Anda di halaman 1dari 9

THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF AWARENESS TO THE QUALITY OF

LIFE OF HYPERTENSIVE ELDERLY AT NAMORAMBE HEALTH CENTER


DELI SERDANG REGENCY YEAR IN 2023

Surya Hartati Sigiro

Nursing Study Program Graduate Program Nursing Faculty, Institut Kesehatan


Deli Husada Deli Tua, Jl.Besar delitua No.77, Deli Tua Timur.Kec.Deli Tua,
Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 20355, Indonesia
Corresponding author: suryasigiro27@gmail.com (+6282112142196).
Deli Tua. Indonesia

ABSTRACT

Background: Self awareness atau kesadaran diri merupakan kemampuan seseorang


memahami kesadaran pikiran,perasaan,dan evaluasi diri sehingga dapat mengetahui
kekuatan ,kelemahan, dorongan,dan nilai yang terjadi pada dirinya sendiri. kualitas
hidup merupakan kondisi fungsional lansia yang meliputi kesehatan fisik dalam
menjalani aktivitas sehari – hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan
self awareness Terhadap Kualitas Hidup Lansia Hipertensi Di Puskesmas
Namorambe Kabupaten Deli Serdang Tahun 2023.
Method: Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini berjumlah 81 responden menggunakan
Accidental sampling.
Result: analisi korelasi Pearson diketahui nilai Sig. antara self awareness dengan
kualitas hidup adalah sebesar 0,001 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi yang
signifikas antara variabel self awareness dengan kualitas hidup dan berdasarkan hasil
nilai r hitung (person corelations) adalah sebesar 0, 371 > r tabel 0,213, maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan korelasi antara self awareness dengan kualitas
hidup.

Conclusion: Berdasarkan penelitian yang berjudul hubungan resiliensi terhadap


kualitas hidup lansia yang menderita hipertensi puskesmas namorambe yaitu
Adanyah hubungan yang signifikan antara Resilensi dengan kualitas hidup lansia
yang menderita hipertensi dan memiliki nilai korelasi yang sedang.

Keyword: Self Awareness , Kualitas Hidup, Lansia, Hipertensi


Introduction
Menurut WHO hipertensi merupakan suatu kondisi dimana pembuluh darah
memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik > 140 mmHg atau tekanan
darah diastole > 90 mmHg). Data world health organization (WHO) tahun 2019
menunjukkan bahwa ada sekitar 1,3 miliar orang di dunia menyandang hipertensi,
artinya 1 dari 3 orang di dunia telah terdiagnosis hipertensi. data Riskesdes (2018)
menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuraan pada penduduk usia
> 18 tahun sebesar( 34,1% ), pada usia 31-44 tahun (31,6%), pada umur 45-54
(45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%), umur 65-74 tahun ( 57,6% ) dan untuk umur >
75 tahun (63,8%). Pada hipertensi ada beberapa faktor yang dapat di bedakan yaitu,
hipertensi tidak dapat terkontrol dan hipertensi yang dapat dikontrol.
Hipertensi terjadi karena dimana kondisi tekanan darah yang tinggi dan pada
akhirnya merusak dinding pembuluh darah. Hampir semua organ tubuh kita dialiri
oleh darah baik besar maupun kecil,sehingga ketika darah tidak mengalir pada organ
tubuh makan akan mengakibatkan beberapa komplikasi yang membuat pembuluh
darah rusak akibat hipertensi dan organ lainnya ikut rusak. Adapun beberapa contoh
komplikasi akibat hipertensi yaitu: jantung, stroke, daan ginjal. Hipertensi juga dapat
mempengaruhi kualitas hidup seorang lansia.
Kualitas hidup dipengaruhi oleh tingkat kemandirian,kondisi fisik dan psikologis,
aktifitas sosial, interaksi sosial dan fungsi keluarga. Pada umumnya lanjut usia
mengalami keterbatasan, sehingga kualitas hidup pada lanjut usia menjadi mengalami
penurunan. Ratna (2008) juga menambahkan jika
kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, akan timbul masalah-masalah
dalam kehidupan lanjut usia yang akan menurunkan kualitas hidupnya. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Rahmania (2018) dijelaskan bahwa sebagian besar
lanjut usia di Panti Werdha Hargo Dedali Surabaya mengalami tingkat depresi sedang
karena kurangnya aktivitas yang dilakukan oleh lanjut usia selama di panti dan
didukung dengan belum adanya pelayanan konsultasi atau pemeriksaan psikologis
bagi lansia yang mengalami depresi. Depresi pada usia lanjut akan mempunyai
dampak yang cukup serius pada kehidupan sosial dan fisik dimana hal tersebut akan
menyebabkan penurunan kualitas hidup serta menyebabkan lanjut usia bergantung
pada orang lain (Mangoenprasodjo & Hidayati, 2015). Kondisi lansia secara umum
jika digambarkan memang kurang menggembirakan. Usia tua, kesepian, sosial
ekonomi yang kurang sejahtera, serta munculnya penyakit-penyakit degeneratif
seperti kanker, jantung, reumatik, serta katarak menyebabkan produktivitas menurun
serta mempengaruhi kehidupan sosial (Dahlia Amareta, 2018). Semua hal di atas
adalah dampak dari rendahnya kualitas hidup lanjut usia. Hal ini bisa disebabkan oleh
kondisi fisik yang semakin lemah, hubungan personal yang buruk, ketiadaan
kesempatan untuk memperoleh informasi, keterampilan baru, dan sebagainya.
Kualitas hidup lansia dinyatakan meningkat jika tingkat kesehatan
fisik ,emosional,biologis,spiritual,sosial dan ekonomi baik,aspek-aspek tersebut akan
mempengaruhi tingkat self compassion pada lansia. Lansia yang memiliki tingkat
selfcompassion yang tinggi maka akan berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia
tersebut akan lebih sering menyelesaikan masalahnya dengan cara yang kurang
efektif dan cenderung menyalahkan dirinya sendiri sehingga mengakibatkan kualitas
hidup lania akan menurun (Besty Anitasari 2021). Kualitas hidup dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor salah satunya yaitu self awareness ( kesadaran diri) dimana
semakin tinggi kesadaran diri seorang lansia maka akan semakin tinggi juga kualitas
hidup lansia tersebut karna kesadaran ini sangat berpengaruh terhadap lansia dalam
menjalani kehidupan sehari-hari nya.
Self awareness atau kesadaran diri merupakan kemampuan seseorang
memahami kesadaran pikiran,perasaan,dan evaluasi diri sehingga dapat mengetahui
kekuatan, kelemahan, dorongan,dan nilai yang terjadi pada dirinya sendiri. Self
awareness atau kesadaran diri merupakan pondasi hampir semua unsur kecerdasan
emosional, langkah awal yang penting untuk memahami diri sendiri dan untuk
berubah. kesadaran diri jugalah yang dapat membedakan manusia dengan makhluk
lainnya. Itulah mengapa pentingnya penelitian ini dilakukan karna dengan adanya
penelitian ini kita dapat mengetahui sejauh mana kesadaran lansia terhadap dirinya
sendiri dan dengan penelitian ini juga kita dapat meningkatkan kualitas hidup lansia
yang terkena hipertensi tersebut.
Methods
Research Design
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif ini menggunakan pendekatan korelasional (korelasi) pendekatan ini
bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknyah hubungan antara variabel satu dengan
variabel yang lain.
Sample
Sample dalam penelitian ini terdiri dari 81 orang dengan menggunaka Accidental
sampling, penelitian ini menggunakan rumus slovin dikarenakan di dalam penarikan
sampel, jumlah harus representative.
Instrument
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang
dibagikan secara langsung kepada lansia. Instrument karakteristik responden pada
bagian ini yaitu responden akan mengisi pertanyaan dari kuesioner seperti inisial
nama, usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan terakhir pada masing-masing
kolom kuesioner yang sudah disediakan. Kuesioner level yang memiliki 6 pertanyaan
dengan nomor 1,2,3,4,5,dan 6. Dan semua pertanyaan yang tertera bersifat positif.
Kuesioner generality yang memiliki 6 pertanyaan dengan nomor 7,8,9,10,11, dan 12.
Dan semua pertanyaan yang tertera bersifat positif. Kuesioner strength yang memiliki
6 pertanyaan dengan nomor 13,14,15,16,17, dan 18. Dan pertayaan yang tertera
bersifat 3 positif dan 3 negatif. Skala peniliaian kuesioner ini yaitu skala likert dengan
keterangan penilaian (SS=Sangat Setuju dengan nilai 4, S= Setuju de ngan nilai 3,
KS=Kurang Setuju dengan nilai 2, TD=Tidak Setuju dengan nilai. Responden akan
men checklist dalam tabel yang sudah disesuaikan dengan peniliain tersebut.
Kuesioner kesehatan fisik yang memiliki 2 peryataan dengan nomor 1, dan 15. Dan
semua peryataan bersifat positif.Kuesioner kesehatan jiwa yang memiliki 7 peryataan
dengan nomor 2,16,17,18,19, dan 20. Dan semua peryataan bersifat positif.Kuesioner
hubungan sosial yang memiliki 6 peryataan dengan nomor 3,4,5,6,7,dan 8, dan 9. Dan
semua peryataan bersifat positif. kuesioner lingkungan yang memiliki 5 peryataan
dengan nomor 10,11,12,13,dan 14. Dan semua peryataan bersifat positif.
Data Collection
Pada saat melakukan penelitian di puskesmas namorambe yang dilakukan pada
tanggal 16-22 Mei 2023, saya mengikutin posyandu lansia yang dilakukan oleh
puskesmas di setiap desa selama seminggu, pada tanggal 16 bulan mei di lakukan
posyandu di desa Namobaru dengan responden sebanyak 27 orang,pada tanggal 20 di
bulan mei di lakukan posyandu lansia di desa Namolambur dengan responden
sebanyak 25 orang,pada tanggal 22 di bulan mei di lakukan posyandu lansia di desa
batu belin dengan responden 29 Orang, dengan mencampai hasil 81 orang dalam
pengisian kuesioner dan hasil yang akan di dapat yaitu dengan responden lansia tanpa
komplikasi. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan diberikan
lembar data demografi bagi responden kemudian dilakukan dengan penyebaran
kuesioner dan dilakukan pemeriksaan tekanan darah pada respoden. Peneliti
menjelaskan terlebih dahulu mengenai kuesioner kemudian mempersilahkan lansia
mengisinya, jika responden tidak mengetahuin cara pengisian kuesioner responden
bisa menanyakan kepada peneliti. Proses pengisian di dampingin oleh peneliti. Tidak
ada responden yang menolak dalam penelitian ini. Peneliti memberikan reward
berupa roti,air mineral, dan nasi bungkus kepada lansia setelah mengikutin kegiatan
posyandu lansia.
Data Analysis
Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji SPPS. Analisa bivariate pada
penelitian ini menggunakan uji statistik dengan uji pearson correlations (p<0,05)
karna skala yang digunakan adalah interval. Sebelum melakukan uji pearson
correlations harus dilakukan uji normalitas terlebih dahulu dengan menggunakan uji
Kolmogorov atau Shapiro wilk dengan (p>0,05).

Ethical Consideration
Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan Komisi Etik Penelitian Kesehatan dari
Fakultas Keperawatan Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua dan peneliti juga
meminta persetujuan dari responden dengan menggunnakan informed consent
(lembar pesetujuan).

Result
1.Characteristics of respondents
Distribusi Berdasarkan Karakteristik Responden di UPTD Puskesmas
Kecamatan Namorambe Kab. Deli Serdang Tahun 2023 (n=81)

Karakteristik Frekuensi Persentase


Umur
60 - 65 Tahun 34 42,0
66 - 70 Tahun 47 58,0
Jenis Kelamin
Perempuan 49 60,5
Laki –Laki 32 39,5
Status Perkawinan
Menikah 48 59,3
Tidak menikah 18 22,2
Janda 9 11,1
Duda 6 7,4
Pendidikan
SD 6 7,4
SMP 29 35,8
SMA 40 49,4
Perguruan Tinggi 6 7,4
Agama
Islam 46 56,8
Kristen 35 43,2

Berdasarkan table diatas dari hasil penelitian diketahui bahwa umur responden
mayoritas 66 - 70 tahun sebanyak 47 orang (58,0%). Jenis kelamin mayoritas
responden perempuan sebanyak 49 orang (60,5%). Status perkawinan mayoritas
responden menikah sebanyak 48 orang (59,3%). Karakteristik pendidikan mayoritas
SMA sebanyak 40 orang (49,4%). Dan mayoritas responden menganut agama islam
sebanyak 46 orang (56,8%).

2.Univariate analysis results.

Distribusi Frekuensi Self Awareness Pada Lansia di Puskesmas Namorambe


Kab. Deli Serdang 2023 (n=81)

Self Awareness Frekuensi Persentase %


Baik 28 34,6
Cukup 31 38,3
Buruk 22 27,2

Berdasarkan tabel 4.2. menunjukkan dari 81 responden lansia hipertensi di


Puskesmas Namorambe Kab. Deli Serdang mayoritas self awareness cukup baik baik
sebanyak 31 orang (38,3%).

Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Pada Lansia di Puskesmas Namorambe


Kab. Deli Serdang

Kualitas Hidup Frekuensi Persentase %


Baik 34 42,0
Cukup 45 55,6
Buruk 2 2,5
Berdasarkan tabel 4.3. menunjukkan dari 81 responden Lansia hipertensi di
Puskesmas Namorambe Kab. Deli Serdang mayoritas memiliki kualitas hidup cukup
baik sebanyak 45 orang (55,6%)

3.Bivariate analysis results


. Hubungan Self Awareness Terhadap Kualitas Hidup Lansia Hipertensi di
Puskesmas Namorambe Kab. Deli Serdang (n=81)

Correlations
Self Awareness Kualitas Hidup
Lansia
Pearson Correlation 1 ,371**
Self Awareness Sig. (2-tailed) ,001
N 81 81
Pearson Correlation ,371** 1
Kualitas Hidup
Sig. (2-tailed) ,001
Lansia
N 81 81

hasil analisi korelasi Pearson diketahui nilai Sig. antara self awareness dengan
kualitas hidup adalah sebesar 0,001 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi yang
signifikas antara variabel self awareness dengan kualitas hidup dan berdasarkan hasil
nilai r hitung (person corelations) adalah sebesar 0, 371 > r tabel 0,213, maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan korelasi antara self awareness dengan kualitas
hidup.

Discussion
Self Awareness to elderly hypertension.
Berdasarkan analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi didapatkan
hasil bahwa self awareness atau kesadaran diri lansia yang menderita hipertensi di
Puskesmas Namorambe berada pada kategori cukup baik. Salah satu faktor yang
dapat berpengaruh yaitu kesadaran diri. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh dewi (2022), kesadaran diri (self awareness) dalam melakukan
pengobatan hipertensi dapat meningkat dengan adanya kesadaran diri, dukungan dari
keluarga, dan dapat juga dijadikan suatu motif ataupun dorongan untuk melakukan
kegiatan dalam mengontrol hipertensi. Peneliti berasumsi bahwa lansia yang terkena
hipertensi akan mrmiliki kesadaran diri untuk mengontrol hipertensi ketika responden
berkunjung ke palayanan kesehatan terdekat.
Kesadaran diri (self awarenes) dibagi menjadi dua jenis yakni kesadaran diri
objektif dan kesadaran diri subjektif. Kesadaran diri yang objektif digambarkan
sebagai proses di mana diri mengarahkan perhatiannya ke dalam, sedangkan
kesadaran diri subyektif adalah ketika perhatian diarahkan menjauh dari diri. Hal
tersebut selaras dengan yang diutarakan oleh Duval dan Wicklund bahwa Kesadaran
diri yang obyektif adalah keadaan di mana individu berfokus pada dirinya sebagai
objek perhatian.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua jenis
kesadaran diri (self awareness) yaitu pertama kesadaran diri objektif yang
menjadikan individu menjadikan dirinya sebagai objek perhatian, dan kedua adalah
kesadaran subjektif yakni ketika individu mengarahkan fokus perhatiannya pada
lingkungan
Quality of life of hypertensive elderly.
Berdasarkan hasil univariat kualitas hidup, menunjukkan bahwa responden
yang mendapatkan kualitas hidup lansia mayoritas cukup baik. Kualitas hidup sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang membuat lansia menjadi berharga di usia
lanjut, yaitu kemampuan menyesuaikan diri dan mengakui berbagai perubahan.
Lansia yang tinggal dengan keluarga cenderung memiliki kualitas hidup yang baik
dikarenakan lansia yang tinggal dengan keluarga akan mendapatkan perhatian dan
kasih sayang serta dukungan secara langsung baik dukungan informasi, perhargaan
dan emosi. Responden yang memiliki kualitas hidup yang buruk disebabkan
beberapa factor antara lain finansial lansia yang berdampak pada kualitas hidup
lansia. Sedangkan yang memiliki kualitas hidup lansia baik ini disebabkan karena
terpenuhinya kebutuhan dan keinginan lansia tersebut.
Kualitas hidup menunjukkan sejauh mana penilaian individu terhadap
kepuasan dan manfaat di kehidupan mereka (Sarafino dan Smith, 2011). Renwick,
Brown, dan Nagler (1996) mengemukakan bahwa kualitas hidup dari sudut pandang
individu terhadap kepuasan, kebahagiaan, moral, dan kesejahteraan hidupnya.
Kualitas hidup sebagai evaluasi subjektif dan objektif terhadap kesejahteraan fisik,
material, sosial, dan emosional, serta pengembangan dan aktivitas individu sesuai
dengan nilai hidup yang dianut. Evaluasi objektif berupa deskripsi kondisi hidup
individu yaitu kesehatan, pendapatan, perumahan, jaringan, teman, kegiatan dan
aktivitas social yang selalu dilakukannya.
Evaluasi subjektif berhubungan dengan kepuasan pribadi terhadap kondisi
kehidupan. Signifikansi keduanya ditafsirkan dalam kaitannya dengan nilai atau
pentingnya tempat individu pada masing-masing wilayah yang bersangkutan Dari
penjelasan beberapa pendapat tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas
hidup adalah persepsi individu mengenai kepuasan, kebermaknaan dan
kesejahteraan hidup terhadap tujuan, harapan, standar, dan keinginan individu.
Kualitas hidup sebagai evaluasi subjektif dan objektif terhadap kesejahteraan fisik,
material, sosial, dan emosional, serta pengembangan dan aktivitas individu sesuai
dengan nilai hidup yang dianut.
The relationship between self awareness and quality of life for elderly people with
hypertension.
Self awareness berhubungan dengan kualitas hidup pasien lansia yang
mengalami hipertensi. Karena semakin baik self awareness maka diri dapat
mengenali bagaimana perasaan dan perilaku sendiri, mengapa perasaan itu muncul,
dapat mengontrol perilaku yang dilakukan. Pasien juga dapat mengenali kelebihan
dalam diri beserta kekurangan diri. Mempunya sikap mandiri atau tidak bergantung
pada orang lain karena memiliki dorongan atau motivasi dalam diri untuk melakukan
sesuatu yang didasarkan pada keyakinan akan kemampuan sendiri.
Memiliki kesadaran diri (self awareness) yang tinggi memungkinkan
seseorang untuk mengetahui atau memahami kekuatan dan kelemahan, nilai – nila,
dan motivasinya. Seseorang dengan kesadaran diri yang tinggi dapat secara akurat
mengukur suasana hati, perasaan mereka sendiri, dan memahami bagaimana perasaan
mereka mempengaruhi orang lain, terbuka terhadap umpan balik dari orang lain
tentang bagaimana cara terus berkembang, dan mampu membuat keputusan yang
tepat meskipun ada ketidakpastian dan tekanan (Hafizha, 2021).
Peneliti berasumsi bahwa semakin tinggi self awareness maka semakin tinggi
koping pada pendertita hipertensi. Self awareness yang dimiliki oleh penderita
hipertensi memungkinkan dirinya memiliki motivasi untuk bertindak dan berusaha
untuk sembuh. Individu yang memiliki self awareness yang tinggi akan membantu
meningkatkan kualitas hidupnya, sehingga individu tersebut dapat menjalankan
kehidupannya dengan baik meskipun menderita penyakit hipertensi. Pada penderita
hipertensi dengan efikasi diri yang tinggi dalam menghadapi penyakitnya maka akan
mudah dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Self awareness yang baik mampu
meningkatkan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari, meningkatkan kesehatan,
kesejahteraan, dan kepercayaan diri.
Limitation
Limitasi dalam penelitian ini, yaitu : peneliti menyadari bahwa masih terdapat
keterbatasan antara lain : penelitian yang di lakukan kepada responden bahwa tidak
semua responden dapat memahami isi dari koesioner karena keterbatasan membaca
melit dan memahami sehingga diperlukan bimbingan dari peneliti untuk menjelaskan
dengan bahasa yang mudah di mengerti oleh para lansia.
Implication
Implikasi pada penelitian ini digunakan sebagai informasi bagi keluarga,
petugas kesehatan khususnya pada perawat dan staf puskesmas Namorambe untuk
meningkatkan kesadaran diri lansia dalam menghindari penyakit hipertensi pada
lansia
Conslusions
Penelitian yang berjudul hubungan self awareness terhadap kualitas hidup
lansia hipertensi yaitu adanyah hubungan yang signifikan antara Self Awareness
dengan kualitas hidup lansia hipertensi dengan nilai signifikan sebesar 0,001 < 0,05
yang berarti terdapat korelasi yang signifikas antara variabel self awareness dengan
kualitas hidup dan berdasarkan hasil nilai r hitung (person corelations) adalah sebesar
0, 371 > r tabel 0,213, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan korelasi antara
self awareness dengan kualitas hidup.

