Anda di halaman 1dari 53

Presetasi Kasus

Bedah Plastik
COMBUTIO
ULKUS DECUBITUS
Disusun Oleh :
Angelia Puspita
Amelya Lesmana

Pembimbing : dr. BJ Bismedi, SpBP

Kepaniteraan Klinik Bedah


RSUP Fatmawati
IDENTITAS PASIEN
• No. RM : 01293704
• Nama : Ny SL
• TTL/ usia : Jakarta/17 Juli 1968
• Jenis Kelamin : Wanita
• Agama :Kristen
• Pendidikan: Tamat SMA
• Pekerjaan : -
• St. Perkawinan : Belum kawin
• Alamat : Jl. Kompleks Reni Jaya blik R4-1 pamulang
ANAMNESIS
• Dilakukan secara autoanamnesia dan aloanamnesis
Senin, 12 April 2014 pukul 15.00 WIB

Keluhan Utama
Luka bakar pada kedua tungkai
bawah sejak 3 minggu SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
• Luka bakar pada kedua • kaki sudah sulit
tungkai bawah diluruskan, hanya bisa
• pasien membakar diri berbaring
• suruhan membakar diri • Muncul luka di bokong
dari bisikan setan • Demam (+)
• 3 minggu luka tidak • BAB dan BAK normal
diobati
Riwayat Penyakit Dahulu
• Darah tinggi (+)
• Stroke 2 tahun
• Kencing manis (-)
• Alergi obat (-)
• Asma (-)
• Gangguan jiwa (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
• Darah tinggi (-)
• Kencing manis (-)
• Alergi obat (-)
• Asma (-)
• Gangguan jiwa (-)

 
Pemeriksaan Fisik

Status Generalis Tanda Vital


• Kesan sakit : Tampak sakit
• TD : 130/90 mmHg
sedang
• Nadi : 88x/menit
• Kesadaran : Compos Mentis
• RR : 18x/menit
• Tinggi Badan : 155 cm
• Suhu : 37,1° C
• Berat Badan : 65 kg
• Status gizi : overweight
...PF
• Kepala : normocephali ; Rambut warna hitam , distribusi merata,
tidak mudah dicabut).
• Wajah : simetris, tidak tampak bengkak pada kedua daerah
sekitar mata dan muka. Tidak tampak adanya hiperpigmentasi
• Mata : edem palpebra -/-, sklera ikterik -/- , konjungtiva anemis
(-), pupil bulat isokor(+/+), reflek cahaya langsung +/+, reflek
cahaya tidak langsung +/+
• Telinga : normotia, tampak adanya serumen.
• Hidung : tampak tidak ada deformitas, tidak tampak adanya
sekret, tidak tampak adanya deviasi septum.
..PF
• Mulut : bibir tidak kering dan tidak sianosis, lidah bersih,
oral candidiasis (-), coated tongue (-), kebersihan mulut
tampak buruk
• Leher : trakea tampak berada ditengah, tidak tampak
adanya massa di leher, tidak teraba pembesaran kelenjar
KGB
• Paru
 Inspeksi :simetris statis dan dinamis, tipe
thorako-abdominal, retraksi sela iga (-),
 Palpasi : Vocal fremitus simetris,
 Perkusi : sonor di kedua lapang paru
 Auskultasi : vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
.PF
• Jantung
 Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS V satu jari lateral
linea midclavicularis kiri
 Perkusi :
batas jantung kanan setinggi ics IV linea sternalis kanan
batas jantung kiri setinggi ics V 2 cm lateral linea
midklavikularis kiri.
batas pinggang jantung setinggi ics II linea sternalis kiri
 Auskultasi : bunyi jantung I dan II reguler, Murmur (-),
Gallop (-)
Abdomen Ekstremitas

• Inspeksi: • Akral hangat, edema (-)/(-),


buncit, tidak terdapat CRT < 2 detik
dilatasi vena, tidak ada • Kulit : jaundice (-), pucat
spider nevi, tidak ada dan sianosis (-)
benjolan
• Palpasi:
teraba supel, hepar limpa
tidak teraba membesar,
nyeri tekan tidak ada
• Perkusi:
Timpani, shifting dullness (-)
•  Auskultasi:
Bising Usus (+)
STATUS LOKALIS

