REFERAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
OKTOBER 2019
UNIVERSITAS HALU OLEO
STROKE
Oleh :
K1A1 13 002
Pembimbing :
A. Pendahuluan
Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut,
lebih dari 24 jam, berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak sepintas, tumor otak, strok
sekunder karena trauma maupun infeksi. Strok dengan defisit neurologik
yang terjadi tiba-tiba dapat disebabkan oleh iskemia atau perdarahan otak.
Stroke iskemik disebabkan oleh oklusi fokal pembuluh darah otak yang
menyebabkan turunnya suplai oksigen dan glukosa ke bagian otak yang
mengalami oklusi. Munculnya tanda dan gejala fokal atau global pada
stroke disebabkan oleh penurunan aliran darah otak. Oklusi dapat berupa
trombus, embolus, atau tromboembolus, menyebabkan hipoksia sampai
anoksia pada salah satu daerah percabangan pembuluh darah di otak
tersebut. Stroke hemoragik dapat berupa perdarahan intraserebral atau
perdarahan subrakhnoid. 1
B. Epidemiologi
ischemic merupakan jenis yang paling banyak diderita yaitu sebesar 52,9%,
berat dan ringan. Stroke merupakan penyebab kecacatan yang serius dan
negara Asia.2
tertinggi yang terdiagnosis tenaga kesehatan terjadi pada usia >75 tahun
(50,2%) dan terendah pada kelompok usia 15-24 tahun (0,6%). Prevalensi
C. Anatomi
Otak memiliki berat sekitar 2,5% dari berat tubuh dan menerima
oleh tubuh. Aliran darah ke otak berasal dari arteri carotis interna dan arteri
anterior otak, sedangkan arteri vertebralis dekstra dan sinistra akan menyatu
pada batas caudal pons membentuk arteri basilaris dan memegang sirkulasi
posterior otak.4
Ketiga arteri di atas akan saling beranastomosis membentuk suatu
arteriosus Willis).4
arteri posterior inferior serebri atau arteri anterior inferior serebri atau arteri
serebralis superior.6
D. Faktor Risiko
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Ras
d. Riwayat keluarga
e. Riwayat TIA/stroke
g. Fibrilasi atrium
media, arteri serebri anterior, arteri serebri posterior) yaitu pada wanita
a. Hipertensi
b. Diabetes Mellitus
c. Merokok
e. Kontrasepsi oral
g. Hiperurisemia
h. Dislipidemia
E. Etiologi
otak. Kasus stroke ini paling sering dikaitkan dengan tekanan darah tinggi
yang berlangsung secara terus menerus. Ada juga kasus dimana pembuluh
darah pada permukaan jaringan otak yang pecah. Kasus stroke ini dikaitkan
arachnoid (ruang antara jaringan otak dan tengkorak) dan menekan jaringan
diperkirakan terjadi akibat bocornya darah dari pembuluh yang rusak akibat
serebellum, dan batang otak. Selain hipoperfusi, parenkim otak juga terkena
kerusakan akibat tekanan yang disebabkan oleh efek massa hematoma atau
perdarahan awal terjadi, akan meningkatkan TIK yang pada gilirannya akan
merusak BBB (Blood Brain Barrier). Peningkatan TIK berpotensi
dalam beberapa hari setelah fase pertama terjadi dan merupakan penyebab
beberapa jam. Tempat yang paling umum dari ICH adalah putamen, dan
presentasi klinis bervariasi menurut ukuran dan lokasi ICH. Gejala ICH
apraksia.
miosis, kebingungan
hingga pada saat aneurisma itu ruptur. Nyeri kepala yang tejadi mendadak
pasien sakit kepala ini terjadi ipsilateral aneurisma yang rupture. Pasien
yang datang dengan sakit kepala khas seperti ini meskipun tidak memiliki
diagnosis.10
Nyeri kepala pada pendarahan subaracnoid dapat disertai atau tidak
disertai dengan gejala lain seperti kaku kuduk akibat iritasi meningen,
Sebaliknya, jika pasien dibawa ke rumah sakit dalam keadaan tidak sadar,
pasien muncul terlambat. Pada beberapa kasus, sakit kepala ini membaik
dengan pemberian obat anti nyeri. Satu dari lima pasien dengan pendarahan
Kaku kuduk hanya muncul 3-12 jam setelah rupture dan mungkin
tidak muncul sama sekali pada pasien dengan koma dalam atau dengan
Gejala ini disebabkan oleh iritasi radiks nervus lumbal sacral oleh darah.
Pada beberapa pasien, gejala dan tanda klinis ringan tersebut dapat terjadi
abulia terjadi pada rupture AcomP dan hemiparesis dan afasia menandai
H. Pemeriksaan Penunjang
a. Elektrokardiogram (EKG)
b. Pencitraan otak : CT non kontras atau MRI (ESO, dengan perfusi dan
difusi
laboratorium di ruang gawat antara lain gula darah puasa dan 2 jam
I. Penatalaksanaan
1. Terapi Umum
sampai tekanan darah premorbid atau 15-20% bila tekanan sistolik >180
mmHg, diastolik >120 mmHg, MAP >130 mmHg, dan volume hematoma
dinaikkan 30°, posisi kepala dan dada di satu bidang, pemberian manitol
luas.10
2. Terapi khusus
1) Terapi Farmakologi
alternative FFP.
waktu yang sma dengan terapi yang lain karena efek akan
koagulasi.
pascaawitan.
2) Terapi Pembedahan
otak.
tingkat kesadaran.
yang cukup rendah, efikasi dan keamanan dari tata laksana ini
3) Evakuasi hematom
direkomendasikan.
(c) Pada pasien dengan bekuan darah di lobus > 30 ml dan terdapat
dipertimbangkan.
setelahperdarahanintrakranialnonlobardapat dipertimbangkan,
terapi tersebut.
meningkatkan pemulihan.
yang timbul
perdarahan ulang.
(e) Penggunaan koil intraluminal dan balon masih dalam uji
c Terapi Tambahan10,14
reguler.
(a) Analgesik
6 jam.
STADIUM HIPERAKUT 1
Tindakan pada stadium ini dilakukan di Instalasi Rawat Darurat
dan merupakan tindakan resusitasi serebro-kardio-pulmonal bertujuan
agar kerusakan jaringan otak tidak meluas. Pada stadium ini, pasien
diberi oksigen 2 L/menit dan cairan kristaloid/koloid; hindari pemberian
cairan dekstrosa atau salin dalam H2O. Dilakukan pemeriksaan CT scan
otak, elektrokardiografi, foto toraks, darah perifer lengkap dan jumlah
trombosit, protrombin time/INR, APTT, glukosa darah, kimia darah
(termasuk elektrolit); jika hipoksia, dilakukan analisis gas darah.
Tindakan lain di Instalasi Rawat Darurat adalah memberikan
dukungan mental kepada pasien serta memberikan penjelasan pada
keluarganya agar tetap tenang.
STADIUM AKUT
Pada stadium ini, dilakukan penanganan faktor-faktor etiologik
maupun penyulit. Juga dilakukan tindakan terapi fisik, okupasi, wicara
dan psikologis serta telaah sosial untuk membantu pemulihan pasien.
Penjelasan dan edukasi kepada keluarga pasien perlu, menyangkut
dampak stroke terhadap pasien dan keluarga serta tata cara perawatan
pasien yang dapat dilakukan keluarga.
1, hal 48-59.
7. An SJ, Kim TJ, Yoon BW. (2017). Epidemiologi, Risk Factors and
Elizabeth.
Surakarta. 2009
10. Yueniwati Y. (2016). Pencitraan Pada Stroke. Malang: UB Press, hal 23-
40.
11. Prima NJ. Strok Iskemik dan Strok Hemoragik.(Online:
http://www.obatjantungstroke.com/stroke-iskemik-hemoragik/) diakses 21
oktober 2019.
https://emedicine.medscape.com/article/1916852-overview#showall)
Funds.