REFERAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
SEPTEBER 2019
UNIVERSITAS HALU OLEO
HIPERTENSI INTRADIALISIS
Oleh :
K1A1 13 002
Pembimbing :
HIPERTENSI INTRADIALISIS
A. Pendahuluan
pasien berada pada tahap ESRD, terapi pengganti ginjal menjadi satu-
berkembang sangat pesat. Sebanyak 10% dari populasi dunia terkena PGK
dan jutaan diantaranya meninggal setiap tahun karena pengobatan yang
menurut data dari Pernefri, di Indonesia terdapat 400 orang per juta
B. Anatomi ginjal
urin akan meninggalkan ginjal menuju saluran kemih untuk dikeluarkan dari
dan kiri kolumna vertebralis setinggi vertebra T12 sampai vertebra L3.
Ginjal dexter terletak sedikit lebih rendah daripada sinistra karena adanya
adiposa, fasia renalis dan corpus adiposum pararenal. Masing masing ginjal
memiliki bagian yang berwarna coklat gelap di bagian luar yang disebut
korteks dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna coklat lebih
terang. Medulla renalis terdiri dari kira-kira 12 piramis renalis yang masing-
Pembuluh darah pada ginjal dimulai dari arteri renalis sinistra yang
Beberapa vena menyatukan darah dari ren dan bersatu membentuk pola
ventral terhadap arteri renalis, dan vena renalis sinistra lebih panjang,
melintas ventral terhadap aorta. Masing-masing vena renalis bermuara ke
vena cava inferior Arteri lobaris merupakan arteri yang berasal dari arteri
urin. Ginjal tidak dapat membentuk nefron baru, oleh sebab itu, pada
trauma, penyakit ginjal, atau penuaan ginjal normal akan terjadi penurunan
saluran panjang yang mengubah cairan yang telah difiltrasi menjadi urin dan
kapiler lain.5
ansa Henle terdapat bagian yang desenden dan asenden. Pada ujung cabang
kemampuan kosong untuk mengatur fungsi nefron. Setelah itu dari tubulus
distal, urin menuju tubulus rektus dan tubulus koligentes modular hingga
urin mengalir melalui ujung papilla renalis dan kemudian bergabung
menganggap bahwa volume plasma rata-rata pada orang dewasa adalah 2,75
liter, hal ini berarti seluruh volume plasma tersebut difiltrasi sekitar enam
puluh lima kali oleh ginjal setiap harinya. Apabila semua yang difiltrasi
menjadi urin, volume plasma total akan habis melalui urin dalam waktu
setengah jam. Namun, hal itu tidak terjadi karena adanya tubulus-tubulus
Zat-zat yang direabsorpsi tidak keluar dari tubuh melalui urin, tetapi
untuk kembali diedarkan. Dari 180 liter plasma yang difiltrasi setiap hari,
178,5 liter diserap kembali, dengan 1,5 liter sisanya terus mengalir melalui
pelvis renalis dan keluar sebagai urin. Secara umum, zat-zat yang masih
diperlukan akan tetap bersama urin untuk dikeluarkan dari tubuh. Proses
ketiga adalah sekresi tubulus yang mengacu pada perpindahan selektif zat-
merupakan rute kedua bagi zat-zat dalam darah untuk masuk ke dalam
hanya 20% dari plasma yang mengalir melewati kapsula Bowman, sisanya
sisa dari metabolisme tubuh, seperti urea dari metabolisme protein dan asam
urat dari uraian DNA. Dua produk sisa dalam darah yang dapat diukur
adalah Blood Urea Nitrogen (BUN) dan kreatinin (Cr). Ketika darah
air dikeluarkan sebagai urin, bersama dengan konsentrasi apa dari elektrolit-
olahraga atau dari suatu penyakit, ginjal akan menahan sebanyak mungkin
air dan urin menjadi sangat terkonsentrasi. Ketika kecukupan air dalam
tubuh, urin adalah jauh lebih encer, dan urin menjadi bening. Sistem ini
dikontrol oleh renin, suatu hormon yang diproduksi dalam ginjal yang
tubuh. 5
C. Hemodialisis
proses dimana terjadi difusi partikel terlarut dan air secara pasif melalui satu
pertukaran zat-zat dan cairan dalam darah dan dialisat. Dialisat adalah
cairan yang terdiri atas air dan elektrolit utama dari serum normal yang
D. Definisi
besar pasien penyakit ginjal tahap akhir (ESRD), namun beberapa pasien
saat dialisis 140/90 mmHg atau terjadi peningkatan tekanan pada pasien
peningkatan MBP pada pasien yang nilai MBP pradialisis diatas normal.
postdialisis.
turut.
4. Tekanan darah normal atau tinggi pada awal dialisis, diikuti oleh
erythropoietin.
E. Epidemiologi
mendapatkan hasil yang berbeda pula, yaitu sebesar 48,1% dari 54 sampel
(PDBP), 14,15
mmHg dengan BP menurun tajam selama satu jam per tama dan kemudian
menurun lebih lambat selama sisa durasi perawatan. Namun, ada spektrum
selama periode 6 bulan dalam kelompok ini adalah 18% sehingga 50% dari
besar (n> 100.000) yang diperpanjang hingga 5 tahun, 10% juga tercatat
terjadi akan bervariasi dari kohort ke kohort melalui periode waktu yang
berbeda. Namun, jelas ada sebagian pasien yang mengalami hal ini secara
rutin. 8
F. Factor resiko9,10
1. Usia
pasien dengan usis lebih tua akan cenderung lebih mudah terjadi hipertensi
hemodialisis dan adanya disfungsi endotel yang lazim pada usia lanjut,
intradialisis.
masih baik pada pasien gagal ginjal. RFF dapat dihitung dengan
RRF.
6. Kadar Hemoglobin
G. Etiopatofisiologi
menjalani hemodialisis sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Banyak
disfungsi endotel.11
1. Volume overload
tidak linier dan spesifik untuk pasien. Karena perkiraan yang tidak tepat dari
berat kering pada pasien dialisis, serta kesulitan dalam mencapai tujuan
jantung, terutama pada pasien dengan penambahan berat badan yang besar
pasien yang tidak responsif terhadap obat antihipertensi atau ultra fi ltrasi
dan mencatat peningkatan dalam indeks jantung rata-rata dari 3,8 L / mnt
menjadi 4,8 L / mnt dan dalam MAP dari 107 mmHg menjadi 118 mmHg
ltrasi, MAP dikurangi menjadi 90 mmHg. Hipotesis yang diajukan oleh para
penulis ini adalah bahwa pasien dengan kardiomiopati dan volume berlebih
ultra filtrasi awal, pasien bergeser ke kiri dan ke atas pada kurva. Indeks
3. Renin-Angiotensin System
renin dan angiotensin II. Sebagian besar, pasien dengan gagal ginjal
renin mungkin terjadi pada mereka yang tingkat reninnya tinggi. Respon
jalur aferen ginjal, yang terhubung dengan struktur otak integratif, sehingga
oxide synthase hadir di area spesifik otak yang terlibat dalam kontrol
pembuluh darah perifer dan tekanan darah, dan pada kenyataannya, ADMA
oleh sel endotel, yang bekerja pada otot polos pembuluh darah untuk
dan ADMA dalam variasi tekanan darah intradialitik. Dua puluh tujuh
nitrat tidak berkorelasi secara signifikan dengan perubahan MAP, dan kadar
3. Keseimbangan antara oksida nitrat dan ET-1 karena itu dapat menjadi
kehilangan natrium yang berlebihan terkait dengan ultra filtrasi dan dapat
volume. Masih belum diketahui apakah ini memiliki efek pada regulasi
tekanan darah.
7. Penggunaan Erythropoietin
nyata dan terkait penurunan curah jantung. Pasien yang diobati dengan
melemahkan autoregulatori.
dengan peningkatan viskositas seluruh darah, dan ini bersama dengan efek
erythropoietin.
H. Manifestasi Klinik
lebih dari 3 sesi hemodialisis (HD) dengan pasien yang tekanan darahnya
tidak berubah dengan HD (−10 mmHg hingga 10 mmHg) atau yang SBPnya
meningkatkan tekanan darah mereka +19 mmHg dengan HD, mereka lebih
tua, mereka memiliki berat kering yang lebih rendah, mereka diberi resep
obat antihipertensi dalam jumlah yang lebih besar, dan mereka memiliki
kreatinin serum yang lebih rendah. Dalam analisis terpisah dari 32.295 sesi
memiliki bobot kering yang lebih rendah, kenaikan berat interdialytic yang
lebih rendah, mereka diberi resep obat antihipertensi yang lebih banyak, dan
hipertensi intradialitik tampaknya terjadi lebih sering pada pasien yang lebih
tua, pada pasien dengan berat badan lebih rendah dan pada mereka dengan
kreatinin serum atau albumin serum yang lebih rendah. Selain itu, pasien
yang menunjukkan hipertensi intradialytic tampaknya diresepkan lebih
ditentukan.6
I. Penatalaksanaan
yng manjadi penyebab hipertensi intradilisis bisa menjadi target utama dari
kering
yang pendek
aldosteron
ARB
hemodialisis
sebelum hemodialisis
2007.
10. Inrig, Jula K.., et al. Association of Blood Pressure Increases During With
2009.
Center. 2006.