Anda di halaman 1dari 49

LUKA BAKAR 11 %

GRADE IIA-IIB ec.


TERMAL
Dewi Fortuna Agustia (712021088)

Dosen Pembimbing : dr. Rudyanto, Sp.B


01 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Luka bakar adalah suatu kondisi kerusakan jaringan yang disebabkan oleh kontak
01 langsung maupun tidak langsung dengan sumber panas seperti kobaran api, air panas,
kontak dengan benda panas, sengatan listrik, paparan bahan kimia, dan paparan radiasi.

02 Luka bakar memiliki angka mordibitas dan mortalitas yang tinggi di masyarakat terutama
pada lingkungan rumah tangga. Prevalensi tertinggi terjadi pada usia 1-4 tahun.
02
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI

Luka bakar adalah suatu kondisi kerusakan jaringan


yang disebabkan oleh kontak langsung maupun
tidak langsung dengan sumber panas seperti
kobaran api, air panas, kontak dengan benda
panas, sengatan listrik, paparan bahan kimia, dan
paparan radiasi.
ETIOLOGI LUKA BAKAR
01 02 03 04

THERMA CHEMICAL ELECTRICAL RADIASI


L BURN BURN BURN INJURY
Scald Burn dan Oleh asam atau basa
Oleh energi listrik Sumber radioaktif
flame burn kuat
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
DERAJAT 1 DERAJAT 2A
Eritem (+), nyeri (+), bula (-), no
Eritem (+), sangat nyeri (+), bula
scar, Sembuh dalam 5-7 hari
(+) belum pecah, edema (+),
Sembuh dalam 2-3 minggu

DERAJAT 3
Hipodermis (ungu DERAJAT 2B
kehitaman/kecoklatan), bula
(-), nyeri (-), kerusakan Eritem (+) / pucat (+), nyeri (+)
saraf, scar (+) biasa, bula (+) pecah, edema (+),
Sembuh dalam 2-3 minggu
MENURUT AMERICAN BURN
ASSOCIATION

MODERATE
MAJOR BURN MILD BURN
BURN
LUAS LUKA BAKAR
PATOFISIOLOGI
Kulit terbakar / terpajan suhu tinggi

Merusak pembuluh kapiler dan


jaringan sekitar

Permeabilitas ↑

Kebocoran cairan intrakapiler ke


interstitial

Edema & bula yang mengandung


banyak elektrolit

Volume cairan intravaskular ↓


PROSES PENYEMBUHAN
LUKA BAKAR
Fase Inflamasi Fase Remodelling

Dolor, rubor, kalor, Pematangan dan perupaan


tumor kembali

1 3
2
Fase Proliferasi

Regenerasi dengan
menutupnya jaringan epitel
PEMERIKSAAN PENUNJANG

HITUNG DARAH ELEKTROLIT


LENGKAP SERUM
Kalium ↑, hipokalemi jika diuresis.
Hematokrit ↑, Leukosit ↑
Albumin ↑, keratinin ↑

ANALISIS GAS
EKG
DARAH
Tanda iskemik miokardia dapat terjadi
Kecurigaan cedera inhalasi pada luka bakar
How?
Bagaimana tatalaksana dari luka bakar?
—TATALAKSANA
RUMUS BAXTER
4 cc x KgBB x Jumlah Persentase Luka Bakar

Cara Pemberian :
- 8 jam pertama : berikan setengah dari hasil
- 16 jam berikutnya : setengah dari hasil
- Pada anak : berikan pula cairan maintenance

Cairan yang diberikan :


- Kristaloid
TATALAKSANA
PADA LUKA BAKAR BERAT
ABCDE
1. Pemasangan infus untuk memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Pemasangan kateter urin untuk pemantauan diuresis
3. Pipa lambung untuk mengosongkan lambung selama ada ileus paralitik
4. Pemasangan CVP (Tekanan vena sentral) untuk memantau sirkulasi darah
5. Intubasi atau trakeostomi jika perlu
6. Imunisasi tetanus
7. Pemasangan bidai bila perlu
8. Debridemen atau nekrotomi
—TINDAKAN BEDAH
- Debridemen
- Skin Graft

—FARMAKOLOGI
- Antibiotik Sistemik
- Opiat
- Pencegahan tetanus berupa ATS / Toksoid
- Nutrisi = 2500 – 3000 kalori sehari dengan kadar protein tinggi (100-
150 gr protein/hari)
- Obat topikal antibiotik (golongan silver sulfadiazine) dan antiseptik
seperti yodium povidon atau nitras-argenti 0,5% dibasahi tiap 2 jam
Komplikasi
1. Komplikasi Segera
Sindrom kompartemen dari luka bakar sirkumferensial
(luka bakar pada ekstremitas iskemia ekstremitas, luka
bakar pada toraks hipoksia dari gagal napas restriktif)
(cegah dengan eskaratomi segera).

2. Awal
- Infeksi
- Ulkus akibat stres (ulkus cerling)
- Hiperkalsemia
PROGNOSIS
1. Prognosis dan penanganan luka bakar tergantung pada
dalam dan luasnya permukaan luka bakar, dan
penanganan sejak awal hingga penyembuhan.
2. Prognosis luka bakar umumnya sangat buruk pada usia
sangat muda dan usia lanjut.
LAPORAN
03 KASUS
Identifikasi Pasien
Nama : By. MJ
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tanggal Lahir : Palembang, 10 Juli 2022
Usia : 1 tahun 2 bulan
Pendidikan : Pra Sekolah
Alamat : Lebung Itam, Tulung Selapan, Kab. Ogan Komering
Ilir, Sumatera Selatan
Agama : Islam
MRS : 05 September 2023
Tanggal Periksa : 05 September 2023
No. RM : 70.00.12
DPJP : dr. Rudyanto, Sp. B
Ruangan : Bangsal Bedah
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Luka bakar di bagian wajah, dada
dan tangan kanan sejak 3 jam
SMRS.
RIWAYAT PERJALANAN
PENYAKIT
Seorang bayi laki-laki berusia 1 tahun 2 bulan dibawa ke IGD
RSUD Palembang Bari karena mengalami luka bakar akibat
terkena minyak panas sejak 3 jam SMRS. Awalnya pasien bermain
bersama ibunya untuk belajar merangkak di dapur. Namun, ibunya
meninggalkan pasien sebentar untuk mengambil sesuatu, pasien
merangkak di sekitar dapur dan menyentuh wajan yang berisi
minyak panas dan akhirnya menyiram bagian wajah, dada dan
tangan sebelah kanannya. Pasien spontan menangis kuat.
RIWAYAT PENYAKIT
SEBELUMNYA
Riwayat keluhan serupa disangkal
Riwayat alergi obat disangkal
Riwayat asma disangkal

RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
Tidak Ada
RIWAYAT IMUNISASI
IMUNISASI DASAR
Umur Umur Umur
BCG 1 minggu
DPT 1 2 bulan DPT 2 3 bulan DPT 3 4 bulan
Hepatitis 0 bulan Hepatitis 2 bulan Hepatitis 3 bulan
B1 B2 B3
Hib 1 2 bulan Hib 2 3 bulan Hib 3 4 bulan
Polio 1 1 bulan Polio 2 2 bulan Polio 3 3 bulan
Campak - Polio 4 4 bulan
PRIMARY SURVEY

A Bebas, bulu hidung tidak terbakar

B Spontan, frekuensi napas 33x/menit tipe thoraco-abdominal

c CRT < 2 detik, nadi 115x/menit, T 36,9C

GCS 15, E4V5M6 membuka mata sontan, bergerak secara spontan, mengoceh
D
dan mengikuti perkataan
SECONDARY SURVEY
Kepala : Sesuai status lokalisata
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil
isokor kanan kiri, edema palpebra (-/-), subconjungtiva bleeding (-/-),
racoon eyes (-/-)
Telinga : Liang telinga normal, serumen (-/-), sekret (-), nyeri tekan (-/-),
otorrhea (-), nyeri mastoid (-), battle sign (-/-)
Hidung : Simetris, napas cuping hidung (-), sekret (-/-), epistaksis (-/-), mukosa
hiperemis (-/-), bulu hidung terbakar (-/-)
Mulut : Bibir pucat (-), sianosis (-), mukosa kering (-), lidah kotor (-/-)
Tenggorokan : Tonsil T1-T1, faring hiperemis (-)
Leher : JVP 5-2 H2O, trakea di tengah, pembesaran KGB (-), pembesaran
kelenjar tyroid (-)
Thoraks
Inspeksi : Sesuai status lokalisata
Palpasi : Stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+) normal, ronki (-/-), wheezing (-/-)

Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tak tampak
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi
Batas atas : ICS II, linea parasternalis sinistra
Batas kanan : ICS IV, linea sternalis dextra
Batas kiri : ICS V, midklavikularis sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II (+) normal, murmur (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : Datar, lemas, scar (-)
Auskultasi : Bising usus (+), bunyi tambahan (-)
Palpasi : Tegang, nyeri tekan (-).
Perkusi : Timpani, undulasi (-), shiffting dullness (-), nyeri ketok CVA (-)
Genitalia : Dalam batas normal
Ekstremitas inferior : Pitting edema (-/-), akral hangat, CRT <2 detik
Status Lokalis
Kepala : Normocephali, ubun-ubun cekung (-), tampak luka bakar kemerahan
pada bagian wajah disertai bula yang sudah pecah dan bula yang
belum pecah (derajat IIA dan II B) dengan luas ± 4,5%
Thoraks : Simetris kanan dan kiri, retraksi (-), tampak luka bakar kemerahan
pada dada disertai dengan bula yang belum pecah (derajat IIA)
dengan luas ± 4,5%
Ekstremitas Superior : Terdapat luka bakar kemerahan pada regio palmar
dextra dan antebrachii dextra dengan bula yang sudah
pecah berwarna pucat dan bula yang belum pecah
(derajat II A dan II B) dengan luas ± 2%
Regio Facialis Regio Thoracalis Regio
Ekstremitas
Superior Dextra
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Pemeriksaan Hematologi:
Hemoglobin 12.5 g/dL < 10 - > 16 g/dL

Laboratorium Eritrosit
Leukosit
5.41 juta/uL
19.3 ribu/uL
4.5-5.5 juta/uL
5-10 ribu/uL
Trombosit 513 ribu/mm3 < 100- > 400 ribu/mm3
Hematokrit 38 % 35-47 %
Hitung Jenis Lekosit:
Basofil 0% 0-1 %
Eosinofil 0% 1-3 %
Batang 1% 2-6 %
Segmen 60 % 50-70 %
Limfosit 35 % 20-40 %
Monosit 4% 2-8 %
Kimia Klinik:
Glukosa Darah Sewaktu 125 mg/dL <180 mg/dL

Ureum 25 mg/dL 20-40 mg/dL


Kreatinin 0,6 mg/dL 0.6-1.1 mg/dL
Elektrolit:
Natrium 139 mmol/L <125- > 155 mmol/L
Kalium 4.8 mmol/L <2.0- >5.0 mmol/L
DIAGNOSIS KERJA

LUKA BAKAR 11% GRADE IIA-IIB ec.


Thermal
TATALAKSANA

Lepas semua pakaian dan


O2 2 liter/menit nasal canul menyiram daerah luka bakar
dengan Nacl 0,9%

Memasang IV Line Burnazin Zalf

Rehidrasi 20 cc/jam (8 jam


pertama) dan 10 cc/jam (16 Monitor Urine Output
jam berikutnya)
PROGNOSIS
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad malam
Waktu dan tanggal Hasil follow up
07-09-2023
S/ Nyeri daerah luka bakar, ibu mengatakan
FOLLOW UP Pukul 06.00 WIB pipis pasien banyak
O/ KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
GCS : E5M6V4
TD : -
HR : 92 x/menit
RR : 24 x/menit
T : 37,2 oC
A/ Luka Bakar 11% Grade II A-II B ec
Thermal
P/
- IVFD RL 12 cc/jam
- Inj. Ceftriaxone 1x600 mg (Skintest)
- Amoxicillin sirup 3x1/2 cth
- Paracetamol sirup 3-4x5 ml
- Zalf Burnazin
- Monitor urin output
8-09-2023 S/ Nyeri daerah luka bakar berlurang, anak lebih tenang, ibu
mengatakan pipis pasien banyak
FOLLOW UP Pukul 06.00 WIB O/ KU : Tampak sakit sedang Kesadaran :
Composmentis
GCS : E5M6V4
TD : -
HR : 101 x/menit
RR : 25 x/menit
T : 37,0 oC

A/ Luka Bakar 11% Grade II A-II B ec

Thermal
P/ - IVFD KAEN 3A 25 cc/jam
- Diet TKTP
- Inj. Ceftriaxone 1x600 mg (IV)
- Amoxicillin sirup 3x1/2 cth
- Paracetamol sirup 3-4x5 ml
- Zalf Burnazin
- Monitor urin output
09-09-2023 S/ Nyeri daerah luka bakar berkurang, ibu mengatakan pipis

FOLLOW UP
pasien banyak
Pukul 06.00 WIB
O/ KU : Tampak sakit sedang Kesadaran :
Composmentis
GCS : E5M6V4
TD : -
HR : 110 x/menit
RR : 24 x/menit
T : 37,0 oC

A/ Luka Bakar 11% Grade II A-II B ec Thermal

P/ - IVFD KAEN 3A 25 cc/jam


- Diet TKTP
- Inj. Ceftriaxone 1x600 mg (IV)
- Amoxicillin sirup 3x1/2 cth
- Paracetamol sirup 3-4x5 ml
- Zalf Burnazin
- Monitor urin output
ANALISA
04 KASUS
Hal ini menandakan bahwa pasien mengalami kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh kontak langsung dengan
Pasien Tersiram sumber panas. Kondisi ini dapat menyebabkan hilangnya
integritas kulit dan menimbulkan efek sistemik yang

Minyak Panas sangat kompleks.

Hal ini sesuai dengan insidensi berdasarkan literatur yang


ada bahwa pada 60% penyebab luka bakar pada anak
disebabkan oleh air panas yang terjadi pada kecelakaan
rumah tangga dan merupakan luka bakar superfisial.

ANALISA
DERAJAT LUKA BAKAR
Luka bakar pada pasien ini digolongkan luka bakar derajat II A – II B sebab
kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis yang terlihat dari reaksi
inflamasi akut dan proses eksudasi, ditemukan bula, dasar luka berwarna
merah atau pucat dan nyeri akibat iritasi ujung saraf sensorik. Luka bakar pada
pasien tidak digolongkan dalam derajat I sebab pada luka bakar derajat I
kelainannya hanya berupa eritema, kulit kering, nyeri tanpa disertai eksudasi.
Luka bakar juga tidak digolongkan dalam derajat III sebab pada luka bakar
derajat III dijumpai kulit terbakar berwarna abu-abu dan pucat, letaknya lebih
rendah (cekung) dibandingkan kulit sekitar dan tidak dijumpai rasa nyeri/hilang
sensasi akibat kerusakan total ujung serabut saraf sensoris.
Kulit terbakar

Reaksi inflamasi dari Merusak pembuluh kapiler dan Tubuh mengkompensasi untuk ↑
fase akut luka bakar jaringan sekitar aliran darah ke jaringan tersebut

Leukositosis Permeabilitas ↑ Hiperemis

Tekanan osmotik koloid menurun


sehingga air dan protein dalam
vaskular pindah ke interstitial

Edema & bula

Manifestasi pada pasien


Pemberian Pada kasus ini dilakukan resusitasi cairan dengan rumus baxter
Cairan yang dapat dihitung kebutuhan cairan pasien yaitu: (diketahui
BB pasien 7,5 kg). 4x BB x luas luka bakar = 4 x 7,5 x 11 =
330 mL (dalam 24 jam Pertama)

Dari total cairan yang harus diberikan dalam 24 jam pertama,


dibagi dalam dua pemberian yaitu cairan pada 8 jam pertama dan
16 jam kedua. Resusitasi 165 cc diberikan pada 8 jam pertama =
(165 cc/8 jam) = 20 cc/jam (6 tetes per menit). Dilanjutkan
dengan pemberian cairan 165 cc/16 jam berikutnya = (165 cc /
16 jam) = 10 cc/jam (3 tetes/menit).
Cairan yang digunakan yaitu Ringer Laktat (RL).
Pemberian Cairan Hal yang dimonitor selama resusitasi yaitu output
urin 0,5 – 1 cc/kgBB/jam dan tanda-tanda vital.
Kebocoran dan akumulasi protein plasma di luar
kompartemen vaskular memberikan kontribusi
pada pembentukan edema. Kebocoran kapiler
bisa bertahan hingga 24 jam setelah trauma
bakar. Sehingga pemberian koloid tidak
dianjurkan pada 24 jam pertama.
Setelah 24 jam, pemberian cairan rumatan pada pasien jika
dihitung berdasarkan holiday segar dengan perhitungan
kebutuhan cairan pasien < 10 Kg = 100 x BB sehingga
didapatkan 100 cc x 7,5 Kg = 750 cc/ hari (31,25 cc/jam)
namun pada pasien ini hanya diberikan 25 cc/jam. Hasil ini
dihitung berdasarkan jumlah kehilangan cairan previous water
loss (PWL) dengan perhitungan 6-10% BB atau rata-rata 8%
BB = 8% x 7,5 Kg = 0,6 Kg cairan = 600 cc /24 jam = 25
cc/jam.
Luka bakar dibersihkan dengan air Penangan
hangat yang mengalir, pada kasus ini
menggunakan Nacl 0,9% dibasahi
tiap 2 jam.
Lainnya
Merupakan cara terbaik untuk menurunkan
suhu di daerah cedera, sehingga dapat
menghentikan proses kombusio pada jaringan.
Kemudian diberikan krim silver sulvadiazin
untuk penanganan infeksi. Untuk menutup luka,
digunakan kasa lembab steril menggunakan
cairan NaCl untuk mencegah penguapan.
Diberikan antibiotik karena luka bakar yang tidak steril
diakibatkan oleh kontaminasi pada kulit mati, yang
merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan kuman,
akan mempermudah infeksi. Kuman penyebab infeksi pada Antibiotik
luka bakar, selain berasal dari dari kulit penderita sendiri,
juga dari kontaminasi kuman saluran napas atas dan
kontaminasi kuman di lingkungan rumah sakit.

Kemudian pemberian edukasi kepada keluarga pasien


mengenai penyakit yang diderita, pengobatan yang
diberikan, serta perawatan pada luka bakar penting
Edukasi
diberikan kepada keluarga pasien agar proses
penyembuhan dapat terjadi dengan baik.
Prognosis
Berdasarkan dari luas dan dalamnya permukaan luka bakar,
keadaan umum pasien yang tidak terdapat indikasi yang
mengancam kehidupan, pemeriksaan fisik dan laboratorium tidak
terdapat tanda-tanda komplikasi sepsis, serta penanganan yang
diberikan pada pasien sudah adekuar maka prognosis pada
pasien dubia ad bonam.
Namun, secara kosmetika, pada luka bakar derajat PROGNOSIS
II dan III dapat terjadi perubahan penampilan dari
kulit pasien. Pada luka bakar dapat menimbulkan
komplikasi kontraktur yang merupakan efek
patologis jaringan parut yang mungkin dapat timbul
dari proses penyembuhan luka. Kontraktur dapat
menyebabkan disabilitas dan gangguan fungsional.
● Pada kasus merupakan luka bakar derajat derajat II A – II B KESIMPULA
karena terdapat eritem (+), bula (+) yang sudah pecah dan yang
belum pecah disertai nyeri (+). N
● Pada tubuh ditemukan luka bakar di region facial (4,5%),
thoracalis anterior (4,5%) dan ekstremitas superior dextra (2%).
Luas luka ditentukan menurut diagram rules of nine dari Wallace.
Total luas luka bakar mencapai 11% dengan grade II A – II B,
sehingga digolongkan ke dalam luka bakar ringan.
● Tatalaksana luka bakar yang diberikan pada kasus yaitu resusitasi
cairan dengan menggunakan rumus baxter dilanjutkan terapi
cairan rumatan, pemberian antibiotik, serta perawatan luka bakar
dengan menggunakan kompres Nacl lalu dibersihkan perlahan
dan dioleskan dengan zalf burnazin.
● Prognosis pada kasus dubia ad bonam.
THANKS!

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai