Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

EPIDERMAL NECROLISIS

Disusun oleh :
Isma Nurasyifa

1102015104

Pembimbing:

dr. Yanto Widiantoro, Sp.KK

KEPANITRAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

RSU DR. SLAMET GARUT


16 Des 2019 – 18 Jan 2020
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 44 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : KP Salam Nunggal Tanjung Raya Pakenjeng
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Tanggal Berobat : 26 Desember 2019
Ruangan : Ruby RSU dr. Slamet Garut
No. CM 01211390

II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan aloanamnesis pada tanggal 27
Desember 2019 di ruang Ruby Atas kamar 2 RSUD dr. Slamet Garut.

A. Keluhan Utama
Kulit yang kehitaman, melepuh dan mengelupas yang terasa perih
pada seluruh tubuh terutama pada muka, perut, dada, punggung, dan
kedua lengan.

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke RSU dr. Slamet Garut diantar oleh suaminya


dengan keluhan kulit melepuh dan mengelupas yang terasa perih pada
hampir seluruh bagian tubuh kecuali lutu dan telapak kaki. Keluhan
seperti itu dirasakan sejak ± 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Bruntus kemerahan berawal dari paha kemudian ke badan bagian depan,
leher, wajah, punggung, pantat,kelamin kemudian kedua lengan. Tidak
ditemukan bercak kemarahan pada lutut sampai telapak kaki. Pasien
mengatakan keluhan seperti ini terasa perih dan muncul benjolan berisi
2
cairan.

Awalnya pasien mengeluh pipi sebelah kanan terasa panas dan


nyeri. Keluhan meningkat saat pasien berbicara, tersenyum, mengunyah,
dan aktivitas lain yang membuat pasien menggerakan mulutnya. Setelah
2 minggu keluhan tidak kunjung sembuh dan pipinya dirasa semakin
sakit. Kemudian pasien datang ke dokter gigi dinyatakan tidak ada
kelainan pada gigi sehingga pasien di rujuk ke dokter saraf.

Pada tanggal 20 Desember, pasien datang ke dokter saraf


mengatakan keluhannya dan pasien di diagnosis Trigeminal Neuralgia.
Pasien diberikan obat carbamazepin 2 x ½, Lepibel 2 x 1, dan fripain 2 x
1. Hari kedua setelah pasien meminum obat, terutama obat
carbamazepin, pasien mengeluh sakit perut yang diikuti dengan mencret.
Dua hari berikutnya timbul kemarahan di paha kemudian ke badan
bagian depan, leher, wajah, punggung, pantat,kelamin dan kedua lengan.
Keeseokan harinya timbul beberapa bula di bagian perut, dada, dan
punggung. Sebagian kulit juga mengelupas.

Tanggal 26 Desember pasien datang ke Poli Saraf, dan


dinyatakan meiliki keluhan seperti ini karena alergi terhadap obat
carbamazepin.

C. Riwayat Penyakit Dahulu


 Pasien pernah memiliki keluhan gatal-gatal di daerah kelamin dan
paha, kemudian pasien mengobatnya dengan ramuan tradisional
dan keluhan hilang

 Pasien memiliki alergi makanan yaitu udang. Ketika selesai makan


udang, pasien sering mengeluh gatal-gatal

 Pasien tidak memiliki riwayat penyakit infeksi dan keganasan.


D. Riwayat Penyakit Keluarga
 Keluarga pasien mengaku tidak ada yang memiliki keluhan yang serupa seperti
pasien.

3
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
1. Berat Badan : 65 kg
2. Tinggi Badan : 155 cm
3. Keadaan Umum : Tampak Sakit Berat
4. Kesadaran : Composmentis E4 M6 V5 (GCS: 15)
5. Tanda Vital
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Heart Rate : 119 x/menit
Respiration Rate : 28 x/menit
Suhu : 40 °C
6. Kepala : Normochepal, rambut tidak mudah dicabut
7. Mata : konjungtivitis purulenta

Erosi Hemoragic pada


garis lapisan mata
8. Telinga : terdapat pengelupasan pada kulit telinga dan
tidak ada sekret yang keluar dari liang
telinga (discharge -)
9. Hidung : Tidak ditemukan kelainan bentuk pada
hidung, Discharge (-), Epistaksis (-)
10. Mulut : terdapat erosi, uluks berwarna kemerahan, krusta
yang meluas ke sudut mulut.
11. Leher : Tidak ada pembesaran KGB maupun tiroid
12. Thorax
 Inspeksi : Normochest, dada simetris normal kanan
kiri pada gerakan statis dan dinamis.
 Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris kanan
kiri pada kedua lapang paru. Nyeri tekan (-)
 Perkusi : Sonor pada kedua hemithorax
 Auskultasi :
a. Jantung : BJ 1 & 2 reguler, Gallop (-), Murmur (-)
b. Paru : Vesikular breathing sound simetris kanan
dan kiri, ronkhi (-), wheezing (-)

4
13. Abdomen
 Inspeksi : Abdomen datar.
 Auskultasi : Bising usus (+) normal
 Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (-),
hepar dan lien tidak teraba.
 Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen.