10 mei 2014
STATUS LOKALIS

10 mei 2014
14 mei 2014
Pemeriksaan Penunjang
PP Hasil Nilai Rujukan

HB 10,7 12,8 - 16,8


HT 31% 33 - 45%
Leukosit 11.400 5000 – 10000
Trombosit 360.000 150 rb – 440 rb
Eritrosit 3,57 juta (3,8 juta –5,2 juta)
VER/HER/KHER/RDW 88/30/34,1/14,9 (80-100/26-34/32-36/11,5-14,5)
ureum 47 20-40
Creatinin 1,0 0,5-1,5
Na 135 135-147
K 4,85 3,10-5,10
Cl 110 95-108
Resume
wanita,45 tahun datang dengan keluhan luka bakar pada
tungkai bawah sejak 3 minggu SMRS. Pasien membakar diri
sendiri setelah mendengar bisikan setan yang menyuruhnya.
Luka bakar tidak diobati apapun sampai tiga minggu. Saat
dibawa ke RSF kaki sudah sulit diluruskan. Setelah di rawat di
bokong pasien muncul luka yang semakin lama semakin sakit
dan besar.

Pada PF, status generalis dalam batas normal. Status lokalis :


- luka bakar drajat III 36% pada regio cruris bilateral
- Ulkus dekubitus grade IV di regio sakrum
- Ulkus dekubitus derajat II di regio maleolus lateralis dextra
Diagnosis
Diagnosis Kerja :
1. Combutio grade III 36% at regio cruris bilateral
2. ulkus decubitus grade IV at regio sacrum
3. Ulkus dekubitus grade II at regio maleolus
lateralis dextra
Penatalaksanaan
NON MEDIKAMENTOSA MEDIKAMENTOSA
• STSG • IVFD RL 500 cc/8jam
• Ganti verba tiap 2 hari • Ceftriaxon 2x1gr
• Rawat luka dengan mebo • Ketolrolac 3x30 mg
4x/hari • Brain act 2x500mg
• Mobilisasi (mika-miki 2 jam) • Risperidon 2x2 mg
• Diet tinggi protein • THP 2x2 mg
• Captopril 3x12,5
• Cardio aspirin 1x80 mg
Prognosis
Combutio Ulkus decubitus
• Ad Vitam : Bonam • Ad Vitam : Bonam
• Ad Sanationan : dubia ad • Ad Sanationan : dubia ad
bonam malam
• Ad Functionam : dubia ad • Ad Functionam : dubia ad
bonam malam
ANALISIS KASUS
Tinggal dengan ibu yang sudah tua
Hipertensi +/- 5 th tidak
terkontrol Wanita 45 th Kepribadian skizoid

Membakar diri Halusinasi Psikotik akut


Stroke 2 tahun YL auditotik
sendiri
Luka bakar ec api
Hemiparese dextra
Dasar subkutis
Folikel rambut (-)
Tungkai bawah bilateral

Menghambat Combutio grade III 36 %at regio


penyembuhan cruris bilateral ec api
Hanya bisa berbaring Menghambat
penyembuhan
Tekanan di penonjolan tulang
Vaskularisasi menurun
Luka dasar subkutis at regio
maleolus lateralis dextra Luka dasar tulang at
regio sacrum
Ulkus dekubitus grade II at Ulkus decubitus grade IV
regio maleolus lateralis at regio sacrum
dextra
COMBUSTIO
DEFINISI ETIOLOGI
• Luka bakar adalah trauma  Luka bakar suhu tinggi (thermal
yang disebabkan oleh burn)
termis, elektris, khemis dan  Benda panas: padat, cair,
radiasi yang mengenai kulit, udara/uap
mukosa, dan jaringan yang  Api
lebih dalam  Sengatan matahari/ sinar panas
 Luka bakar bahan kimia
(chemical burn), misalnya asam
kuat dan basa kuat.
 Luka bakar sengatan listrik
(electrical burn), misalnya aliran
listrik tegangan tinggi.
 Luka bakar radiasi (radiasi
injury)
Fase Luka Bakar
Fase Akut Fase Subakut
 fase awal atau fase syok  kerusakan atau kehilangan
 ancaman gangguan airway jaringan akibat kontak
(jalan nafas), breathing dengan sumber panas. Luka
(mekanisme bernafas), dan yang terjadi menyebabkan :
circulation (sirkulasi) a) Proses inflamasi dan infeksi
 obstruksi saluran pernafasan
b) Problem penutupan luka
akibat cedera inhalasi dalam
48-72 jam pasca trauma
dengan titik perhatian pada
luka yang tidak berepitel
 gangguan keseimbangan cairan
luas atau pada struktur atau
dan elektrolit akibat cedera
termal yang berdampak organ fungsional
sistemik. c) Keadaan hipermetabolisme
Fase Lanjut Diagnosis

Fase lanjut akan • Luas luka bakar


berlangsung hingga • Derajat (kedalaman) luka
terjadinya maturasi parut bakar
akibat luka dan • Lokalisasi
pemulihan fungsional. • Penyebab
Problem yang muncul
pada fase ini adalah
penyakit berupa sikatrik
yang hipertrofik, keloid,
gangguan pigmentasi,
deformitas dan
kontraktur.
Luas Luka Bakar (rule of nine atau rule of
Wallace)
• Kepala dan leher : 9%
• Lengan masing-masing 9% : 18%
• Badan depan 18% : 36%
• Tungkai masing-masing 18% : 36%
• Genetalia perineum : 1%
• Total : 100 %
Untuk mengkaji beratnya luka bakar harus dipertimbangkan beberapa faktor
antara lain:

• Persentasi area (luasnya) luka bakar pada


permukaan tubuh
• Kedalaman luka bakar
• Anatomi/lokasi luka bakar
• Umur penderita
• Riwayat pengobatan yang lalu
• Trauma yang menyertai atau bersamaan
Derajat Luka Bakar
Luka bakar derajat I
• Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis
(surperfisial), kulit hiperemik berupa eritema,
tidak dijumpai bullae, terasa nyeri karena
ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.
Penyembuhan terjadi secara spontan tanpa
pengobatan khusus.
Luka Bakar Derajat I
Luka Bakar Derajat II
• Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian
dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses
eksudasi. Terdapat bullae, nyeri karena ujung-
ujung saraf sensorik teriritasi.
Derajat II dangkal/superficial Derajat II dalam/deep (IIB)
(IIA)
 Kerusakan mengenai bagian  Kerusakan mengenai hampir
epidermis dan lapisan atas seluruh bagian dermis dan
dari corium/dermis. Organ – sisa – sisa jaringan epitel
organ kulit seperti folikel tinggal sedikit. Organ-organ
rambut, kelenjar sebacea kulit seperti folikel rambut,
masih banyak. Semua ini kelenjar keringat, kelenjar
merupakan benih-benih sebacea tinggal sedikit.
epitel. Penyembuhan terjadi Penyembuhan terjadi lebih
secara spontan dalam waktu lama dan disertai parut
10-14 hari tanpa terbentuk hipertrofi. Biasanya
sikatrik. penyembuhan terjadi dalam
waktu lebih dari satu bulan.
Luka Bakar Derajat II
Luka Bakar Derajat III
Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan lapisan yang lebih
dalam sampai mencapai jaringan subkutan, otot dan tulang.
tidak ada lagi sisa elemen epitel.
Tidak dijumpai bullae.
kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan lebih pucat
sampai berwarna hitam kering.
Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang
dikenal sebagai eskar.
Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi karena ujung-
ujung sensorik rusak.
Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi epitelisasi
spontan.
Kriteria berat ringannya luka bakar menurut American
Burn Association

Luka Bakar Berat


-Luka bakar derajat II 25 %
atau lebih pada orang
dewasa
Luka Bakar Ringan Luka bakar sedang - Luka bakar derajat II 20 %
Luka bakar derajat II <15 Luka bakar derajat II 15- atau lebih pada anak – anak.
% 25 % pada orang dewasa - Luka bakar derajat III 10 %
Luka bakar derajat II < 10 Luka bakar derajat II 10 – atau lebih
% pada anak – anak 20% pada anak – anak -Luka bakar mengenai
Luka bakar derajat III < 2 Luka bakar derajat III < 10 tangan, wajah, telinga,
% % mata, kaki dan
genitalia/perineum.
- Luka bakar dengan cedera
inhalasi, listrik, disertai
trauma lain
Penatalaksanaan
Terapi fase akut
Hentikan dan hindarkan kontak langsung dengan penyebab
luka bakar.
Menilai keadaan umum penderita: adanya sumbatan jalan
nafas, nadi, tekanan darah dan kesadaran (ABC)
Bila terjadi obstruksi jalan nafas: Bebaskan jalan nafas
Bila terjadi shock: segera infuse (grojog) tanpa
memperhitungkan luas luka bakar dan kebutuhan cairan (RL).
Bila tidak shok: segera diinfus sesuai dengan perhitungan
kebutuhan cairan.
Perawatan luka
Luka dicuci dan dibersihkan dengan air steril dan
antiseptic
Obat- obat topical yang digunakan untuk terapi luka bakar
seperti: silver sulfadiazine, contoh Silvaden, Burnazine,
Dermazine, dll.
Kulit yang terkelupas dibuang, bulae (2-3 cm) dibiarkan
Bula utuh dengan cairan > 5 cc dihisap, < 5 cc dibiarkan
Pemberian antibiotic boardspectrum bersifat profilaksis.
analgetik
Berikan ATS untuk menghindari terjadinya tetanus
Pasang catheter folley untuk memantau produksi urine
pasien
Terapi fase pasca akut

Perawatan luka
Eschar  escharectom (Eschar : jaringan kulit yang nekrose,
kuman yang mati, serum, darah kering)
Gangguan AVN distal karena tegang (compartment syndrome)
escharotomi atau fasciotomi
Kultur dan sensitivity test antibiotika Antibiotika diberikan
sesuai hasilnya
Dimandikan tiap hari atau 2 hari sekali
Kalau perlu pemberian Human Albumin
menilai beberapa hal seperti kesadaran, suhu tubuh, dan
sirkulasi perifer. Jika didapatkan penurunan kesadaran, febris
dan sirkulasi yang jelek, hal ini menandakan adanya sepsis.
Diet dan cairan
Resustasi Cairan
BAXTER formula
Hari Pertama
Dewasa : Ringer Laktat 4 cc x berat badan x % luas luka bakar per 24 jam
Anak : Ringer Laktat: Dextran = 17 : 3
2 cc x berat badan x % luas luka ditambah kebutuhan faali.
Kebutuhan faali :
< 1 Tahun : berat badan x 100 cc
1 – 3 Tahun : berat badan x 75 cc
3 – 5 Tahun : berat badan x 50 cc
½ jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama.
½ diberikan 16 jam berikutnya.
Hari kedua
Dewasa : ½ hari I
Anak : diberi sesuai kebutuhan faali
Menurut Evans - Cairan yang dibutuhkan :
• 1. RL / NaCl = luas combustio ……% X BB/ Kg X 1
cc
• 2. Plasma = luas combustio ……% X BB / Kg X 1 cc
• 3. Pengganti yang hilang karena penguapan D5
2000 cc
• Hari I  8 jam X ½
• 16 jam X ½
• Hari II  ½ hari I
• Hari ke III  hari ke I
Komplikasi Prognosis
• Gagal ginjal akut
• Gagal respirasi akut • Ad Vitam : dubia ad bonam
• Syok sirkulasi • Ad Fungtionam : dubia ad
• Sepsis bonam
• Ad Sanationam : dubia ad
bonam
ULKUS DEKUBITUS
DEFINISI
Kerusakan kulit yang terjadi akibat kekurangan
aliran darah dan iritasi pada kulit yang melapisi
bagian tulang yang menonjol, di mana kulit
mendapat penekanan dari benda keras dalam
waktu lama
FAKTOR RISIKO
• IMOBILISASI
• KONTRAKTUR
• SPASTISITAS
• HIPOESTESI
• PARALISIS
• DIABETES MELITUS
PATOFISIOLOGI
I III

II
IV
PENATALAKSANAAN
• NUTRISI
• REHABILITASI MEDIK (short wave diathermy)
• KOMPRES
• DEBRIDEMENT
• TANGANI INFEKSI
• MERANGSANG DAN MEMBANTU EPITELISASI
• PEMBEDAHAN
KOMPRES
DEBRIDEMENT
• AUTOLYTIC DEBRIDEMENT
• BIOLOGICAL DEBRIDEMENT
• CHEMICAL DEBRIDEMENT
• MECHANICAL DEBRIDEMENT
• SHARP DEBRIDEMENT
• SURGICAL DEBRIDEMENT
• ULTRASOUND ASSISTED DEBRIDEMENT

Anda mungkin juga menyukai