Anda di halaman 1dari 19

Pertolongan Pertama Pada

Kecelakaan (P3K)
Oleh :
Yuni Kristiani / 18106172
Sugeng Widodo /18106194
Dicky Dermawan /16106034
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
(PPPK)

1. Teori Umum
Pada saat kita sedang bekerja, meskipun kita sudah mematuhi
peraturan keselamatan kerja, tidak mustahil pula akan terjadi
kecelakaan kerja baik yang ringan ataupun berat, misalnya:
- Sengatan listrik saat bekerja pada saluran kawat
- Kejatuhan benda keras dari atas, dsb. Untuk itu, kita harus
mengetahui beberapa hal penting cara mengatasinya guna
menghindarkan akibat yang fatal bagi si korban.
2. Pertolongan pertama pada korban yang terkena aliran listrik

a. Di atas lantai atau tanah


Penolong harus diperlengkapi dengan bahan-bahan berisolasi, misalnya:
-Sarung tangan dari karet/plastik atau dibalut dengan kain yang kering. -Kaki
beralaskan bahan dari karet, karpet atau kayu, keset yang kering. Bisa
menggunakan tongkat yang kering.
Langkah pertolongan:
-Putuskan/jauhkan kawat/kabel dari si korban dengan kapak atau tali dsb.
-Tarik si korban dengan memegang bajunya untuk membebaskan si korban
dari kawat/kabel hidup, atau bila kawat/kabel sumber listrik diketahui,
segeralah mematikan saklar utama atau mencabutnya dari stop kontak.
-Jika Strum Kuat dan korban pingsan
-Strum kuat akan menghabiskan nafas dan denyut jantung berhenti, untuk tu
kita harus sesegera mungkin memberikan pertolongan. Waktu setelah kena
strum sampaik kira-kira 4 menit kemudian adalah sangat mendekati
kematian seseorang, maka pertolongan darurat yang harus diberikan nafas
buatan yang bisa dilakukan dari mulut ke mulut atau dari mulut ke hidung.
Cara Memberikan Nafas Buatan
-Terlentangkan korban bersihkan mulutnya
-Angkat dan luruskan leher atau tengkuknya(menengadahkaan kepala) agar
mendapan jalan nafas udara segar
-Hembusakan nafas bersih ke mulut atau hidung ke si korban
Usahakan selanjutnya segera bawa korban ke Rumah Sakit terdekar
sementara usaha darurat terus dilakukan sampai korban tidak kesulitan
bernafas.
Cara Memberikan Nafas Buatan :