14. Ekstremitas
 Superior : Akral hangat, edema (-), sianosis (-),
 Inferior : Akral hangat, edema (-), sianosis (-),

15. Kulit
 Lihat status dermatologikus

B. Status Dermatologis
1. Distribusi : Generalisata
2. Lokasi : wajah, leher, dada, perut, punggung, kedua
lengan,kelamin, pantat, kedua paha.
3. Jumlah Lesi : Multipel
4. Konfluens/Diskret : Sebagian besar diskret dan sebagian
konfluens

5. Bentuk : Tidak teratur


6. Ukuran : 1- 3 cm
7. Batas : Tegas
8. Permukaan : Sebagian menimbul, sebagian datar, sebagian lebih rendah
9. Konsistensi : Sebagian basah, sebgaian Kering
10. Efloresensi : Vesikel, Bula, Macula Hiperpigmentasi
- Nikolsky sign : positif
- Epidermolisis : >30 %
- SCORTEN : 2

5
SCORTEN
Faktor prognostic Nilai
Usia >40 tahun 1
Heart rate >120 x/menit 1
Kanker atau keganasan hematologis 1
BSA yang terkena >10% 1
Kadar urea serum >10 mM (BUN >27
mg/dL) 1
Kadar bikarbonat serum <20 mEq/L 1
Kadar glukosa serum >14mM (<250
mg/dL 1
Mortality rate
SCORTEN (%)
0-1 3,2
2 12,1
3 35,3
4 58,3
>5 90

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 26 Desember 2019

1. Darah Rutin
 Hemoglobin : 10,3 g/dL
 Hematokrit : 31 %
 Leukosit : 7,780/ mm3
 Trombosit : 260.000 / mm3
 Eritrosit : 5,20 juta/mm3
2. Kimia Klinik :
 AST (SGOT) : 85 U/L
 ALT (SGPT) : 57 U/L
 Ureum : 18 mg/dL
 Kreatinin : 0,7 mg/dL
 Gula darah sewaktu : 160 mg/dL

6
7
8
9
10
IV. RESUME

Pasien datang ke RSU dr. Slamet Garut diantar oleh suaminya


dengan keluhan kulit melepuh dan mengelupas yang terasa perih pada
hampir seluruh bagian tubuh kecuali lutu dan telapak kaki. Keluhan
seperti itu dirasakan sejak ± 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Bruntus kemerahan berawal dari paha kemudian ke badan bagian depan,
leher, wajah, punggung, pantat,kelamin kemudian kedua lenganAwalnya
pasien mengeluh pipi sebelah kanan terasa panas dan nyeri. Pasien datang
ke dokter saraf mengatakan keluhannya dan pasien di diagnosis
Trigeminal Neuralgia. Pasien diberikan obat carbamazepin 2 x ½,
Lepibel 2 x 1, dan fripain 2 x 1. Hari kedua setelah pasien meminum obat,
terutama obat carbamazepin, pasien mengeluh sakit perut yang diikuti
dengan mencret, kemudian timbul kemarahan di paha kemudian ke badan
bagian depan, leher, wajah, punggung, pantat,kelamin dan kedua lengan
serta timbul beberapa bula di bagian perut, dada, dan punggung. Pasien
dinyatakan meiliki keluhan seperti ini karena alergi terhadap obat
carbamazepin. Pada pemeriksaan lab terdapat penurunan nilai
Hemoglobin (10,3 g/dl) dan Hematokrit (31%), penignkatan nilai SGOT
(85 U/L), SGPT (57 U/L), Gula Darah Sewaktu 160 mg/dl. Didapatlan
Nikolsky sign positif, epidermolisis > 30 %, dan SCORTEN 2.

Status Dermatologis :
1. Distribusi : Generalisata
2. Lokasi : wajah, leher, dada, perut, punggung, kedua
lengan,kelamin, pantat, kedua paha.
3. Jumlah Lesi : Multipel
4. Konfluens/Diskret : Sebagian besar diskret dan sebagian
konfluens

5. Bentuk : Tidak teratur


6. Ukuran : 1- 3 cm
7. Batas : Tegas
8. Permukaan : Sebagian menimbul, sebagian datar, sebagian lebih rendah
11
9. Konsistensi : Sebagian basah, sebgaian Kering
10. Efloresensi : Vesikel, Bula, Macula Hiperpigmentasi

V. DIAGNOSIS KERJA
 Epidermal Necrolisis e.c carbamazepin

VI. DIAGNOSIS BANDING


 Sindrom Steven Johnson
 Exantema pustulosis
 Fixed drug eruptrion

VII. RENCANA DIAGNOSTIK


 Laboratorium : kadar serum bikarbonat

VIII. PENATALAKSANAAN
a. Terapi Umum
Menghentikan pengobatan yang diduga sebagai penyebab
b. Terapi Khusus
1. Sistemik
 Infus Asering 15 tetes/menit
 Inj Dexamethasone
 Inj Ranitidin 2 x 1 ampul

2. Topikal
Kompres Nacl 0,9 % 2x sehari
Aspirasi bula
Krim Mometasone 1x/hari untuk bibir
Krim Dexoximethasone 2x/hari untuk area tubuh yang terluka
Eyefresh 1 tetes/jam OD

c. Edukasi
 Menjelaskan tentang penyakit ini
 Menghentikan pemakaian obat yang diduga sebagai penyebab

12
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad malam
Quo ad sanactionam : dubia ad malam
Quo ad functionam : dubia ad malam

13

Anda mungkin juga menyukai