Disusun oleh :
Nama : Monica Dea Rosana
NIM : 2012730063
Pembimbing: dr. Riri Sarisanti, Sp.S, M.Kes FINS
Keluhan Tambahan
Kejang
ANAMNESA
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat BLUD RS Sekarwangi dengan
keluhan tangan dan kaki sebelah kiri tidak bisa digerakkan. Hal ini
sebenarnya sudah dirasakan oleh pasien sejak 3 hari SMRS. Pada
awalnya tangan kiri pasien dirasa pegal, dan tidak lama kemudian pasien
mengalami kejang, saat itu pasien sedang ada di jalan menuju RS di
daerah Bogor karena ingin melakukan cuci darah. Saat kejang pasien
awalnya sadar kemudian tidak sadar, kejang selama 5 menit sebanyak
2x dalam sehari, kejang diawali bagian tubuh sebelah kiri saat itu pasien
masih sadar, lalu pasien menjadi tidak sadarkan diri, kemudian kejang
diikuti seluruh tubuh dalam keadaan pasien tidak sadar, namun setelah
kejang pasien langsung sadar, kemudian pasien merasakan bagian tubuh
kirinya terasa lemas dan tidak bisa digerakkan.
ANAMNESA
Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya belum pernah merasakan keluhan yang seperti ini
Pasien memiliki riwayat CKD sejak 6 bulan SMRS dan masih
melakukan Hemodialisa sampai sekarang rutin 2x seminggu
Riwayat Hipertensi (+)
Riwayat kejang sebelumnya (-)
Riwayat Stroke (-)
Riwayat Trauma (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat Penyakit Jantung (-)
ANAMNESA
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengaku tidak ada keluarga yang mengalami hal yang
serupa dengan pasien. Riwayat darah tinggi (+) ibu dan adek
pasien.
DM (-) Penyakit jantung (-)
Riwayat Alergi
Riwayat Psikososial
Merokok (-) 1 bungkus per hari
Kopi (-), Alkohol (-)
Sebelumnya Os aktif bekerja
PEMERIKSAAN FISIK
PEMFIS
KEADAAN UMUM
Kesadaran : Compos mentis E4V5M6
Kesan sakit : Kesan sakit sedang
Tanda vital : Tekanan darah : 150/90
mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 18 x/menit
Suhu : 36,7oC
STATUS GENERALIS
STATUS GENERALIS
Kulit : Warna kulit sawo matang, tidak ikterik, tidak sianosis, turgor
kulit cukup, capilary refill kurang dari 2 detik dan teraba hangat.
Kepala : Normosefali, rambut berwarna hitam distribusi merata
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), RCL
+/+, RCTL +/+, pupil isokor 3mm/3mm
Hidung: Deformitas (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-),
deviasi septum (-), sekret (-/-)
Telinga: Normotia (+/+), nyeri tekan (-/-), nyeri tarik (-/-
), sekret (-/-)
Mulut : Sudur bibir kanan turun, kering (-), sianosis (-),
lidah sedikit mencong ke kanan
Tenggorokan: Trismus (-); arkus faring simetris, hiperemis
(-); uvula di tengah
Pemeriksaan Leher
Inspeksi : Tidak terdapat tanda trauma maupun massa
Palpasi : Tidak terdapat pembesaran KGB maupun kelenjar tiroid, tidak
terdapat deviasi trakea
Pemeriksaan Thorax
Jantung
Inspeksi : Tampak iktus kordis 2cm di bawah papilla mamae sinistra
Palpasi : Iktus kordis teraba kuat 2cm di bawah papilla mamae
sinistra
Perkusi :
Batas atas kiri : ICS II garis parasternal sinsitra dengan bunyi redup
Batas atas kanan : ICS II garis parasternal dekstra dengan bunyi redup
Batas bawah kiri : ICS V 1cm medial garis midklavikula sinistra dengan
bunyi redup
Batas bawah kanan : ICS IV garis parasternal dekstra dengan bunyi redup
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Perut datar, massa (-), pulsasi abnormal (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen
Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Pemeriksaan Ekstremitas
Tidak terdapat jejas, bekas trauma, massa, dan sianosis (-/-)
Akral hangat (+/+), edem (-/-) ekstremitas atas dan ekstremitas bawah
dextra
STATUS NEUROLOGIS
Rangsangan Meningeal
Kanan Kiri
Kaku kuduk -
Brudzinski I - -
Lasegue >70 >70
Kernig >135 >135
Brudzinski II - -
Brudzinski III - -
Brudzinski IV - -
Pemeriksaan Nervus Cranial
Dextra Sinistra
Ptosis - -
Gerakan Bola Mata
Baik Baik
Medial
Baik Baik
Atas
Baik Baik
Bawah
Refleks Cahaya
+ +
Langsung
Refleks Cahaya Tidak
+ +
Langsung
Strabismus - -
Diplopia - -
Nervus Trokhlearis (N-IV)
Kanan Kiri
Gerakan Mata Medial Bawah Baik Baik
Refleks menelan : +
Refleks batuk : +
Perasat lidah (1/3 anterior) : Normal
Refleks muntah : Tidak Dilakukan Pemeriksaan.
Posisi uvula : Normal; Deviasi ( - )
Posisi arkus faring : Simetris
Nervus Assesorius (N-XI)
Kanan Kiri
Memalingkan + +
kepala
Mengangkat bahu + -
Tremor lidah -
Dextra Sinistra
Rasa Raba
- Ekstremitas Atas + +
- Ekstremitas Bawah + +
Rasa Nyeri
- Ekstremitas Atas + +
- Ekstremitas Bawah + +
Rasa Suhu
- Ekstremitas Atas Tidak dilakukan
- Ekstremitas Bawah
Pemeriksaan Refleks
CT Scan
RESUME
Laki-laki 53 tahun datang ke IGD BLUD RS Sekarwangi keluhan
hemiparesis sinistra sejak 3 hari SMRS. Pada awalnya pasien
kejang, saat kejang pasien adar kemudian tidak sadarkan diri.
Kejang diawali bagian tubuh sebelah kiri, pasien masih sadar, lalu
pasien menjadi tidak sadar, kemudian kejang diikuti seluruh tubuh
dalam keadaan pasien tidak sadar. Kejang selama 5 menit
sebanyak 2x sehari. Setelah pasien langsung sadar kemudian
badan sebelah kiri lemas tidak bisa digerakan. GCS 15 (E4 M6 V5).
pemeriksaan status neurologis ditemukan adanya parese N.VII
dan N.XII UMN ke arah sinistra.
DIAGNOSA
Diagnosis Klinis : Hemiparese sinistra, Parese N.VII & N.XII
UMN kearah sinistra, kejang parsial simpleks menjadi kejang parsial
komplek menjadi kejang general tonik klonik
Diagnosis Topik : Suspek lesi pada hemisferium cerebri
dextra
Diagnosis Etiologi : Cerebral Vaskular Disease (CVD)
Diagnosis Patologi : Stroke Non Hemoragik (SNH)
Oklusi
Iskemia
Hipoksia
Na & K influk
Retensi cairan
Oedem serebral
Kelainan jantung
Trombus mural, aritmia jantung, fibrilasi atrium
Kelainan darah
Trombositosis, polisitemia, hiperkoagulasi
Manifestasi Klinis
Kelumpuhan wajah dan anggota badan atau anggota badan
yang timbul mendadak
Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan
Perubahan mendadak status mental (konfusi, delirium, letargi,
stupor atau koma)
Afasia
Disartria
Gangguan penglihatan (hemianopia atau monookuler) atau
diplopia
Ataksia (trunkal atau anggota badan
Vertigo, mual, muntah atau nyeri kepala.
Berdasarkan klinis anamnesis & pemeriksaan
neurologis
Sistem skoring untuk membedakan jenis stroke
1. Algoritma stroke Gajah Mada Penurunan
kesadaran (-), nyeri kepala hebat (-), babinski (-)
2. Skor stroke Sirriraj
CT-scan (gold standar) untuk membedakan infark
dengan perdarahan.
MRI lebih sensitif mendeteksi infark sereberi dini dan
infark batang otak.
Skor stroke Sirriraj
Dimana :
Derajat kesadaran 0 = komposmentis; 1 = somnolen; 2 = sopor.
Muntah 0 = tidak ada; 1 = ada.
Nyeri kepala 0 = tidak ada; 1 = ada.
Ateroma 0 = tidak ada; 1 = salah satu/ lebih (DM, angina,
penyakit pembuluh darah).
Hasil : Skor > 1 : perdarahan intraserebri
Skor < 1 : infark serebri
Skor Gajah
Mada
SH SNH
TIA sebelumnya - - +
Onset Menit-jam 1-2 menit Pelan (jam-hari)
Nyeri kepala Hebat Sangat hebat Ringan/tidak ada kecuali lesi di
batang otak
Hipertensi +++ - ++
Penurunan Kesadaran ++ + +/-
Bisep Trisep
Patella Achilles
Refleks Patologis Extremitas Atas
Tromner Hoffman
Refleks Patologis Extremitas Bawah
Oppenheim Chaddock
Pemeriksaan neurokardiologi
EKG
Pemeriksaan radiologi
Foto toraks
CT-Scan
1. CT Scan
Gold Standar untuk membedakan stroke infark
dengan stroke perdarahan.
Infark gambaran hipodense
Stroke perdarahan gambaran hiperdens
2. MRI
Pemeriksaan ini sangat baik untuk menentukan
adanya lesi di batang otak (sangat sensitif)
Tatalaksana Stroke Akut
Stabilisasi fungsi kardiologis melalui ABC
Posisi kepala dan badan atas 20-30o, infus terpasang,
boleh dimulai bertahap bila hemodinamik stabil
Bebaskan jalan nafas, bila perlu berikan oksigen 1-3
L/menit sampai ada hasil pemeriksaan gas darah
Kandung kemih yang penuh dikosongkan, sebaiknya
dengan kateterisasi intermiten
Penatalaksanaan tekanan darah dilakukan secara khusus
Hiperglikemia atau hipoglikemia harus segera dikoreksi
Suhu tubuh harus dipertahankan normal
Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan
PENATALAKSANAAN
Antikoagulan
Aspirin
Anti-oedema otak
Gliserol 10% per infuse 1gr/kgBB/hari selama 6 jam atau dapat
diganti dengan manitol 10%.
Neuroprotektif
Citikolin
PENATALAKSANAAN
(aspirin).
Tatalaksana
Rehabilitasi
Rehabilitasi pasca-stroke adalah suatu upaya
rehabilitasi stroke terpadu yang melibatkan berbagai
disiplin ilmu kedokteran dan merupakan kumpulan
program, termasuk pelatihan, penggunaan modalitas
alat, dan obat-obatan.
Pencegahan
Mengatur pola makan yang sehat
Melakukan olah raga yang teratur
Menghentikan rokok
Menghindari minum alkohol dan penyalahgunaan
obat
Memelihara berat badan
Pemakaian kontrasepsi oral
Penanganan stres dan istirahat yang cukup
Pemeriksaah kesehatan teratur
PROGNOSIS
dipengaruhi oleh beberapa faktor :
Tingkat kesadaran
Usia
Jenis kelamin
Penyakit lain
TERIMA KASIH