Anda di halaman 1dari 23

PERAWATAN AKSES VASKULAR

PADA PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISIS


DALAM PERSPEKTIF KEPERAWATAN

A. Definisi vascular access

Vascular access merupakan istilah yang berasal dari bahasa inggis yang
berarti jalan untuk mengeluarkan darah dari pembuluhnya untuk keperluan
tertentu, dalam kasus gagal ginjal terminal untuk proses hemodialisis. Vascular
access untuk hemodialisis bertujuan untuk mendapatkan aliran darah yang
optimal agar proses hemodialisis berjalan dengan baik. (reddy & cheung, 2009).

Pemasangan vascular access diharapkan dapat mempermudah dokter dan


perawat untuk melakukan akses atau penusukan sehingga lebih mudah dan
mengurangi resiko dari penusukan yang dilakukan pada tempat lain seperti area
femoral.

Access vascular yang disarankan adalah av-shunt atau cimino, double


lumen dan arteriovenosa grafts (avg) (nkv doqi, 2006). Av-shunt merupakan
akses vascular yang paling aman saat ini tetapi bila saat insersi tidak
menggunakan tehnik yang benar akan mengakibatkan kerusakan.

B. Tujuan vascular access pada hemodialisis


1. Tujuan jangka pendek
a. Emergensi
b. Gagal ginjal akut
c. Dipakai untuk waktu yang singkat
2. Tujuan jangka panjang
Gagal ginjal akhir atau stadium akhir/terminal
- Internal : av- fistula
- Eksternal : catheter double lumen (cdl)
- Kanulasi vena

Vascular Access For Haemodialysis


1
C. Jenis vascular access
akses vaskular adalah titik-titik tempat penusukan fistulla needle untuk
mengeluarakan dan memasukan darah yang dihemodialisis. Akses vaskular yang
adekuat adalah akses vaskular yang dapat memberikan aliran darah minimal 200-
300 cc/menit. Akses tersebut memerlukan perawatan agar bebas dari infeksi,
stenosis, trombo embolik dan aneurisma. Terdapat dua jenis akses vaskular:
1. Akses vaskular permanen
Akses permanen digunakan untuk pasien yang harus dilakukan dialisis
permanen untuk persiapan dilakuakan tindakan dialisis suatu saat nanti.
Akses vascular permanen adalah akses yang dianjurkan dalam hemodialisis
terdiri dari:
1.1. Av shunt / av fistula/cimino
Av shunt adalah penyambungan pembuluh darah vena dan
arteri dengan tujuan untuk memperbesar dan meningkatkan aliran
darah vena sehingga dapat dilakukan kanulasi aliran darah ke mesin
hemodialisis dengan kecepatan sekitar 200cc/menit.
Av fistula primer pertama-tama diperkenalkan oleh cimino
dan breacia pada tahun 1961. Fistula ini dibuat dengan membuat
anastomosis end to side vena ke arteri pada vena cephalika dan arteri
radialis dan memerlukan waktu 2-6 bulan untuk matur sehingga dapat
digunakan. Jenis fistula primer lainnya adalah fistula brachiocepalica
pada siku dan diubah menjadi fistula brachiobasilica. Perubahan
fistula brachiobasilica dibuat dengan membuat insisi dengan lengan
bawah ke axila sepanjang rute vena basilica dan dibuat anastomosis
dengan arteri brachialis. Keuntungannya adalah pemakaian av fistula
dapat digunakan untuk waktu beberapa tahun, sedikit terjadi infeksi,
aliran darahnya tinggi dan memiliki sedikit komplikasi seperti
thrombosis. Sedangkan kerugiannya adalah memerlukan waktu cukup
lama sekitar 6 bulan atau lebih sampai fistula siap dipakai dan dapat
gagal karena fistula tidak matur atau karena gangguan masalah
kesehatan lainnya.

Vascular Access For Haemodialysis


2
1.1.1. Waktu terbaik untuk av-shunt
Waktu terbaik untuk av-shunt adalah pada masa awal
setelah penderita dinyatakan menderita gagal ginjal tahap
akhir. Keuntungannya adalah memudahkan ahli bedah untuk
melakukan operasi karena kualitas pembuluh darah belum
terkena trauma penusukan dan komplikasi lain dari penyakit
yang menyertai gagal ginjal seperti penyakit yang
menyebabkan terjadinya arterosklerosis atau hiperplasia sel
pembuluih darah.

1.1.3. Persiapan sebelum membuat av-shunt


a) Anamnesa
Pada pasien gagal ginjal yang dilakukan tindakan av shunt
dilakukan anamnesa meliputi:
▪ Hemodialisa ini untuk permanen atau sementara
▪ Kondisi arteri dan vena apakah ada riwayat plebitis
arteritis
▪ Penggunaan lengan yang dominan, dimana operasi
dilakukan pada lengan yang nondominan
▪ Jadwal hemodialisis, karena operasi dilakuakan
sekurangnya 24 jam setelahnya dengan harapan efek
heparin telah hilang, juga pada pemakaian obat
antikoagulan lainnya harus diperhatikan bahaya
pendarahan
▪ Keluhan sesak pada posisi berbaring, sehubungan
dengan posisi operasi.
▪ Adanya riwayat komorbit seperti: diabetes akan
mempersulis tindakan
b) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang penting ialah kondisi
jantung dan paru sehubungan dengan pasien terlentang
saat operasi. Bila pasien sesak dalam posisi terlentang
maka harus dilakukan fungsi jantung dan paru. Pada

Vascular Access For Haemodialysis


3
pemriksaan lokal dilihat kondisi kulit, edema atau tidak,
patensi vena, diameter vena, adanya trauma atau
hematoem. Idealnya untuk vena lebih dari 2 mm dengan
panjang dengan cukup, denyut arteri yang cukup kuat serta
tidak teraba skerotik (sering pada arteri subklavia).
Pemeriksaan pulsasi arteri dan membandingkan
darah diantara keduanya. Adanya perbedaan lebih dari 20
mmhg antara kedua tangan menandakan adanya penyakit
arteri proksimal akut yang kemungkinan gagalnya av
shunt.
Test allen dilakukan untuk mengkonfirmasi bahwa
pergelangan tangan pasien, untuk menetukan arteri yang
dominan dan untuk menjamin bahwa arteri ulnar dapat
menyupali darah untuk tangan jika arteri tersebut harus
dibagi. Sebagaimana kita ketahui arteri yang mendarahi
tangan adalah arteri radialis dan arteri ulnaris, kedua arteri
ini saling berhubungan melalui konekting arteri yang akan
memperdarahi jari-jemari kita. Sehingga terjadi luka
sumbatan pada slah satu arteri diatas maka suplai dan
darah masih dapat dipenuhi oleh arteri yang lain.
Test allen dengan cara: pasien diminta untuk
mengepalkan tangannya kemudian berikan tekanan pada
arteri radialis dan arteri ulnaris selama beberpa menit,
setelah itu minta pasien untuk membuka tanganny,
lepaskan tekanan pada arteri, observasi warna jari-jari, ibu
jari dan tangan, jari-jari dan tangan harus memerah dalam
15 detik, warna merah menunjukan test allens positif.
Apabila tekanan dilepas, tangan tetap pucat, menunjukan
test allen negatif, jika pemeriksaan negatif, hindarkan
tangan tersebut dan periksa tangan yang lain.

Vascular Access For Haemodialysis


4
c) Pemeriksaan penunjang
Bila potensi arteri ataupun vena diragukan secara
klinis maka dapat dilakukan pemeriksaan dupleks senografi
(scanning) untung menilainya. Adanya abnormalitas pada
pemeriksaan fisik sebaiknya dikonfirmasi dengan
pemeriksaan arteri, pada beberpa kasus angiografi
diindikasikan. Laboratorium: darah rutin, waktu pendarahan
dan pembekuan.

1.1.4. Perawatan post operatif


pasien harus rajin berlatih buka tutup kepalan tangan agar
aliran vena cepat meningkat. Tangan harus diposisikan seenak
mungkin, elevasi tak diperlukan malahan elevasi dapat
menyebakan iskemia tangan pada pasien dengan perfusi yang
marginal, perban konstriksi tak boleh dipakai pada tindakan ini.
Pemeriksaan patensi av fistula harus dilakukan selama kurun
waktu 6 jam dengan meraba thrill atau mendengarkan murmur
dengan stetoskop. Waspadai ischemia steal syndrome, bila hal ini
terjadi maka harus dilakukan revisi dengan memperkecil av
fistula. Penggantian kasa pertama kali dilakukan pada hari ketiga
setelah operasi kecuali jika ditemukan kasa yang kotor atau basah

Vascular Access For Haemodialysis


5
dan kasa diganti tiap tigs hari. Jika luka baik maka kasa sudah
bisa dibuka pada hari kesepuluh.
penyembuhan anastomosis pembuluh darah mulai terjadi bila
lapisan endothelium pada runika intima sudah tumbuh merata
menutupi permukaan luka pada anastomosis, yaitu pada akhir
minggu ke 2 pasca bedah. Lapisan endothelium tersebut akan
tumbuh dari sisi arteri dan dari sisi vena, sehingga endothelium
tersebut akan bertemu pada garis anastomosis dan saling
menyebrang ke sisi lainnya seolah-olah membentuk “karpet”
menutupi permukaan yang semula telanjang pada luka
anastomosis. Penyembuhan lapisan-lapisan lainnya dari
pembuluh darah arteri dan vena akan terjadi sejak akhir minggu
ke 4 sampai minggu ke 5, dimana lapisan sel endothel, fibrolast
dan serat-serat kolagen susunan dan bentuknya sudah tampak
normal kembali.
selain itu aliran darah pada vena, yang mendapat aliran darah
dari arteri, akan mengembangkan pembuluh vena, sehingga
memudahkan identifikasi vena tersebut, dengan meraba (palpasi)
dan memudahkan penusukan jarum pada saat cuci darah. Dapat
dikatakan bahwa pada saat penderita harus cuci darah, av-shunt
sudah dapat dilakatakan “matang/matur” (pembuluh vena telah
mengalami arterialisasi) yaitu dinding vena sudah cukup melebar
dan tebal, telah cukup menyesuaikan diri dengan tekanan aliran
yang tinggi sehingga tidak mudah robek pada saat ditusuk jarum
dialisis, mulai dari 4 minggu pasca bedah.
Rule of 6’s
1. Fistula yang matur biasanya mencakup:
• Berukuran diameter minimal 6 mm dengan batas yang
cukup tegas
• Dalamnya kurang dari 6 mm
• Aliran darah lebih dari 600 ml/min
• Bila tidak memenuhi kriteria tersebut harus dievaluasi
untuk non maturasi 4-6 minggu setelah operasi

Vascular Access For Haemodialysis


6
2. Selama proses maturasi
• Periksa setiap pasien cuci darah, flow,thrill, kekenyalan
pembuluh darah
• Pasien diminta melatih tangan
• Periksa pembuluh bila perlu dengan torniquet
• Catat kondisi dan maturasi av fistula
• Vena tampak cukup besar
• Teraba lirus dan menonjol
• Thill kuat
• Bruit yang baik di sepanjang vena
• Kemungkinan vena sudah bisa di kanulasi

1.1.5. Tips merawat akses vaskuler cimino pada pasien


hemodialisis
Akses vaskuler cimino merupakan akses yang paling
rekomendasikan bagi pasien hemodialisis. Beberapa tips
dibawah ini dapat membentu pasien hemodialisis merawat
akses vaskulernya agar tetap berfungsi dengan baik untuk
jangka waktu yang lama.
• Pastikan daerah sekitar akses selalu dalam keadaan bersih.
Cuci dengan sabun anti bakteri sebelum digunakan untuk
terapi dialisis
• Komunikasikan dengan tim medis apabila akses anda
terasa hangat, berwarna kemerahan, bernanah, atau
menderita demam

Vascular Access For Haemodialysis


7
• Pelajari adanya vibrasi dan suara dengung yang khas di
akses anda. Adanya perubahan pada vibrasi maupun suara
dengung di akses anda dapat menandakan adanya
sumbatan yang mengganggu aliran darah di akses cimino
saat tidur
• Hindari adanya tekanan pada akses cimino saat tidur
• Latih akses cimino anda dengan menggunkan bola karet
agar aliran darah betambah kuat
• Jangan melakukan pemeriksaan tekanan darah pada
tangan dimana akses cimino berada
• Jangan membebani tangan dimana akses cimino berada
untuk mengangkat beban yang terlalu berat

1.1.6. Keuntungan akses ini adalah


1. Patensi baik
2. Komplikasi rendah dibanding metode lain
3. Pemeliharaan mudah
4. Terbukti memperbaiki survival pasien
1.1.7. Kelemahan akses ini adalah
1. Angka keberhasilan rendah pada orang tua
2. Perlu waktu matur sebelum penggunaan
Upaya mengatasi kelemahan ini digunakan graft
polytetrafluoroethylene (ptfe gortex). Alat ini bisa
digunakan lebih cepat dari cimino, yaitu 2-4 minggu
setelah pemasangan dibanding 2-4 bulan pada cimino.
Namun kelemahan utamanya adalah kecenderungan
trombosis berulang akibat hiperplasia intima pada sisi
anastomosis vena dan perlunya pemeliharaan yang intensif
agar berfungsi lama (2-3 tahun).

1.2. Synthetic av graft


Arteriovenous graft adalah suatu tindakan pembedahan dengan
menempatkan graft polytetrafluoroethylene (ptfe) pada lengan bawah atau
lengan atas (arteri brachialis ke vena basalica proksimal). Keuntungannya

Vascular Access For Haemodialysis


8
graft ini dapat dipakai dalam waktu lebih kurang 3 minggu untuk bisa
dipakai. Kerugiannya dapat terjadi thrombosis dan infeksi lebih tinggi
dari pada pemakain av fistula primer. Akhir-akhir ini di temukan bahwa
graft ptfe dilakukan pada dinding dada (arteri aksilaris ke vena aksilaris
atau arteri aksilaris ke vena jugularis) atau pada paha (arteri femoralis ke
vena femoralis).

2. Akses vaskular temporer


akses vaskular temporeradalah akses yang digunakan bila akses
pemanen belum tersedia/bermasalah.Metoda ini melalui dua pembuluh darah
vena yaitu vena femoral dan vena jugularis interna. Hampir semua pasien di
indonesia untuk inisiasi hemodialisis melalui vena femoral dengan jarum
khusus. Kerugian metoda ini pasien kurang nyaman, 3 kali tusukan vena
femoral perminggu, tidak boleh bergerak 5 jam sesi dialisis, mungkin
pendarahan bila salah sasaran tusukan (arteri femoral). Kendala tehnik akses
vena femoral terutama pasien dengan edema anasarka dan keadaan darurat
medik.
Akses vaskuler melalui vena jugularis interna dengan menggunakan
silastic twin chateter atau double lumen chateter merupakan metoda cukup
memuaskan dan nyaman untuk pasien. Metoda teknik ini (tunnelized double

Vascular Access For Haemodialysis


9
lumen) dapat digunakan untuk beberapa minggu sampai fistula av standar
siap dipakai prosedur hemodialisis.Lokasi akses vaskular temporerterdiri
dari:

2.1. Akses vena femoralis


Pengertian kateter femoralis menurut hartigan (dalam lancester, 1992)
adalah pemasangan kanul kateter secara percutaneous pada vena
femoralis. Kateter dimasukkan kedalam vena femoralis yang terletak
dibawah ligamen inguinalis. Pemasangan kateter femoral lebih mudah
dari pada pemasangan kateter subclavia atau jugularis internal dan
umumnya memberikan akses lebih cepat pada sirkulasi. Panjang kateter
femoral sedikitnya 19 cm sehingga ujung kateter terletak di vena cava
inferior. Indikasi pemasangan kateter femoral adalah pada pasien yang
mengalami sumbatan karena bekuan darah tetapi memerlukan
hemodialisis segera atau pada pasien yang mengalami stenosis pada vena
subclavia. Sedangkan kontraindikasi pemasangan kateter femoral adalah
pada pasien yang mengalami trombosis ileofemoral yang dapat
menimbulkan resiko emboli.
Komplikasi yang umumnya terjadi adalah hematoma, emboli,
thrombosis vena ileofemoralis, fistula arteriovenosus, pendarahan
peritoneal akibat perforasi vena atau tusukan yang menembus artei
femoralis serta infeksi (gutch, stoner & corea, 1999). Tingginya angka
kejadian infeksi tersebut, maka pemakaian kateter femoral tidak lebih dari
7 hari.

Vascular Access For Haemodialysis


10
2.2. Akses vena jugularis interna
Kateter dimasukan pada kulit dengan sudut 200 dari sagital, dua jari
dibawah clavikula, antara sternum dan kepala clavikula dari otot
sternocleidomastoideus. Pemakaian kateter jugularis internal lebih aman
dan nyaman. Dapat digunakan beberapa minggu dan pasien tidak perlu
dirawat dirumah sakit. Kateter jugularis internal memiliki resiko lebih
kecil terjadi pneumothoraks daripada subclavia dan lebih kecil terjadi

trombosis.

Vascular Access For Haemodialysis


11
2.3. Akses vena subklavia
Kateter double limen dimasukan melalui midclavicula dengan tujuan
kateter tersebut dapat sampai ke suprastrenal. Kateter vena subclavikula
lebih aman dan nyaman digunakan untuk akses vascular sementara
dibandingkan kateter vena femoral, dan tidak mengharuskan pasien
dirawat di rumah sakit. Hal ini disebakan karena rendahnya resiko terjadi
infeksi dan dapat dipakai sampai lebih dari 1 minggu. Kateter vena
subclavikula, dan mengahalangi akses pembuluh darah dilengan
ipsilateral oleh karena itu pemasanganya memerlukan operator yang
terlatih daripada pemasangan pada kateter femoral.

Vascular Access For Haemodialysis


12
D. Intervensi Keperawatan pada Berbagai Komplikasi dan Masalah AV.Shunt
No Masalah Penyebab Intervensi Perawat
1 Perdarahan a.biasanya trauma insisi a.Jika tidak disertai pembengkakan,
jaringan perawat HD bisa melakukan
penekanan dengan depper/kassa
b.Jika perdarahan menimbulkan pada bagian yang mengalami
pembengkakan yg hebat perdarahan
dimungkinkan kebocoran
anatomosis, tapi sangat jarang b.Jika disertai dengan pembengkakan
c.Jika perdarahan hanya rembes segera lapor kepada dr.ahli
/ sedikit dimungkinkan dari bedahnya
jaringan kutis/subkutis
c. Berikan penjelasan pada pasien
supaya tidak terjadi kepanikan

2 Oedema atau a.Trombus pembuluh darah a. Menyarankan posisi lengan yang


vena yg tidak cukup kuat oedema ditinggikan untuk
pembengkakan
menerima aliran arteri yg memperbaiki aliran balik vena
bagian tangan besar b. Hindari penusukan yang berulang
– ulang terutama pada pemakaian
yang dioperasi b.Kebocoran pada area pertama av.shunt
anastomosis / pembuluh darah c.Observasi adanya perdarahan masiv
lain yang terkena trauma di dalam jaringan bawah kulit
selama operasi
c. Penusukan yang gagal dan
berulang, adanya trauma. Bils
pembengkakan masih teraba
thriil dan terdengar bruit,
maka disebabkan oleh pseudo
aneurisma ( aneurisma palsu )
Aneurisma palsu disebabkan
oleh darah yang keluar dari
arteri karena penusukan arteri
(arteri tidak sengaja tertusuk )
yang tidak mudah berhenti
walaupun dengan penekanan

3 Infeksi a. Luka operasi yang masih a.Kolaborasi dengan dokter bedah


basah terkena air untuk pemberian terapi
b. Tindakan akses vaskular yang
tidak steril b. Hindari luka operasi terkena air
c Alat dan bahan yang c. Penutupan av.shunt jika komplikasi
digunakan untuk vaskular lain dari infeksi seperti aneurisma
access tidak bersih

4 Aneurisma a.Aneurisma merupakan a. Hindari penusukan di area yang


perubahan yg wajar jika sama
Vena
jaringan kulit masih b. Lakukan penusukan jauh dari area
dianggap kuat dan tidak operasi jika bruit atau triil cukup
terjadi secara terlokalisisr besar
disuatu tempat dengan c. Hindari tekanan yang berlebih
pembengkakan yg menonjol pada area av.shunt
b. Karena tekanan darah vena d. Cegah Infeksi
menjadi tinggi oleh aliran e. Menjaga supaya hipertensi
darah arteri terkontrol
c. Penusukan yang berulang – f. Hindari overhidrasi berat
ulang disuatu tempat
d. Trauma

Vascular Access For Haemodialysis


13
e. Hipertensi

5 Trombosis a. Darah yang mudah beku a. Lapor dokter ahli bedah


( hiperkoagulasi ) b. Heparinisasi yang efektif saat
b. Trauma karena tekanan yang hemodialisis
terlalu lama pada area c. Hindari terjadinya hipotensi
av.shunt yang dianastomosis terutama pada av.shunt yang baru
c. Hipovolemia ( muntah, diare d. Jelaskan pada pasien bagaimana
dan hipertensi ) penekanan pada area av.shunt
yang baik
6 Rasa dingin, Terjadi karena aliran darah a. Laporkan dokter ahli bedah dan
kesemutan, arteri yang mensuplai darah kemungkinan dilakukan
kelemahan otot ke bagian distal dari av.shunt penutupan av. Shunt
pada bagian terambil oleh adanya b. Observasi lebih lanjut tanda –
distal dari luka anastomosis sehingga terjadi tanda iskemia jaringan
operasi ischemia jaringan, selain itu
AV.Shunt kemungkinan karena
a.radialis dan a.ulnaris yang
tersumbat karena trombosis
7 Post HD Akses a. Penusukan di jaringan atau a. Lakukan penekanan 15 – 30 menit
lama berhenti tempat yang sama post akses dilepas
b. Trombositopenia b. Kolaborasi dengan dokter untuk
c. Aliran av.shunt yang kencang memberikan antikoagulan,
d. Hipertensi biasanya dilakukan penekanan
dengan dpper yang telah ditetesi
adrenalin/transamin
c. Diluar negeri ada plester yang
bernama microporus
polysacharide partikeles, plester
ini dapat menyerap plasma darah
sehingga pembekuan diharapkan
makin cepat
d. Jika tidak tertangani observasi
post HD dilanjutkan di rumah
sakit untuk menghindari
perdarahan di rumah

