KELOMPOK 4 :
1.
2.
3.
4.
5.
Asri Susanti
Nickhita Melati Montana
Trinoni B. Taebenu
Rumondang Pakpahan
Marianus Hendriquez Mude
15120020
15120103
15120149
15120163
15120051
BAB I
PENDAHULUAN
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan dan atau kehilangan jaringan disebabkan
kontak dengan sumber yang memiliki suhu sangat tinggi.Menurut WHO, pada tahun 2004
hampir 310.000 orang diseluruh dunia meninggal karena luka bakar dan 30% diantaranya
berusia dibawah 20 tahun. Anak rentan mengalami kekurangan gizi karena adanya kebutuhan
kalori tambahan untuk tumbuh dan berkembang, dan kadang-kadang tidak dapat memenuhi
asupan peroral bila sakit.
Luka bakar pada anak lebih berat dibanding dewasa, sehingga anak dengan luka bakar
dapat berada pada kondisi sakit kritis dan berisiko mengalami gangguan nutrisi.Tujuan dari
dukungan nutrisi pada luka bakar adalah memberikan energi, cairan, dan nutrisi dalam jumlah
yang cukup untuk mempertahankan fungsi vital dan homeostasis, memperbaiki aktivitas
sistem
imun,
menurunkan
risiko
overfeeding,
mengganti
protein
yang
hilang,
mempertahankan massa tubuh terutama lean body mass, mencegah kelaparan dan defisiensi
nutrien tertentu, mempercepat penyembuhan luka dan mengatasi infeksi.
Kekurangan
gizi
dapat
memperpanjang
masa
perawatan
dan
penyembuhan,
memperburuk keadaan kurang gizi yang sedang berlangsung atau dapat menyebabkan anak
kurang gizi paska luka bakar. Sebaliknya, kelebihan gizi dapat menyebabkan peningkatan
produksi
karbondioksida,
mengganggu
fungsi
hepar,
menyebabkan
hiperglikemia,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan
radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas
tinggi. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganannya pun tinggi.
Di
Indonesia,
rehabilitasinya masih sukar dan memerlukan ketekunan, biaya mahal, tenaga terlatih dan
terampil. Oleh karena itu, penanganan luka bakar lebih tepat dikelola oleh suatu tim
trauma yang terdiri dari spesialis bedah (bedah anak, bedah plastik, bedah thoraks,
bedah umum), intensifis, spesialis penyakit dalam, ahli gizi, rehabilitasi medik, psikiatri,
dan psikologi
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan
benda-benda yang menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak langsung,
pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air, dll) atau zat-zat
yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat)
Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai peranan dalam
homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya
sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 1,9
meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari
letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium
minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak
tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari
dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel
berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah
dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler
yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada di
dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatnya permeabilitas
menyebabkan
oedem
dan
menimbulkan
bula
yang
banyak
elektrolit.
Hal
itu
keropeng luka bakar derajat tiga. Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya
mekanisme kompensasi tubuh masih bisa mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20% akan
terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin,
berkeringat, nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun, dan produksi urin
berkurrang. Pembengkakkan terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah delapan jam
BAB III
ASUHAN GIZI
1. ASESSMENT GIZI
CH. Client History/ Riwayat Personal
Nama
: Tn.P
Umur
: 31 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
Penghasilan
: Jamkesmas
: 5 orang
Suku
: Jawa
Pendidikan
: SLTP
Agama
: Islam
No.RM
: 01-38-37-25
Ruang
: GBST
Tgl Masuk RS
: 15 Desember 2008
: 16 Desember 2008
Alamat
Diagnosis Medis
Aktifitas fisik
Riwayat Alergi
:-
Masalah gastrointestinal
: Muntah
:-
:-
Kondisi Rumah
Riwayat Pengobatan
AD. Antropometri
AD.1.1 Komposisi/ pertumbuhan tubuh/ riwayat berat badan
TB Recall
: 180 cm
BBI
= 90% x (TB-100)
= 90% x (180-100)
= 90% x 80
= 72 Kg
Satuan/ Nilai
Awal Masuk
Awal Kasus
Urin/darah
Normal
RS (12/1/2009)
(14/1/2009)
3
3
WBC
4,8 -10,8.10 /L
16,3.10
21,2.103
Alb
3,5 5 g/dL
3,79
2,17
Na
137-145 mmol/L
138
129
GDS
100-125 mg/dL
125
169
Kesimpulan : Hipoalbumin, Hiperglikemia, Hiponatrium
Keterangan
Tinngi
Rendah
Rendah
Tinggi
: 60x/menit (Normal)
KH
Energi (Kkal)
1955,01
2781,12
70%
kurang
Protein (g)
61,89
96,75
64%
kurang
Lemak (g)
65,76
78,56
84%
baik
KH (g)
278,03
412,9
67%
kurang
Fungsi
NC-2.2 Perubahan nilai laboraturium yang berkaitan dengan combustion gr II-III 16%
ec.elektrik ditandai dengan hasil pemeriksaan laboraturium.
3. INTERVENSI GIZI
A. Rencana Intervensi Gizi
Tujuan :
1. Meningkatkan asupan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pasien
2. Meningkatkan asupan energy-protein untuk mempercepat penyembuhan jaringan
yang rusak
3. Mencegah terjadinya gejala-gejala kekurangan zat gizi mikro
4. Menormalkan kadar gula darah pasien, kadar albumin, dan kadar natrium dalam darah
5. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai diet bagi penderita luka
bakar dan kebutuhan pasien dirumah sakit serta perencanaan kebutuhan pasien ketika
di rumah.
Target :
1. Asupan pasien meningkat
2. Jenis diet yang diberikan tepat yaitu Makanan tinggi energy dan tinggi protein
3. Kadar glukosa, kalium dan natrium dalam darah pasien menjadi normal
4. Pengetahuan pasien dan keluarga tentang makanan yang baik dan tidak baik bagi
pasien bertambah dan pasien mematuhi anjuran diet yang telah disampaikan.
Jenis : TKTP
Bentuk : Biasa
Route : Oral
Prinsip :
1. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal
2. Makanan dibagi dalam 3 porsi besar, yaitu makan pagi, siang dan sore, serta 2-3 porsi
untuk makanan selingan.
3. Kebutuhan protein tinggi, yaitu 15-20% dari kebutuhan total. Protein diberikan yang
memiliki bioavabilitas tinggi
4. Kebutuhan lemak normal, yaitu 20% dari kebutuhan energi total.
5. KH sebesar 60-70% dari energi total.
6. Memberikan makanan kaya akan antioksidan
7. Mengurangi makanan yang tinggi gula
Perhitungan Kebutuhan :
BEE = 66 + (13,5 x BB) + (5 x TB) (6,8 xU)
= 66 + (13,5 x 72) + (5 x 180) (6,78 x31)
= 66 + 972 + 900 210,8
= 1727.2 kal
TEE = 1727.2 x 1,2 x 1,2
= 2487,17 kal
P = 20% x 2487,17 kal = 497,43 kal/4 = 124,36 gram
L = 20% x 2487,17 kal = 497,43 kal/9 = 55,27 gram
KH = 60% x 2487,17 kal = 1492,3 kal/4 = 373,08 gram
Kebutuhan cairan :
30 ml/kg BB/hari
= 30 x72 = 2160 ml
Rancangan Menu
Golongan
Bahan
Makanan
Sumber
Karbohidrat
Sumber
Protein
Hewani LS
Sumber
Protein
Hewani RL
Sumber
Protein
Nabati
Sayuran B
Sayuran C
Buah
Susu Tanpa
Lemak
susu rendah
lemak
susu tinggi
lemak
sumber
protein tinggi
lemak
sayuran A
Gula
Satuan
Energi
per
Satuan
(kal)
Protein
per
Satuan
(gr)
Lemak
per
satuan
(gr)
KH
per
Satuan
(gr)
E
(kkal)
P
(gr)
L
(gr)
KH
(gr)
pag
i
sna
ck
sian
g
sna
ck
mala
m
175
40
875
20
200
75
150
14
10
3,5
50
175
24,5
1,5
75
300
20
12
28
2
1
5
25
50
50
1
3
0
0
0
0
5
10
12
50
50
250
2
3
0
0
0
0
10
10
60
0
0
2
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
75
10
75
10
125
10
375
21
18
30
150
10
10
150
13
2
2
0
50
0
0
0
0
0
12
0
100
0
0
0
0
0
24
2
0
0
0,5
0
0,5
0
0,5
0
0,5
Minyak
50
Jumlah Gizi
100
2500
0
111,
5
10
57
372
0,5
0,5
snack
siang
bahan makanan
roti putih
daging asap
slada air
tomat
mentega
susu sapi
melon
jumlah
%distribusi
kacang hijau
susu sapi
gula
jumlah
%distribusi
nasi
ikan segar
tahu
telur
brokoli
jagung muda
buncis
wortel
minyak
gula
mangga
energi
protein
lemak
175
75
0
0
25
125
100
500
20%
150
125
25
300
12%
350
50
75
75
4
10,5
0
0
0
7
0
21,5
0
3
0
0
2,5
6
0
11,5
karbohi
drat
40
0
0
0
0
10
24
74
menu
5
7
0
6
6
0
14
10
6
bubur kacang
ijo
8
7
5
7
0
2
3
5
80
0
7
0
nasi
ikan bumbu
kuning
25
50
25
50
0
0
0
5
0
0
0
6
12
Sandwich
jus melon
tumis sayur
smoothies
URT
Gram
2 iris
1,5 lembar
1 lembar
2ptg
0,5sdt
1 gls
1 ptg sdg
70
30
20
10
2,5
200
190
4sdm
1gls
0,5 sdm
40
200
6,5
1,5gls
1ptg sdg
2ptg sdg
1btr
0,25gls
0,25gls
0,25gls
0,25gls
1sdt
0,5sdm
3/4bh besar
200
40
50
55
25
25
25
25
5
6,5
90
snack
malam
75
775
31%
50
125
25
0
200
8%
350
50
10
mangga
0
7
0
0
0
6
0
0
12
10
6
0
8
7
0
12
80
0
25
75
75
50
1
5
7
3
0
3
5
0
40
7
0
10
25
25
50
725
29%
2500
0
0
0
0
2,5
0
6
0
12
111,5
57
372
2487,17
124,36
55,27
373,08
100,5%
90%
103,1%
100%
2/3gls
120
puding
strawberry
4bh bsr
1gls
0,5sdm
1sdm
215
200
6,5
10
nasi
ayam asam
manis
1,5gls
1ptg sdg
200
40
0,5gls
2ptg sdg
1btr
0,5gls
0,5gls
0,5sdm
0,5sdt
2ptg sdg
50
50
55
50
50
6,5
2,5
180
perkedel tempe
sayur bayam
merah
Evaluasi
Asupan makanan
Membandingkan
asupan Setiap hari
energy, protein, lemak dan
karbohidrat dengan target. Bila
tidak sesuai dengan target maka
lakukan perencanaan ulang
sesuai dengan kondisi pasien
Waktu
C. Rencana Edukasi
Tabel Rencana Edukasi Pasien
Waktu
Tujuan
Prinsip
Sehari
sebelum Pasien
mengetahui Menjelaskan berapa jumlah
implentasi dan hari kebutuhan energi, protein asupan yang harus dimakan
pertama implentasi
dan zat gizi lainnya ketika dalam menu sehari, jenis
perawatan di rumah sakit.
makanan yang tidak boleh
dikonsumsi, dan menyamakan
pendapat mengenai bentuk
makanan yang akan diberikan
Hari kedua
Pasien mengetahui tujuan Menjelaskan tujuan rencana
terapi dan macam diet yang diet dan jenis, serta batasandiberikan
batasan makanan yang boleh
pasien konsumsi. Serta edukasi
mengenai pentingnya konsumsi
buah
H-1 pasien pulang Pasien
mengetahui Menjelaskan berapa jumlah
kerumah
kebutuhan energi, protein asupan yang harus dimakan
dan zat gizi lainnya ketika dalam menu sehari, dan
dirumah
aplikasinya dalam contoh menu
sehari untuk dirumah
Media yang digunakan : leaflet
Protein
Lemak
KH
per
per
per
per
Satuan
(kal)
Satuan
(gr)
satuan
(gr)
Satuan
(gr)
175
75
50
Sayuran B
Golongan Bahan
Makanan
E
(kkal)
P (gr)
L (gr)
KH
(gr)
pagi
sna
ck
sian
g
snac
k
mala
m
40
875
20
200
150
14
10
100
14
75
225
15
21
25
50
10
Sayuran C
50
10
50
10
Buah
50
12
250
60
75
10
75
10
125
10
375
21
18
30
150
10
10
150
13
sayuran A
Gula
50
12
100
24
0,5
0,5
0,5
0,5
Sumber
Karbohidrat
Sumber Protein
Hewani LS
Sumber Protein
Hewani RL
Sumber Protein
Nabati
Susu Tanpa
Lemak
susu rendah
lemak
susu tinggi
lemak
sumber protein
tinggi lemak
Satuan
Minyak
50
Jumlah Gizi
100
2350
10
96
0
51
0,5
365
0,5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan
radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas
tinggi. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganannya pun tinggi.
Pada kasus ini Tn.P mengalami Combustio gr II-III 16% ec.elektrik. Status gizi Tn.P
adalah baik, namun asupannya menurut depkes Energi, Protein, dan KH masuk dalam
kategori kurang. Sehingga diagnosis gizi :
NI-2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan peningkatan kebutuhan energy akibat
terjadinya combustio gr II III 16% ditandai dengan adanya muntah, asupan energy di rumah
sakit ataupun SMRS kurang dari kebutuhan
NI-5.3 Asupan energi-protein tidak adekuat yang berkaitan dengan peningkatan kebutuhan
protein ditandai dengan nilai albumin dibawah normal (Hipoalbumin), dan asupan protein
sebesar 64% dari kebutuhan
NC-2.2 Perubahan nilai laboraturium yang berkaitan dengan combustion gr II-III 16%
ec.elektrik ditandai dengan hasil pemeriksaan laboraturium.
Intervensi yang diberikan adalah jenis diet TKTP. Protein tinggi diperlukan untuk
mencegah dan mengembalikan jaringan yang telah rusak. Target dari intervensi ini adalah :
Meningkatkan asupan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pasien, meningkatkan
asupan energy-protein untuk mempercepat penyembuhan jaringan yang rusak, mencegah
terjadinya gejala-gejala kekurangan zat gizi mikro, menormalkan kadar gula darah pasien,
kadar albumin, dan kadar natrium dalam darah dan memberikan edukasi kepada pasien dan
keluarga mengenai diet bagi penderita luka bakar dan kebutuhan pasien dirumah sakit serta
perencanaan kebutuhan pasien ketika di rumah.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada kasus luka bakar protein tinggi diperlukan untuk membantu proses
penyembuhan dan mencegah kerusakan jaringan yang lebih parah. Namun harus
diperhatikan bila pasien mempunyai masalah pada ginjal. Perhitungan cairan juga harus
diperhatiak agar tidak terjadi dehidrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Gurnida, Nida A. 2001. Dukungan Gizi Pada Penderita Luka Bakar. Bagian Ilmu Kesehatan
Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Hasan Sadikin
Bandung
Yovitra, Safriani. -. Penanganan Luka Bakar.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Recall 24 Jam (SMRS)
Golongan Bahan
Makanan
Sumber
Karbohidrat
Sumber Protein
Hewani LS
Sumber Protein
Hewani RL
Sumber Protein
Nabati
Sayuran B
Sayuran C
Buah
Susu Tanpa
Lemak
susu rendah
lemak
susu tinggi
lemak
sumber protein
tinggi lemak
sayuran A
Gula
Minyak
Satuan
Energi Protein
per
per
Satuan Satuan
(kal)
(gr)
Lemak
per
satuan
(gr)
KH
per
Satuan
(gr)
E
(kkal)
P (gr)
L (gr)
KH
(gr)
1,2
175
40
210
4,8
48
75
75
50
75
75
6
0
0
25
50
50
1
3
0
0
0
0
5
10
12
150
0
0
6
0
0
0
0
0
30
0
0
75
10
125
10
150
10
10
150
13
0
0
50
0
50
0
Jumlah Gizi
0
0
5
0
12
0
0
0
0
510
0
0
0
22,8
0
0
0
8
0
0
0
85
0
0
0