ABSTRACT
Ethical Consideration
Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan Komisi Etik Penelitian Kesehatan dari
Fakultas Keperawatan Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua dan peneliti juga
meminta persetujuan dari responden dengan menggunnakan informed consent
(lembar pesetujuan).
Result
1.Characteristics of respondents
Distribusi Berdasarkan Karakteristik Responden di UPTD Puskesmas
Kecamatan Namorambe Kab. Deli Serdang Tahun 2023 (n=81)
Berdasarkan table diatas dari hasil penelitian diketahui bahwa umur responden
mayoritas 66 - 70 tahun sebanyak 47 orang (58,0%). Jenis kelamin mayoritas
responden perempuan sebanyak 49 orang (60,5%). Status perkawinan mayoritas
responden menikah sebanyak 48 orang (59,3%). Karakteristik pendidikan mayoritas
SMA sebanyak 40 orang (49,4%). Dan mayoritas responden menganut agama islam
sebanyak 46 orang (56,8%).
Correlations
Self Awareness Kualitas Hidup
Lansia
Pearson Correlation 1 ,371**
Self Awareness Sig. (2-tailed) ,001
N 81 81
Pearson Correlation ,371** 1
Kualitas Hidup
Sig. (2-tailed) ,001
Lansia
N 81 81
hasil analisi korelasi Pearson diketahui nilai Sig. antara self awareness dengan
kualitas hidup adalah sebesar 0,001 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi yang
signifikas antara variabel self awareness dengan kualitas hidup dan berdasarkan hasil
nilai r hitung (person corelations) adalah sebesar 0, 371 > r tabel 0,213, maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan korelasi antara self awareness dengan kualitas
hidup.
Discussion
Self Awareness to elderly hypertension.
Berdasarkan analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi didapatkan
hasil bahwa self awareness atau kesadaran diri lansia yang menderita hipertensi di
Puskesmas Namorambe berada pada kategori cukup baik. Salah satu faktor yang
dapat berpengaruh yaitu kesadaran diri. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh dewi (2022), kesadaran diri (self awareness) dalam melakukan
pengobatan hipertensi dapat meningkat dengan adanya kesadaran diri, dukungan dari
keluarga, dan dapat juga dijadikan suatu motif ataupun dorongan untuk melakukan
kegiatan dalam mengontrol hipertensi. Peneliti berasumsi bahwa lansia yang terkena
hipertensi akan mrmiliki kesadaran diri untuk mengontrol hipertensi ketika responden
berkunjung ke palayanan kesehatan terdekat.
Kesadaran diri (self awarenes) dibagi menjadi dua jenis yakni kesadaran diri
objektif dan kesadaran diri subjektif. Kesadaran diri yang objektif digambarkan
sebagai proses di mana diri mengarahkan perhatiannya ke dalam, sedangkan
kesadaran diri subyektif adalah ketika perhatian diarahkan menjauh dari diri. Hal
tersebut selaras dengan yang diutarakan oleh Duval dan Wicklund bahwa Kesadaran
diri yang obyektif adalah keadaan di mana individu berfokus pada dirinya sebagai
objek perhatian.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua jenis
kesadaran diri (self awareness) yaitu pertama kesadaran diri objektif yang
menjadikan individu menjadikan dirinya sebagai objek perhatian, dan kedua adalah
kesadaran subjektif yakni ketika individu mengarahkan fokus perhatiannya pada
lingkungan
Quality of life of hypertensive elderly.
Berdasarkan hasil univariat kualitas hidup, menunjukkan bahwa responden
yang mendapatkan kualitas hidup lansia mayoritas cukup baik. Kualitas hidup sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang membuat lansia menjadi berharga di usia
lanjut, yaitu kemampuan menyesuaikan diri dan mengakui berbagai perubahan.
Lansia yang tinggal dengan keluarga cenderung memiliki kualitas hidup yang baik
dikarenakan lansia yang tinggal dengan keluarga akan mendapatkan perhatian dan
kasih sayang serta dukungan secara langsung baik dukungan informasi, perhargaan
dan emosi. Responden yang memiliki kualitas hidup yang buruk disebabkan
beberapa factor antara lain finansial lansia yang berdampak pada kualitas hidup
lansia. Sedangkan yang memiliki kualitas hidup lansia baik ini disebabkan karena
terpenuhinya kebutuhan dan keinginan lansia tersebut.
Kualitas hidup menunjukkan sejauh mana penilaian individu terhadap
kepuasan dan manfaat di kehidupan mereka (Sarafino dan Smith, 2011). Renwick,
Brown, dan Nagler (1996) mengemukakan bahwa kualitas hidup dari sudut pandang
individu terhadap kepuasan, kebahagiaan, moral, dan kesejahteraan hidupnya.
Kualitas hidup sebagai evaluasi subjektif dan objektif terhadap kesejahteraan fisik,
material, sosial, dan emosional, serta pengembangan dan aktivitas individu sesuai
dengan nilai hidup yang dianut. Evaluasi objektif berupa deskripsi kondisi hidup
individu yaitu kesehatan, pendapatan, perumahan, jaringan, teman, kegiatan dan
aktivitas social yang selalu dilakukannya.
Evaluasi subjektif berhubungan dengan kepuasan pribadi terhadap kondisi
kehidupan. Signifikansi keduanya ditafsirkan dalam kaitannya dengan nilai atau
pentingnya tempat individu pada masing-masing wilayah yang bersangkutan Dari
penjelasan beberapa pendapat tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas
hidup adalah persepsi individu mengenai kepuasan, kebermaknaan dan
kesejahteraan hidup terhadap tujuan, harapan, standar, dan keinginan individu.
Kualitas hidup sebagai evaluasi subjektif dan objektif terhadap kesejahteraan fisik,
material, sosial, dan emosional, serta pengembangan dan aktivitas individu sesuai
dengan nilai hidup yang dianut.
The relationship between self awareness and quality of life for elderly people with
hypertension.
Self awareness berhubungan dengan kualitas hidup pasien lansia yang
mengalami hipertensi. Karena semakin baik self awareness maka diri dapat
mengenali bagaimana perasaan dan perilaku sendiri, mengapa perasaan itu muncul,
dapat mengontrol perilaku yang dilakukan. Pasien juga dapat mengenali kelebihan
dalam diri beserta kekurangan diri. Mempunya sikap mandiri atau tidak bergantung
pada orang lain karena memiliki dorongan atau motivasi dalam diri untuk melakukan
sesuatu yang didasarkan pada keyakinan akan kemampuan sendiri.
Memiliki kesadaran diri (self awareness) yang tinggi memungkinkan
seseorang untuk mengetahui atau memahami kekuatan dan kelemahan, nilai – nila,
dan motivasinya. Seseorang dengan kesadaran diri yang tinggi dapat secara akurat
mengukur suasana hati, perasaan mereka sendiri, dan memahami bagaimana perasaan
mereka mempengaruhi orang lain, terbuka terhadap umpan balik dari orang lain
tentang bagaimana cara terus berkembang, dan mampu membuat keputusan yang
tepat meskipun ada ketidakpastian dan tekanan (Hafizha, 2021).
Peneliti berasumsi bahwa semakin tinggi self awareness maka semakin tinggi
koping pada pendertita hipertensi. Self awareness yang dimiliki oleh penderita
hipertensi memungkinkan dirinya memiliki motivasi untuk bertindak dan berusaha
untuk sembuh. Individu yang memiliki self awareness yang tinggi akan membantu
meningkatkan kualitas hidupnya, sehingga individu tersebut dapat menjalankan
kehidupannya dengan baik meskipun menderita penyakit hipertensi. Pada penderita
hipertensi dengan efikasi diri yang tinggi dalam menghadapi penyakitnya maka akan
mudah dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Self awareness yang baik mampu
meningkatkan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari, meningkatkan kesehatan,
kesejahteraan, dan kepercayaan diri.
Limitation
Limitasi dalam penelitian ini, yaitu : peneliti menyadari bahwa masih terdapat
keterbatasan antara lain : penelitian yang di lakukan kepada responden bahwa tidak
semua responden dapat memahami isi dari koesioner karena keterbatasan membaca
melit dan memahami sehingga diperlukan bimbingan dari peneliti untuk menjelaskan
dengan bahasa yang mudah di mengerti oleh para lansia.
Implication
Implikasi pada penelitian ini digunakan sebagai informasi bagi keluarga,
petugas kesehatan khususnya pada perawat dan staf puskesmas Namorambe untuk
meningkatkan kesadaran diri lansia dalam menghindari penyakit hipertensi pada
lansia
Conslusions
Penelitian yang berjudul hubungan self awareness terhadap kualitas hidup
lansia hipertensi yaitu adanyah hubungan yang signifikan antara Self Awareness
dengan kualitas hidup lansia hipertensi dengan nilai signifikan sebesar 0,001 < 0,05
yang berarti terdapat korelasi yang signifikas antara variabel self awareness dengan
kualitas hidup dan berdasarkan hasil nilai r hitung (person corelations) adalah sebesar
0, 371 > r tabel 0,213, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan korelasi antara
self awareness dengan kualitas hidup.
Daftar Pustaka
AHA. (2016). High Presure Clinical Pratice Guideline For The Prevention,
Cetection,Evalution. A Report Of The Amerika College Of Cardiologist.
Amerika: J Am Cool Cardiol.
Arikunto, S. (2018). Metode Penelitian Keperawatan Dan Analisa Data. Jakarta:
Salemba.
Artyaningrum. (2018). Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Hipertensi Tidak Terkendali Pada Penderita Yang Melakukan Pemeriksaan
Rutin. . Public Health Perspective Journal , 12-20.
Aziz, A. H. (2016). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknis Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Aziz, Alimul Hidayat. (N.D.). Metode Penelitia Keperawatan Dan Analisa Data.
Dalimarta. (2018). Care Your Self Hipertensi . Jakarta: Penebar Plu.
Dewi Sar. (Yogyakarta ). Buku Ajaran Keperawatan. 2019: Depublish.
Divine. (2017). Program Olahraga Tekanan Darah Tinggi . Yogyakarta: Citra Aji
Parama.
Mudana, D. &. (2016). Penerapan Konseling Gestalt Dengan Teknik Reframing
Untuk Meningkatkan Kesadaran Diri ( Self Awareness). Jakarta: Salemba
Medika.
Musfufah, H. J. (2014). Pengetahuan, Kadar Glukosa Darah Dan Kualitas Hidup
Penderita Dm Tipe 2 . Makasar: Salemba Medika.
Notoatmojo. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Pt. Rineka Cipta ( Ip.
Suiraoka, 2020).
Nursalam. (2016). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan . Jakarta: Salemba Medika.
Triyanto. (2018). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara
Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wade, C. (2016). Mengatasi Hipertensi . Bandung : Nuansa Cendakia.Jakarta:
Salmbe Medika