4 2022
ABSTRAK
Kualitas tidur adalah kapasitas tidur seseorang yang sangat mempengaruhi kesehatan fisik maupun kesehatan
mental individu. Adapun jenis kelamin merupakan salah satu bagian basic conditioning factorsyang dapat
menyebabkan terjadi permasalahan pada kualitas tidur lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan jeniskelamin dengan kualitas tidur lansia. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi dengan
desain cross sectional. Jumlah sampel yaitu 374 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Analisa data pada
penelitian ini menggunakan chi square didapatkan hasil bahwa adanya hubungan antara faktor jenis kelamin
(p=0,038) dengan kualitas tidur lansia. Sehingga diharapkan lansia dapat menerapkan secara rutin terapi
komplementer seperti relaksasi otot progresif, aromaterapi, dan juga dapat melakukan kegiatan untuk
meningkatkan aktivitas fisik lansia untuk meningkatkan kualitas tidur.
ABSTRACT
Sleep quality is a person's sleep capacity which greatly affects the physical health and mental health of
individuals. Gender is one of the basic conditioning factors that can cause problems with the sleep quality of the
elderly. This study aims to determine the relationship between sex and sleep quality in the elderly. This type of
research uses descriptive correlation with cross sectional design. The number of samples is 374 respondents
using purposive sampling technique. The data collection tool used a Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)
questionnaire. Analysis of the data in this study using chi square showed that there was a relationship between
the sex factor (p = 0.038) and the sleep quality of the elderly. So it is expected that the elderly can routinely
apply complementary therapies such as progressive muscle relaxation, aromatherapy, and can also carry out
activities to increase the physical activity of the elderly to improve sleep quality.
65
JIM FKep Volume V No. 4 2022
66
JIM FKep Volume V No. 4 2022
67
JIM FKep Volume V No. 4 2022
total 12,8% lansia yang berjenis kelamin laki- Menurut Khasanah & Wahyu (2012)
laki, terdapat 6,4% memiliki kualitas tidur Hormon progesteron dan estrogen memiliki
sedang. Berdasarkan hasil analisis bivariat pada reseptor di hipotalamus, sehingga adanya
penelitian ini didapatkan ada hubungan antara dampak langsung dalam ritme sirkadia dan pola
jenis kelamin dengan kualitas tidur lansia di tidur yang dapat membuat wanita memiliki
Kota Banda Aceh (p=0,038). kualitas tidur yang buruk. Gangguan psikososial
Hasil penelitian ini selaras dengan hasil seperti kecemasan, dan emosi yang meningkat
penelitian Farisma (2018) yang mendapatkan dan tidak terkontrol pada wanita dapat
ada hubungan antara jenis kelamin dengan menyebabkan penurunan kadar estrogen, yang
kualitas tidur lansia (p=0,0001). Hasil penelitian mengakibatkan terjadinya kualitas tidur buruk
ini sejalan dengan penelitian Khasanah & pada wanita.
Wahyu (2012) yang mendapatkan bahwa wanita Menurut asumsi peneliti, jenis kelamin
memiliki kualitas tidur buruk yang lebih tinggi sangat berpengaruh terhadap kualitas tidur.
yaitu 75,4% sedangkan laki-laki 57,1%. Dalam penelitian ini, sebagian besar lansia
Berdasarkan penelitian Erwani & Nofriandi perempuan termasuk dalam kategori kualitas
(2017) menyatakan bahwa jenis kelamin tidur sedang, dan terdapat hubungan yang
merupakan salah satu faktor yang dapat signifikan antara jenis kelamin dengan kualitas
mempengaruhi kualitas tidur. Ini juga didukung tidur. Hal ini disebabkan karena lansia
oleh penelitian Kumar & Nyoman (2017) yang perempuan mengalami fase menopause dan
menyatakan bahwa mayoritas lansia yang pada fase ini secara fisiologis tubuh akan
memiliki kualitas tidur buruk adalah wanita mengalami penurunan hormone estrogen yang
yaitu 73,3% dibandingkan dengan laki-laki. dapat mempengaruhi kondisi psikologis yaitu
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lou et al menjadi lebih emosional, gelisah, dan mudah
(2013) juga mendapatkan bahwa 45,8% lansia cemas, hal inilah yang membuat lansia
dengan jenis kelamin wanita mengalami perempuan sulit tidur dibandingkan lansia laki-
kualitas tidur yang buruk, sedangkan pria laki.
35,8%. Ini juga sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Hajbaghery, Fatemehsadat, KESIMPULAN
& Hossain (2012) yang menemukan bahwa Berdasarkan hasil penelitian pada 374
peluang memiliki kualitas tidur yang baik lebih responden tentang Hubungan
banyak pada laki-laki daripada perempuan. jeniskelamindengan kualitas tidur lansia
Penelitian Wang et al (2019) juga mendapatkan (p=0,038).
hasil bahwa 39,2% wanita mengalami kualitas
tidur yang buruk sedangkan pria 26,3% SARAN
mengalami kualitas tidur yang buruk. Dalam Hasil penelitian ini diharapkan dapat
penelitian Valero et al (2016) juga mendapatkan dijadikan sebagai bahan evaluasi sehingga dapat
hasil bahwa perempuan hampir dua kali lebih meningkatkan upaya yang bisa meningkatkan
mungkin memiliki kualitas tidur yang buruk kualitas tidur lansia, yaitu dengan cara
dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dapat memberikan edukasi dan mengadakan kegiatan
disebabkan karena perubahan hormonal gejala untuk meningkatkan aktivitas fisik lansia saat
menopause dan berhubungan dengan fisik, berlangsungnya kegiatan posyandu lansia.
fisiologis dan psikologis yang dapat
meningkatkan masalah yang berhubungan REFERENSI
dengan tidur.
68
JIM FKep Volume V No. 4 2022
Badan Pusat Statistik. (2020). Statistik Valero, J. J. M., Jose, M. M. S., Bruno, R. do
Penduduk Lanjut Usia. C., Juan, F. S. R., & Juan, R. O. (2016).
Ekasari, M. F., Ni, M. R., & Tien, H. (2018). Age and Gender Effects on the Prevalence
Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia. of Poor Sleep Quality in the Adult
Malang: Wineka Media. Population. G Model.
Erwani, & Nofriandi. (2017). Faktor-faktor Wang, P., Lin, S., Kaili, W., Xiaolei, H., Lin,
yang berhubungan dengan insomnia pada C., Yongxiang, W., … Yifeng, D. (2019).
lansia di puskesmas belimbing Padang. Prevalence and associated factors of poor
Jurnal Ilku Kesehatan (JIK), 1. sleep quality among chinese older adults
Farisma, O. (2018). Faktor-faktor yang living in a rural area: a population-based
mempengaruhi kualitas tidur pada lanjut study. Aging Clinical and Experimental
usia di indinesia. Universitas Sriwijaya. Research, 32, 125–131.
Hajbaghery, M. A., Fatemehsadat, I. A., &
Hossain, A. (2012). Quality of sleep and its
related risk factors in hospitalized older
patients in kashan’s hospitals, Iran 2009.
Iranian Journal of Nursing and Midwifery
Research, 17, 414–420.
Khasanah, K., & Wahyu, H. (2012). Kualitas
tidur lansia balai rehabilitasi sosial
“MANDIRI” Semarang. Jurnal Nursing
Studies, 1, 189–196.
Kumar, V. A. H., & Nyoman, R. (2017).
Kualitas tidur pada geriatri di panti jompo
tresna wana seraya, Denpasar-Bali. Intisari
Sains Media, 8, 151–154.
Li, N., Guangming, X., Gong, C., & Xiaoying,
Z. (2019). Sleep Quality Among Chinese
Elderly People: a Population Based Study.
Archives of Gerontology and Geriatrics.
Lou, J., Zhu, G., & Ding, D. (2013). Prevalence
and risk factors of poor sleep quality
among chinese elderly in an urban
community: result from the shanghai aging
study. Plos One, 8, 1–7.
Sagayadevan, V., Edimansyah, A., Saleha, B.
S., Anitha, J., Rajeswari, S., Yunjue, Z., …
Mythily, S. (2016). Prevalence and
Correlates of Sleep Problems Among
Elderly Singapoans.
United Nations. (2019). World Population
Prospects 2019. New York: Department of
Economic and Social Affairs.
69