1,Januari, 2019
ABSTRAK
Insomnia merupakan penyakit yang sangat berisiko dapat terjadi pada orang usia
lanjut. Dimana prevalensi insomnia sendiri cenderung makin meningkat pada lansia, hal
ini juga berhubungan dengan bertambahnya usia dan adanya berbagai penyebab lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian insomnia pada lansia di Panti
Tresna Werdha Wana Seraya Denpasar, Bali Tahun 2015 yang dilihat berdasarkan usia,
jenis kelamin, gangguan kondisi medis dan status pernikahan. Penelitian ini dilakukan
menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan rancangan cross-sectional dan metode
pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, dimana sampel penelitian ini
berjumlah 40 orang. Data penelitian ini diambil dengan menggunakan pengisian dari
kuesioner Insomnia Rating Scale. Hasil dari penelitian ini didapatkan 70% lansia
mengalami insomnia. Angka kejadian insomnia pada lansia tahun 2015 ditempat
dilaksanakannya penelitian ini termasuk cukup tinggi sehingga diperlukannya analisis
lebih lanjut dan mendalam mengenai hal yang menyebabkan tingginya angka kejadian
insomnia pada lansia, karena insomnia sendiri dapat mengganggu lansia dalam menikmati
hari tuanya.
ABSTRACT
Insomnia is one of the diseases that are particularly at high risk can occur in
elderly. Where the prevalence of insomnia itself tends to increase in the elderly, it is also
associated with age and the presence of various other causes. This study aimed to
determine the prevalence of insomnia in the elderly in social institution Tresna Werdha
Wana Seraya Denpasar, Bali in 2015 were seen based on age, sex, medical condition
disorders and marital status. The type of this research was descriptive study with cross
sectional design and the sampling method used was total sampling, sample of this study
were about 40 people. The research data was taken using a questionnaire Insomnia Rating
Scale. Results of this study found 70% of elderly experience insomnia. The incidence of
insomnia in the elderly in society, particularly in social institution Tresna Werdha Wana
Seraya Denpasar, Bali 2015 is quite high so we need a deeper analysis of the causes of
the high incidence of insomnia in the elderly because insomnia can distrub the elderly to
enjoy old age.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 27
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.1,Januari, 2019
maka lebih besar kemungkinan untuk bertambahnya usia dan adanya berbagai
terjadinya suatu penyakit pada lansia4. penyebab lainnya6.
Pada orang-orang dengan usia Berdasarkan perkiraan dari jumlah
lanjut, kondisi kualitas tidur di malam hari kasus gangguan tidur insomnia yang
akan terjadi pengurangan dibandingkan semakin meningkat terjadi di kalangan
dengan orang dewasa. Pada orang yang lansia, maka penelitian ini bertujuan untuk
berusia 70 tahun didapatkan 22% memiliki mengetahui angka kejadian dari insomnia
keluhan mengenai masalah tidur dan 30% pada lansia yang saat ini tinggal di Panti
dari usia tersebut juga mengalami terbangun Tresna Werdha Wana Seraya Denpasar, Bali
pada malam hari5. Prevalensi insomnia pada tahun 2015.
sendiri cenderung makin meningkat pada
lansia, hal ini juga berhubungan dengan
Kelompok Studi Biologik Psikiatri Jakarta
BAHAN DAN METODE (KSBPJ). Kuesioner karakteristik responden
Penelitian ini menggunakan terdiri dari 8 pertanyaan untuk mengetahui
rancangan deskriptif cross sectional non- identitas dan faktor-faktor yang dapat
eksperimental terhadap penderita insomnia mempengaruhi insomnia pada lansia.
pada orang-orang lansia dengan Kuesioner Insomnia Rating Scale terdiri dari
pengambilan data secara langsung melalui 8 pertanyaan dengan jumlah skor maksimum
wawancara dengan menggunakan media adalah 24 dan dikatakan insomnia bila skor
berupa kuesioner yang dimulai pada bulan telah melebihi 10. Instrumen yang
April sampai Mei 2015. Subjek penelitian digunakan telah teruji realibilitas, sensitifitas
ini diambil secara total sampling sehingga dan spesifitasnya dengan hasil yang baik7.
seluruh lansia yang memenuhi kriteria Data yang didapat diolah
inklusi dapat menjadi responden, yaitu menggunakan software dengan program
berjumlah 40 orang. Kriteria inklusi SPSS 17.0, lalu dianalisa dengan cara
penelitian ini adalah lansia wanita dan laki- deskriptif dan ditampilkan berbentuk tabel
laki yang berusia 60 sampai lebih dari 90 distribusi frekuensi untuk memperlihatkan
tahun, masih memiliki kemampuan kognitif angka kejadian insomnia pada lansia dan
yang baik, merupakan penghuni dari Panti variabel-variabel yang mempengaruhinya,
Tresna Werdha Wana Seraya Denpasar, Bali yaitu usia, jenis kelamin, gangguan kondisi
dan bersedia menjadi responden dalam medis yang mendasari dan status
penelitian ini dan mengikuti prosedur- pernikahan.
prosedur penelitian. Lansia yang telah
mengisi lembar persetujuan responden HASIL
selanjutnya akan diwawancara Jumlah Angka Kejadian Insomnia pada
menggunakan kuesioner. Lansia
Penelitian ini menggunakan Pada 40 orang responden, didapatkan 28
kuesioner karakteristik responden dan juga orang (70%) mengalami insomnia dan 12
kuesioner Insomnia Rating Scale yang orang (30%) tidak mengalami insomnia
sebelumnya sudah dikembangkan oleh (Gambar 1).
30%
Insomnia
Tidak Insomnia
70%
Gambar 1. Jumlah Angka Kejadian Insomnia dan Tidak Insomnia pada Lansia di tahun 2015
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 28
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.1,Januari, 2019
dilihat pada variabel status pernikahan, 80% tidak mengalami insomnia dan 70%
responden berstatus janda atau duda. Total responden mengalami insomnia.
dari keseluruhan responden didapatkan 30%
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 29
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.1,Januari, 2019
Tabel 2. Angka Kejadian Status Insomnia Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Gangguan Kondisi
Medis dan Status Pernikahan
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 30
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.1,Januari, 2019
khusus meningkatkan resiko dari terjadinya menikah cenderung lebih sedikit yang
insomnia, 50-70% orang yang memiliki mengeluh mengalami gangguan tidur
gangguan nyeri kronis juga mengalami insomnia dibandingkan orang yang tidak
insomnia. menikah12.
Apabila dilihat berdasarkan status
pernikahan, didapatkan bahwa lansia yang SIMPULAN
mengalami insomnia di tempat ini lebih Berdasarkan hasil penelitian dan
banyak terjadi pada lansia yang tidak pembahasan, angka kejadian insomnia pada
menikah, yaitu sebesar 80%. Dalam lansia di tempat penelitian ini tahun 2015
penelitian oleh Kim dkk14 mendapatkan adalah 28 orang (70%), dengan total lansia
bahwa responden yang tidak memiliki yang berada di panti tersebut adalah 40
pasangan hidup secara signifikan lebih orang. Didapatkan bahwa semua lansia yang
banyak dilaporkan mengalami insomnia. berusia lebih dari 90 tahun mengalami
Banyak juga penelitian yang telah insomnia. Jenis kelamin yang paling banyak
mengatakan terdapat hubungan yang erat ditemukan mengalami insomnia adalah laki-
antara tidak menikah, janda atau duda, laki, yaitu sebanyak 80%
maupun bercerai dengan gangguan tidur dan pada perempuan didapatkan 66,7%.
insomnia pada lansia. Dikatakan pada Pada lansia yang mengalami gangguan
populasi tersebut akan lebih berisiko untuk kondisi medis didapatkan lebih besar, yaitu
mengalami kebiasaan tidur yang buruk, 75% dibandingkan yang tidak mengalami
seperti jam tidur yang tidak teratur daripada gangguan kondisi medis yang hanya sebesar
lansia yang masih memiliki pasangan hidup. 25%. Lalu pada variabel status pernikahan
Ida juga mendapatkan pada penelitian yang dari lansia didapatkan bahwa lansia yang
telah Ia lakukan, bahwa orang yang tidak tidak menikah lebih banyak mengalami
menikah mengalami insomnia lebih tinggi, insomnia dibandingkan yang lainnya, yaitu
yaitu sebesar 63,6% dibandingkan hanya sebanyak 80%.
53,7% pada orang yang berstatus menikah9.
Hal yang sama juga dinyatakan oleh Made
Gede Cahyadi dimana orang yang telah
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan Harold I., Sadock Benjamin Terhadap Penurunan Skala
J., Grebb Jack A. Kaplan – Sadock, Insomnia Pada Lansia di Panti
Sinopsis Psikiatri – Ilmu Wredha Dewanata Cilacap. Jurnal
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Keperawatan Soedirman, 2010;5:1.
Klinis; alih bahasa, Kusuma 6. Ayu Winda Bestari. Penerimaan
Widjaja; editor, Wiguna I Made. Masa Lalu Terhadap Insomnia Pada
Edisi 7, Jilid 2, Jakarta: Binarupa Lansia. Jurnal Online Psikologi,
Aksara. 2010.h.200-205. 2013;1:2.
2. Tommy Kurniawan. Faktor-Faktor 7. Aditya Ericha Raharja. Hubungan
yang Mempengaruhi Gangguan Antara Tingkat Depresi Dengan
Tidur (Insomnia) Pada Lansia di Kejadian Insomnia Pada Lanjut
Panti Tresna Werdha Kabupaten Usia di Karang Werdha Semeru
Magetan. Fakultas Ilmu Kesehatan Jaya Kecamatan Sumbersari
Universitas Muhammadiyah Kabupaten Jember. Universitas
Ponorogo. 2012. Jember. 2013.
3. Sri Adiyati. Pengaruh Aroma 8. Zainul Anwar. Penanganan
Terapi Terhadap Insomnia Pada Gangguan Tidur Pada Lansia.
Lansia di PSTW Unit Budi Luhur Fakultas Psikologi Universitas
Kasongan Bantul Yogyakarta. Muhammadiyah Malang. 2010.
Jurnal Kebidanan, 2010;2:2. 9. Ida Rosdiana. Analisis Faktor Yang
4. Marchira Carla R., Wirasto Ronny Berhubungan Dengan Kejadian
T., DW Sumarni. Pengaruh Faktor- Insomnia Pada Pasien Gagal Ginjal
Faktor Psikososial dan Insomnia Kronik Yang Menjalani
Terhadap Depresi Pada Lansia di Hemodialisis Di Rumah Sakit
Kota Yogyakarta. Berita Umum Daerah Kota Tasikmalaya
Kedokteran Masyarakat, 2007;23:1. Dan Garut. Universitas Indonesia
5. Taat Sumedi, Wahyudi, Ani Depok. 2011.
Kuswati. Pengaruh Senam Lansia
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 31
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.1,Januari, 2019
10. Sateia Michael J. & Nowell Peter 13. Sharon Schutte Rodin., Lauren
D. Insomnia. The Lancet,2004; 364 Broch., Daniel Buysse, dkk.
: 1959-73. Clinical Guideline for the
11. Leonardi A. Goenawan. Referat Evaluation and Management of
Ilmu Kesehatan Jiwa dan Perilaku: Chronic Insomnia in Adults.
Insomnia, Rumah Sakit Journal of Clinical Sleep Medicine,
Dharmasakti. Fakultas Kedokteran 2008;4:5.
Universitas Katolik Indonesia 14. Kim Won-Hyoung., Kim Byung-
Atmajaya. 2012. Soo., Kim Shyn-Kyum, dkk.
12. Made Gede Cahyadi Permana. Prevalence of Insomnia and
Insomnia Dan Hubungannya Associated Factors in a Community
Terhadap Faktor Psikososial Pada Sample of Elderly Individuals in
Pelayanan Kesehatan Primer. South Korea. International
Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Psychogeriatric Association,2013;
Fakultas Kedokteran Universitas 25:10, 1729-1737.
Udayana/Rumah Sakit Umum
Pusat Sanglah. 2013.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 32