Daftar Pustaka
AHA. (2016). High Presure Clinical Pratice Guideline For The Prevention,
Cetection,Evalution. A Report Of The Amerika College Of Cardiologist.
Amerika: J Am Cool Cardiol.
Arikunto, S. (2018). Metode Penelitian Keperawatan Dan Analisa Data. Jakarta:
Salemba.
Artyaningrum. (2018). Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Hipertensi Tidak Terkendali Pada Penderita Yang Melakukan Pemeriksaan
Rutin. . Public Health Perspective Journal , 12-20.
Aziz, A. H. (2016). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknis Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Aziz, Alimul Hidayat. (N.D.). Metode Penelitia Keperawatan Dan Analisa Data.
Dalimarta. (2018). Care Your Self Hipertensi . Jakarta: Penebar Plu.
Dewi Sar. (Yogyakarta ). Buku Ajaran Keperawatan. 2019: Depublish.
Divine. (2017). Program Olahraga Tekanan Darah Tinggi . Yogyakarta: Citra Aji
Parama.
Mudana, D. &. (2016). Penerapan Konseling Gestalt Dengan Teknik Reframing
Untuk Meningkatkan Kesadaran Diri ( Self Awareness). Jakarta: Salemba
Medika.
Musfufah, H. J. (2014). Pengetahuan, Kadar Glukosa Darah Dan Kualitas Hidup
Penderita Dm Tipe 2 . Makasar: Salemba Medika.
Notoatmojo. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Pt. Rineka Cipta ( Ip.
Suiraoka, 2020).
Nursalam. (2016). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan . Jakarta: Salemba Medika.
Triyanto. (2018). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara
Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wade, C. (2016). Mengatasi Hipertensi . Bandung : Nuansa Cendakia.Jakarta:
Salmbe Medika

Anda mungkin juga menyukai