Anda di halaman 1dari 17

Journal Reading

“Acquired Body Marks: A Mode of Identification in Forensics”

Disusun Oleh:
Ayu Suci Nurmalasari (1102015041)
Kadita Pratiwi (1102015109)

Pembimbing:
dr. Suryo Wijoyo, SpKF, MH

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU FORENSIK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BEKASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 7 – 26 JUNI 2021
Abstrak
Setiap individu tanpa memandang jenis kelamin, usia dan kasta memiliki tanda
identifikasi tertentu yang ada di tubuh mereka. Penelitian ini bertujuan untuk
memahami pola distribusi dari perbedaan jenis pada tubuh sehingga dapat
digunakan sebagai tanda identifikasi. Data dikumpulkan melalui observasi, jadwal
wawancara dan wawancara dari 160 individu dari enam desa multi-kasta Udaipur
di Rajasthan, India. Variasi yang luas didapatkan dari pengamatan pada tubuh.
Bekas luka merupakan yang paling sering didapat (87,5%) diikuti dengan tindikan
pada tubuh (66%), tanda pekerjaan (27,5%), dan kelainan pada tubuh (5%).
Terdapat hubungan yang kuat antara jenis kelamin dengan adanya tato serta tanda
pekerjaan. Tipe pekerjaan berhubungan dengan adanya bekas luka dan tanda
pekerjaan. Variasi yang luas dan terdistribusi pada tubuh tergantung dari jenis
kelamin, usia, status pendidikan, pekerjaan, agama, dan lain – lain.

Pendahuluan
Di Forensik, penentuan individualitas seseorang disebut identifikasi. Bagi ahli
forensik, identifikasi pada individu yang hidup atau mati atau sisa – sisa kerangka
adalah hal terpenting untuk menyelesaikan kasus. Identifikasi pada setiap individu
dapat ditentukan dengan menentukan jenis kelamin, usia, tinggi badan, agama,
etnis, sidik jari, sidik bibir, pengukuran somatometrik, penampilan, sidik jari,
tanda serologi, tulisan tangan, dan karakteristik gaya berjalan. Terdapat dua
tambahan karakteristik yang sangat membantu pada identifikasi forensik-
kongenital dan tanda yang didapat. Tanda lahir merupakan tanda yang sudah ada
sejak lahir berupa tanda lahir, tahu lalat, kelainan bentuk bawaan, dan lain – lain.
Tanda yang didapat merupakan tanda yang muncul pada tubuh setelah lahir
contohnya tato, tanda pekerjaan, bekas luka, kelainan bentuk tubuh, tindik badan,
dan lain – lain.
Menurut Modi (1977), bekas luka merupakan hasil dari penyembuhan luka oleh
fibrosis dan sikatrisasi. Seluruh bekas luka, sesuai histologi maupun morfologi,
ukurannya dapat berubah selama usia pertumbuhan namun bentuknya akan tetap
sepanjang hidup. Bentuk, ukuran, usia, dan jenis bekas luka mengungkapkan

1
banyak informasi tentang jenis, waktu, dan senjata yang digunakan. Menurut
Parikh, tanda akibat kerja adalah karakteristik yang dihasilkan dari adaptasi
terhadap pekerjaan, Hal ini menunjukkan identitas dan posisi sosial individu
tersebut. Tanda tato yang dihasilkan dengan mencetak pigmen warna yang
berbeda di kulit dengan metode tusukan ganda, tindik badan terutama pada laki –
laki, dan kelainan bentuk yang tidak disengaja berupa kehilangan bagian tubuh,
kelumpuhan, kehilangan penglihatan juga merupakan aspek penting dalam
identifikasi di bidang Forensik.
Maka, penelitian ini berupaya untuk memahami pola distribusi berbagai jenis
tanda di tubuh yang dapat di identifikasi. Tanda untuk identifikasi ini juga dapat
bergantung pada jenis kelamin, usia, kasta, pekerjaan, dan ukuran keluarga. Di
India, kasta adalah kelompok penduduk yang bersifat endogami yang juga
didasarkan pada pekerjaan kelompok penduduk tersebut.

Bahan dan Metode


Penelitian ini dilakukan pada enam desa multi-kasta yaitu Shobhagpura, Pula,
Bhopali, Rebariyon ka Gurha, Aayad Colony, dan Eklingapura dari Udaipur di
Rajasthan, India. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data dari 160 individu (80
laki – laki dan 80 perempuan) dari empat belas kelompok kasta ya berbeda.
Persetujuan ditandatangani sebelum pengumpulan data. Pengumpulan data
dilakukan dengan observasi langsung untuk mengetahui tanda tubuh yang dapat
dilihat.
Selanjutnya wawancara yang terdiri dari pertanyaan yang berkaitan dengan
informasi umum seperti nama, jenis kelamin, usia, kasta, agama, status
perkaminan, status Pendidikan, status pekerjaan, ukuran keluarga dan status sosial
ekonomi berserta pertanyaan sepsifik terkait ada/tidaknya, jumlah, lokasi, jenis,
ukuran, bentuk, warna, dan periode waktu dari setiap tanda tubuh yang diperoleh.
Observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran rinci tentang bagaimana tanda
– tanda pekerjaan terjadi pada tubuh.
Data bekas luka dikumpulkan berdasarkan delapan kategori yaitu kecelakaan,
pembedahan, penyerangan, jarum, masalah kulit, luka bakar, penghapusan tanda

2
tato dan tanda vaksinasi. Tanda tato dikategorikan menjadi tujuh kategori hewan,
tumbuhan, benda, benda, abstraksi, simbol agama, simbol, dan lainnya untuk
memudahkan interpretasi. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan Ms
Excel 2010 dan dan SPSS 20. Data dianalisis berdasarkan jenis kelamin, usia,
kasta, pekerjaan, status pendidikan, ukuran keluarga, dan status sosial ekonomi
individu.

Hasil
1. Bekas Luka
a. Kejadian
Pada Tabel.1. menunjukan adanya bekas luka yang timbul (87,5%) pada
tubuh responden yang dapat digunakan sebagai tanda identifikasi. Hal ini
terjadi pada laki – laki sebanyak 88,75% dan perempuan sebanyak 86,25%
(Tabel.10.) Bekas luka juga tergantung dari jenis pekerjaan responden,
terbanyak pada ibu rumah tangga (30%), pelajar (15%), wiraswasta
(13,57%), pekerja pabrik (10,71%), dan pekerja bangunan (8,57%). Dari
data ini dapat dilihat bahwa jumlah anggota keluarga yang banyak dan
status sosial ekonomi yang rendah akan meningkatkan jumlah bekas luka
yang ada.

3
Tabel.1. Distribusi Frekuensi Bekasi Luka
b. Jenis dan Lokasi Cedera
Pada Tabel 2 dan 3, menunjukkan kejadian bekas luka terjadi yaitu
kecelakaan yang tidak disengaja (66%), tanda bekas operasi (14%),
masalah kulit (10%), dan luka bakar (9%). Tidak ada kasus tertusuk jarum
atau penghapusan tato yang diobservasi. Data menunjukkan jenis cedera
tidak berhubungan dengan jenis kelamin namun berhubungan dengan
pekerjaan dan usia. Angka kejadian tinggi pada kelompok usia 18 – 45
tahun diikuti oleh kelompok usia 45 – 60 tahun yang mempunyai seluruh
jenis bekas luka. Masalah kulit sering terjadi pada pekerja pabrik, pekerja
pabrik benang, dan pelajar. Kecelakaan yang tidak disengaja sering terjadi
pada ibu rumah tangga, wiraswasta, pelajar, dan pekerja bangunan.

4
Tabel.2. Distribusi Jenis Kecelakaan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia

Tabel.3. Distribusi Jenis Kecelakaan Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Gambar.1. (a) Bekas Luka, (b) Luka Bakar, (c) Luka Operasi
Grafik 1, 1a, dan 1b menunjukan lokasi cedera berhubungan dengan jenis
kelamin dan pekerjaan responden. Pada dahi (53%), wajah bawah (27%),
alis (23%), dan lengan (29%) sering terdapat bekas luka. Pada anggota
gerak atas biasanya sering terjadi pada pekerja pabrik, ibu rumah tangga,
penjahit, petani, dan wiraswasta. Sedangkan pada wajah dan anggota gerak
bawah sering terjadi pada pekerja bangunan.

5
Grafik.5. Frekuensi Distribusi Lokasi Bekas Luka

Grafik.6. Frekuensi Distribusi Lokasi Bekas Luka Berdasarkan Jenis Kelamin

Grafik.7. Frekuensi Distribusi Lokasi Bekas Luka Berdasarkan Usia

2. Tanda Akibat Pekerjaan


a. Kejadian
Pada table 4a dan 4b, terdapat 38,12% responden yang mempunyai tanda
akibat pekerjaan dengan 68,85% laki – laki dan 31,14% perempuan. Pada
laki – laki biasanya pada pekerja pabrik (42,85%), pekerja bangunan
(19,04%), dan petani (7,14%). Sedangkan, pada perempuan biasanya
terjadi pada petani (47,36%), penjahit (26,31%), dan pekerja bangunan
6
(15,78%). Menurut kelompok usia terbanyak merupakan kelompok usia 18
– 45 tahun dan kelompok usia 45 – 60 tahun. Responden juga mempunyai
riwayat pekerjaan lebih dari lima tahun untuk mendapatkan tanda akibat
pekerjaan, semakin lama mereka bekerja semakin banyak tanda akibat
pekerjaan yang didapat.

Tabel.4a. Distribusi Frekuensi Bekas Luka Akibat Pekerjaan Pada Laki - laki

7
Tabel.4b. Distribusi Frekuensi Bekas Luka Akibat Pekerjaan Pada Perempuan

b. Jenis dan Lokasi Luka


Tabel 5, 6a dan 6b menunjukkan jenis pekerjaan yang sering membuat
tanda akibat pekerjaan adalah pekerja pabrik (29,5%), petani (19,67%),
dan pekerja bangunan (18,03%). Lokasi yang biasanya terdapat tanda
akibat pekerjaan tergantung dari jenis kelamin, pekerjaan, dan alat yang
digunakan. Pada telapak tangan (41%) dan jari – jari (22%) lebih sering
terjadi karena digunakan untuk menggenggam palu, datri (sabit), gunting,
jarum, memerah susu sapi dan kerbau, dan lain – lain. Pada laki – laki dan
perempuan, tanda akibat kerja terbanya di dapatkan pada telapak tangan,
jari, anggota gerak atas.

8
Tabel.5. Distribusi Frekuensi Bekas Luka Akibat Pekerjaan Berdasarkan
Pekerjaan

9
Gambar.2. Kumpulan Foto Luka Akibat Pekerjaan

3. Tato
a. Kejadian
Tabel 6a dan 6b, memperlihatkan jenis kelamin, usia, kasta, agama, dan
ukuran keluarga yang memengaruhi ada atau tidaknya tato. Sebanyak
27,5% responden mempunyai tato dengan perempuan (63,6%) dan laki –
laki (36,3%) (Tabel.10.). Pada responden beragama Hindu mempunyai
tato dengan kelompok usia 18 – 45 tahun (52,2%) dan 45 – 60 tahun
(25%) dengan kasta Dangi (31,81%), Bhil (27,2%), Brahmin (13,6%) dan
Rajput (9%), dengan jumlah keluarga 5-9 anggota. Saat ini, pemuda
mengganggap tato sebagai mode namun generasi sebelumnya menganggap
bahwa tato merupakan cara untuk menjaga diri dan keluarganya.

10
Tabel.6a. Distribusi Frekuensi Tato Pada Laki - laki

Tabel.6b. Distribusi Frekuensi Tato Pada Perempuan

11
b. Bentuk Tato
Tabel 7a dan 7b menunjukkan ukuran dan jenis tato yaitu simbol agama
(27,27%), abstrak (11,36%), nama (68,18%), benda (9,09%), simbol
(15,9%), dan binatang (11,36%). Jenis kelamin, usia, dan tingkat
Pendidikan mempengaruhi jenis tato. Pada laki – laki biasanya simbol
agama (37,5%) dan nama (75%). Pada perempuan biasanya simbol agama
(21,42%) dan nama (6,25%), binatang (17,85%), tanaman (3,57%), benda
(14,28%), abstrak (17,85%), dan simbol lainnya (25%). Biasanya
ditemukan pada kelompol usia di atas 60 tahun. Pada kemlompok usia 18
– 45 tahun biasanya berbentuk nama (31,81%), simbol (9,09%), dan
simbol agama (11,36%).

Tabel.7a. Distribusi Frekuensi Tato Pada Laki – laki Berdasarkan Usia, Kasta, dan
Tingkat Pendidikan

12
Tabel.7b. Distribusi Frekuensi Tato Pada Perempuan Berdasarkan Usia, Kasta, dan
Tingkat Pendidikan

4. Tindikan Pada Tubuh


a. Kejadian
Pada 66% responden terdapat tindikan pada tubuh dengan perempuan
(73,58%) dan laki – laki (26,41%). Hal ini sangat popular di Udaipur.
b. Alasan
Dari 56% responden, mereka di tindik pada bagian telinga dan hidung
(sesuai dengan tradisi), dan 10% pada tangan hanya sebagai mode.

13
Gambar.3. Tindikan Pada Tubuh

5. Kelainan Tubuh
Kelainan tubuh sangat jarang hanya delapan responden. Adanya kelainan
bentuk tubuh bisa di dapatkan dari kecelakaan kerja. Biasanya terjadi pada
kaki dan jari. Hanya satu kasus yang mempunyai alasan genetik pada
polidaktili yang terjadi pada seorang perempuan.

Gambar.4. Kelainan Pada Tubuh

14
6. Persepsi Psikologikal dan Tanda Identifikasi
Tabel.8. menunjukkan data di kumpulkan untuk menunjukkan persepsi dari
seluruh responden mengenai penting atau tidaknya tanda identifikasi pada
tubuh. Pada laki – laki (45%) dan perempuan (16%) tahu pentingnya tato
sebagai tanda identifikasi.

Tabel.8. Persepsi Responden Terhadap Tanda Identifikasi

Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa setiap individu memiliki satu tanda
identifikasi pada tubuhnya. Tanda ini dapat dalam bentuk bekas luka, tato, tanda
akibat pekerjaan, atau kelainan bentuk. Kehadiran tanda ini dapat dihubungkan
secara kuat dengan jenis kelamin, letak, jenis pekerjaan, usia, dan bentuk tato.
Identifikasi tanda di tubuh individu yang hidup maupun mati merupakan aspek
penting dalam Ilmu Forensik. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya dapat
mempertimbangkan jumlah responden yang lebih banyak agar mendapatkan tanda
identitas yang lebih variatif. Meskipun tidak begitu akurat dan membutuhkan
ketelitian karena tanda pada tubuh dapat sama di dua atau lebih individu. Namun,

15
tanda pada tubuh dapat membantu dalam menetapkan identitas lengkap korban
maupun pelaku.

Konflik Kepentingan Penulis


Tidak ada.

Ucapan Terima Kasih


Peneliti berterima kasih kepada Kepala Departemen Antopologi, Universitas
Delhi yang telah memberikan izin untuk melakukan kerja lapangan di Udaipur,
Rajasthan. Peneliti juga berterima kasih kepada Bapak Mukesh Joshi yang telah
memberikan informasi mengenai desa dan mendukung kegiatan ini. Peneliti juga
mengucapkan terima kasih kepada Staf Survei Antropologi India dan Bapak
Anand (Asisten Laboratorium Departemen Antropologi), Bapak Subhash (Asisten
Laboratorium Departemen Antropologi), dan Bapak Darshan (Pustakawan
Departemen Antropologi) atas bantuan dan dukungannya selama kegiatan ini
berlangsung. Terakhir, Peneliti mengucapkan salam dan berkat kepada semua
informan dan semua pihak yang mendukung kegiatan ini. Penelitian ini didukung
oleh Departemen Antropologi, Universitas Delhi, India.

16

Anda mungkin juga menyukai