Disusun Oleh:
Ayu Suci Nurmalasari (1102015041)
Kadita Pratiwi (1102015109)
Pembimbing:
dr. Suryo Wijoyo, SpKF, MH
Pendahuluan
Di Forensik, penentuan individualitas seseorang disebut identifikasi. Bagi ahli
forensik, identifikasi pada individu yang hidup atau mati atau sisa – sisa kerangka
adalah hal terpenting untuk menyelesaikan kasus. Identifikasi pada setiap individu
dapat ditentukan dengan menentukan jenis kelamin, usia, tinggi badan, agama,
etnis, sidik jari, sidik bibir, pengukuran somatometrik, penampilan, sidik jari,
tanda serologi, tulisan tangan, dan karakteristik gaya berjalan. Terdapat dua
tambahan karakteristik yang sangat membantu pada identifikasi forensik-
kongenital dan tanda yang didapat. Tanda lahir merupakan tanda yang sudah ada
sejak lahir berupa tanda lahir, tahu lalat, kelainan bentuk bawaan, dan lain – lain.
Tanda yang didapat merupakan tanda yang muncul pada tubuh setelah lahir
contohnya tato, tanda pekerjaan, bekas luka, kelainan bentuk tubuh, tindik badan,
dan lain – lain.
Menurut Modi (1977), bekas luka merupakan hasil dari penyembuhan luka oleh
fibrosis dan sikatrisasi. Seluruh bekas luka, sesuai histologi maupun morfologi,
ukurannya dapat berubah selama usia pertumbuhan namun bentuknya akan tetap
sepanjang hidup. Bentuk, ukuran, usia, dan jenis bekas luka mengungkapkan
1
banyak informasi tentang jenis, waktu, dan senjata yang digunakan. Menurut
Parikh, tanda akibat kerja adalah karakteristik yang dihasilkan dari adaptasi
terhadap pekerjaan, Hal ini menunjukkan identitas dan posisi sosial individu
tersebut. Tanda tato yang dihasilkan dengan mencetak pigmen warna yang
berbeda di kulit dengan metode tusukan ganda, tindik badan terutama pada laki –
laki, dan kelainan bentuk yang tidak disengaja berupa kehilangan bagian tubuh,
kelumpuhan, kehilangan penglihatan juga merupakan aspek penting dalam
identifikasi di bidang Forensik.
Maka, penelitian ini berupaya untuk memahami pola distribusi berbagai jenis
tanda di tubuh yang dapat di identifikasi. Tanda untuk identifikasi ini juga dapat
bergantung pada jenis kelamin, usia, kasta, pekerjaan, dan ukuran keluarga. Di
India, kasta adalah kelompok penduduk yang bersifat endogami yang juga
didasarkan pada pekerjaan kelompok penduduk tersebut.
2
tato dan tanda vaksinasi. Tanda tato dikategorikan menjadi tujuh kategori hewan,
tumbuhan, benda, benda, abstraksi, simbol agama, simbol, dan lainnya untuk
memudahkan interpretasi. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan Ms
Excel 2010 dan dan SPSS 20. Data dianalisis berdasarkan jenis kelamin, usia,
kasta, pekerjaan, status pendidikan, ukuran keluarga, dan status sosial ekonomi
individu.
Hasil
1. Bekas Luka
a. Kejadian
Pada Tabel.1. menunjukan adanya bekas luka yang timbul (87,5%) pada
tubuh responden yang dapat digunakan sebagai tanda identifikasi. Hal ini
terjadi pada laki – laki sebanyak 88,75% dan perempuan sebanyak 86,25%
(Tabel.10.) Bekas luka juga tergantung dari jenis pekerjaan responden,
terbanyak pada ibu rumah tangga (30%), pelajar (15%), wiraswasta
(13,57%), pekerja pabrik (10,71%), dan pekerja bangunan (8,57%). Dari
data ini dapat dilihat bahwa jumlah anggota keluarga yang banyak dan
status sosial ekonomi yang rendah akan meningkatkan jumlah bekas luka
yang ada.
3
Tabel.1. Distribusi Frekuensi Bekasi Luka
b. Jenis dan Lokasi Cedera
Pada Tabel 2 dan 3, menunjukkan kejadian bekas luka terjadi yaitu
kecelakaan yang tidak disengaja (66%), tanda bekas operasi (14%),
masalah kulit (10%), dan luka bakar (9%). Tidak ada kasus tertusuk jarum
atau penghapusan tato yang diobservasi. Data menunjukkan jenis cedera
tidak berhubungan dengan jenis kelamin namun berhubungan dengan
pekerjaan dan usia. Angka kejadian tinggi pada kelompok usia 18 – 45
tahun diikuti oleh kelompok usia 45 – 60 tahun yang mempunyai seluruh
jenis bekas luka. Masalah kulit sering terjadi pada pekerja pabrik, pekerja
pabrik benang, dan pelajar. Kecelakaan yang tidak disengaja sering terjadi
pada ibu rumah tangga, wiraswasta, pelajar, dan pekerja bangunan.