Vascular Access For Haemodialysis


14
PENUTUP

A. Kesimpulan
Vascular akses pada hemodialisis dibagi menjadi dua yaitu permanen
akses vascular dan temporari akses vascular.Pada akses permanen
tindakannya berupa pemasangan av shunt dan av graft sedangkan pada
akses temporer berupa pemasangan akses vena femoralis, vena jugularis
interna dan vena subklavia. Penggunaan akses temporer diindikasikan
hanya untuk penggunaan jangka pendek atau tertentu saja. Sambil
menunggu akses permanen siap untuk digunakan.

B. Saran
Pada pasien gagal ginjal kronik stadium IV disarankan agar melakukan
operasi pemasangan av shunt, karena hampir dipastikan pasien- pasien
dengan gagal ginjal kronik stadium IV akan berlanjut ke stadium V atau
gagal ginjal terminal dan suatu saat pada keadaan emergensi diperlukan
bisa langsung digunakan.
Untuk akses temporer atau sementara :
1. Untuk perawatan akses temporer atau sementara disarankan untuk
menggunakan antikoagulan dan antibiotik untuk mencegah clotting
dan infeksi baik infeksi lokal maupun infeksi sistemik.
2. Untuk akses permanen atau tetap:
2.1. Perawatan av shunt setelah operasi harus sangat diperhatikan,
termasuk edukasi terhadap pasien diantaranya:
2.1.1. Agar rutin melakukan latihan kekuatan tangan agar
tercapai maturasi dari av shunt, agar umur av shunt dapat
digunakan secara panjang.
2.1.2. Hindari mengangkat barang terlalu berat dan hindari
trauma langsung, bahaya perdarahan.
2.1.3. Tangan dengan av shunt jangan ditensi, pasang infus, atau
mengambil sample darah.
2.1.4. Jangan menggunakan sesuatu yang ketat di tangan.
2.1.5. Av shunt jangan ditekan atau ditimpa dalam waktu lama
2.1.6. Ikut memonitor thrill.

Vascular Access For Haemodialysis


15
DAFTAR PUSTAKA

8th Indonesian Renal Registry. Laporan Indonesia Renal Registry 2015.available


from : www. Indonesianrenalregistry.org.

Alion M, Work J. 2007 ; 87-193 Venous chatheter Access For Hemodialysis. In :


Daurgida, John T. Handbook of Dialysis Forth Edition, Philadelphia : Lipincot
Wiliam & Wilkins.

Brecia-Cimino, Universitas Muhammadiyah Malang. 2010. Availablefrom :


http://bedahumum ,wordpress.com/2010/05/../a-v-shunt-breciacimino.

Doengoes, Maryline et all. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed 3. Jakarta :


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Roesli, Rully M.A. 2011. Diagnosis dan Pengelolaan Gagal Ginjal Akut. Bandung :
Pusat Penerbitan Ilmiah.

Roesli, Rully M.A. et all. 2015. Proceeding Workshop Nefrologi dan Simposium
Dialisis 2015. Bandung : PERNEFRI Jabar.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sudoyo Aru W et all. 2010. Buku ajar ilmu Penyakit Dalam jilid 2 Ed 5. Jakarta :
Interna Publishing Pusat Penerbit Ilmu Penyakit Dalam.

Vascular Access For Haemodialysis


16
PERAWATAN AKSES VASKULAR
PADA PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISIS
DALAM PERSPEKTIF KEPERAWATAN

Disusun oleh :

Drs.Asep Sumpena, Amd.Kep., M.Pd

RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY RA HABIBIE


BANDUNG
2019

Vascular Access For Haemodialysis


17
Lampiran

TINJAUAN KASUS

Asuhan Keperawatan Pada Ny. E Dengan Av Shunt


Diruang Perawatan . F

A. Pengkajian
1. Identitas
b. Identitas pasien
Nama : Ny. E
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 36th
Agama : Islam
Pendidikan : Smp
Alamat : Legok Tiris Rt 02 Rw 10
Pekerjaan : Irt
Ruang : Flamboyan A
Tanggal Pengkajian : 20 September 2018
Diagnosa Medis : Ckd On Hd
c. Penanggung Jawab
Nama : Tn. T
Hubungan Keluarga : Suami
Alamat : Legok Tiris
Pekerjaan : Buruh

2. Riwayat kesehatan.
Keluhan utama
Terdapat bengkak di jalur av shunt (tangan kiri) dengan ukuran 10x3,5cm.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Terdapat bengkak pada tangan sebelah kiri di akses av shunt.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan sebelum terjadi bengkak aneurisma hipertensi yang kurang
terkontrol dan obat anti hipertensi tidak teratur diminum.Pemasangan av shunt pada
tahun 2015 dan mulai terlihat ada pembengkakan pada tahun 2017.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Ayah dari pasien menderita hipertensi
6. Pemeriksaan fisik
• Kesadaran : compos mentis

• Mata :
Refleks pupil baik, sclera tidak ikterik, mata kiri dan kanan simetris,
kojungtiva tidak anemis, lapang pandang normal, reflex pupil pada cahaya
normal.
• Kulit :
Warna kulit sawo matang, turgor kurang dua detik, kulit lembab, suhu 36ͦc
• Dada :
Frekuensi nafas normal 20x/m, ronki -/-, irama jantung regular, frekuensi nadi
80x/m, tekanan darah 160/90mmhg.
• Abdomen :
Inspeksi: bentuk abdomen datar tidak ada lesi.

Vascular Access For Haemodialysis


18
Auskultasi: bising usus positif,
Perkusi: timpani
Palpasi: tidak teraba hepatomegali, tidak ada massa.
• Ekstrimitas atas :
Kekuatan otot tangan kanan dan kiri bagus, terpasang av shunt ditangan kiri,
terdapat bengkak di jalur av shunt dengan ukuran 10x3,5cm, benjolan tampak
mengkilat.
• Ekstrimitas bawah :
Kekuatan otot kaki kanan dan kiri bagus, refleks bisep +, refleks trisep +.

7. Data psikologis
• Status emosi : pasien tenang
• Gaya komunikasi : klien dapat berkomunikasi dengan baik secara verbal
maupun non verbal dengan keluarga, perawat dan dokter.
8. Pemeriksaan penunjang
• Tanggal 2 agustus 2018 : hb 10,8mg/dl
• Tanggal 28 agustus 2018 : fe 57
9. Terapi
• Amlodipine 1x10mg
• Caco3 1-2-1 caps
• Asam folat 3x1
• Interhistin k/p
• Paracetamol k/p
• Omeprazole k/p

10. Preskripsi hd

o Dialyzer
Dialysis ke- 355
Dialyzer F16, r 3.
o Mesin Fresenius.
o Jenis dialisat bicarbonate, kalium 2,0meq, conductivity 15ms/m.
o Heparin: dosis sirkulasi 5000iu, dosis awal 0, dosis intermitten 500iu/jam.
o Akses vascular : av shunt tangan kiri.
o Time dialysis : 4,30m.
o Bb post lalu : 45,6kg, bb pre hd: 48kg, bbk: 44,5kg, bb post hd : 44,5 kg uf goal:
4000ml.
o Tmp 160 mmhg, vena 140 ml/m, base na: 138 mmol, suhu mesin 36,5 c.

B. Analisa data
Data Etiologi Masalah

Ds: gagal ginjal kronis Resiko pendarahan


- Pasien mengatakan
bengkak di Pemasangan akses vaskuler av
- bagian tangan kiri yang shunt untuk hemodialisa
terpasang av shunt
- Pasien mengatakan Riwayat hipertensi sehingga
sebelum terjadi bengkak aliran darah menjadi cepat
aneurisma hipertensi
yang kurang terkontrol aneurisma av shunt inlet dan

Vascular Access For Haemodialysis


19
dan obat anti hipertensi outlet
tidak teratur diminum
Do: Pembengkakan area av shunt
- Terdapat bengkak di yang menonjol dan tampak
jalur av shunt inlet dan mengkilat
outlet
- Ukuran 10x3,5cm Resiko pendarahan
- Benjolan tampak
mengkilat

C. Diagnosa keperawatan
Resiko perdarahan berhubungan dengan pembengkakan aneurisma pada area av shunt.

D. Rencana asuhan keperawatan


Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Resiko Setelah dilakukantindakan 1.ukur tanda-tanda 1. Mengetahui kondisi
perdarahan keperawatan masalah vital umum dan menentukan
berhubungan teratasi dengan kriteria intervensi
dengan hasil : 2. Observasi dan 2. Penambahan besar
pembengkakan - Tidak terjadi ukur besarnya av ukuran dapat
aneurisma pada perdarahan shunt memperberat resiko
area avshunt - Bengkak pendarahan
tidakbertambah 3. Hindari 3. Penusukan yang sama
besar penusukan di area pada area yang sama
- Akses av shunt yang sama akan memperberat
tetap berjalan aneurisma
lancar 4. Kontrol 4. Tekanan darah yang
hipertensi (beri stabil mengurangi resiko
penjelasan untuk perburukan aneurisma
minum obat
hipertensi secara
teratur)
5. Beri penjelasan 5. Mencegah terjadinya
tentang perawatan kompluikasi lain pada
akses av shunt akses av shunt

6. Lindungi pasien 6. Trauma benturan


dari trauma yang pada area bengkak dapat
menyebabkan menyebabkan
pendarahan ( perdarahan
mendekatkan
barang yang di
butuhkan pasien
selama hd dan
menutup bagian
aneurisma dengan
duk saat on hd )
7. Kolaborasi 7. Menentukan tindakan
dengan dokter selanjutnya dari bidang

Vascular Access For Haemodialysis


20
spesialis bedah pembedahan.
vaskuler

E. Implementasi evaluasi
Hari & Diagnosa Implementasi Evaluasi
tanggal
Kamis, Resiko 1. Mengukur ttv Evaluasi implementasi 1, 2, 3,
20 perdarahan 2. Mengobsevasi dan dan 4
/09/2018 berhubungan mengukur besarnya Kamis 20/09/2018 pukul 08;00
dengan aneurisma wib
pembengkakan 3. Menghindari S:
aneurisma pada penusukan di area - Pasien mengatakan
area av shunt yang sama sudah mengerti tentang
inlet dan outlet 4. Menjaga supaya cara perawatan akses
hipertensin terkontrol avshunt
5. Memberi penjelasan - Pasien mengatakan obat
tetnang perawatan hipertensi rutin
akses av shunt diminum
• memberitahu O:
pasien untuk - Ttv td : 160/90 mmhg,
tidak memberi n: 80 x/menit r:
beban yang 20x/menit
terlalu beratn - Ukuran benjolan tidak
pada tangan yang semakin besar
terpasang av - Penusukan akses tidak
shunt pada area yang sama
• melaporkan jika dengan hd sebelumnya
ukuran A : masalah tidak terjadi
pembengkakan P : lanjutkan intervensi
bertambah dan - Lindungi pasien dari
terdapat rasa trauma yang
nyeri menyebabkan
6. Melindungi pasien perdarahan
dari trauma yang - Kolaborasi dengan
menyebabkan dokter spesialis bedah
perdarahan vaskuler
(mendekatkan barang
yang di butuhkan Evaluasi dan implementasi
pasien selama hd, dan 5,6,dan 7
menutup bagian S:
aneurisma dengan - Pasien mengatakan
duk saat on hd ) sudah kontrol ke dr. R
7. Berkolaborasi dengan satu bulan lalu dan tidak
dokter spesialis bedah mendapat obat apapun
vaskuler dari dr. R hanya
disarankan untuk
kontrol tiap bulan
observasi ukuran

Vascular Access For Haemodialysis


21
pembengkakan, jika
ukuran bengkak
bertambah dan
mengganggu, av shut
akan ditutup.
O:
- Barang- barang yang
dibutuhkan pasien
selama on hd sudah
didekatkan
- Area av shunt tertutup
duk saat hd
- Pasien mengikuti
anjuran perawat
A: masalah tidak terjadi.
P: lanjutkan intervensi.
- Ukur tanda-tanda vital
- Observasi dan ukur
besarnya aneurisma
- Kolaborasi dengan
dokter bedah vaskuler
kembali jika terjadi
penambahan ukuran
aneurisma.

Hari dan Diagnosa Implementasi Evaluasi


tanggal
Senin, 24 Resiko 1. Mengukur tanda- tand Evaluasi implementasi
september perdarahan vital senin, 24 september 2018.
2018 b/d 2. Observasi dan ukur Pukul 08:00 wib
pembengkak besarnya aneurisma S:
aneurisma 3. Menghindari penusukan - Pasien
pada area av di area yang sama mengatakan
shunt inlet dan 4. Menjaga supaya ukuran av shunt
outlet hipertensi terkontrol tidak membesar
5. Melindungi pasien dari dan tidak nyeri.
trauma yang O:
menyebabkan - Ttv td:
perdarahan ( 150/90mmhg, n:
mendekatkan barang 80x/m, r: 18x/m
yang dibutuhkan pasien - Ukuran aneurisma
selama hd dan menutup tidak semakin
bagian aneurisma membesar.
dengan duk saat on hd ). - Tidak terjadi
perdarahan
- Akses av shunt
berjalan lancar.
A: masalah tidak terjadi.
P: pertahankan intervensi.

Vascular Access For Haemodialysis


22
Vascular Access For Haemodialysis
23

Anda mungkin juga menyukai