Anda di halaman 1dari 41

SEORANG ANAK USIA 20

BULAN DENGAN COMBUSTIO


GRADE IIA
Created By :
Mega Femina Qurrati / 22010117220182

Dokter Pembimbing I, Dokter Pembimbing II

dr. Eny Sri Wahyuni dr. Maulidia Laela Insani


IDENTITAS PASIEN

Nama : An. ZA
Usia : 20 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 1 tahun 6 bulan
RM : 367311
Alamat : Blado, Batang
Tanggal Masuk RS : 26 Januari 2020
Berat badan : 9,5 kg
Pendidikan : Belum sekolah
Anamnesis
 Alloanamnesis dengan ibu pasien di IGD RSUD Batang pada
pukul 14.00 WIB
 Keluhan Utama : tersiram air panas
 Riwayat Penyakit sekarang :
 + 3 jam SMRS pasien sedang lari-lari di rumahnya, tanpa
sengaja penderita menyenggol kursi yang di atsnya ada
termos yang berisi air panas sehingga penderita tersiram
dengan air panas tersebut.
 Akibat kejadian tersebut mengakibatkan kulit melepuh
pada lengan kiri atas dan sebagian dada sebelah kiri.
Pasien merupakan rujukan dari Puskesmas rawat Inap
Bandar I dengan luka bakar akibat tersiram air panas.
 Riwayat Penyakit dahulu :
 Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa
sebelumnya
 Riwayat Penyakit keluarga :
 Anggota keluarga tidak mengalami keluhan yang
serupa dengan pasien
 Riwayat Sosial ekonomi :
 Pasien merupakan anak kedua. Ibu pasien sebagai
ibu rumah tangga, ayah pasien merupakan pegawai
pabrik. Kesan : sosiak ekonomi kurang.
 Riwayat Perinatal
 Riwayat Prenatal
 Anak merupakan anak ketiga dari ibu G2P2A0 usia 31 tahun, hamil 38
minggu, rutin kontrol setiap bulan ke bidan, 2x ke Sp.OG.

 Riwayat Natal
 Anak lahir pada tanggal 11 Juli 2018 secara spontan di VK RSUD Batang,
bayi lahir dengan BBL 2500 gram, lahir langsung menangis.

 Riwayat Postnatal
 Anak rutin mengikuti jadwal imunisasi.

 Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


 Kesan : pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai usia
Pemeriksaan Fisis
Primary Survey
 A : clear, paten
 B : RR= 24x/menit, vesikuler, simetris kiri sama
dengan kanan ,
 tipe thoraco abdominal
 C : TD tidak diukur, Nadi 106x/menit, kuat angkat,
reguler, CRT <2, akral dingin (-)
 D : GCS (E4MV5), pupil isokor Ø 2,5 cm x Ø 2,5 cm
 E : 36,7o C
Pemeriksaan Fisis
Secondary survey
Status Lokalis
 Status Lokalis

 Regio cruris sinistra

 I : tampak luka bakar grade IIb, 4.5%


 Regio thoracoabdominal sinistra

 I : tampak luka bakara grade IIb 9%


Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium (belum didapatkan hasil pemeriksaan
laboratorium)
Diagnosis
 Combutio grade IIB 13.5%
RENCANA PEMECAHAN MASALAH

 Problem : Combutio grade IIA 13.5%


 Ip Dx : lab darah rutin (hematologi dan
elektrolit)
 Ip Rx : Inf RL guyur 100cc  10 tpm
 Cefotaxim 3x200mg
 Ibuprofen syrup 3x1 cth
 Salep burnazin
 Ip Mx : keadaan umum, tanda tanda vital,
elektrolit, tanda tanda komplikasi dan
perbaikan jaringan luka
DISKUSI

LUKA BAKAR PADA ANAK


PENDAHULUAN
 Banyak konsep dasar perawatan luka bakar
darurat pada orang dewasa juga berlaku pada
anak-anak. anak-anak dengan luka bakar harus
dinilai dan diperlakukan dengan cara yang sama
dengan menggunakan survei primer dan sekunder.
 Menjaga saluran nafas aman, dan sirkulasi yang
adekuat perlu terus-menerus diperhatikan dengan
menilai jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh,
berdasarkan pengeluaran urin yang seimbang
dengan cairan yang masuk ke dalam tubuh.
EPIDEMIOLOGI
 Luka bakar adalah bentuk trauma paling umum.
 Beberapa luka bakar terjadi murni akibat kecelakaan, tapi
kebanyakan disebabkan oleh ketidakpedulian, kondisi
medis yang ada (misalnya tidak sadar), atau oleh alkohol
atau penyalahgunaan obat-obatan.
 Sekitar 1% dari populasi di Australia dan New Zealand
(220000) menderita luka bakar yang memerlukan
perawatan medis setiap tahun. Selain itu, 10% harus
dirawat inap, dan 10% dari yang dirawat inap mengalami
luka bakar yang mengancam nyawa.
 Pada orang dewasa dan anak-anak, tempat paling sering
terjadi luka bakar adalah di rumah. Pada anak-anak, lebih
dari 80% kecelakaan terjadi di rumah. Tempat paling
berbahaya di rumah adalah dapur dan kamar mandi.
ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT
Anatomi
Kulit terbagi atas 3 lapisan pokok yaitu
 Epidermis : stratum korneum, stratum lusidum,

stratum granulosum, stratum spinosum, stratum basal


 Dermis : stratum papilare, dan stratum retikulare

 Jaringan subkutis : Kelenjar kulit, rambut dan kuku


Fisiologi
 Proteksi
 Absorpsi
 Ekskresi
 Persepsi
 Termoregulasi
 Pembentukan pigmen
 Keratinisasi
 Pembentuk Vit. D
ETIOLOGI
 Penyebab luka bakar pada orang dewasa dan
anak-anak berbeda. Api merupakan penyebab
paling sering pada orang dewasa, dan air panas
merupakan penyebab paling sering pada anak-
anak. Bila anak-anak bertambah usia maka
penyebab luka bakar sama seperti orang dewasa.
ETIOLOGI
Air panas 55%

Kontak 21%

Api 13%

Gesekan 8%

Listrik 1%

Kimia 1%

Lainnya 1%

Tabel 1. Penyebab luka bakar pada anak-anak (%)


ETIOLOGI

Api 44%
Air panas 28%
Kontak 13%
Kimia 5%
Gesekan 5%
Listrik 2%
Lainnya 3%

Tabel 2. Penyebab luka bakar pada orang dewasa (%)


Penilaian Luka Bakar
 keparahan luka bakar ditentukan luas area dan kedalaman
luka bakar
 Faktor mortalitas dari luka bakar adalah usia pasien dan
persentase dari Total Body Surface Area (%TBSA) yang
terbakar
 Rule of Nines membagi permukaan tubuh menjadi sembilan
persen area pengecualian perineum sebagai 1%
Metode estimasi luka
bakar kecil adalah
dengan
menggunakan area
permukaan palmar
(jari dan telapak
tangan) dari tangan
pasien, terhitung
sebagai 1% TBSA.
Rule of Nines dewasa Presentase luka bakar pada anak
Kedalaman luka bakar

 Berdasarkan kedalaman kerusakan jaringan luka


bakar bisa dikelompokkan dalam 3 klasifikasi utama
yaitu superfisial, tengah, dan dalam.

 Kemudian dibagi lagi menjadi epidermal, superfisial


dermal, mid-dermal, deep-dermal atau full-thickness
Diagnosis kedalaman luka bakar
Capillary Penyembu
Kedalaman Warna Vesikel Sensasi
refill han

Epidermal Merah Tidak Ada Ada Ya

Superficial Pink
Kecil Ada Nyeri Ya
dermal pucat

Pink
Mid dermal Ada Lambat +/- Biasanya
gelap

Merah
Deep dermal +/- Tidak ada Tidak ada Tidak
gelap

Full
Putih Tidak Tidak ada Tidak ada Tidak
Thickness
PENATALAKSANAAN

Struktur Emergency Management of Severe Burns


Survei primer

A : Stabilisasi jalan napas dengan stabilisasi servikal

B : Pernapasan dan ventilasi

C : Sirkulasi dengan kontrol perdarahan

D : Disabiliti – status neurologis

E : Paparan + environmental control


First Aid

Hentikan Proses pembakaran

 dengan cara pasien berguling di tanah secara aktif


atau pasif menggunakan Teknik Hentikan, Jatuhkan,
Tutup wajah dan Berguling

 Pakaian yang sudah terbakar sebaiknya segera


dilepaskan
PENATALAKSANAAN
Dinginkan luka bakar
 dengan air dingin mengalir. Temperatur ideal adalah
150C dan rentang yang berguna antara 80C dan 250
 Anak rentang terkena hipotermia. Untuk mengurangi
risiko hipotermia lebih baik jika dinaikkan temperatur
melebihi 300C dan membaluti semua badan anak.
 Es atau air es sebaiknya tidak digunakan
PENATALAKSANAAN
Airway
Obstruksi saluran napas bagian atas pada anak
sering terjadi. Pembesaran pada adenoid dan tonsil
mungkin muncul pada luka bakar. Jika terjadi
obstruksi jalan napas dan intubasi endotrakeal tidak
memungkinkan, pemakaian jarum (14 gauge) dapat
digunakan sebagai pengganti krikotiroidotomi.
PENATALAKSANAAN
Penanganan Cairan
Luas luka bakar dihitung menggunakan Rule of Nines
atau grafik tubuh luka bakar jika ada. Jika
memungkinkan, pasien ditimbang atau berat
badannya ditanyakan saat anamnesis. Pada anak,
syarat signifikan maintanance berhubungan dengan
resusitasi cairan.
PENATALAKSANAAN
Data ini digunakan dalam rumus resusitasi cairan.
 Dewasa: 3-4 ml kristaloid x kgBB x persentase luka bakar
(%)
 Anak: 3-4 ml kristaloid x kgBB x persentase luka bakar (%)
ditambah maintenance dengan 5% Glucosein 0,45% (1/2
normal) saline
100 ml/kg sampai 10 kg
+
50 ml/kg dari 10-20 kg
+
20 ml/kg untuk setiap kg yang lebih dari 20 kg
PENATALAKSANAAN
Volume yang dihitung diestimasi untuk 24 jam
pertama. Formasi edema segera terbentuk setelah
trauma:
 Setengah dari volume yang dihitung diberikan

pada 8 jam pertama dan setengah sisanya


diberikan pada 16 jam kedua.
 Cairan maintenance untuk anak diberikan dengan

kecepatan konstan setelah 24 jam


PEMBAHASAN
 An. ZA, usia 20 bulan datang dengan keluhan kulit
lengan kiri atas dan badan bagian depan kiri
melepuh karena tersiram oleh air panas dari termos
sejak tiga jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien
tersiram air dalam jangka waktu yang sangat
sebentar. Pasien tidak terpeleset. Tidak ada
keluhan sesak nafas, pusing, mual, maupun muntah.
 Pasien datang masih dalam fase akut luka bakar.
Maka perlu diperhatikan ABCD dari pasien. Dari
pemeriksaan umum tidak ditemukan wajah yang
melepuh. Hal ini dapat menyingkirkan adanya cedera
inhalasi. Pernapasan normal dan tidak ada
menghalangi pergerakan pernapasan. Tekanan darah
tidak diukur. Frekuensi nadi yang meningkat yaitu
106x/menit. Hal ini dapat menunjukkan adanya
gangguan pada sistem kardiovaskular akibat
terjadinya hipovolemik yang diakibatkan penguapan
berlebih dan keluarnya cairan intravaskular.
 Pada tubuh ditemukan luka bakar di lengan kiri
(4.5%), dan dada anterior sisi kiri (9%). Luas luka
ditentukan menurut diagram rules of nine dari
Wallace. Total luas luka bakar mencapai 13.5%
dengan kedalaman derajat IIA.
 Luka bakar pada pasien ini digolongkan derajat II sebab
kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis yang
terlihat dari reaksi inflamasi akut, belum ditemukan proses
eksudasi dan ditemukan bula, dasar luka berwarna merah
atau pucat dan nyeri akibat iritasi ujung saraf sensorik. Luka
bakar pada pasien tidak digolongkan dalam derajat I
sebab pada luka bakar derajat I kelainannya hanya
berupa eritema, kulit kering, nyeri tanpa disertai eksudasi.
Luka bakar juga tidak digolongkan dalam derajat III sebab
pada luka bakar derajat III dijumpai kulit terbakar
berwarna abu-abu dan pucat, letaknya lebih rendah
(cekung) dibandingkan kulit sekitar dan tidak dijumpai rasa
nyeri/hilang sensasi akibat kerusakan total ujung serabut
saraf sensoris.
 Dari pemeriksaan laboratorium darah tepi dapat
ditemukan peningkatan leukosit. Peningkatan
leukosit ini disebabkan oleh reaksi inflamasi pada
fase akut luka bakar. Pada pemeriksaan urin dapat
ditemukan banyak eritrosit.
 Luka bakar dibersihkan dengan air hangat yang mengalir. Hal ini
merupakan cara terbaik untuk menurunkan suhu di daerah cedera,
sehingga dapat menghentikan proses kombusio pada jaringan.
 Untuk menutup luka, digunakan kasa lembab steril menggunakan
cairan RL atau salep untuk mencegah penguapan. Balutan dinilai
dalam waktu 24-48 jam. Bula yang luas dengan akumulasi
transudat, akan menyebabkan penarikan cairan ke dalam bula
sehingga menyebabkan gangguan keseimbangan cairan.
 Apabila terjadi bula, perlu dilakukan insisi. Insisi ini bertujuan untuk
mengeluarkan cairan transudat tanpa membuang epidermis yang
terlepas. Kemudian epidermis yang terlepas ini dijadikan penutup
luka (biological dressing) seperti split thickness skin graft (STSG).
 Setelah itu diletakkan tulle di atas graft tersebut dan
membungkusnya dengan kasa lembab selama 2-3 hari, kemudian
diberikan salep antibiotik sampai terjadinya epitelisasi. Pada bula-
bula yang kecil cukup dilakukan aspirasi menggunakan semprit dan
dilakukan sebagaimana pada bula yang luas.
 Prognosis ad vitam pada pasien ini adalah bonam
karena penyakit ini sudah didiagnosis dan saat ini
tidak mengancam nyawa. Prognosis ad functionam
pada pasien ini adalah bonam karena sesuai
dengan luas dan kedalaman luka, penyembuhan
dapat terjadi secara spontan dan telah dilakukan
terapi pengobatan yang adekuat terhadap luka
bakar. Prognosis ad sanactionam pada pasien ini
adalah bonam karena faktor penyebab dapat
dihindari dan tidak ada angka rekurensi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai