Tumor Paru
Oleh:
Preseptor:
2.1 Definisi
Secara normal, tubuh memelihara suatu sistim dari pemeriksaan-
pemeriksaan (checks) dan keseimbangan-keseimbangan (balances) pada
pertumbuhan sel-sel sehingga sel-sel membelah untuk menghasilkan sel-sel baru
hanya jika diperlukan. Gangguan atau kekacauan dari sistim checks dan balances
ini pada pertumbuhan sel berakibat pada suatu pembelahan dan
perkembangbiakan sel-sel yang tidak terkontrol yang pada akhirnya membentuk
suatu massa yang dikenal sebagai suatu tumor.3
Tumor-tumor bisa menjadi jinak atau ganas.Kanker adalah tumoryang
dipertimbangkan sebagai ganas. Tumor-tumor jinak biasanya dapat diangkat dan
tidak menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Tumor-tumor ganas, akan tumbuh
secara agresif dan menyerang jaringan-jaringan lain dari tubuh. Masuknya sel-sel
tumor kedalam aliran darah atau sistim limfatik menyebabkan menyebarnya
tumor ke tempat-tempat lain di tubuh. Proses penyebaran ini disebut metastasis,
area-area pertumbuhan tumor pada tempat-tempat yang berjarak jauh disebut
metastases. Karena kanker paru-paru cenderung untuk metastase, maka tidak aneh
bila kanker paru merupakan kanker yang sangat mengancam nyawa dan
merupakan satu dari kanker-kanker yang paling sulit dirawat. Kelenjar adrenal,
hati, otak, dan tulangadalah tempat-tempat yang paling sering menjadi tempat
metastase untuk kanker paru.3
2.2. Etiologi
Seperti umumnya kanker yang lain penyebab yang pasti dari pada kanker
paru belum diketahui, tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang
bersifat karsinogenik merupakan faktor penyebab utama disamping adanya faktor
lain seperti kekebalan tubuh, genetik dan lain-lain.1
Dari beberapa kepustakaan telah dilaporkan bahwa etiologi kanker paru
sangat berhubungan dengan kebiasaan merokok. Lombard dan Doering (1928),
telah melaporkan tingginya insiden kanker paru pada perokok dibandingkan
dengan yang tidak merokok. Terdapat hubungan antara rata-rata jumlah rokok
yang dihisap per hari dengan tingginya insiden kanker paru. Dikatakan bahwa, 1
dari 9 perokok berat akan menderita kanker paru.3Hidrokarbon karsinogenik telah
ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika dikenakan pada kulit hewan,
menimbulkan tumor.4
Laporan beberapa penelitian terakhir ini mengatakan bahwa perokok pasif
pun akan berisiko terkena kanker paru. Anak-anak yang terpapar asap rokok
selama 25 tahun pada usia dewasa akan terkena risiko kanker paru dua kali lipat
dibandingkan dengan yang tidak terpapar, dan perempuan yang hidup dengan
suami/pasangan perokok juga terkena risiko kanker paru 2-3 kali lipat.
Diperkirakan 25 % kanker paru dari bukan perokok adalah berasal dari perokok
pasif.1
Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg
dan penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker
paru) berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini
diduga merupakan agen etiologi operatif.5Insiden yang tinggi juga terjadi pada
pekerja yang terpapar karbonil nikel (pelebur nikel) dan arsenic (pembasmi
rumput). Pekerja pemecah hematite dan orang–orang yang bekerja dengan
asbestos dan kromat juga mengalami peningkatan insiden.2Mereka yang tinggal di
kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari pada mereka yang
tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari dan uap
diesel dalam atmosfer di kota.5
Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, selenium dan vitamin
A menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru.1 Pemberian Nutrisi dan
supplement dapat mengurang gejala yang disebabkan oleh kanker paru. Vitamin
D dan Fe sangat baik untuk diberikan oleh penderita penyakit kanker paru, Begitu
pula dengan makanan antioxidant seperti cherri, dan buah tomat.6,7Terdapat
perubahan/mutasi beberapa gen yang berperanan dalam kanker paru, yakni: Proto
oncogen, Tumor suppressor gene, Gene encoding enzyme. 1
2.3 Patofisiologi
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus
menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan
karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan
metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh
metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasanya akan
timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus
vertebra.8
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang
terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti
dengan supurasi di bagian distal. Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk,
hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengar
pada auskultasi.8
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya
metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur –
struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak,
tulang rangka.8
2.5 Klasifikasi
Berdasarkan level penyebarannya penyakit kanker paru-paru terbagi dalam
dua kriteria:
1. Kanker paru primer
Memiliki 2 tipe utama, yaitu:
a. Small cell lung cancer (SCLC)
SCLC adalah jenis sel yang kecil-kecil (banyak) dan memiliki daya
pertumbuhan yang sangat cepat hingga membesar. Biasanya disebut “oat
cell carcinomas” (karsinoma sel gandum). Tipe ini sangat erat kaitannya
dengan perokok, Penanganan cukup berespon baik melalui tindakan
kemoterapi dan radioterapi.7Stadium (Stage) SCLC ada 2 yaitu9:
Stage terbatas (limited) jika hanya melibatkan satu sisi paru (hemitoraks)
Stage luas (extensived) jika sudah meluas dari satu hemitoraks atau
menyebar ke organ lain
2.6 Diagnosis
1. Anamnesis
Sesuaikan atau cocokkan dengan manifestasi dari Ca Paru yang dijelaskan
sebelumnya.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik harus dilakukan secara menyeluruh dan teliti.. Tumor
paru ukuran kecil dan terletak di perifer dapat memberikan gambaran
normal pada pemeriksaan. Tumor dengan ukuran besar, terlebih bila disertai
atelektasis sebagai akibat kompresi bronkus, efusi pleura atau penekanan
vena kava akan memberikan hasil yang lebih informatif,2pada 50% pasien
NSCLC dan 25% pasien SCLC didapatkan adanya sindrom vena cava.10
Pemeriksaan ini juga dapat memberikan data untuk penentuan stage kanker,
seperti pembesaran KGB (kelenjar getah bening) atau tumor diluar
paru.Metastasis keorgan lain juga dapat dideteksi dengan perabaan hepar,
pemeriksaan funduskopi untuk mendeteksi peninggian tekanan intrakranial
dan terjadinya fraktur sebagai akibat metastasis ke tulang.2
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
Untuk kanker paru pada pemeriksaan foto toraks PA/lateral akan dapat
dilihat bila masa tumor dengan ukuran tumor lebih dari 1 cm. Tanda yang
mendukung keganasan adalah tepi yang ireguler, disertai identasi pleura,
tumor satelit. Pada foto, tumor juga dapat ditemukan telah invasi ke
dinding dada, efusi pleura, efusi perikard dan metastasis intrapulmoner.2
- Gambaran radiologis Small Cell Lung Carcinoma (SCLC)
Tampak gambaran opasitas pada paru bagian kiri atas. Juga tampak gambaran nodul
pada paru kanan bagian bawah yang diduga deposit metastasis. Peningkatan opasitas
pada paratracheal paru kanan yang mengindikasikan limfadenopathy. Efusi pleura yang
minimal dengan blunting sudut costiphrenicus.
Tampak peningkatan opasitas pada hilus dan region peretracheal kanan dengan
penebalan garis paratracheal kanan. Pengurangan volume juga terlihat pada lobus
bawah paru kanan. SCLC sering muncul sebagai massa pada hilus atau mediastinal.
Tampak gambaran efusi pleura dan berkurangnya volume sekunder dari NSCLC pada
lobus basal paru kiri. Pemeriksaan pada cairan efusi pleura didapatkan hasil maligna
dan lesi tidak dapat dioperasi
NSCLC, kolaps pada puncak paru kiri yang hampir selalu disebabkan oleh carcinoma
endobronchial brokhogenik.
NSCLC, kolaps penuh pada paru kiri sekunder dari carcinoma bronkhogenik pada
bronkus utama kiri.
Kanan :CT scan posisi mediastinal pria 68 tahun dengan gejala batuk produktif dan
hemoptysis.Gambaran hiperdens, carcinoid endobonchial pada bronchus intermedius.
Kiri, CT scan potongan paru memperlihatkan kistik postobstuktif bronkiektasis yang
berat.
b. Bronkoskopi
Bertujuan diagnostik sekaligus dapat mengambil jaringan atau bahan
agar dapat dipastikan ada tidaknya sel ganas. Pemeriksaan ada tidaknya
masa intrabronkus atau perubahan mukosa saluran napas, seperti terlihat
kelainan mukosa tumor misalnya, berbenjol-benjol, hiperemis, atau
stinosis infiltratif, mudah berdarah. Tampakan yang abnormal sebaiknya
di ikuti dengan tindakan biopsi tumor/dinding bronkus, bilasan, sikatan
atau kerokan bronkus.2
c. Biopsi Aspirasi Jarum
Apabila biopsi tumor intrabronkial tidak dapat dilakukan, misalnya
karena amat mudah berdarah, atau apabila mukosa licin berbenjol, maka
sebaiknya dilakukan biopsi aspirasi jarum, karena bilasan dan biopsi
bronkus saja sering memberikan hasil negatif.2
d. Sitologi sputum
Sitologi sputum adalah tindakan diagnostik yang paling mudah dan
murah. Kekurangan pemeriksaan ini terjadi bila tumor ada di perifer,
penderita batuk kering dan tehnik pengumpulan dan pengambilan sputum
yang tidak memenuhi syarat. Dengan bantuan inhalasi NaCl 3% untuk
merangsang pengeluaran sputum dapat ditingkatkan. Semua bahan yang
diambil dengan pemeriksaan tersebut di atas harus dikirim ke
laboratorium Patologi Anatomik untuk pemeriksaan sitologi/histologi.
Bahan berupa cairan harus dikirim segera tanpa fiksasi, atau dibuat
sediaan apus, lalu difiksasi dengan alkohol absolut atau minimal alkohol
90%. Semua bahan jaringan harus difiksasi dalam formalin 4%.2
e. Pemeriksaan Cairan Pleura (Kalau ditemukan efusi pleura)
Cairan efusi dapat bersifat transudat maupun eksudat, dan juga bersifat
hemoragik karena dapat dilewati sel-sel darah terutama eritrosit, kadar
glukosa rendah.
2.8 Penatalaksanaan
Pengobatan kanker paru adalah combined modality therapy (multi-modaliti
terapi). Kenyataanya pada saat pemilihan terapi, sering bukan hanya diharapkan
pada jenis histologis, derajat dan tampilan penderita saja tetapi juga kondisi non-
medis seperti fasilitas yang dimiliki rumah sakit dan ekonomi penderita juga
merupakan faktor yang amat menentukan.2
Adapun penanganan Kanker paru yang dapat dilakukan adalah:
1. Pembedahan
Indikasi pembedahan pada kanker paru adalah untuk NSCLC stadium I dan
II. Pembedahan juga merupakan bagian dari “combine modality therapy”,
misalnya kemoterapi neoadjuvan untuk NSCLC stadium IIIA. Indikasi lain
adalah bila ada kegawatan yang memerlukan intervensi bedah, seperti
kanker paru dengan sindroma vena kava superiror berat.2
Prinsip pembedahan adalah sedapat mungkin tumor direseksi lengkap
berikut jaringan KGB intrapulmoner, dengan lobektomi maupun
pneumonektomi. Segmentektomi atau reseksi baji hanya dikerjakan jika faal
paru tidak cukup untuk lobektomi. Tepi sayatan diperiksa dengan potong
beku untuk memastikan bahwa batas sayatan bronkus bebas tumor. KGB
mediastinum diambil dengan diseksi sistematis, serta diperiksa secara
patologi anatomis. Hal penting lain yang penting dingat sebelum melakukan
tindakan bedah adalah mengetahui toleransi penderita terhadap jenis
tindakan bedah yang akan dilakukan. Toleransi penderita yang akan dibedah
dapat diukur dengan nilai uji faal paru dan jika tidak memungkin dapat
dinilai dari hasil analisis gas darah (AGD).2
2. Radiasi
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan
bisa juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi,
seperti mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/
bronkus. Pada terapi kuratif, radioterapi menjadi bagian dari kemoterapi
neoadjuvan untuk NSCLC stadium IIIA. Pada kondisi tertentu, radioterapi
saja tidak jarang menjadi alternatif terapi kuratif.2,11Radiasi sering
merupakan tindakan darurat yang harus dilakukan untuk meringankan
keluhan penderita, seperti sindroma vena kava superiror, nyeri tulang akibat
invasi tumor ke dinding dada dan metastasis tumor di tulang atau otak.2,11
3. Kemoterapi
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk
menangani pasien SCLC atau dengan metastase luas serta untuk melengkapi
bedah atau terapi radiasi. Kemoterapi dapat diberikan pada semua kasus
kanker paru. Syarat utama harus ditentukan jenis histologis tumor dan
tampilan (performance status) harus lebih dari 60 menurut skala Karnosfky
atau 2 menurut skala WHO. Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan
beberapa obat antikanker dalam kombinasi regimen kemoterapi. Pada
keadaan tertentu, penggunaan 1 jenis obat anti kanker dapat dilakukan.2
Geftinib dapat digunakan untuk terapi lini pertama pada pasien NSCLC,
yang dipilih berdasarkan mutasi EGFR yang mampu meningkat angka
kelangsungan hidup, dengan toksisitas yang dapat diterima, dibandingkan
dengan kemoterapi laiinya. 2
Prinsip pemilihan jenis antikanker dan pemberian sebuah regimen
kemoterapi adalah2:
a. Platinum based therapy ( sisplatin atau karboplatin)
b. Respons obyektif satu obat antikanker sebesar 15%
c. Toksisiti obat tidak melebihi grade 3 skala WHO
d. Terapi harus dihentikan atau diganti bila setelah pemberian 2 siklus pada
penilaian terjadi tumor progresif.
2.9 Prognosis
Prognosis dari kanker paru merujuk pada kesempatan untuk penyembuhan
dan tergantung dari lokasi dan ukuran tumor, kehadiran gejala-gejala, tipe kanker
paru, dan keadaan kesehatan secara keseluruhan dari pasien.12
SCLC mempunyai pertumbuhan paling agresif, dengan suatu waktu
kelangsungan hidup median (angka yang ditengah-tengah) hanya dua sampai
empat bulan setelah didiagnosis jika tidak dirawat. (Itu adalah pada dua sampai
empat bulan separuh dari semua pasien-pasien telah meninggal). Bagaimanapun,
SCLC adalah juga tipe kanker paru yang paling 18ocal18sive pada terapi radiasi
dan kemoterapi. Karena SCLC menyebar sangat cepat dan biasanya berhamburan
pada saat diagnosis, metode-metode seperti pengangkatan secara operasi atau
terapi radiasi 18ocal berkurang efektif dalam merawat tipe tumor ini.
Bagaimanapun, ketika kemoterapi digunakan sendiri atau dalam kombinasi
dengan metode-metode lain, waktu kelangsungan hidup dapat diperpanjang empat
sampai lima kali.12Namun, kelangsungan hidup secara keseluruhan rata-rata
pasien dengan pengobatan kombinasi hanya 12 bulan saja.1
Dari semua pasien-pasien dengan SCLC, hanya 5%-10% masih hidup lima
tahun setelah diagnosis. Kebanyakan dari mereka yang selamat (hidup lebih lama)
mempunyai tingkat yang terbatas dari SCLC.12Pada non-small cell lung cancer
(NSCLC), hasil-hasil dari perawatan standar biasanya keseluruhannya jelek
namun kebanyakan kankeryang terlokalisir dapat diangkat secara operasi.
Bagaimanapun, pada tingkat I kanker dapat diangkat sepenuhnya, angka
kelangsungan hidup lima tahun dapat mendekati 75%. Terapi radiasi dapat
menghasilkan suatu penyembuhan pada suatu minoritas dari pasien-pasien dengan
NSCLC dan menjurus pada pembebasan gejala-gejala pada kebanyakan pasien-
pasien.12
Prognosis keseluruhan untuk kanker paru adalah jelek jika dibandingkan
dengan beberapa kanker-kanker lain. Angka-angka kelangsungan hidup untuk
kanker paru umumnya lebih rendah daripada yang untuk kebanyakan kanker-
kanker, dengan suatu angka keseluruhan kelangsungan hidup lima tahun untuk
kanker paru sebesar 16% dibandingkan dengan 65% untuk kanker kolon, 89%
untuk kanker payudara, dan lebih dari 99% untuk kanker prostat.12
2.10 Pencegahan
Penghentian merokok adalah langkah/tindakan yang paling penting yang
dapat mencegah kanker paru.3,12 Banyak produk-produk, seperti permen karet
nikotin, spray-spray nikotin, atau inhaler-inhaler nikotin, mungkin bermanfaat
bagi orang-orang yang mencoba berhenti merokok. Mengecilkan paparan pada
merokok pasif juga adalah suatu tindakan pencegahan yang efektif. Menggunakan
suatu kotak tes radon rumah dapat mengidentifikasi dan mengizinkan koreksi dari
tingkat-tingkat radon yang meningkat di rumah, yang juga dapat menyebabkan
kanker-kanker paru. Metode-metode yang mengizinkan deteksi dini kanker-
kanker, seperti helical low-dose CT scan, mungkin juga bermanfaat dalam
mengidentifikasi kanker-kanker kecil yang dapat disembuhkan dengan resection
secara operasi dan pencegahan dari kanker yang menyebar luas dan tidak dapat
disembuhkan.12
Makan makanan yang mengandung buah-buahan dan sayuran. Pilih diet
sehat dengan berbagai buah-buahan dan sayuran. Makanan sumber vitamin dan
nutrisi yang terbaik. Hindari mengambil dosis besar vitamin dalam bentuk pil,
karena mungkin akan berbahaya.
Sebagai contoh, para peneliti berharap untuk mengurangi risiko kanker
paru-paru pada perokok berat memberi mereka suplemen beta karoten. Hasilnya
menunjukkan suplemen benar-benar meningkatkan risiko kanker pada perokok.12
Akhir-akhir ini pencegahan dengan chemoprevention banyak dilakukan,
yakni dengan memakai derivate asam retinoid, carotenoid, vitamin C, selenium
dan lain-lain. Jika seseorang berisiko terkena kanker paru maka penggunaan
betakaroten, retinol, isotretinoin ataupun N-acetyl cystein dapat meningkatkan
resiko kanker paru pada perokok. Untuk itu, penggunaan kemopreventif ini masih
memerlukan penelitian lebih lanjut sebelum akhirnya direkomendasi untuk
digunakan. Hingga saat ini belum ada konsensus yang diterima oleh semua
pihak.3
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas pasien
Umur : 60 tahun
No. RM : 01 01 28 40
Seorang pasien laki-laki berumur 60 tahun masuk bangsal Paru RSUP M. Djamil
Keluhan Utama :
Sesak nafas sudah dirasakan sejak 1 bulan yang lalu, tidak menciut, meningkat
dengan aktivitas, karena sesaknya pasien suka berbaring ke kiri. Pasien berobat
Riwayat Pengobatan :
Status Generalis
Suhu :36,7oC
BB : 55 kg
TB : 165 cm
Kepala :Normosefal
Mulut :Mukosa bibir dan mulut basah, karies gigi ada, tidak ada
lidah kotor
Leher :JVP 5-2 cmH2O, kaku kuduk (-)
Dada :Normochest
kanan (dinamis)
wh -
menghilang
ruang interkosta V
Abdomen
Perkusi :timpani
kanan (dinamis)
wh -
menghilang
Laboratorium
Ro Thorax:
Diagnosis kerja :Susp Ca Bronkogenik jenis sel belum
Terapi :
- As mefenamat 3 x 500 mg
guide USG
Follow up :
Telah dilakukan proof di LAM sinistra RIC VIII didaptkan cairan serohemoragic
10cc, kemudian dilanjutkan pungsi cairan pleura dan didaptkan cairan 300 cc
Suhu :36,7oC
Ki = SN melemah
Demam (-)
Suhu :36,7oC
Demam (-)
Suhu :36,7oC
Ki = SN melemah
Demam (-)
O/ KU :tampak sakit sedang
Suhu :36,7oC
Ki = SN melemah
Demam (-)
Suhu :36,7oC
P/ Terapi lanjut
Telah dilakukan bronkoskopi ulang tgl 20 Juli 2018 dengan hasil pita suara, trakea,
karina dalam batas normal. Pada LBKI ditemukan lumen menyempit, tampak
bilasan bronkus.
Demam (-)
Suhu :36,7oC
Ki = SN melemah
P/ Terapi lanjut
BAB IV
DISKUSI
epidemiologi, insiden kanker paru lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita dan
merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada laki-laki (21.8%). Insiden
mengaku bahwa sesaknya berkurang ketika pasien tidur miring ke arah kiri. Sesak
pada pasien ini dapat disebabkan oleh massa yang terdapat pada paru atau akibat
adanya efusi pleura yang diakibatkan oleh keganasan pada paru. Pada keganasan,
efusi pleura terjadi akibat adanya perubahan pada permeabilitas membran yang
membuat cairan berpindah ke rongga pleura. Pada pasien efusi pleura, tidur miring
ke arah yang sakit merupakan salah satu usaha untuk mengurangi sesak karena
dengan posisi tersebut, luas permukaan paru yang diliputi cairan akan berkurang.
Pasien sebelumnya sudah pernah dirawat dan dilakukan pungsi cairan pleura
sebanyak 2 kali dengan jumlah cairan ± 1700 cc serohemoragik. Efusi pleura yang
Selain itu, pasien juga mengeluhkan adanya nyeri dada dan batuk yang
merupakan gejala-gejala yang dapat ditimbulkan oleh tumor paru. Nyeri dada dapat
disebabkan oleh invasi dari massa yang ada di paru. Nyeri dada dapat pula
faktor risiko utama penyebab perubahan genetik yang menyebabkan kanker paru.
Bukti klinis terutama berupa pembuktian adanya perubahan progresif di epitel yang
melapisi saluran napas pada perokok kronis. Terdapat korelasi linier antara
intensitas pajanan asap rokok dan munculnya perubahan epitel yang dimulai dengan
hiperplasia sel basal yang relatif tidak membahayakan dan metaplasia skuamosa
paru, karsinoma sel skuamosa dan karsinoma sel kecil memperlihatkan keterkaitan
dibanding fremitus kanan, hal tersebut dapat menujukan bahwa terdapat gangguan
dalam hantaran paru ke dinding dada, bisa disebabkan oleh massa ataupun adanya
cairan (efusi pleura). Selain itu didapatkan juga intensitas suara nafas kiri atas
melemah dari kanan, hal ini dapat terjadi karena adanya massa atau cairan.
Pemeriksaan perkusi didapatkan redup pada hemithorax kiri menandakan ada masa/
cairan.
didapatkan kesan massa pada paru kiri yang disertai dengan efusi pelura kiri. Pada
IL-6 pada pasien kanker yang menstimulasi produksi berlebihan dari trombosit.
Hiponatremia dapat terjadi akibat adanya sekresi yang tidak tepat dari Arginine
Vasopressin (AVP) oleh sel tumor yang menyebabkan sekresi berlebihan dari
(SIADH).
mengambil jaringan atau bahan agar dapat dipastikan ada tidaknya sel ganas
melalui sikatan atau bilasan bronkus. Bronkoskopi adalah tindakan medis yang
pasien didiagnosa kerja dengan Suspek Ca Bronkogenik jenis sel belum diketahui
keterlibatan KGB, dan M1a karena sudah ada metastasis di paru berupa efusi
Pada pasien diberikan nasal kasul O2 3-4 L, IVFD asering 12 jam/ kolf, dan
asam mefenamat 3 x 500 mg. Pemberian oksigen nasal kanul 3-4 liter per menit
bertujuan untuk meningkatkan tekanan oksigen alveolar, pengurangan usaha napas