4
Tabel.2. Distribusi Jenis Kecelakaan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia
Gambar.1. (a) Bekas Luka, (b) Luka Bakar, (c) Luka Operasi
Grafik 1, 1a, dan 1b menunjukan lokasi cedera berhubungan dengan jenis
kelamin dan pekerjaan responden. Pada dahi (53%), wajah bawah (27%),
alis (23%), dan lengan (29%) sering terdapat bekas luka. Pada anggota
gerak atas biasanya sering terjadi pada pekerja pabrik, ibu rumah tangga,
penjahit, petani, dan wiraswasta. Sedangkan pada wajah dan anggota gerak
bawah sering terjadi pada pekerja bangunan.
5
Grafik.5. Frekuensi Distribusi Lokasi Bekas Luka
Tabel.4a. Distribusi Frekuensi Bekas Luka Akibat Pekerjaan Pada Laki - laki
7
Tabel.4b. Distribusi Frekuensi Bekas Luka Akibat Pekerjaan Pada Perempuan
8
Tabel.5. Distribusi Frekuensi Bekas Luka Akibat Pekerjaan Berdasarkan
Pekerjaan
9
Gambar.2. Kumpulan Foto Luka Akibat Pekerjaan
3. Tato
a. Kejadian
Tabel 6a dan 6b, memperlihatkan jenis kelamin, usia, kasta, agama, dan
ukuran keluarga yang memengaruhi ada atau tidaknya tato. Sebanyak
27,5% responden mempunyai tato dengan perempuan (63,6%) dan laki –
laki (36,3%) (Tabel.10.). Pada responden beragama Hindu mempunyai
tato dengan kelompok usia 18 – 45 tahun (52,2%) dan 45 – 60 tahun
(25%) dengan kasta Dangi (31,81%), Bhil (27,2%), Brahmin (13,6%) dan
Rajput (9%), dengan jumlah keluarga 5-9 anggota. Saat ini, pemuda
mengganggap tato sebagai mode namun generasi sebelumnya menganggap
bahwa tato merupakan cara untuk menjaga diri dan keluarganya.
10
Tabel.6a. Distribusi Frekuensi Tato Pada Laki - laki
11
b. Bentuk Tato
Tabel 7a dan 7b menunjukkan ukuran dan jenis tato yaitu simbol agama
(27,27%), abstrak (11,36%), nama (68,18%), benda (9,09%), simbol
(15,9%), dan binatang (11,36%). Jenis kelamin, usia, dan tingkat
Pendidikan mempengaruhi jenis tato. Pada laki – laki biasanya simbol
agama (37,5%) dan nama (75%). Pada perempuan biasanya simbol agama
(21,42%) dan nama (6,25%), binatang (17,85%), tanaman (3,57%), benda
(14,28%), abstrak (17,85%), dan simbol lainnya (25%). Biasanya
ditemukan pada kelompol usia di atas 60 tahun. Pada kemlompok usia 18
– 45 tahun biasanya berbentuk nama (31,81%), simbol (9,09%), dan
simbol agama (11,36%).
Tabel.7a. Distribusi Frekuensi Tato Pada Laki – laki Berdasarkan Usia, Kasta, dan
Tingkat Pendidikan
12
Tabel.7b. Distribusi Frekuensi Tato Pada Perempuan Berdasarkan Usia, Kasta, dan
Tingkat Pendidikan
13
Gambar.3. Tindikan Pada Tubuh
5. Kelainan Tubuh
Kelainan tubuh sangat jarang hanya delapan responden. Adanya kelainan
bentuk tubuh bisa di dapatkan dari kecelakaan kerja. Biasanya terjadi pada
kaki dan jari. Hanya satu kasus yang mempunyai alasan genetik pada
polidaktili yang terjadi pada seorang perempuan.
14
6. Persepsi Psikologikal dan Tanda Identifikasi
Tabel.8. menunjukkan data di kumpulkan untuk menunjukkan persepsi dari
seluruh responden mengenai penting atau tidaknya tanda identifikasi pada
tubuh. Pada laki – laki (45%) dan perempuan (16%) tahu pentingnya tato
sebagai tanda identifikasi.
Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa setiap individu memiliki satu tanda
identifikasi pada tubuhnya. Tanda ini dapat dalam bentuk bekas luka, tato, tanda
akibat pekerjaan, atau kelainan bentuk. Kehadiran tanda ini dapat dihubungkan
secara kuat dengan jenis kelamin, letak, jenis pekerjaan, usia, dan bentuk tato.
Identifikasi tanda di tubuh individu yang hidup maupun mati merupakan aspek
penting dalam Ilmu Forensik. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat
mempertimbangkan jumlah responden yang lebih banyak agar mendapatkan tanda
identitas yang lebih variatif. Meskipun tidak begitu akurat dan membutuhkan
ketelitian karena tanda pada tubuh dapat sama di dua atau lebih individu. Namun,
15
tanda pada tubuh dapat membantu dalam menetapkan identitas lengkap korban
maupun pelaku.
16