Research article
Kepaniteraan Klinik Ksm Ilmu Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei
Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya
1
2022
JOURNAL READING
2
IDENTITAS JURNAL
Penulis
Penerbit
• Jurnal Psikiatri Surabaya, Volume 11No. 1 2022 e-ISSN:2716-358X;p-ISSN;2355-2409
• DOI :https://e-journal.unair.ac.id/JPS/index
Tanggal Terbit
31 Mei 2022
INTRODUCTION
produktivitas
AIM
5
METHODS
Penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 224 responden
siswa kelas 5 dan 6 pemilik smartphone dengan menggunakan teknik consecutive
sampling
7
RESULT
8
RESULT
9
RESULT
Seluruh responden yang mengalami kecemasan memiliki risiko kecanduan
smartphone, dan dapat dilihat pada tabel 3 nilai r sebesar 0,377 dan signifikan
secara statistik (p<0,05).
Korelasi antara kedua variabel tersebut positif sehingga dapat diartikan bahwa
subjek yang berisiko kecanduan smartphone lebih mungkin subjek mengalami
kecemasan. Korelasi antara kedua variabel ini adalah korelasi positif dengan daya
rendah (0,3 <r <0,5).
MM.DD.20XX
10
ADD A FOOTER
DISCUSSION
Dalam penelitian ini kami menemukan bahwa 41,7% sampel menggunakan
smartphone selama 1-2 jam per hari. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
subjek menggunakan smartphone selama durasi yang disarankan, yaitu antara 1-2
jam. Namun demikian 40,2% subjek menggunakan smartphone lebih dari 2 jam
per hari.
Peningkatan durasi, serta frekuensi, adalah tanda- tanda kecanduan. Gangguan
kecemasan dan efek negatif lain yang tidak diinginkan akibat penggunaan
smartphone bergantung pada durasi dan frekuensi penggunaan.
Anak yang menggunakan gadget lebih dari 10 jam per minggu memiliki kondisi
mental-emosional yang tidak normal, dimana gadget berbentuk smartphone paling
banyak digunakan.
11
DISCUSSION
Hasil uji korelasi Spearman diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,377 dan signifikan
secara statistik (p<0,05). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian serupa sebelumnya.
Korelasi antara kedua variabel tersebut positif sehingga dapat diartikan bahwa subjek
dengan risiko kecanduan smartphone lebih cenderung mengalami kecemasan.
Ada hubungan positif antara kecanduan smartphone dengan kecemasan pada siswa
SD di SD Khadijah Ahmad Yani Surabaya (p = 0,001 dan r = 0,377). Anak-anak
yang berisiko kecanduan smartphone memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami
kecemasan. Data diperoleh dari instrumen Smartphone Addiction Scale-Short
Version (SAS-SV) dan Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS) yang dimodifikasi
dan dianalisis menggunakan korelasi Spearman.
MM.DD.20XX
12
ADD A FOOTER
DISCUSSION
Meski begitu, durasi saja tidak bisa dijadikan patokan, karena penggunaan
smartphone sendiri sangat multifungsi. Penggunaan suatu fungsi pada smartphone
akan memberikan efek yang berbeda bagi pengguna dibandingkan dengan fungsi
lainnya.
Misalnya, menggunakan smartphone untuk belajar akan memberikan dampak
yang berbeda dengan menggunakannya sebagai sumber hiburan. Studi lain juga
menunjukkan bahwa efek penggunaan smartphone memiliki korelasi yang
berbeda, hasilnya tergantung pada pola penggunaan smartphone itu sendiri.
MM.DD.20XX
13
ADD A FOOTER
CONCLUSION
Ditemukan bahwa beberapa sampel memiliki risiko kecanduan smartphone, sebagian kecil
sampel berada dalam kondisi kecemasan ringan dan sebagian besar tidak mengalami
kecemasan, serta terdapat hubungan yang rendah antara risiko kecanduan smartphone dengan
tingkat kecemasan di SD Khadijah Ahmad Yani Surabaya.
Pengawasan dan pengendalian penggunaan gadget akan lebih efektif jika mendapat dukungan
dari lingkungan keluarga secara keseluruhan, dengan melibatkan orang tua dan anggota
keluarga lainnya. Dukungan sosial yang optimal dari lingkungan terutama dari orang tua dapat
dilakukan untuk menghindari rasa cemas pada anak sehingga anak dapat berkembang menjadi
seseorang yang merasa diperhatikan dan dihargai oleh orang-orang terdekatnya.
14
THANK
YOU!
15