1. Dari Mulut ke Hidung


• Posisi kepala korban tengadah
• Ambil nafas dalam-dalam, kemudian hembuskan ke lubang hidung
korban.
• Pada saat itu mulut korban harus ditutup dengan tangan kita, agar
udara bener-benar masuk.
• Ulangi hal tersebut hingga korban mulai bernafas
• Jika Belum juga ada tanda-tanda bisa bernafas, usahakan
memberinafas buatan agak cepat.
2. Dari Mulut ke Mulut
-Posisi badan tengadah, pijit hidung korban
buka mulutnya, kemudian hembuskan udara dari mulut kita ke mlut krban.
- Mengecek apakah korban bisa bernafas atau belum dan perhatikan.
- Bila masih tersendat lakukan lagi nafas buatan 4 kali agak cepak dan dalam.
- Periksa denyut jantung bila nafas buatan tidak ada tanda-tanda benafas,
pada lekkuk leher dan pada nadi pergelangan tangan
Periksa juga biji-biji mata melebar atau tidak berkedip bila di sinari langsung.
b. Diatas Tiang
- Penolong segera naik tiang dengan sabuk pengaman dan membawa
tali penolong.
- Putuskan kawat berarus, dari korban.
- Beri nafas buatan 4- 6 kali dengan hembusan kuat
- Persiapkan penurunan korban dengan tali.
- Tali ikatkan pada sabuk pengaman korban dan dadanya agar korban
tetap tegak
3. Pertolongan Pertama Pada Luka-Luka
• Luka tidak boleh di pegang ,jangan membasuh luka dengan air
meskipun luka tampak kotor. Tutuplah segera luka dengan pembalut
luka yang steril kering.
• Jangan menggunakan bakan kain yang menutup luka isalnya sapu
tangan, bahan bekas. Apabila bahan-bahan yang steril tidak tersedia
lebih baik dibiarkan terbuka.
• Pembalut luka hanya menahan luka -luka yang dangakal. Pada waktu
membalut lika misalnya pada anggota badan, usahakan anggota
badan yang terluka diangkat keatas. Apabila luka sangat dalam dan
pendarahan banyak diusahakan pencegahan pendarahan seperti
pembahasan berikut
Macam-Macam Pendarahan
• Pendarahan Arteri.
Pendarahan Artrei dapat diketahui apabila darah keluar memancar dari
luk acobalah menghentikan darah dengan membalut luka dengan
pembalut streril. Apabila tidak berhasil tekuklah sampai batas
maksimum sendi sendi tepat di atas luka (misalnya sendi paha, lutut,
Sikut) dan pada posisi tersebut ikat dengan pita kin atau sabuk. Apabila
masih tidak berhasil pasang tornimket pada lengan atas atau paha Jika
tomiket tidak ada blokir dengan menekan arteri tersebut dengan kedua
ibu jari dilekatkan paralel pada tempat fersebut
b. Luka pada mata
Balut kedua mata meskipun yang satu tidak luka,dengan plester apabila
luka karena bahan kimia,misalnya: kena soda, asam keras, atau
amoniak. Cucilahmata dengan air bersih. Pergunakan ibu jari
dantelunjuk untuk membuka mata selebar-lebarnya.
C. Keracunan Gas
Usahakan udara yang bersih, penderita dibawa ke luaratau jendela dibuka.Ada dua
macam gas yang berbahaya:
• Gas yang tidak berbahaya untuk paru-paru,gas yang meracuni darah dan syarat,
narkotika, karbonmonoksida, asam Sianida, ether, chloroporm, uap bensin
ataubensol. Buka baju penderita, jangan sekali-kali memberi minum penderita
yang pingsan. Gosoklah tangan dan kakipenderita dengan tangan, apabila
pernatasannya berhentiusahakan pernafasan buatan, kalau dapat dengan alat
penghisap oksigen.
• Gas yang dapat merusak paru-pau seperti chlor phosgen, gas nitro,
sulfurdioksida, dsb. Buka baju penderita, kemudian jauhkan penderita dari baju
yang sudah penuh dengan gas.
• Usahakan pasien tenang dan berbaring terlentang, jangan diperbolehkan untuk
berjalan. apabila sadar berilah air panas. dalam hal ini pernafasan buatan dilarang
• Perhatikan tanda-tanda shock.
Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah
dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah
dalm keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak
kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga
dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak
muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita
mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih
sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.
• Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat
dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila
tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan
ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu
pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai.
Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap
terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya
tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
• Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.
Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi
korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu
diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan
mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan
selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.
Setiap pemberian pemberian pertolongan pada kecelakaan secara
terinci tentu berbeda, tergantung pada jeniskecelakaan yang terjadi,
jenis dan bentuk cidera serta situasi dan kondisi korban.
• pada dasarnya pertolongan pertama pada kecelakaan harus dilakukan secara sistematis
berdasar kepada DR CAB ,yaitu :
• 1) Danger (Bahaya)
Pastikan Keadaan Aman untuk Menolong
Sebelum menolong korban, sebaiknya anda memastikan bahwa lokasi benar-benar aman
bagi anda sebagi penolong, orang-orang di sekitar lokasi kejadian, dan korban itu sendiri.
Periksalah segala sesuatu yang dapat yang mengancam keselamatan. Gunakan pelindung
diri yang ada, seperti sarung tangan dan masker untuk mencegah faktor risiko infeksi
menular. Jangan mengambil risiko untuk menjadi korban berikutnya.
• 2) Response (Respon)
Pastikan Kondisi Kesadaran Korban
Periksa kesadaran korban dengan cara memanggil namanya jika Anda kenal, atau
bersuara yang agak keras di dekat telinga korban, jika tidak ada respon juga, tepuk
pundak korban perlahan namun tegas, berikan rangsangan nyeri (misalnya mencubit
bagian telinga korban). Jika korban masih tidak ada respon, segara panggil bantuan
medis, dan lakukan tahap selanjutnya, karena anda masih mempunyai waktu untuk
menunggu bantuan medis datang.
• Setelah memastikan korban tidak memberi respon dan sudah memanggil
bantuan medis, lakukan kompresi dada yang biasa di kenal RJP (Resusitasi
Jantung Paru-paru) atau disebut CPR (Cardio Pulmonary Resutation).
Melakukan RJP yang benar adalah dengan meletakkan korban pada permukaan
datar dan keras. Adapun langkah-langkah dalam melakukan RJP pada korban
dewasa adalah :
– Berlutut di samping korban.
– Tentukan posisi kompresi dada, dengan menemukan titik tengah pertemuan
tulang iga dada korban.
– Setelah menemukan titik kompresi, tempatkan tumit tangan anda pada titik
tersebut, dengan satu tangan lagi diatasnya.
– Posisikan tangan anda tegak lurus dan jaga agar tetap tegak lurus pada saat
melakukan kompresi, dan lalu tekan dada korban.
– Berikan 30 kali kompresi dada, lakukan dengan cepat dan pertahankan
kecepatannya.
– Berikan kompresi dengan kedalaman 2 inchi (5 cm).
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai