Anda di halaman 1dari 21

LUKA BAKAR PADA ANAK

Kelompok 101-110
Megatriana Santi Monica Anggi Prasetya A.
Melda Ramadona Monica Wetik
Meriel Solphian Ramopoli Muanmar
M. Fawaid Ilyas Muh. Agus Cahyadi
Milenia Widyani Shandra Muhammad Ferryadi
PENDAHULUAN
• Banyak konsep dasar perawatan luka bakar darurat pada orang dewasa
juga berlaku pada anak-anak. anak-anak dengan luka bakar harus
dinilai dan diperlakukan dengan cara yang sama.
• Menjaga saluran nafas aman, dan sirkulasi yang adekuat perlu terus-
menerus diperhatikan denganmenilai jumlah cairan yang masuk ke
dalam tubuh, berdasarkan pengeluaran urin yang seimbang dengan
cairan yang masuk ke dalam tubuh.
EPIDEMIOLOGI

Luka bakar adalah bentuk trauma paling umum.


Beberapa luka bakar terjadi murni akibat kecelakaan, tapikebanyakan
disebabkan oleh ketidakpedulian, kondisi medisyang ada (misalnya
tidak sadar), atau oleh alkohol ataupenyalahgunaan obat-obatan.
Pada orang dewasa dan anak-anak, tempat paling seringterjadi luka
bakar adalah di rumah. Pada anak-anak, lebihdari 80% kecelakaan
terjadi di rumah. Tempat palingberbahaya di rumah adalah dapur dan
kamar mandi.
PATOFISIOLOGI
• Patofisiologi luka bakar pada anak berbeda dengan luka bakar pada
orang dewasa. Jalan napas pada anak relatif lebih pendek dan
berdiameter lebih kecil sehingga risiko obstruksi jalan napas pada
pasien anak lebih besar. Anak-anak dapat memiliki masalah
pernapasan (breathing ) yang lebih serius, membutuhkan  cairan
resusitasi yang lebih banyak, serta lebih rentan mengalami
hipotermia. Selain itu, anak-anak memiliki kulit yang lebih tipis,
sehingga luka bakar relatif lebih dalam dan lebih mudah mengalami
infeksi maupun sepsis.
ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT
Anatomi

Kulit terbagi atas 3 lapisan pokok yaitu


 Epidermis : stratum korneum, stratum lusidum,stratum
granulosum, stratum spinosum,stratum basal
 Dermis : stratum papilare, dan stratumretikulare
 Jaringan subkutis : Kelenjar kulit, rambut dankuku
Fisiologi
Proteksi
 Absorpsi
Ekskresi
Persepsi
Termoregulasi
Pembentukan pigmen
Keratinisasi
Pembentuk Vit. D
ETIOLOGI
 

Penyebab luka bakar pada orang dewasa dananak-anak


berbeda. Api merupakan penyebabpaling sering pada
orang dewasa, dan air panasmerupakan penyebab paling
sering pada anak-anak. Bila anak-anak bertambah
usia makapenyebab luka bakar sama seperti orang
dewasa
ETIOLOGI Pada Anak-Anak
Air panas 55%
Kontak  21%
Api 13%
Gesekan 8%
Listrik 1%
Kimia 1%
Lainnya 1%
ETIOLOGI Pada Dewasa
Air panas 44%
Kontak  28%
Api 13%
Gesekan 5%
Listrik 5%
Kimia 2%
Lainnya 3%
Kedalaman luka bakar 
 
• Berdasarkan kedalaman kerusakan jaringan
lukabakar bisa dikelompokkan dalam 3
klasifikasiutama yaitu superfisial, tengah, dan
dalam.
• Kemudian dibagi lagi menjadi
epidermal,superfisial dermal, mid-dermal, deep-
dermal atau full-thickness
Klasifikasi Luka Bakar

Luka bakar derajat I Hanya lapisan luar kulit. Cirinya


merah, bengkak, lunak, nyeri.
Luka bakar derajat II Setengah lapisan kulit. Cirinya
kasar, lepuh, nyeri.
Luka bakar derajat III Seluruh lapisan kulit. Cirinya
pucat-berlilin, hangus (hitam/arang)
Klasifikasi Luka Bakar Berdasarkan
Luas Luka Bakar
Terdapat beberapa metode untuk
menentukan luas luka bakar meliputi
(1) Rule of nine
(2) Lund and Browder
(3) Hand palm.
Ukuran luka bakar dapat ditentukan
dengan menggunakan salah satu dari
metode tersebut. Ukuran luka bakar
ditentukan dengan prosentase dari
permukaan tubuh yang terkena luka
bakar.
DIAGNOSIS
Diagnosis luka bakar pada anak merupakan kondisi
darurat, primary survey adalah pemeriksaan fisik yang terdiri
dari pemeriksaan airway, breathing, circulation, kemudian
penilaian luas dan kedalaman luka bakar. Sementara anamnesis
sebagai secondary survey dilakukan untuk mendapatkan
informasi terkait proses terjadinya luka bakar.
ANAMNESIS
Pada keadaan gawat darurat, anamnesis dilakukan pada secondary survey. Pada
prinsipnya anamnesis dilakukan bila kondisi-kondisi yang mengancam nyawa telah
diidentifikasi dan diatasi. Data penting yang perlu didapatkan dari anamnesis
adalah informasi terkait proses terjadinya cedera. Informasi ini meliputi waktu
terjadinya cedera, etiologi dan mekanisme terjadinya cedera, lama kontak dengan
sumber cedera, kemungkinan adanya cedera lain (cedera akibat jatuh dari
ketinggian, trauma kepala dan servikal, trauma tumpul abdomen), pertolongan
pertama yang telah diberikan.
Selain itu perlu juga ditanyakan hal-hal penting terkait riwayat medis pasien
(alergi, riwayat penyakit dan pengobatan rutin). Riwayat waktu makan terakhir
juga dapat ditanyakan untuk menilai risiko aspirasi pada pasien yang mengalami
penurunan kesadaran serta untuk merencanakan tindakan operasi yang
memerlukan pembiusan. Hal lain yang dapat digali pada anamnesis adalah
kemungkinan adanya luka bakar non-accidental pada anak-anak.
PENATALAKSANAAN

Hentikan Proses pembakaran


 dengan cara pasien berguling di tanah secaraaktif atau pasif
menggunakan Teknik Hentikan,Jatuhkan, Tutup wajah dan
Berguling
  Pakaian yang sudah terbakar sebaiknyasegera dilepaskan
Dinginkan luka bakar
• Dengan air dingin mengalir. Temperatur ideal adalah15 dan
rentang yang berguna antara 8 dan 25
•  Anak rentang terkena hipotermia. Untuk mengurangi risiko
hipotermia lebih baik jika dinaikkan temperaturmelebihi 30
dan membaluti semua badan anak.
• Es atau air es sebaiknya tidak digunakan
Prinsip Fisioterapi pada Luka Bakar
Fisioterapi berperan penting dalam kasus luka bakar. Karena proses stiffness
proses yang berlangsung sangat cepat, terutama pd bagian PIP joint, shg sgt penting
diberikan Nocturnal Splinting utk memposisikan tangan pada “posisi fungsi” agar
tidak terjadi kontraktur tendon. Prinsip fisioterapi untuk luka bakar diantaranya:
• Mencegah terjadinya kontraktur
• Hilangkan oedema
• Pertahankan ROM
• Pertahankan kekuatan Otot
• Perbaiki sirkulasi
• Cegah terjadinya infeksi saluran nafas
• Tenangkan pasien
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
• Sretching (Peregangan) untuk mencegah kontraktur/ penarikan anggota gerak. Efektif
dilakukan perlahan sampai skar memutih.
• Strenghtening (Penguatan) untuk mencegah kelemahan alat gerak karena immobilisasi
yang lama.
• Endurance (Ketahanan) untuk mencegah atrofi & penurunan daya tahan otot.
• Latihan Gerak Kordinasi latihan kerja dalam kehidupan sehari- hari, latihan peningkatan
keterampilan.
• Ranging (full ROM) pasif mencegah terjadinya kontraktur.
• Pencegahan deformitas meminimalisir pemendekan tendon, lig.collateral dan kapsul
sendi serta mengurangi edema pada ekstremitas.
• Pencegahan kontraktur memposisikan pasien dengan prinsip melawan arah sendi yang
dapat menyebabkan kontraktur.
• Rehabilitasi pada Pasien Luka Bakar Fase Kritis (Fase Akut dan Sub Akut)
EDUKASI
Edukasi perlu diberikan kepada keluarga pasien luka bakar pada anak.
Orang tua harus mengetahui kondisi, tata laksana, dan prognosis pasien,
sehingga keluarga memiliki ekspektasi yang realistis.
• Edukasi Pasien
Pada fase akut keluarga pasien perlu mendapatkan edukasi yang lengkap
mengenai kondisi medis pasien. Kemungkinan prognosis yang buruk
pada pasien dengan luka bakar yang luas, dalam, atau disertai trauma
inhalasi harus disampaikan sejak awal agar keluarga pasien memiliki
ekspektasi yang realistis. Selain itu perlu juga dijelaskan bahwa kondisi
medis pada pasien luka bakar sangat dinamis sehingga perburukan
kondisi bisa saja terjadi sepanjang masa perawatan.

Anda mungkin juga menyukai