0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
230 tayangan20 halaman
Anemia aplastik diklasifikasikan menjadi berat, sangat berat, dan tidak berat berdasarkan kriteria sitopenia dan selularitas sumsum tulang. Penyebabnya meliputi obat-obatan, infeksi, dan kehamilan. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan darah, sumsum tulang, dan tes lain. Terapi utamanya adalah imunosupresi dengan ATG dan siklosporin beserta dukungan transfusi. Transplantasi sumsum tulang digunakan pada
Anemia aplastik diklasifikasikan menjadi berat, sangat berat, dan tidak berat berdasarkan kriteria sitopenia dan selularitas sumsum tulang. Penyebabnya meliputi obat-obatan, infeksi, dan kehamilan. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan darah, sumsum tulang, dan tes lain. Terapi utamanya adalah imunosupresi dengan ATG dan siklosporin beserta dukungan transfusi. Transplantasi sumsum tulang digunakan pada
Anemia aplastik diklasifikasikan menjadi berat, sangat berat, dan tidak berat berdasarkan kriteria sitopenia dan selularitas sumsum tulang. Penyebabnya meliputi obat-obatan, infeksi, dan kehamilan. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan darah, sumsum tulang, dan tes lain. Terapi utamanya adalah imunosupresi dengan ATG dan siklosporin beserta dukungan transfusi. Transplantasi sumsum tulang digunakan pada
Klasifikasi Kriteria Anemia Aplastik Berat - Selularitas sumsum tulang < 25% - Sitopenia sedikitnya dua dari Hitung neutrofil < 500/µL tiga seri sel darah Hitung trombosit < 20.000/µL Hitung retikulosit absolut < 60.000/µL Anemia aplastik sangat berat Sama seperti di atas kecuali hitung neutrofil <200/µL Anemia aplastik tidak berat Sumsum tulang hiposelular namun sitopenia tidak memenuhi kriteria berat • Obat kloramfenikol menyebabkan anemia aplastik begitu juga fenilbutazon, senyawa sulfur, emas dan antikonvulsan. • Obat-obatan sitotoksik mileran atau nitrosourea • Infeksi : Ebstein-Barr virus, Influenza A, dengue, TB (milier), CMV, HIV, parvovirus, hepatitis • Kehamilan Penunjang • Darah tepi – Stadium awal penyakit, pansitopenia tidak selalu ditemukan – Adanya eritrosit muda atau leukosit muda dalam darah tepi menandakan bukan anemia aplastik – Limfositosis relatif terdapat pada >75% – Corrected reticulocyte cound normal/ rendah • LED meningkat • Faal hemostasis waktu perdarahan memanjang dan retraksi bekuan buruk disebabkan oleh trombositopenia • Sumsum tulang • Virus • Ham test / tes hemolisis sukrose DD:/ PNH • Eritropoietin ditemukan meningkat pada anemia aplastik • Nuclear Magnetic Resonance Imaging – Mengetahui luasnya perlemakan karena dapat membuat pemisahan tegas antara daerah sumsum tulang berlemak dan sumsum tulang berselular • Radionuclide Bone Marrow Imaging (Bone Marrow Scanning) • Terapi Imunosupresif – Antithymocyte globulin (ATG) atau antilymphocyte globulin (ALG) dan siklosporin A (CsA) • Koreksi terhadap destruksi T-cell immunomediated pada sel asal • Stimulasi langsung atau tidak langsung terhadap hemopoiesis. – ATG dari kuda (ATGam dosis 20 mg/kg per hari selama 4 hari) atau ATG kelinci (thymoglobulin dosis 3,5 mg/kg per hari selama 5 hari) plus CsA (12-15 mg/kg, bid) umumnya selama 6 bulan – Contoh lain : MMF, Zenapax (Anti-IL-2 receptor (CD25) monoclonal antibody), Siklofosfamid – Siklofosfamid dosis tinggi telah dianjurkan sebagai terapi lini pertama yang efektif untuk anemia aplastik. – Kombinasi ATG, siklosporin dan metilprednisolon memberikan angka remisi sebesar 70% pada anemia aplastik berat. • ATG atau ALG diindikasikan pada – Anemia aplastik bukan berat – Pasien tidak mempunyai donor sumsum tulang yang cocok – Anemia aplastik berat, yang berumur > 20 tahun dan pada saat pengobatan tidak terdapat infeksi atau perdarahan atau dengan granulosit > 200/mm3 – Karena merupakan produk biologis, pada terapi ATG dapat terjadi reaksi alergi ringan sampai berat, sehingga selalu diberikan bersama-sama dengan kortikosteroid. Penyebab kegagalan terapi dan relaps pada anemia aplastik Penyebab Etiologi yang mungkin Kelelahan cadangan sel Anemia aplastik asal diperantarai imun Imunosupresi tidak cukup Serangan imun persisten Salah diagnosis Kegagalan sumsum tulang Patogenesis non-imun herediter Terapi penyelamatan (Salvage Therapies) • Siklus imunosupresi berulang – Pasien yang refrakter dengan pengobatan ATG pertama dapat berespons terhadap siklus imunosupresi ATG ulangan • Faktor-faktor Pertumbuhan Hematopoetik dan steroid anabolik – G-CSF atau GM-CSF • Steroid Anabolik – Androgen merangsang produksi eritropoietin dan sel-sel induk sumsum tulang • Oxymethylone & danazol – Pada anemia aplastik berat biasanya tidak bermanfaat – Komplikasi utama adalah virilisasi dan hepatotoksisitas. Transplantasi Sumsum Tulang • Regimen conditioning yang paling sering adalah siklofosfamid & ATG Terapi suportif • Transfusi PRC: target Hb 7-8 g% atau lebih pada orang tua dan pasien dengan penyakit kardiovaskular • Transfusi trombosit : bila perdarahan atau kadar trombosit < 20.000/mm3 (profilaksis) • Pemberian transfusi leukosit sebagai profilaksis masih kontroversial dan tidak dianjurkan Anemia aplastik herediter • Sindrom kegagalan sumsum tulang herediter antara lain meliputi anemia Fanconi, diskeratosis kongenita, sindrom Shwachman- Diamond, dan trombositopenia megakariositik