PNEUMOTHORAX SPONTAN
C SEKUNDER ET
CAUSA TUBERCULOSIS PARU
DISUSUN OLEH :
AGUSTIAN WAHYUNINGRAT DARMI, S.KED
196100802001
Pembimbing :
dr. MUAL B. E. PARHUSIP, Sp.P
PENDAHULUAN
Spontan Primer
Pneumothorax dikarakteristikan dengan
Pneumothorax Spontan Sekunder
dyspnea dan nyeri dada yang berasal dari
paru dan dinding dada -> gangguan
Traumatik respirasi normal
Iatrogenik
Di US :
Pda perokok berat terjadi
PSP terjadi pada usia Laki-laki 7/100.000
peningkatan 102 kali
20-30 tahun Perempuan 1/100.000
lebih tinggi
(rasio 3:1)
• Pasien datang dengan keluhan sesak napas yang memberat sejak 3 hari
SMRS. Sesak napas telah dialami pasien sejak 1 bulan SMRS.
• Sesak napas terus-menerus, semakin lama semakin memberat
• Sesak tidak dipengaruhi aktivtias ataupun posisi
• Riwayat trauma disangkal
• Pasien mengalami batuk sejak 1 bulan SMRS, batuk kering, darah (-)
• Demam (-), Nyeri dada (-), Diare (-), bengkak pada kaki (-), rasa kebas pada kaki
(-), keringat malam (-),
• Nafus makan baik. BAK dan BAB normal
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Riwayat Operasi (+) soft tissue tumor mammae pada dada kiri pasien,
pasien mengaku operasi 3 tahun yang lalu di seruyan. Nyeri luka bekas
operasi (-)
• Riwayat asma (-)
• Riwayat Hipertensi (-)
• Riwayat diabetes melitus (-)
• Riwayat Alergi Obat (-)
• Riwayat Alergi Makanan (-)
• Riwayat penyakit jantung (-)
• Riwayat penyakit paru sebelumnya (-)
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Riwayat TB tulang (+) pada saudara pasien, pasien jarang bertemu dan tidak
tinggal serumah dengan pasien ataupun orang yang sering kontak dengan
saudaranya yang mengalami TB tulang. Saat ini saudara pasien masih dalam
pengobatan TB tulang.
Pasien saat ini bekerja menjadi penambang emas, pasien dapat makan,
tinggal dan tidur dengan temannya dalam 1 pos yang terdiri dari 7 orang,
pos yang ditempati sempit dan tidur saling berdekatan.
c) Tanda Vital
Tekanan darah :110/80 mmHg
o Berat Badan : 45 Kg
Mata : Konjungtiva anemis (-), Sklera Ikterik (-), Refleks pupil direk (+/+). Refleks pupil indirek (+/+), edema palperbra (-)
Hidung : bentuk normal, epistaksis (-), secret (-), pernapsan cuping hidung (-)
Mulut : bentuk normal, bibir lembab, sianosis (-), pucat (-), gusi tidak berdarah, tidak ada pembengkakan
Jantung
Inspeksi : ictus cordis terlihat pada ICS V linea midclavicularis sinistra
Palpasi : Ictus Cordis teraba pada ICS V linea midclavicularis sinistra, Thrill tidak ada
Perkusi
Perkusi
Timpani pada 9 regio abdomen
Ascites (-)
Palpasi
Ballotement (-)
Ekstremitas
Dextra Sinistra
Atas Akral hangat, CTR <2”, Edema (-), Akral hangat, CTR <2”, Edema (-),
Sianosis (-), tidak ada jari tabuh Sianosis (-), tidak ada jari tabuh
Bawah Akral hangat, CTR <2”, Edema (-), Akral hangat, CTR <2”, Edema (-),
Sianosis (-), tidak ada jari tabuh Sianosis (-), tidak ada jari tabuh
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Hasil pemeriksaan darah lengkap
Tanggal Tanggal
Parameter Nilai Rujukan 22/02/2021 jam 13.46 WIB 16/03/2021
- WIB
Leukosit 4.500 - 11.000/μL 8,480 /μL 6,260 /μL
Neutrofil 1,50-7 x103/μL 5,96 x103/μL 2%
Limfosit 1-3,7 x103/μL 1,85 x103/μL 31%
Monosit 0-0,7 x103/μL 0,41 x103/μL 8%
Eosinofil 0-0,4 x103/μL 0,23 x103/μL 10%
Basofil 0-0,1 x103/μL 0,03 x103/μL 0%
IG
Hemoglobin 10,5 - 18,0 g/dL 15,4 g/dL 14,6 g%
Hematokrit 37-48% 47% 44%
MCV 86,6 - 102 fL 94 fL 89 fL
MCH 25,6 – 30,7 pg 30,8 pg 30 pg
MCHC 28,2 – 31,5 g/dL 32,8 g/dL 33 g/dL
Trombosit 15x104-40x104/μL 28,6 x 104 /μL 18,6 x 104 /μL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Hasil Pemeriksaan Kimia Darah
Tanggal
Parameter Nilai Rujukan
22/02/2021
o Masih tampak hiperlusen avaskuler di hemitorak kanan dengan parenkim paru yang
kolaps ke medial
o Masih terpasang selang WSD di hemitoraks kanan, ujung atas setinggi paravertebral
Th V kanan
o Tampak bercak infiltrat dengan noda keras kalsifikasi di lapang atas-bawah paru kiri
o Pada jaringan lunak tampak lesi lusen multiple di lateral hemitoraks kanan
o Cor tidak membesar, CTR <50%, aorta normal, trachea deviasi ke kiri
o Sinus costofrenikus kanan tumpul, kiri normal, diafragma kanan tertutup lesi
opasitas, diafragma kiri normal
o Pulmo : hili kabur, corakan bronkovaskuler meningkat
o Tulang dinding dada tidak tampak kelainan.
Kesan :
Kesan :
Tuberculosis
Parenkimal
Pneumonia
Paru
Embolisme
Vascular
pulmoner
Sesak napas Jantung
Pemeriksaan TCM
• Batuk, hemoptisis, orthopnea dan Pada tension pneumothorax dapat ditemukan tanda tambahan
seperti berikut :
sindrom horner adalah manifestasi
o Takikardia lebih dari 134 kali per menit
yang tidak umum dijumpai pada pasien o Hipotensi
dengan pneumothorax. Sekian persen o
o
Distensi vena jugularis
Sianosis
pasien dapat asimptomatik atau hanya o Gagal napas
o
mengelum gejala lemas. Cardiac arrest
Pemeriksaan Penunjang
• Rontgen Thorax
• USG
• CT Scan
Alfred PF. 2008 PDPI. 2011 Bensel L. 1987 Catherine L. 2014
PENATALAKSANAAN
Pilihan Terapi
Terapi
Observasi Aspirasi Pleurodesis Torakoskopi
Operatif
• Asam mikolat,
complex waves,
trehalosa dimikolat
TB Primer Sarang primer / afek primer Kompleks primer
IS
PDPI. 2011
KLASIFIKASI
Tuberkulosis
Ekstraparu
Berdasarkan Berdasarkan
hasil BTA penderita
PDPI. 2011
DIAGNOSIS TUBERCULOSIS
PEMERIKSAAN FISIK
ANAMNESIS a. Suara napas bronkial
A. Gejala Klinik b. Amforik
Gejala klinik tuberkulosis dapat dibagi menjadi c. Suara napas melemah
2 golongan yaitu gejala respiratorik dan gejala d. Ronki basah
sistemik.
e. Tanda-tanda penarikan paru, diafragma
a. Gejala Respiratorik
i. Batuk ≥ 3 minggu dan mediastinum
ii. Batuk darah f. Pleuritis tuberkulosa : pekak pada
iii. Sesak napas perkusi, suara napas melemah sampai
iv. Nyeri dada tidak terdengar pada sisi yang terdapat
b. Gejala Sistemik cairan
i. Demam g. Limfadenitis tuberkulosa : pembesaran
ii. Gejala sistemik lain : malaise, keringat
KGB, tersering pada daerah leher,
malam, anoreksia, berat badan
menurun
kadang-kadang diketiak.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang • BACTEC
• Pemeriksaan Bakteriologik • Pemeriksaan cairan pleura
• Pemeriksaan Radiologik • Histopatologi jaringan
• Polymerase Chain Reaction (PCR) • Uji tuberkulin
• Pemeriksaan Serologi • Pemeriksaan darah
• IGRA
PDPI. 2011
TATALAKSANA
Obat anti Pengobatan Terapi Tindakan Invasif
tuberkulosis Suportif pembedahan lain
KRITERIA SEMBUH
BTA mikroskopik negatif dua kali (pada akhir fase intensif dan akhir Pemasangan WSD
PDPI. 2011
TATALAKSANA
Jenis obat (lini 1) : Kombinasi dosis tetap (Fixed dose combination) kombinasi dosis tetapi
• Rifampisin ini terdiri dari :
• INH • Empat obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu rifampisin 150 mg,
• Pirazinamid isoniazid 75 mg, pirazinamid 400 mg dan etambutol 275 mg
• Etambutol • Tiga obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu rifampisin 150 mg,
isoniazid 75 mg dan pirazinamid 400 mg
Jenis obat tambahan
DOSIS OAT
lainnya (lini 2) : i. Rifampisin : 10 mg/kgBB, maksimal 600 mg 2-3 x/minggu atau
• Kanamisin ii. INH 5 mg/kgBB, maksimal 300 mg, 10 mg/kgBB 3x seminggu, 15
• Kuinolon mg/kgBB 2x seminggu atau 300 mg/hari untuk dewasa intermitten : 600
• Obat lain : Makrolid, mg/kali
amoksilin + asam iii.Pirazinamid : fase intensif 25 mg/kgBB, 35 mg/kgBB 3x seminggu
klavulanat iv. Etambutol : fase intensif 20 mg/kgBB, fase lanjutan 15 mg/kgBB, 30
mg/kgBB 3x seminggu, 45 mg/kgBB 2x seminggu
• Derivat rifampisin dan
v. Stretomisin : 15 mg/kgBB
INH
PDPI. 2011
WATER SEAL DRAINAGE (WSD)
• Gravitasi → udara dan cairan mengalir dari tekanan lebih tinggi ke tekanan lebih
rendah
• Udara / cairan menghasilkan tekanan positif (>736 mmHg) dalam rongga pleura
• Udara / cairan water seal pada selang dada menghasilkan tekanan positif kecil
(761 mmHg)
• Suction, kekuatan tarikan lebih kecil dari tekanan atmosfir (760 mmgHg)
• Suction kekuatan -20 mmHg → tekanan sub atmosfir 746 mmHg →
udara/cairan berpindah dari tekanan lebih tinggi ke tekanan lebih rendah
SISTEM PLEURAL DRAINAGE
• Dibuat dengan prinsip klep satu arah yang akan menutup bila
tekanan dalam pleura lebih kecil dari tekanan atmosfir dan
membuka jika sebaliknya. Disarankan untuk pneumotoraks
tanpa cairan
PEMBAHASAN
Pria usia 39 tahun
Diagnosis : Pneumothorax Spontan Sekunder Dextra et
causa Suspek TB paru
• Diagnosis
• Tatalaksana
• Prognosis
• Tindak lanjut
PNEUMOTHORAX SPONTAN SEKUNDER DEXTRA
ANAMNESIS
TEORI KASUS
• 95% pasien yang mengalami • Sesak napas
pneumothorax ditemukan adanya sesak.
Gangguan pleura parietaslis/visceralis ->
menciptakan one way valve -> udara
mengisi rongga pleura -> peningkatan
tekanan ipsilateral hemotoraks ->
penurunan ekspansi dinding dada ->
peningkatan usaha bernapas -> sesak
napas
TEORI KASUS
• Pneumothorax -> hubungan antara alveoli dan • Frekuensi napas 26x/menit, asimetris
rongga pleura -> udara dari paru memasuki • Dinding dada kiri dan kanan asimetris,
rongga pleura -> ⇑tekanan intra pleural-> kolaps hemitoraks kanan lebih tertinggal saat bernapas
area paru-> ⇓compliance paru-> peningkatan • Retraksi (+) daerah supraklavikula dan interkosta
usaha bernapas -> penggunaan otot bantu napas • Frenitus taktil dada kanan (-)
• Kolaps paru -> ⇑ resonansi suara pada paru -> • Hiperkspansi dinding dada kanan
perkusi hipersonor dan fremitus vocal dirasakan • Hipersonor perkusi dada kanan
melemah sampai tidak ada • Suara napas (-) pada dada kanan
TEORI KASUS
PDPI. 2011
TUBERCULOSIS PARU
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TEORI KASUS
• Bayangan berawan/nodular di segmen apical dan • Tampak bercak infiltrate di lapang atas hingga bawah
segmen superior lobus bawah paru kiri
• Kaviti, terutama lebih dari satu di kelilingi oleh
bayangan opak berawan atau nodular
• Bayangan bercak milier
• Efusi pleura unilateral atau bilateral
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan peunjang maka pasien di diagnosis TB paru klinis
dimana diperlukan pemeriksaan BTA ataupun TCM untuk menegakkan diagnosis TB paru pada pasien ini.
PDPI. 2011
TATALAKSANA
TEORI KASUS
Farmakolgi, 2015
TATALAKSANA
TEORI KASUS
Farmakolgi, 2015
TATALAKSANA
TEORI KASUS
Farmakolgi, 2015
PROGNOSIS
Ad Vitam : ad bonam
RCOG, 2011
TINDAK LANJUT
• Dilakukan rawat jalan jika Pneumothorax telah diatasi dan paru
telah mengembang dan pernapsan baik
• Diedukasi untuk tidak berpergian via transportasi udara atau
melakukan scuba diving minimal selama 2 minggu
• Diperlukan pemeriksaan TCM untuk menegakkan diagnosis pasti
TB paru
• Diedukasikan mengenai pengawasan ketaatan minum obat dan
kontrol secara teratur pola hidup sehat dan sanitasi lingkungan