Anda di halaman 1dari 20

TUGAS

DIETETIKA PENYAKIT INFEKSI DAN DEFISIENSI


NCP DAN PERENCANAAN MENU SERTA PEMBAHASAN PADA KASUS
COMBUSTIO GR II-III 16% EC.ELEKTRIK

KELOMPOK 4 :
1.
2.
3.
4.
5.

Asri Susanti
Nickhita Melati Montana
Trinoni B. Taebenu
Rumondang Pakpahan
Marianus Hendriquez Mude

15120020
15120103
15120149
15120163
15120051

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI S-1 ILMU GIZI


Tahun Ajaran 2015/2016

BAB I
PENDAHULUAN
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan dan atau kehilangan jaringan disebabkan
kontak dengan sumber yang memiliki suhu sangat tinggi.Menurut WHO, pada tahun 2004
hampir 310.000 orang diseluruh dunia meninggal karena luka bakar dan 30% diantaranya
berusia dibawah 20 tahun. Anak rentan mengalami kekurangan gizi karena adanya kebutuhan
kalori tambahan untuk tumbuh dan berkembang, dan kadang-kadang tidak dapat memenuhi
asupan peroral bila sakit.
Luka bakar pada anak lebih berat dibanding dewasa, sehingga anak dengan luka bakar
dapat berada pada kondisi sakit kritis dan berisiko mengalami gangguan nutrisi.Tujuan dari
dukungan nutrisi pada luka bakar adalah memberikan energi, cairan, dan nutrisi dalam jumlah
yang cukup untuk mempertahankan fungsi vital dan homeostasis, memperbaiki aktivitas
sistem

imun,

menurunkan

risiko

overfeeding,

mengganti

protein

yang

hilang,

mempertahankan massa tubuh terutama lean body mass, mencegah kelaparan dan defisiensi
nutrien tertentu, mempercepat penyembuhan luka dan mengatasi infeksi.
Kekurangan

gizi

dapat

memperpanjang

masa

perawatan

dan

penyembuhan,

memperburuk keadaan kurang gizi yang sedang berlangsung atau dapat menyebabkan anak
kurang gizi paska luka bakar. Sebaliknya, kelebihan gizi dapat menyebabkan peningkatan
produksi

karbondioksida,

mengganggu

fungsi

hepar,

menyebabkan

hiperglikemia,

hiperosmolaritas, dan gangguan ginjal.


Pada sari kepustakaan ini akan dibahas mengenai klasifikasi luka bakar, patofisiologi
luka bakar, skrining nutrisi, kebutuhan energi, cairan, nutrisi, dan pemantauan pemberian
nutrisi pada penderita luka bakar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan
radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas
tinggi. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganannya pun tinggi.
Di

Indonesia,

luka bakar masih merupakan problem yang berat. Perawatan dan

rehabilitasinya masih sukar dan memerlukan ketekunan, biaya mahal, tenaga terlatih dan
terampil. Oleh karena itu, penanganan luka bakar lebih tepat dikelola oleh suatu tim
trauma yang terdiri dari spesialis bedah (bedah anak, bedah plastik, bedah thoraks,
bedah umum), intensifis, spesialis penyakit dalam, ahli gizi, rehabilitasi medik, psikiatri,
dan psikologi
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan
benda-benda yang menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak langsung,
pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air, dll) atau zat-zat
yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat)
Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai peranan dalam
homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya
sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 1,9
meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari
letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium
minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak
tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari
dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel
berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah
dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler
yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada di
dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatnya permeabilitas
menyebabkan

oedem

dan

menimbulkan

bula

yang

banyak

elektrolit.

Hal

itu

menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka


bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan yang berlebihan, masuknya
cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat dua dan pengeluaran cairan dari

keropeng luka bakar derajat tiga. Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya
mekanisme kompensasi tubuh masih bisa mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20% akan
terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin,
berkeringat, nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun, dan produksi urin
berkurrang. Pembengkakkan terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah delapan jam

BAB III
ASUHAN GIZI
1. ASESSMENT GIZI
CH. Client History/ Riwayat Personal
Nama

: Tn.P

Umur

: 31 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Pekerjaan

: Pekerja Lepas/ buruh

Penghasilan

: Jamkesmas

Jumlah Anggota Keluarga

: 5 orang

Suku

: Jawa

Pendidikan

: SLTP

Agama

: Islam

No.RM

: 01-38-37-25

Ruang

: GBST

Tgl Masuk RS

: 15 Desember 2008

Tgl diambil kasus

: 16 Desember 2008

Alamat

: Gunung Kidul, DIY

Diagnosis Medis

: Combustio gr II-III 16% ec.elektrik

Aktifitas fisik

: Jumlah jam kerja 3,5 jam


Jumlah jam tidur sehari 7 jam

Riwayat Alergi

:-

Masalah gastrointestinal

: Muntah

Riwayat Penyakit Dahulu

:-

Riwayat Penyakit Keluarga

:-

Kondisi Rumah

: Makanan dirumah dipersiapkan oleh istri pasien

Riwayat Pengobatan

Di Rumah sakit Swasta


1. Infus RL 1500 cc
2. Inj. Cetriaxon 1 g
3. Inj Ranitidin 1A
4. Nutifan 1A
Kesimpulan : Adanya muntah dan Os terbiasa disiapkan makanan oleh istri

AD. Antropometri
AD.1.1 Komposisi/ pertumbuhan tubuh/ riwayat berat badan
TB Recall

: 180 cm

BBI

= 90% x (TB-100)
= 90% x (180-100)
= 90% x 80
= 72 Kg

Perubahan Berat Badan : Tidak diketahui


Kesimpulan : Tidak diketahui perubahan berat badan
BD. Data biokimia
Pemeriksaan

Satuan/ Nilai

Awal Masuk

Awal Kasus

Urin/darah
Normal
RS (12/1/2009)
(14/1/2009)
3
3
WBC
4,8 -10,8.10 /L
16,3.10
21,2.103
Alb
3,5 5 g/dL
3,79
2,17
Na
137-145 mmol/L
138
129
GDS
100-125 mg/dL
125
169
Kesimpulan : Hipoalbumin, Hiperglikemia, Hiponatrium

Keterangan
Tinngi
Rendah
Rendah
Tinggi

PD. Nutrition-Focused Physical Findings


PD.1.1 Nutrition-focused physical findings
Penampilan keseluruhan : KU Sedang, Compos Mentis
Tanda-tanda vital :
TD : 130/80 mmHg (Normal)
N

: 60x/menit (Normal)

FH. Riwayat terkait gizi dan makanan


FH.1 Asupan makanan dan zat gizi
Asupan SMRS :
E

= 510 Kal (21,09% dari kebutuhan sebelum di rumah sakit)

= 22,8 gram (25,15% dari kebutuhan sebelum di rumah sakit)

= 8 gram (14,89% dari kebutuhan sebelum di rumah sakit)

KH

= 85 gram (21,63% dari kebutuhan sebelum di rumah sakit)

Asupan Recall 24 jam rumah sakit :


Implementasi
Asupan Oral
Infus
Standar RS
%Asupan
Keterangan

Energi (Kkal)
1955,01
2781,12
70%
kurang

Protein (g)
61,89
96,75
64%
kurang

Lemak (g)
65,76
78,56
84%
baik

KH (g)
278,03
412,9
67%
kurang

Jenis Diet : TETP ekstra jus buah


Riwayat Pola Makan :
Makanan pokok : Nasi (3x/hari @8sdm)
Lauk Hewani : Ikan (Kadang-kadang)
Lauk nabati : Tahu (1x/hari @1ptg)
Sayur : Bayam, kangkung, sawi (3x/hari @2sdk sayur)
Buah : Selingan : Kesimpulan : Os kurang mengkonsumsi buah. Asupan oral inadekuat. Asupan energy,
protein dan KH inadekuat
FH.3.1 Interaksi Obat dan Makanan
Di UGD RSS
Jenis Obat/tindakan
Ceftriaxon 2x1 g
Ranitidin 2x1 g
Kaluex 3x1 mg
Ketorolac 1A

Fungsi

Interaksi dengan Zat Gizi


Antibiotik
Gangguan Gastrointestinal
Ulkus duodenum, ulkus gaster
Gangguan Gastrointestinal
Penanganan jangka pendek untuk Tukak gastrointestinal, pendarahan
nyeri berat

dan perforasi gastrointestinal

CS. Standar Pembanding


Kebutuhan pasien saat pasien di rumah :
BEE = 66 + (13,5 x BB) + (5 x TB) (6,8 xU)
= 66 + (13,5 x 72) + (5 x 180) (6,78 x31)
= 66 + 972 + 900 210,8
= 1727.2 kal
TEE = 1727.2 x 1,4
= 2418,08 kal
P = 15% x 2418,08 kal = 90,67 gram
L = 20% x 2418,08 kal = 53,7 gram
KH = 65% x 2418,08 = 392,93 gram
2. DIAGNOSIS GIZI
NI-2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan peningkatan kebutuhan energy akibat
terjadinya combustio gr II III 16% ditandai dengan adanya muntah, asupan energy di rumah
sakit ataupun SMRS kurang dari kebutuhan
NI-5.3 Asupan energi-protein tidak adekuat yang berkaitan dengan peningkatan kebutuhan
protein ditandai dengan nilai albumin dibawah normal (Hipoalbumin), dan asupan protein
sebesar 64% dari kebutuhan

NC-2.2 Perubahan nilai laboraturium yang berkaitan dengan combustion gr II-III 16%
ec.elektrik ditandai dengan hasil pemeriksaan laboraturium.
3. INTERVENSI GIZI
A. Rencana Intervensi Gizi
Tujuan :
1. Meningkatkan asupan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pasien
2. Meningkatkan asupan energy-protein untuk mempercepat penyembuhan jaringan
yang rusak
3. Mencegah terjadinya gejala-gejala kekurangan zat gizi mikro
4. Menormalkan kadar gula darah pasien, kadar albumin, dan kadar natrium dalam darah
5. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai diet bagi penderita luka
bakar dan kebutuhan pasien dirumah sakit serta perencanaan kebutuhan pasien ketika
di rumah.
Target :
1. Asupan pasien meningkat
2. Jenis diet yang diberikan tepat yaitu Makanan tinggi energy dan tinggi protein
3. Kadar glukosa, kalium dan natrium dalam darah pasien menjadi normal
4. Pengetahuan pasien dan keluarga tentang makanan yang baik dan tidak baik bagi
pasien bertambah dan pasien mematuhi anjuran diet yang telah disampaikan.
Jenis : TKTP
Bentuk : Biasa
Route : Oral
Prinsip :
1. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal
2. Makanan dibagi dalam 3 porsi besar, yaitu makan pagi, siang dan sore, serta 2-3 porsi
untuk makanan selingan.
3. Kebutuhan protein tinggi, yaitu 15-20% dari kebutuhan total. Protein diberikan yang
memiliki bioavabilitas tinggi
4. Kebutuhan lemak normal, yaitu 20% dari kebutuhan energi total.
5. KH sebesar 60-70% dari energi total.
6. Memberikan makanan kaya akan antioksidan
7. Mengurangi makanan yang tinggi gula
Perhitungan Kebutuhan :
BEE = 66 + (13,5 x BB) + (5 x TB) (6,8 xU)
= 66 + (13,5 x 72) + (5 x 180) (6,78 x31)
= 66 + 972 + 900 210,8

= 1727.2 kal
TEE = 1727.2 x 1,2 x 1,2
= 2487,17 kal
P = 20% x 2487,17 kal = 497,43 kal/4 = 124,36 gram
L = 20% x 2487,17 kal = 497,43 kal/9 = 55,27 gram
KH = 60% x 2487,17 kal = 1492,3 kal/4 = 373,08 gram
Kebutuhan cairan :
30 ml/kg BB/hari
= 30 x72 = 2160 ml

Rancangan Menu
Golongan
Bahan
Makanan
Sumber
Karbohidrat
Sumber
Protein
Hewani LS
Sumber
Protein
Hewani RL
Sumber
Protein
Nabati
Sayuran B
Sayuran C
Buah
Susu Tanpa
Lemak
susu rendah
lemak
susu tinggi
lemak
sumber
protein tinggi
lemak
sayuran A
Gula

Satuan

Energi
per
Satuan
(kal)

Protein
per
Satuan
(gr)

Lemak
per
satuan
(gr)

KH
per
Satuan
(gr)

E
(kkal)

P
(gr)

L
(gr)

KH
(gr)

pag
i

sna
ck

sian
g

sna
ck

mala
m

175

40

875

20

200

75

150

14

10

3,5

50

175

24,5

1,5

75

300

20

12

28

2
1
5

25
50
50

1
3
0

0
0
0

5
10
12

50
50
250

2
3
0

0
0
0

10
10
60

0
0
2

0
0
0

1
0
1

0
0
1

1
1
1

75

10

75

10

125

10

375

21

18

30

150

10

10

150

13

2
2

0
50

0
0

0
0

0
12

0
100

0
0

0
0

0
24

2
0

0
0,5

0
0,5

0
0,5

0
0,5

Minyak

50
Jumlah Gizi

100
2500

0
111,
5

10

57

372

0,5

0,5

Rancangan Menu dan Distribusi Menu Sehari :


waktu
pagi

snack

siang

bahan makanan
roti putih
daging asap
slada air
tomat
mentega
susu sapi
melon
jumlah
%distribusi
kacang hijau
susu sapi
gula
jumlah
%distribusi
nasi
ikan segar
tahu
telur
brokoli
jagung muda
buncis
wortel
minyak
gula
mangga

energi

protein

lemak

175
75
0
0
25
125
100
500
20%
150
125
25
300
12%
350
50
75
75

4
10,5
0
0
0
7
0
21,5

0
3
0
0
2,5
6
0
11,5

karbohi
drat
40
0
0
0
0
10
24
74

menu

5
7
0

6
6
0

14
10
6

bubur kacang
ijo

8
7
5
7

0
2
3
5

80
0
7
0

nasi
ikan bumbu
kuning

25

50
25
50

0
0
0

5
0
0

0
6
12

Sandwich

jus melon

tumis sayur

smoothies

URT

Gram

2 iris
1,5 lembar
1 lembar
2ptg
0,5sdt
1 gls
1 ptg sdg

70
30
20
10
2,5
200
190

4sdm
1gls
0,5 sdm

40
200
6,5

1,5gls
1ptg sdg
2ptg sdg
1btr
0,25gls
0,25gls
0,25gls
0,25gls
1sdt
0,5sdm
3/4bh besar

200
40
50
55
25
25
25
25
5
6,5
90

snack

malam

yogurt non fat


jumlah
%distribusi
strawbery
susu sapi
gula
agar-agar
jumlah
%distribusi
nasi
daging ayam tanpa
kulit
wortel
tempe
telur
bayam merah
kacang kapri
gula
minyak
semangka
jumlah
%distribusi
jumlah
kebutuhan
persentase

75
775
31%
50
125
25
0
200
8%
350
50

10

mangga

0
7
0
0

0
6
0
0

12
10
6
0

8
7

0
12

80
0

25
75
75
50

1
5
7
3

0
3
5
0

40
7
0
10

25
25
50
725
29%
2500

0
0
0

0
2,5
0

6
0
12

111,5

57

372

2487,17

124,36

55,27

373,08

100,5%

90%

103,1%

100%

Perhitungan cairan : kebutuhan = 2160 ml = 2160 gr


Terpakai pada menu = 600 gr dari susu + 50 ml sayur = 650 gr
Sisa untuk minum = 2160-650 = 1510 ml

2/3gls

120

puding
strawberry

4bh bsr
1gls
0,5sdm
1sdm

215
200
6,5
10

nasi
ayam asam
manis

1,5gls
1ptg sdg

200
40

0,5gls
2ptg sdg
1btr
0,5gls
0,5gls
0,5sdm
0,5sdt
2ptg sdg

50
50
55
50
50
6,5
2,5
180

perkedel tempe
sayur bayam
merah

RC-1. Koordinasi asuhan


Bekerjasama dengan petugas distribusi, bagian penyedia makanan diet dan petugas medis
lain seperti dokter, perawat dan farmasi dalam pemberian dan penyediaan makanan pasien.
B. Rencana Monitoring dan Evaluasi
Tabel Rencana Monitoring dan Evaluasi
Monitor Dan Measure

Evaluasi

Asupan makanan

Membandingkan
asupan Setiap hari
energy, protein, lemak dan
karbohidrat dengan target. Bila
tidak sesuai dengan target maka
lakukan perencanaan ulang
sesuai dengan kondisi pasien

Edukasi Pasien dan Keluarga

Memantau Pengetahuan pasien Setiap hari

Waktu

dan keluarga tentang makanan


yang baik dan tidak baik pasien
dan memantau kepatuhan pasien
akan anjuran diet yang telah
disampaikan.

C. Rencana Edukasi
Tabel Rencana Edukasi Pasien
Waktu
Tujuan
Prinsip
Sehari
sebelum Pasien
mengetahui Menjelaskan berapa jumlah
implentasi dan hari kebutuhan energi, protein asupan yang harus dimakan
pertama implentasi
dan zat gizi lainnya ketika dalam menu sehari, jenis
perawatan di rumah sakit.
makanan yang tidak boleh
dikonsumsi, dan menyamakan
pendapat mengenai bentuk
makanan yang akan diberikan
Hari kedua
Pasien mengetahui tujuan Menjelaskan tujuan rencana
terapi dan macam diet yang diet dan jenis, serta batasandiberikan
batasan makanan yang boleh
pasien konsumsi. Serta edukasi
mengenai pentingnya konsumsi
buah
H-1 pasien pulang Pasien
mengetahui Menjelaskan berapa jumlah
kerumah
kebutuhan energi, protein asupan yang harus dimakan
dan zat gizi lainnya ketika dalam menu sehari, dan
dirumah
aplikasinya dalam contoh menu
sehari untuk dirumah
Media yang digunakan : leaflet

Rancangan Menu Untuk Dirumah :


Energi

Protein

Lemak

KH

per

per

per

per

Satuan
(kal)

Satuan
(gr)

satuan
(gr)

Satuan
(gr)

175

75

50

Sayuran B

Golongan Bahan
Makanan

E
(kkal)

P (gr)

L (gr)

KH
(gr)

pagi

sna
ck

sian
g

snac
k

mala
m

40

875

20

200

150

14

10

100

14

75

225

15

21

25

50

10

Sayuran C

50

10

50

10

Buah

50

12

250

60

75

10

75

10

125

10

375

21

18

30

150

10

10

150

13

sayuran A

Gula

50

12

100

24

0,5

0,5

0,5

0,5

Sumber
Karbohidrat
Sumber Protein
Hewani LS
Sumber Protein
Hewani RL
Sumber Protein
Nabati

Susu Tanpa
Lemak
susu rendah
lemak
susu tinggi
lemak
sumber protein
tinggi lemak

Satuan

Minyak

50
Jumlah Gizi

100
2350

10
96

0
51

0,5
365

0,5

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan
radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas
tinggi. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganannya pun tinggi.
Pada kasus ini Tn.P mengalami Combustio gr II-III 16% ec.elektrik. Status gizi Tn.P
adalah baik, namun asupannya menurut depkes Energi, Protein, dan KH masuk dalam
kategori kurang. Sehingga diagnosis gizi :
NI-2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan peningkatan kebutuhan energy akibat
terjadinya combustio gr II III 16% ditandai dengan adanya muntah, asupan energy di rumah
sakit ataupun SMRS kurang dari kebutuhan
NI-5.3 Asupan energi-protein tidak adekuat yang berkaitan dengan peningkatan kebutuhan
protein ditandai dengan nilai albumin dibawah normal (Hipoalbumin), dan asupan protein
sebesar 64% dari kebutuhan
NC-2.2 Perubahan nilai laboraturium yang berkaitan dengan combustion gr II-III 16%
ec.elektrik ditandai dengan hasil pemeriksaan laboraturium.
Intervensi yang diberikan adalah jenis diet TKTP. Protein tinggi diperlukan untuk
mencegah dan mengembalikan jaringan yang telah rusak. Target dari intervensi ini adalah :
Meningkatkan asupan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pasien, meningkatkan
asupan energy-protein untuk mempercepat penyembuhan jaringan yang rusak, mencegah
terjadinya gejala-gejala kekurangan zat gizi mikro, menormalkan kadar gula darah pasien,
kadar albumin, dan kadar natrium dalam darah dan memberikan edukasi kepada pasien dan
keluarga mengenai diet bagi penderita luka bakar dan kebutuhan pasien dirumah sakit serta
perencanaan kebutuhan pasien ketika di rumah.

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada kasus luka bakar protein tinggi diperlukan untuk membantu proses
penyembuhan dan mencegah kerusakan jaringan yang lebih parah. Namun harus
diperhatikan bila pasien mempunyai masalah pada ginjal. Perhitungan cairan juga harus
diperhatiak agar tidak terjadi dehidrasi.

DAFTAR PUSTAKA
Gurnida, Nida A. 2001. Dukungan Gizi Pada Penderita Luka Bakar. Bagian Ilmu Kesehatan
Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Hasan Sadikin
Bandung
Yovitra, Safriani. -. Penanganan Luka Bakar.

LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Recall 24 Jam (SMRS)
Golongan Bahan
Makanan
Sumber
Karbohidrat
Sumber Protein
Hewani LS
Sumber Protein
Hewani RL
Sumber Protein
Nabati
Sayuran B
Sayuran C
Buah
Susu Tanpa
Lemak
susu rendah
lemak
susu tinggi
lemak
sumber protein
tinggi lemak
sayuran A
Gula
Minyak

Satuan

Energi Protein
per
per
Satuan Satuan
(kal)
(gr)

Lemak
per
satuan
(gr)

KH
per
Satuan
(gr)

E
(kkal)

P (gr)

L (gr)

KH
(gr)

1,2

175

40

210

4,8

48

75

75

50

75

75

6
0
0

25
50
50

1
3
0

0
0
0

5
10
12

150
0
0

6
0
0

0
0
0

30
0
0

75

10

125

10

150

10

10

150

13

0
0
50
0
50
0
Jumlah Gizi

0
0
5

0
12
0

0
0
0
510

0
0
0
22,8

0
0
0
8

0
0
0
85

0
0
0

Anda mungkin juga menyukai