupa hematom, luka infeksi, bendungan v. femoralis.
■ Komplikasi jangka panjang berupa atrofi tetis karena lesi a. spermatika.
Kesimpulan