Anda di halaman 1dari 24

LUKA BAKAR

Disusun Oleh :
FANNY FADHILAH
DEA CELINE SEMBIRING
RAHMAD DIANSYAH
DAVID JHON RICARDO PAKPAHAN
VANI A/P RAVEENDRAN

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


DEPARTEMEN ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RSUD DR. PIRNGADI MEDAN
BAB 1
PENDAHULUAN
- Luka bakar menyebabkan 300.000 kematian/tahun
- 95% di Negara berpenghasilan rendah dan menengah
- Tertinggi di Asia Tenggara (11,6/100.000/tahun)
- Di Indonesia angka kematian sebesar 40%
- Penyebab kematian fase akut: syok dan trauma inhalasi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI LUKA BAKAR
• Luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan
benda-benda yang menghasilkan panas seperti

Flame (api secara langsung)

Flash (api secara tidak langsung)


PANAS
Scald (terkena air panas)

Sunburn (sengatan matahari), listrik, kimia, dll


EPIDEMIOLOGI
• Masih menjadi masalah kesehatan masyaraktat global  angka
kematiannya sekitar 195.000 orang/tahun.
• Riskesdas 2007  prevalensi di Jawa Tengah (7,2%)
Penyebab Luka Bakar
Unit Luka Bakar RSCM dari tahun
2009-2010 19.10%

30.40%

Keselurahan kasus kematian akibat luka bakar


25.70%
sebesar 34%

Ledakan Tabung Gas LPG Kebakaran Tersiram Air Panas


ETIOLOGI
FLAME

SUHU

BENDA PANAS
(KONTAK)

ALIRAN
RADIASI ETIOLOGI LISTRIK SCALD (AIR
PANAS)

UAP PANAS
ZAT KIMIA
DERAJAT LUKA BAKAR
• Berdasarkan kedalaman luka merusak lapisan kulit

Luka Luka Luka Luka


Bakar Bakar Bakar Bakar
Derajat I Derajat Derajat Derajat
IIA IIB III
Zona kerusakan jaringan
• Tiga area kerusakan menurut Jackson:
Klasifikasi
Luka bakar derajat II <
15%

• Luka Bakar Luka bakar derajat II <


10% pada anak-anak
Ringan

Luka bakar derajat III < 2%


Klasifikasi (con’t)
Luka bakar derajat II 10-
25% pada orang dewasa

• Luka Bakar Luka bakar derajat II 10-


Sedang 20% pada anak-anak

Luka bakar derajat III <


10%
Klasifikasi (con’t)
Luka bakar derajat II 25%
atau lebih pada orang
dewasa

• Luka Bakar Berat Luka bakar derajat II 20%


atau lebih pada anak-anak

- Luka bakar mengenai tangan, wajah,


telinga, mata, kaki dan genitalia/ Luka bakar derajat III 10%
perineum atau lebih
- Luka bakar dengan cedera inhalasi,
listrik disertai trauma lain
LUAS
LUKA BAKAR
RULES OF NINE
Struktur Anatomi Area Permukaan
Kepala 9%
Badan Depan 18%
Punggung 18%
Tiap Kaki 18%
Tiap Lengan 9%

Genitalia/perineum 1%
PEMBUATAN DIAGNOSIS LUKA BAKAR
1. Ethiology  Flame, Scald, Electrical
2. Grade  I, II, III
3. Surface Area  % BSA
4. Location  Specific Area

Diagnosis: E-burn GraSuLo


(Contoh: Flame Burn Grade II-III 35% o/t face, both arms,
and both legs)
PENANGANAN
F
• Penanganan Awal PRIMARY SURVEY
Fluid

A
Analgetik
Anti-Tetanus

A B C D E
T Tube

Airway Breathing Circulation Disability Environment

T Test
PENANGANAN (CON’T)
• Pemberian Cairan
Intravena
Cara Evans
1 2 3

• Luas luka dalam % x BB dalam • Luas luka dalam % x BB dalam • Sebagai pengganti cairan yang
kg menjadi mL NaCl per 24 jam kg menjadi mL plasma per 24 hilang akibat penguapan,
jam. diberikan 2.000 cc glukosa 5%
per 24 jam

Hari Pertama  8 jam pertama diberikan ½ dari jumlah 1+2+3, kemudian sisanya diberikan 16 jam kemudian
Hari Kedua  Diberikan ½ jumlah cairan
Hari Ketiga  Bila diuresis memuaskan dan pasien dapat minum tanpa kesulitan, cairan dapat dikurangi
/dihentikan
PENANGANAN (CON’T)
• Pemberian Cairan
Intravena
Rumus Baxter
Luas Luka X BB dalam Kg X 4 ml Larutan Ringer

Monitoring resusitasi dilakukan melalui urine output. Volume urin normal pada
orang dewasa adalah 0.5 ml/kgBB/jam (atau 30 – 50 ml/jam). Sedangkan pada
anak (<40 kg) sebesar 1 ml/kgBB/jam.
PENANGANAN
• Penanganan Secondary SURVEY
Lanjut

Pemantauan tanda- Pemeriksaan


Pemasangan NGT Pemasangan kateter
tanda vital Penunjang

Obat analgesik Perawatan Luka Antibiotik Anti Tetanus


INDIKASI RAWAT INAP
• Penderita syok atau terancam syok
• Anak: luas luka > 10%
• Dewasa: luas luka > 15%
• Letak luka memungkinkan penderita terancam cacat berat
• Wajah, mata
• Tangan atau kaki
• Perineum
• Terancam oedem laring
• Terhirup asap atau udara hangat
TINDAKAN OPERATIF
• Debridement diusahakan sedini mungkin untuk membuang jaringan
kulit mati dengan cara eksisi tangensial. Tindakan ini dilakukan
sesegera mungkin setelah keadaan pasien stabil karena eksisi
tangensial juga menimbulkan perdarahan. Biasanya eksisi dini
dilakukan pada hari ketiga sampai ketujuh, dan pasti boleh
dilakukan pada hari kesepuluh.
NUTRISI
• Minuman diberikan pada pasien luka bakar:
Segera setelah peristalsis menjadi normal.
Sebanyak 25 ml/kgBB/hari
Sampai diuresis minimal mencapai 30 ml/jam atau 1 ml/kgBB/jam
• Makanan diberikan oral pada pasien luka bakar:
Segera setelah dapat minum tanpa kesulitan.
Sedapat mungkin 2500-3000 kalori/hari
Sedapat mungkin mengandung 100-150 g protein/ hari
• Tambahan, dapat diberikan:
Vitamin A, B, dan D
Vitamin C 500 mg
Fe sulfat 500 mg
• Antasida diberikan untuk pencegahan tukak stress (tukak Curling)
KOMPLIKASI
Fase Akut Syok dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

Fase Subakut Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS), Multi-system


Organ Dysfunction Syndrome (MODS) dan Sepsis.
SIRS adalah suatu bentuk respon klinik yang bersifat sistemik
terhadap berbagai stimulus klinik berat akibat infeksi ataupun non-
infeksi seperti luka bakar.
Fase Lanjut Keloid dan Kontraktur
1 Suhu > 39oC atau < 36,5oC Kriteria Sepsis pada Luka Bakar
(American Burn Association)
2 Takikardi yang progresif
a. Dewasa > 110 x/menit
b. Anak > 2 SD sesuai nilai normal pada tiap umur 6 Ketidakmampuan untuk meneruskan nutrisi
enteral > 24 jam
3 Takipneu yang progresif a. Distensi abdomen
a. Dewasa > 25 x/menit tanpa ventilasi mekanik b. Intoleransi nutrisi enteral (sisa > 150
b. Anak > 2 SD sesuai nilai normal pada tiap umur mL/hari pada anak atau 2 kali waktu
makan pada dewasa)
4 Trombositopenia c. Diare yang tidak terkontrol (> 2500
a. Dewasa < 100.000/mm3 mL/hari pada dewasa atau > 400
b. Anak < 2 SD sesuai nilai normal pada tiap umur mL/hari pada anak)
7 Sebagai tambahan, sepsis membutuhkan
5 Hiperglikemia (sebelumnya tidak ada DM) dokumentasi infeksi:
a. KGD yang tidak diobati (> 200 mg/dL) a. Kultur positif infeksi
b. Insulin resisten, contoh: b. Sumber jaringan yang patologik
i. > 7 unit insulin /jam/IV (dewasa) diidentifikasi
ii. Resistensi insulin yang bermakna (> 25% c. Respon secara klinik terhadap
peningkatan kebutuhan insulin dalam 24 jam) antimikroba
PROGNOSIS
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai