Anda di halaman 1dari 27

LUKA BAKAR

Kelompok C
Baiti Anisa 1102016042 Suci Puspapertiwi 1102016210
Bazlina Zahra Wahyusaputri 1102016043 Syafhira Alika Putri 1102016211
Carnadi 1102016044 Syifa Khusnul Khotimah 1102016213
Deandra Salma Arumpuspa 1102016047 Syifa Melati Putri 1102016214
Denia Anindyaswati Rahayu 1102016048 Tifany Lazuardian Amiga 1102016216

PEMBIMBING:
DR. KAMAL ANAS, SP.B

Kepaniteraan Klinik Bedah


Periode 4 Januari – 31 Januari 2020
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Tn. A
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Usia : 32 tahun
 Alamat : Cempaka Putih
 Pekerjaan : Pegawai catering
 Suku : Sunda
 Agama : Islam
 Tanggal pemeriksaan : 21 Januari 2021
Anamnesis (Alloanamnesis)

Keluhan Utama
• Luka bakar di anggota tubuh atas

Riwayat Penyakit Sekarang


• Sejak 1 jam yang lalu pasien datang dengan luka bakar pada kedua lengan bagian
depan, dada bagian depan, dan perut bagian depan. Luka bakar didapatkan karena
ledakan kompor gas saat pasien sedang bekerja. Setelah terjadinya kebakaran, luka
pasien disiram dengan air lalu dilarikan ke rumah sakit. Pasien mengeluh nyeri dan
luka terasa panas. Keluhan lainnya disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK (Primary Survey)

 Keadaan Umum : tampak sakit berat  Airway: bebas


 Kesadaran : GCS 15 (E4M6V5)  Breathing:
komposmentis  RR: 20x/menit, regular
 Berat Badan: 70 kg  SpO2: 98%
 Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
 Circulation
 Tekanan darah: 110/70 mmHg
 Nadi: 85x/ menit
 Suhu: 37°C
 Disability
 GCS 15 (E4M6V5)
Pemeriksaan Fisik (Secondary Survey)

Kepala Mulut
• Normosephal, rambut hitam keabuan, tidak
• Mukosa mulut kering (-), uvula di
mudah dicabut
tengah
Mata
• Sklera ikterik -/-, konjugtiva anemis -/-,
Telinga
RCL +/+, RCTL +/+, pupil 3 mm/ 3 mm • Normotia. sekret -/-, nyeri Tarik -/-

Hidung Leher
• Bentuk normal, sekret -/-, deviasi (-) • Tidak ada perbesaran KGB
Status Generalis

Regio Thoraks
• Lihat status lokalis

Regio Abdomen
• Lihat status lokalis

Regio Ekstremitas
• Lihat status lokalis
Status Lokalis

 Regio thorax anterior


 Inspeksi: luka bakar grade II A - II B 9%, hiperemis (+), edema (+), bulla (+)
 Palpasi: nyeri tekan (+)
 Regio abdomen anterior
 Inspeksi: luka bakar grade II A – II B 9%, hiperemis (+), edema (+), bulla (+)
 Palpasi: nyeri tekan (+)
 Regio antebrachial dan manus dextra et sinistra
 Inspeksi: luka bakar grade II A – II B 9%, hiperemis (+), edema (+), bulla (+)
 Palpasi: nyeri tekan (+)
Rencana Pemeriksaan Penunjang

 Laboratorium
 Darah perifer lengkap
 Analisis gas darah
 Kimia klinik
 Urinalisa
Diagnosis

Diagnosis Kerja
• Luka bakar api grade II A- II B 36%
Rencana Tatalaksana

Primary Survey Farmakokinetik Non-Farmakokinetik


• Nasal canul 3-4 L/menit • Ketorolac IV 30 mg/hari, • Diet tinggi kalori
• IVFD RL 5.040 cc pada 8 dosis tunggal • Perawatan tertutup untuk
jam pertama • Human mencegah kontaminasi
• IVFD RL 5.040 cc pada 16 Tetanoimmunoglobulin
jam berikutnya (HTIG) 500 IU IM
• Pemasangan kateter • Krim silver sulfadiazine 1-2
x/hari
Resume

 Sejak 1 jam yang lalu pasien datang dengan luka bakar pada kedua lengan bagian depan, dada bagian
depan, dan perut bagian depan.
 Pada status lokalis regio thorax anterior, regio abdomen anterior, regio antebrachial dan manus dextra
et sinistra didapatkan inspeksi: luka bakar grade II A - II B 9%, hiperemis (+), edema (+), bulla (+) dan
palpasi: nyeri tekan (+)
 Pada primary survey diberikan nasal canul 3-4 L/menit, IVFD RL, dan pemasangan kateter
 Rencana pemeriksaan penunjang aboratorium darah perifer lengkap, analisis gas darah, kimia klinik,
dan urinalisa
 Rencana tatalaksana diberikan Ketorolac, HTIG, dan krim Silver sulfadiazin
Tinjauan Pustaka
Definisi

 Luka bakar atau combustio adalah suatu bentuk kerusakan dan kehilangan jaringan
disebabkan kontak dengan sumber suhu yang sangat tinggi seperti kobaran api di tubuh
(flame), jilatan api ke tubuh (flash), terkena air panas (scald), tersentuh benda panas
(kontak panas), akibat serangan listrik, akibat bahan- bahan kimia, serta sengatan
matahari (sunburn) dan suhu yang sangat rendah
 Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api,
cairan panas atau objek-objek panas lainnya.

Jong WD. Luka Bakar: buku ajar ilmu bedah. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2005.
Epidemiologi

 Lebih dari 500,000 luka bakar terjadi per tahunnya di Amerika Serikat.
 Data yang diperoleh dari WHO menyebutkan bahwa wanita di wilayah Asia Tenggara
memiliki angka kejadian luka bakar yang tertinggi, 27% dari angka keseluruhan secara
global meninggal dunia dan hampir 70% diantaranya adalah wanita.
 Data Nasional mengenai angka mortalitas atau data kejadian luka bakar di seluruh
Indonesia masih belum ada.
 Dari studi epidemiologi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) tahun 2011-2012
data pasien yang dirawat selama periode 2 tahun adalah 303 pasien. Perbandingan antara
pria dan wanita adalah 2,26: 1 dan usia rata-rata adalah 25,7 tahun (15-54 tahun).

Moeloek, N. 2019. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Luka Bakar. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Etiologi

Durasi kontak dan derajat suhu menentukan derajat kerusakan sel


Setidaknya membutuhkan panas 44°C agar kulit dapat terbakar. Nekrosis transepidermal terjadi dengan
panas 70°C dalam satu detik, terjadi dalam 45 menit dengan panas 47°C

1. Luka bakar termal


• Disebabkan oleh panas berlebih, biasanya karena kontak dengan permukaan panas, cairan
panas, uap, atau api.
• Luka bakar ini biasanya merupakan luka bakar derajat satu atau derajat superfisial derajat
dua

Rahayuningsih T, 2012. Penatalaksanaan Luka Bakar (Combustio). Vol 8.


Kara YA, 2018. Burn Etiology and Pathogenesis. Hot Topics in Burn Injuries. DOI: http://dx.doi.org/10.5772/intechopen.71379
2. Luka bakar kimiawi
• Terjadi karena kontak dengan asam kuat atau zat basa.
Asam hidrofluorat, Pemutih, pembersih oven, pupuk, semen, plester, dan kontak kapur menyebabkan luka bakar
dasar

3. Luka bakar listrik


• Disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh.
• Lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang itu sampai ke tubuh mempengaruhi derajat luka

4. Luka bakar radiasi


• Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif.
• Seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik
pada dunia kedokteran.
• Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.

Rahayuningsih T, 2012. Penatalaksanaan Luka Bakar (Combustio). Vol 8.


Kirkpatrick JJ, Enion DS, Burd DA, 1995. Hydrofluoric acid burns: A review. Burns. 1995;21:483-493
Patofisiologi

Percy D, Yu Y. 2012. Burn: Pathophysiology dan Complication. The Calgary Guide.


Manifestasi

 Tanda dan gejala pada luka bakar dapat ditentukan berdasarkan klasifikasi luka bakar itu sendiri,
namun secara umum gejala Luka bakar berupa:
 Eritem pada area luka
 Perubahan warna pada kulit
 Edema
 Luka melepuh
 Nyeri / kehilangan sensasi rasa
 Syok
 Pada luka bakar kimia alkali dapat menyebabkan nekrosis kolikatif (di mana jaringan diubah menjadi cairan,
massa kental), sedangkan luka bakar kimia asam menyebabkan nekrosis koagulasi

Jeschke, Marc et al. 2020. Burn Injury


Sheridan, Robert L. 2018. Initial Evaluation and Management of the Burn Patient
Klasifikasi

Klasifikasi Derajat Kedalaman Luka Bakar


Kedalaman Warna Bula Cap Refill Sensasi Kesembuhan

Epidermal Merah - Ada Ada Ya

Superficial Merah muda Kecil Ada Nyeri Ya


Dermal pucat

Mid Dermal Merah muda Ada Lambat +/- Biasanya


gelap
Luka Bakar

Deep Dermal Bercak merah +/- Tidak Tidak Tidak


tua Mild-
Superfisial Dermal Deep
Full Putih Tidak Tidak Tidak Tidak
Thickness
Superficial Deep- Full
Epidermal
Dermal Dermal Thickness
Menkes RI, 2019, PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA LUKA BAKAR
Klasifikasi

Luka Bakar Ringan


Kriteria :
a. TBSA ≤15% pada dewasa
b. TBSA ≤10% pada anak
c. Luka bakar full-thickness dengan TSBA ≤2% pada anak maupun dewasa tanpa mengenai daerah mata, telinga, wajah, tangan, kaki dan perineum

Luka Bakar Sedang


Kriteria:
a. TBSA 15-25% pada dewasa dengan kedalaman luka bakar full thickness <10%
b. TBSA 10-20% pada luka bakar partial thickness pada pasien anak dibawah 10 tahun dan dewasa usia diatas 40 tahun, atau luka bakar full-thickness <10%
c. TBSA ≤10% pada luka bakar full-thickness pada anak atau dewasa tanpa masalah kosmetik atau mengenai daerah mata, wajah, telinga, tangan, kaki, atau perineum

Luka Bakar Berat


Kriteria:
a. TBSA ≥25%
b. TBSA ≥20% pada anak usia dibawah 10 tahun dan dewasa usia diatas 40 tahun
c. TBSA ≥10% pada luka bakar full-thickness
d. Semua luka bakar yang mengenai daerah mata, wajah, telinga, tangan, kaki, atau perineum yang dapat menyebabkan gangguan fungsi atau kosmetik.
e. Semua luka bakar listrik
f. Semua luka bakar yang disertai trauma berat atau trauma inhalasi
g. Semua pasien luka bakar dengan kondisi buruk

Menkes RI, 2019, PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA LUKA BAKAR
Diagnosis

 Diagnosis combustio dapat ditegakkan dari anamnesis


dan pemeriksaan fisik dengan menentukan grade dan luas
luka bakar yang dinyatakan sebagai persentase terhadap
luas permukaan tubuh atau Total Body Surface Area
(TBSA). Untuk menghitung secara cepat dipakai Rules of
Nine atau Rules of Walles dari Walles.

Stevan dan Susi, 2017. Luka Bakar Derajat II-III 90% karena Api pada Laki-laki 22 Tahun di Bagian Bedah Rumah Sakit Umum Daerah
Abdoel Moeloek Lampung, vol 7, no 2. J Medula Unila
 Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien luka
bakar mencakup pemeriksaan darah seperti hemoglobin,
hematokrit, leukosit, trombosit, laju endap darah, kimia darah,
analisis gas darah, maupun analisis urin. Dari pemeriksaan
tersebut kita dapat mengetahui tindakan yang harus dilakukan
baik pada awal penanganan maupun untuk kondisi pasien
selanjutnya

Stevan dan Susi, 2017. Luka Bakar Derajat II-III 90% karena Api pada Laki-laki 22 Tahun di Bagian Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek Lampung, vol 7, no 2. J Medula Unila
Sjamsuhidajat, R., et al, 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC Hal 154
Tatalaksana ATLS (Advanced Trauma Life Support)

Primary survey Segera identifikasi kondisi-kondisi


mengancam jiwa dan lakukan manajemen emergensi.

• a. (Airway) : Penalataksanaan jalan nafas dan


manajemen trauma cervical
• b. (Breathing) : Pernapasan dan ventilasi
• c. (Circulation) : Sirkulasi dengan kontrol
perdarahan
• d. (Disability) : Status neurogenik
• e. (Exposure) : Pajanan dan Pengendalian
lingkungan

Moeloek, N. 2019. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Luka Bakar. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Tatalaksana ATLS (Advanced Trauma Life Support)

Fluid (Resusitasi Cairan)


• Parkland Formula (BAXTER)  3 – 4 ml x kgBB x %TBSA
(Total area permukaan tubuh) Tatalaksana Bedah Emergensi
• 50% total perhitungan cairan dibagi menjadi 2 tahap dalam waktu
24 jam pertama. Tahap I (50%) diberikan 8 jam dan tahap 2 • Eskarotomi  Tindakan insisi eskar yang melingkari dada
(50%) diberikan 16 jam setelahnya. atau ekstremitas. Indikasi: pada luka bakar yang mengenai
• Gunakan cairan Kristaloid (Hartmann solution) seperti Ringer
seluruh ketebalan dermis sehingga timbul edema yang dapat
Lactat
menjepit pembuluh darah, misalnya luka bakar melingkar di
Hitung Urine Output tiap jam  Pasang Dower Cateter ekstremitas dan dada.
• Fasciotomi  Dilakukan bila ada indikasi tanda-tanda
Lakukan pemeriksaan EKG, nadi, tekanan darah, respiratory rate, pulse oximetry, analisis gas darah arteri
sindroma kompartemen: terasa keras pada palpasi, sensasi
Analgesia Manajemen nyeri perifer menghilang secara progresif, dan nadi tidak teraba.
• Berikan morfin intravena 0,05 – 0,1 mg/kg sesuai indikasi
• Untuk anak paracetamol cairan drip (setiap 6 jam) dengan dosis 10-15mg/kg
BB/kali
Tubes

• Pasang Nasogastric Tube (NGT)  untuk mencegah gastroparesis dan dekompresi lambung

Moeloek, N. 2019. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Luka Bakar. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Tatalaksana

Untuk penatalaksanaan luka Terapi pembedahan luka bakar

• Pada stadium akut, luka bakar harus dicuci dengan • Eksisi dini: Tindakan pembuangan
menggunakan larutan/cairan antibakteri, biasa digunakan
larutan chlorhexidine 0,1% atau 0,2 %. Jika tidak tersedia jaringan nekrosis dan debris
bisa menggunakan cairan saline. (Debridement) yang dilakukan dengan
• Bila terdapat bulla >2 cm maka harus dipecahkan.
• Luka bakar epidermis: analgesic dan krim pelembap waktu < 5 hari pasca cedera
• Luka bakar dermis: balutan silicon atau balutan silver atau • Skin grafting: metode penutupan luka
hydro-colloid sederhana
• Luka bakar terinfeksi: balutan perak slow release, silver
sulphadiazine 1%

• ANZBA. 2016. Emergency Management of Severe Burns (EMSB).


• Sjamsuhidajat R dan Jong WD. 2006. Luka. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. EGC: Jakarta.
Hal 73-81
Komplikasi

Luka bakar intra- oral / mengenai daerah mulut  cedera esofagus

Luka bakar kimia yang mengenai mata  tinginya insidensi gangguan mata residual. Tanda fisik
termasuk blefarospasme, mata berair, konjungtivitis, dan dorongan untuk menggaruk mata yang
tidak terkontrol.

Jaringan parut, parut hipertrofik, dan keloid jaringan parut

Kontraktur

acute kidney injury (AKI)

Trauma inhalasi

Kemenkes 2019. PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA LUKA BAKAR.
Prognosis

Prognosis setelah luka bakar bergantung pada banyak faktor. Sementara luka bakar derajat satu
memiliki prognosis yang baik, luka bakar derajat dua dan tiga memiliki morbiditas dan mortalitas
yang tinggi. Usia ekstrim, penyakit penyerta lainnya, pengalaman fasilitas, dan adanya cedera
pernafasan memiliki peran penting dalam hasil.

Thimoty J, 2020. Thermal Burns, Wake Forest University School of Med. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430773/

Anda mungkin juga menyukai