Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN TINGKAT

KEMANDIRIAN DALAM PEMENUHAN ACTIVITY OF DAILY


LIVING (ADL) PADA LANSIA DI UPT PSTW JEMBER

(The Relationship Of Social Interaction With The Level Of Independence In


Fulfiling Activity Of Daily Living (ADL) In Elderly In Upt Pstw Jember)

Rias Elia Rahmad 1, Ns. Susi Wahyuning Asih,S.Kep.,M.Kep 2, Ns. Sofia Rhosma
Dewi, S. Kep. M.Kep3
1)
Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyyah Jember
2,3)
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyyah Jember

Jl. Karimata 49 Jember Telp :(0331) 332240Fax :(0331) 337957 Email:


Fikes@unmuhjember.ac.id Website: http://fikes.unmuhjember.ac.id Email:
Riaseliarahmad31@gmail.com

ABSTRAK

Usia lanjut merupakan kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang
dikaruniai usia yang panjang. Lansia akan mengalami beberapa perubahan fisik,
mental, psikososial yang dapat berakibat berkurangnya kemampuan beradaptasi
dalam lingkungannya. Sehingga hal ini mampu membuat menurunnya tingkat
kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan interaksi sosial dengan tingkat kemandirian
dalam pemenuhan Activity of Daily Living pada lansia di UPT PSTW Jember.
Populasi penelitian ini adalah lansia yang berada di UPT PSTW Jember,
sedangkan untuk sampelnya adalah lansia yang sehat secara fisik. Desain
penelitian ini adalah studi korelasional dengan pendekatan cross sectional dengan
menggunakan teknik sampling purposive sampling sehingga didapatkan sampel
sebanyak 87 lansia dan analisa data peneliti menggunakan uji Spearman Rho.
Hasil penelitian yang dilakukan di UPT PSTW Jember dengan uji statistik
Spearman Rho didapatkan bahwa p value = 0,00 dimana α= <0,05, serta koefesien
korelasi (r) sebesar 0,733 yang berarti dalam tingkat korelasi tinggi. Maka dapat
disimpulkan bahwa H1 diterima yang berarti terdapat hubungan antara interaksi
sosial dengan tingkat kemandirian dalam pemenuhan Activity of daily Living
(ADL) pada lansia di UPT PSTW Jember. Petugas kesehatan diharapkan dapat
melibatkan lansia dalam aktivitas fisik untuk menjaga kesehatan fisik lansia
sehingga lansia aktif dan mandiri dalam melakukan activity of daily living yang
dapat meningkatkan status kualitas hidup lansia. Serta lansia mampu
meningkatkan interaksi sosial dengan sesama lansia.

Kata Kunci : Lansia, Interaksi Sosial, Activity of Daily Living (ADL)

1
2

ABSTRACT

Old age is an event that is sure to be experienced by all people who are blessed
with long life. The elderly will experience some physical, mental, psychosocial
changes that can result in reduced ability to adapt in their environment. So that
this can make the decreasing level of independence of the elderly in carrying out
daily activities. The purpose of this study was to determine the relationship of
social interaction with the level of independence in fulfilling the Activity of Daily
Living in the elderly at UPT PSTW Jember. The population of this research is the
elderly who are in UPT PSTW Jember, while the sample is physically healthy
elderly. The design of this study was a correlational study with a cross sectional
approach using a purposive sampling technique so that a sample of 87 elderly was
obtained and the researcher analyzed the data using the Spearman Rho test. The
results of research conducted at the UPT PSTW Jember with the Spearman Rho
statistical test found that p value = 0.00 where α = <0.05, and the correlation
coefficient (r) of 0.733 which means a high level of correlation. So it can be
concluded that H1 is accepted which means there is a relationship between social
interaction with the level of independence in fulfilling the Activity of daily Living
(ADL) in the elderly in UPT PSTW Jember. Health workers are expected to
involve the elderly in physical activities to maintain the physical health of the
elderly so that the elderly are active and independent in carrying out activities of
daily living that can improve the quality of life status of the elderly. And the
elderly are able to increase social interaction with fellow elderly.
Keywords: Elderly, Social Interactions, Activity of Daily Living

PENDAHULUAN WHO pada tahun 2012 dalam


A. Latar Belakang Husnah (2018) perkirakan jumlah
penduduk lansia di seluruh dunia
Usia lanjut merupakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2
kejadian yang pasti akan dialami milyar orang dan akan terus
oleh semua orang yang dikaruniai bertambah hingga 2 milyar orang di
usia yang panjang dan terjadinya tahun 2050. Pada tahun 2015
tidak bisa dihindari oleh siapapun sebanyak 28.283.000 jiwa (11,34%).
(Setyani, Asih, & Dewi, 2016). Sedangkan jumlah lanjut usia di
Ketika seseorang bertambah umur propinsi Jawa Timur berjumlah
akan terjadi masa perubahan yang 4.202.988 jiwa (11,12%). Pada studi
terjadi berupa perubahan fisik, pendahuluan yang telah dilakukan
mental, psikososial, dan spiritual oleh peneliti di UPT PSTW Jember
yang tentunya akan menyebabkan didapatkan jumah lansia sebesar 140
berkurangnya kemampuan jiwa dengan jumlah lansia laki–laki
beradaptasi dalam dilingkungan. Hal sebanyak 62 jiwa dan jumlah lansia
tersebut sangat mampu menyebabkan perempuan sebanyak 78 jiwa. Dari
menurunnya tingkat kemandirian jumlah lansia tersebut dilihat dari
lansia dalam melakukan aktivitas tingkat kemandirian Activity of Daily
sehari-hari. Living terdapat 87 lansia mandiri
3

(62%), lansia dengan tingkat Apabila kondisi lansia bahagia,


kemandiriannya total care atau kesehatan lansia juga mengalami
tergantung total adalah sebanyak 53 peningkatan sehingga dapat mandiri
lansia (38%). dalam melakukan aktivitas sehari-
Aktivitas sehari-hari atau hari (Kodri & Rahmayati, 2016).
biasa yang disebut dengan ADL Sehingga dari fenomena
(Activity of Dailiy Living) merupakan diatas peneliti merasa tertarik untuk
kegiatan yang dilakukan oleh melakukan penelitian di UPT PSTW
masing-masing individu dalam Jember dengan judul “Hubungan
kehidupan sehari-hari seperti belanja, Interaksi Sosial dengan Pemenuhan
memasak, pekerjaan rumah tangga, Kemandirian Activity of Daily Living
mencuci, menggunakan telepon, (ADL) pada Lansia di UPT PSTW
menggunakan transportasi, mampu Jember”.
menggunakan obat yang benar, serta
manajemen keuangan (Hafilah, B. Tujuan Penelitian
2018). Faktor yang mempengaruhi 1. Tujuan Umum
tingkat kemandirian lansia dalam Mengetahui adanya hubungan
melakukan aktivitas sehari-hari interaksi sosial dengan
seperti usia, imobilitas dan mudah pemenuhan kemandirian
terjatuh (Rohaedi, Putri, & Karimah, Activity of Daily Living pada
2016). Pada penelitian yang lansia di UPT PSTW Jember.
dilakukan oleh Suhartini faktor- 2. Tujuan Khusus
faktor yang mempengaruhi a. Mengidentifikasi interaksi
kemandirian lansia yaitu kondisi sosial pada lansia di UPT
kesehatan, kondisi ekonomi dan PSTW Jember
kondisi sosial (interaksi sosial). b. Mengidentifikasi tingkat
Berdasarkan hasil penelitian kemandirian dalam
yang dialukan oleh (Kodri & pemenuhan Activity of Daily
Rahmayati, 2016) maka hasil Living (ADL) pada lansia di
penelitian ini didapatkan adanya UPT PSTW Jember
hubungan antara kondisi sosial c. Menganalisis hubungan
dengan kemandirian lansia dalam interaksi sosial dengan
melakukan aktivitas sehari-hari. tingkat kemandirian dalam
Menurut peneliti kondisi sosial lansia pemenuhan Activity of Dailiy
sangat mempengaruhi Living (ADL) pada lansia di
kemandiriannya karena dengan UPT PSTW Jember.
berinteraksi sosial dengan baik lansia
dapat mengungkapkan perasaan dan METODE PENELITIAN
harapannya kepada teman dan Penelitian ini adalah
keluarganya bahkan berinteraksi penelitian korelasional dengan
sosial mendatangkan kepuasan yang menggunakan pendekatan cross
timbul dari perilaku orang lain. sectional. Pada penelitian cross
Pekerjaan yang dilakukan seorang sectional variabel independen dan
diri pun dapat menimbulkan dependen dinilai secara simultan
kebahagiaan seperti halnya membaca pada suatu saat dan tidak ada
buku, membuat karya seni, karena tindakan lanjutan setelah pengukuran
pengalaman-pengalaman tadi dapat (Nursalam, 2013).
dikomunikasikan dengan orang lain.
4

Populasi dalam penelitian ini besar responden yaitu berusia 60-70


adalah lansia yang berada di UPT tahun yaitu sebanyak 42 orang (48,3
Pelayanan Sosial Tresna Wredha %).
(PSTW) Jember yang berjumlah 140
orang (UPT PSTW Jember, 2019). 2. Karakteristik Responden
140 lansia terdiri dari 87 lansia yang Berdasarkan Jenis Kelamin
mandiri dan 53 lansia yang
mengalami total care. Menurut Karakteristik Jumlah Persentase
kriteria yang telah ditetapkan oleh (orang)
peneliti yaitu lansia yang sehat Perempuan 43 49,4 %
secara fisik maka sample yang akan Laki-laki 44 50,6 %
diambil peneliti sebesar 87 lansia. Total 87 100 %
Sumber data: Primer
Hal ini dikarenakan teknik Berdasarkan data dari tabel
sampling yang digunakan adalah diatas dapat dilihat bahwa sebgaian
teknik purposive sampling. besar responden yaitu berjenis
Pengumpulan data dilakukan dengan kelamin laki-laki, sebanyak 44 orang
menggunakan indeks barthel untuk (50,6 %).
mengukur tingkat kemandirian
Activity Of Daily Living (ADL) pada 3. Karakteristik Responden
lansia yang terdiri dari 10 parameter Berdasarkan Pendidikan
dan kuisioner Lubben Social Network Karakteristik Jumlah Persentase
Scale (LSNS) yang terdiri dari 6 (orang)
pertanyaan mengenai intensitas Tidak 42 48,3 %
berinteraksi sosial lansia dengan Bersekolah
kelompok maupun individu. Data SD 26 29,9 %
yang terkumpul kemudian ditabulasi SMP 10 11,5 %
dan dianalisis menggunakan uji SMA 9 10,3 %
Spearman Rho yang bertujuan untuk Total 87 100 %
mengetahui apakah ada hubungan Sumber data: Primer
antara interaksi sosial dengan Berdasarkan data dari tabel
kemandirian dalam Activity Of Daily diatas dapat dilihat bahwa sebagian
Living pada lansia di UPT PSTW besar responden tidak bersekolah
Jember. yaitu sebanyak 42 orang (48,3 %).
HASIL PENELITIAN
A. Data Umum 4. Karakteristik Responden
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Kondisi Kesehatan
Berdasarkan Usia Karakteristik Jumlah Persentase
Usia Jumlah Persentase (orang)
(orang) Tidak ada 15 17,2 %
60-70 42 48,3 % riwayat
71-80 24 27,6 % penyakit
81-90 17 19,5 % DM 7 8,0 %
91-100 4 4,6 % Hipertensi 41 47,1 %
Total 87 100.0 % Inkontinensia 11 12,6 %
Sumber Data: Primer Hipotensi 13 14,9 %
Berdasarkan data dari tabel Total 87 100%
diatas dapat dilihat bahwa sebagian Sumber Data: Primer
5

Berdasarkan tabel diatas Berdasarkan tabel diatas


dapat dilihat bahwa yang paling dapat dilihat bahwa yang paling
dominan lansia mengalami kondisi dominan responden mengalami
kesehatan Hipertensi sebanyak 41 gangguan kognitif ringan yaitu
orang (47,1 %). sebanyak 67 orang (77%).

5. Karakteristik Responden B. Data Khusus


Berdasarkan Gangguan 1. Tingkat Interaksi Sosial
Penglihatan dan Pendengaran
Interaksi Jumlah Persentase
Karakteristik Jumlah Persentase sosial (orang)
(orang) Risiko 56 64,4 %
Gangguan 45 51,7 % Isolasi
Pendengaran Sosial
Gangguan 16 18,4 % Interaksi 31 35,5 %
Penglihatan sosial baik
Tidak ada 26 29,9 % Total 87 100 %
Total 87 100 % Sumber Data: Primer
Sumber Data: Primer
Berdasarkan tabel diatas Berdasarkan data dari tabel
dapat dilihat bahwa yang paling diatas didapatkan hasil bahwa
dominan responden mengalami responden lebih banyak mengalami
gangguan pendengaran sebanyak 45 risiko isolasi sosial yaitu sebanyak
orang (51,7 %). 56 orang (64,4 %). Dan untuk
interaksi sosial baik sebanyak 31
6. Karakteristik Responden responden dengan persentase 35,5 %.
Berdasarkan Keadaan Emosi
Karakteristik Jumlah Persentase 2. Kemandirian Activity of Daily
(orang) Living (ADL)
Labil 37 42,5 %
Stabil 50 57,5 % ADL Jumlah Persenta
Total 87 100 % (orang) se
Sumber Data: Primer Berat 10 11,5 %
Berdasarkan data tabel diatas Sedang 39 44,8 %
di dapatkan bahwa responden lebih Ringan 7 8%
dominan tingkat emosi yang stabil Mandiri 31 35,6 %
yaitu sebanyak 50 orang (57,5 %). Total 87 100 %
Sumber Data: Primer
7. Karakteristik Responden
Berdasarkan Fungsi Kognitif Berdasarkan tabel diatas
Karakteristik Jumlah Persentase dapat dilihat bahwa tingkat
(orang) kemandirian responden lebih
Normal 20 23 % dominan pada ADL yang
Gangguan 67 77 % ketergantungan sedang, yaitu
Kognitif sebanyak 39 orang (44,8 %). Dan
ringan ketergantungan ringan adalah yang
Total 87 100 % paling sedikit dengan jumlah 7
Sumber Data: Primer responden sebanyak 8 %.
6

3. Hubungan Interaksi Sosial dengan akan merasa kebingungan berada


Tingkat Kemandirian dalam dilingkungan yang baru dan asing
Pemenuhan Activity of Daily Living sehingga tidak jarang lansia menolak
(ADL) pada Lansia untuk ditempatkan di panti sosial dan
kebanyakan lansia ketika pertama
Interaksi Sosial kali masuk ke panti sosial, lansia
ADL Risiko Interaksi Total akan menarik diri dari interaksi
Isolasi sosial sosial karena mengalami perubahan
sosial baik kondisi lingkungan yang sbelumnya.
Mandiri 6 25 31 Dan hal ini akan menyebabkan lansia
Ringan 1 6 7 akan mengalami kesepian dalam
Sedang 39 - 39 kesehariannya (Kodri & Rahmayati,
Berat 10 - 10 2016).
Total 56 31 87 Selama dilakukannya
penelitian, juga ditemukan bahwa
Berdasarkan data tabel kebanyakan interaksi sosial antara
diatas didapatkan hasil statistik uji lansia sangat tidak intensif. Mereka
Spearman Rho menunjukkan bahwa berinteraksi hanya pada saat di
p value = 0.00 dimana α= <0,05, PSTW melakukan kegiatan, tapi
serta koefesien korelasi (r) sebesar setelah kegiatan kebanyakan lansia
0,733 yang berarti dalam tingkat lebih memilih berada di kamarnya,
korelasi tinggi. Sehingga H1 dan lansia yang setelah kegiatan
diterima, yang berarti terdapat yang memilih mengobrol pun hanya
hubungan antara interaksi sosial beberapa. Lansia lebih memilih tidak
dengan tingkat kemandirian dalam menceritakan setiap masalah yang
pemenuhan Activity of daily Living dihadapi meskipun itu kepada sanak
(ADL) pada lansia di UPT PSTW keluarganya, responden pun
Jember. mengatakan bahwa hubungan nya
degan sanak keluarga sudah tidak
seintensiv pada awal masuk PSTW
PEMBAHASAN Jember, hanya beberapa kali saja dan
A. Interpretasi Dan Diskusi Hasil bisa dihitung pertahunnya.
1. Tingkat Interaksi Sosial Pada Didapatkan juga bahwa lansia di
Lansia PSTW Jember cenderung memiliki
Berdasarkan hasil penelitian fungsi emosi yang labil sehingga
yang dilakukan pada bulan Maret dalam berinteraksi cenderung
2020 didapatkan hasil bahwa lansia pemilih. Kurangnya interaksi sosial
yang mengalami risiko isolasi sosial dalam kehidupan responden juga
yaitu sebanyak 56 responden dengan dipengaruhi oleh menurunnya fungsi
persentase 64,4 % dan untuk lansia pendengaran, sehingga hal tersebut
yang interaksi sosial baik sebanyak mampu menghambat keefektifan
31 responden dengan persentase lansia dalam berkomunikasi pada
35,5%. Hasil dari tingkat interaksi lansia lain.
sosial lansia didasarkan oleh Dalam teori pertukaran sosial
pengisian kuisioner interaksi sosial sumber kebahagiaan manusia
yang diisi oleh lansia. umumnya berasal hubungan sosial.
Lansia yang dititipkan oleh Hubungan ini mendatangkan
sanak keluarganya di panti jompo kepuasan yang timbul dari perilaku
7

orang lain. Pekerjaan yang dilakukan demikian perlu upaya-upaya untuk


seorang diri pun dapat menimbulkan meningkatkan interaksi sosial
kebahagiaan seperti halnya membaca sehingga kesehatan lansia akan
buku, membuat karya seni serta lain meningkat dan akan mudah untuk
sebagainya (Rohaedi, Putri, & melakukan aktivitas.
Karimah, 2016). Semakin seseorang
lanjut usia maka semakin banyak 2. Kemandirian Activity of Daily
mengalami kemunduran, terutama Living (ADL) Pada Lansia
kemampuan fisik yang dapat Berdasarkan penelitian yang
berakibat berkurangnya kemampuan dilakukan pada bulan Maret 2020
sosial, selain itu dapat mengganggu menunjukkan hasil bahwa lansia
kemampuannya memenuhi yang mengalami ketergantungan
kebutuhannya, sehingga tergantung berat sebanyak 10 responden dengan
pada pihak lain (Rasyid, 2017). persentase 11,5%, lansia yang
Menurut penelitian yang dilakukan mengalami ketergantungan sedang
oleh Zakariyah pada tahun 2009 sebanyak 39 responden dengan
menyatakan bahwa lansia yang persentase 44,8%, ketergantungan
mampu bersosialisasi maka akan ringan sebanyak 7 responden dengan
menambah kebahagiaan pada diri persentase 8 %, dan lansia yang
lansia dimana lansia dapat mandiri sebanyak 31 responden
menceritakan keadaan dan dengan persentase 35%. Dan dari
pengalammnya pada keluarga hasil yang telah dicantumkan lansia
maupun pada teman-temannya, hal di UPT PSTW Jember kebanyakan
ini akan meningkatkan kualitas tergolong pada tahap ketergantungan
kesehatan dari lansia itu sendiri sedang. Dan dilihat dari hasil
(Ahmad, 2009). penelitian yang telah dilakukan
Kontak sosial akan lansia yang berada di UPT PSTW
mendatangkan perasaan senang yang Jember lebih banyak mengalami
tidak dapat dipenuhi bila usia lanjut ketergantungan sedang.
dalam kesenderian (Sudirman, 2011). Kemandirian merupakan suatu
Dan ketika lansia merasakan sikap yang diperoleh secara
kesenangan karena berinteraksi kumulatif melalui proses yang
dengan lingkungannya maka dialami seseorang dalam
dampaknya akan meningkatkan perkembangannya, dimana dalam
derajat kesehatan dari lansia proses menuju kemandirian, individu
sehingga mampu membuat lansia belajar untuk menghadapi berbagai
lebih mampu beraktivitas. situasi dalam lingkungan sosialnya
Berdasarkan penelitian ini sampai ia mampu berpikir dan
menunjukkan bahwa lansia di UPT mengambil tindakan yang tepat
PSTW Jember mengalami risiko dalam mengatasi setiap situasi
interaksi sosial yang tinggi. Sesuai (Sa’diyah, 2017). ADL (Activity of
dari teori yang dijelaskan bahwa Daily Living) didefinisikan sebagai
semakin usia menginjak pada tahap kemandirian seseorang dalam
lansia, seseorang mengalami melakukan aktivitas dan fungsi-
perubahan dalam dirinya, salah fungsi kehidupan sehari-hari yang
satunya yaitu menurunnya kemauan dilakukan oleh manusia secara rutin
lansia untuk bersosialisasi dan universal (Ritonga, 2018).
dilingkungan sekitar. Dengan
8

Pada teori sebelumnya dijelaskan pengaruh yang signifikan antara


pula beberapa hal yang dapat kondisi kesehatan terhadap
mempengaruhi kemandirian ADL kemandirian lansia. Lansia yang
(Activity of Daily Living) lansia yaitu mandiri adalah lansia yang memiliki
ditinjau dari fisik, kondisi ekonomi kondisi fisik dan kesehatan yang baik
dan kondisi sosial (Suhartini, 2009). (Kodri & Rahmayati, 2016).
Kemadirian pada lansia meliputi Kesehatan fisik tersebut
kemampuan lansia dalam melakukan berhubungan dengan ADL dasar
aktifitas sehari-hari , seperti: mandi, yang dilakukan oleh lansia dalam
berpakaian rapi, pergi ke toilet, kehidupan sehari-hari.
berpindah tempat, dapat mengontrol Lansia yang memiliki kondisi
BAK, atau BAB, serta dapat makan fisik yang baik akan memiliki tingkat
sendiri (Sari, 2013). Dari penelitian kemandirian ADL mandiri yang akan
yang telah dilakukan oleh peneliti mempengaruhi kualitas hidup lansia,
didapatkan bahwa kebanyakan dengan tingkat kemandirian ADL
responden memilih untuk mandiri mandiri kemungkinan lansia akan
karena mereka masih mampu memiliki kualitas hidup baik.
melakukan aktivitas sehari-harinya Kualitas hidup lansia dikatakan baik
dengan sendiri dan hal ini didukung jika kesehatan fisik, psikologis dan
oleh kondisi kesehatan yang dimiliki sosialnya baik. Jadi ketika seorang
oleh responden. Selain akibat kondisi lansia memiliki kualitas hidup baik
fisik, responden kebanyakan hal itu akan mempengaruhi tingkat
memiliki pemikiran bahwa tidak mau kemandirian ADL pada lansia
menyusahkan orang lain, jika masih (Setyani, Asih, & Dewi, 2016).
mampu melakukan sendiri maka Berdasarkan penelitian ini dapat
akan dikerjakan sendiri terkecuali dilihat bahwa ADL juga bergantung
responden merasakan sakit. pada tingkat seberapa baik para
Dan pada responden yang tidak lansia berinteraksi sosial. Maka dari
mandiri dalam melakukan aktivitas itu perlu upaya-upaya untuk
sehari-harinya didukung oleh meningkatkan kemandirian lansia
banyaknya responden yang memiliki dalam memenuhi ADL mereka
fungsi kognitif yang menurun terlepas dari kondisi kesehatan yang
sehingga lansia dalam mengambil dapat pula mempengaruhi mereka
keputusan kurang maksimal sehingga untuk melakukan kemandirian ADL.
mereka kurang mandiri dalam
melakukan aktivitas sehari-harinya. 3. Hubungan Interaksi Sosial dengan
Menurut Hadiwynoto dalam Tingkat Kemandirian Dalam
Primadayanti 2011 mengatakan Pemenuhan Activity of Daily Living
bahwa faktor-faktor yang (ADL) Pada Lansia
mempengaruhi kemauan dan Berdasarkan hasil pengolahan
kemampuan melaksanakan aktivitas data diperoleh bahwa variabel
sehari-hari pada lansia adalah kondisi independen interaksi sosial memiliki
kesehatan, fungsi kognitif, fungsi hubungan terhadap variabel
psikososial dan tingkat stress dependen pemenuhan kemandirian
(Primadayanti, 2011). Hal tersebut Activity of Daily Living. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang sesuai dengan uji statistik dengan
dilakukan oleh Ismail (2015) menggunakan uji Spearman Rho
menyebutkan bahwa terdapat diperoleh nilai p value <0,05
9

sehingga H1 diterima yang berarti ADL akan semakin membaik.


ada hubungan antara interaksi sosial Berdasarkan menurut penelitian
dengan tingkat kemandirian dalam Kodri 2016 mengatakan bahwa
pemenuhan Activity of Daily Living lansia yang mandiri yaitu lansia yang
(ADL) pada lansia di UPT PSTW kondisi fisik dan kesehatannya baik.
Jember dengan interpretasi korelasi Menurut Departemen sosial RI
koefesien (r) + 0,733 yang berarti dalam Hardywinoto dan setiabudi
tingkat hubungan atau korelasi (2005) mengatakan bahwa
tinggi. penurunan fisik, peran sosial, dan
Menurunnya tingkat interaksi psikis dapat mempengaruhi
sosial yang dialami oleh lansia akan kemandirian lansia. Lansia yang
ada hubungannya dengan tingkat mengalami penurunan fisik sekaligus
kemandirian dalam pemenuhan mengalami penurunan peran sosial
Activity of Daily Living mereka. dan psikis sehingga lebih tergantung
Lansia akan mengalami perubahan kepada orang lain dengan kata lain
psikis dan fisik, perubahan- lansia tidak mandiri. Hal ini dapat
perubahan tersebut pada umumnya dikatakan apabila keadaan fisik,
mengarah pada kemunduran psikis, sosial lansia dalam keadaan
kesehatan fisik dan psikis yang baik, tidak mengalami gangguan,
akhirnya akan berpengaruh pada maka lansia akan menjadi semakin
aktivitas sosial mereka, sehingga mandiri didalam hidupnya.
secara umum akan berpengaruh Setelah dilakukan penelitian
terhadap kemandirian lansia dalam dapat disimpulkan juga bahwa
melakukan ADL (Ahmad, 2009). semakin rendah interaksi sosialnya
Lansia masih terbawa pada suasana lansia maka kemandirian dalam
lingkungan sebelum mereka pemenuhan Activity of Daily Living
dipindahkan ke panti sosial. Dan hal mereka juga akan mengalami
ini akan menyebabkan lansia penurunan. Berdasarkan penelitian
semakin menutup diri dan tidak mau juga diterangkan bahwa interaksi
berbaur dengan tema-temannya. Hal sosial dapat meningkatkan perasaan
ini pun akan berdampak pada tingkat senangnya untuk melakukan
kemandirian mereka (Hafilah, 2018). kemandirian dalam melakukan
Hal ini didukung oleh penelitian Activity of Daily Living. Apabila
yang dilakukan oleh Zakariya (2009) kondisi lansia bahagia, kesehatan
yang mengatakan bahwa lansia yang lansia juga mengalami peningkatan
mampu bersosialisasi maka akan sehingga dapat mandiri dalam
menambah kebahagiaan pada diri melakukan aktivitas sehari-hari
lansia dimana lansia dapat (Kodri & Rahmayati, 2016). Dengan
menceritakan keadaan dan demikian dimasa mendatang lansia
pengalamannya pada keluarga dan yang menarik diri dari lingkungan
teman-temannya, dan hal ini bisa sosialnya semakin berkurang dan
meningkatkan kualitas kesehatan tingkat kemandirian dalam
lansia. Kontak sosial akan melakukan aktivitas sehari-hari
mendatangkan perasaan senang yang semakin meningkat terlepas lansia
tidak dapat dipenuhi jika lansia tersebut mengalami penurunan
dalam keadaan sendiri. Jika kualitas kesehatan fisik.
kesehatan lansia baik dan meningkat
maka kemampuan lansia melakukan B. Keterbatasan Penelitian
10

1. Kuisioner Penelitian membantu lansia untuk tidak terkena


sindrom geriatri.
Kuisioner Interaksi sosial penelitian KESIMPULAN DAN SARAN
yang dijadikan pedoman bagi peneliti A. Kesimpulan
sempat dirubah sedikit kata-kata 1. Interaksi sosial pada lansia di UPT
yang terdapat di kuisioner tanpa PSTW Jember termasuk dalam
menghilangkan makna dari setiap kategori Risiko Isolasi Sosial.
point kuisioner yang ada sehingga 2. Kemandirian dalam pemenuhan
diharapkan mudah untuk dimengerti melakukan Activity of daily Living
oleh responden. Karena kuisioner (ADL) lansia di UPT PSTW
yang didapat memilki bahasa yang Jember termasuk dalam kategori
sulit untuk dimengerti. Dan pada ketergantungan sedang.
kuisioner penelitian, peneliti tidak 3. Interaksi sosial dengan tingkat
melakukan uji validitas dan kemandirian dalam pemenuhan
realibilitas yang baru. Peneliti Activity of Daily Living (ADL)
memakai uji validitas dan reliabilitas memiliki hubungan dengan tingkat
yang telah dilakukan oleh peneliti korelasi yang sangat kuat pada
sebelumnya. Hal ini memungkinkan lansia di UPT PSTW Jember.
hasil yang tidak sama karena B. Saran
berbedanya responden, serta tempat 1. Instansi Pendidikan
penelitian. Diharapkan hasil penelitian ini
memiliki kontribusi yang besar
2. Implikasi Keperawatan pada instansi pendidikan terutama
Hasil dari penelitian ini instansi pendidikan di bidang
terhadap pelayanan keperawatan, kesehatan yang mampu menjadi
penelitian, dan pendidikan referensi bagi civitas akademika
keperawatan yaitu dapat memberikan mengenai interaksi sosial dan
informasi mengenai banyaknya pemenuhan kemandirian dalam
lansia yang mengalami penurunan melakukan Activity of Daily Lving
kemandirian dalam melakukan ADL (ADL).
disebabkan oleh tingkat interaksi, 2. Panti Sosial
sehingga perlu adanya kerja sama Diharapkan hasil ini dapat
antara pihak PSTW Jember dengan dijadikan alternatif temuan untuk
perawat untuk mengedukasi bahwa mengembangkan dan meningkatkan
perlunya meningkatkan interaksi kegiatan yang dilakukan di panti
sosial pada lansia. Penelitian ini sosial yang berfokus pada kegiatan-
dapat dijadikan referensi ilmu kegiatan yang melibatkan seluruh
dibidang keperawatan khususnya penghuni panti dan bagaimana cara
dalam keperawatan gerontik. Dan menyikapi atau berkomunikasi
lebih berfokusnya lagi pada sindrom dengan lansia yang mengalami
geriatri dimana sindrom geriatri ketidakmaksimalan untuk
adalah serangkaian kondisi klinis melakukan aktivitas sehari-hari
pada orang berusia lanjut yang dapat terlepas dari pengaruh kondisi fisik
berdampak pada penurunan kualitas yang dialami lansia.
hidup kecacatan, sindrom ini 3. Peneliti Selanjutnya
disebabkan oleh berbagai faktor serta Diharapkan penelitian ini mampu
melibatkan banyak bagian tubuh. dikembangkan atau dilanjutkan
Sehingga penelitian ini akan untuk penelitian selanjutnya dengan
11

diganti variabel-variabel yang Kemandirian Lansia Dalam


mempengaruhi atau menghambat Pemenuhan Adl (Aktivity Of
terjadinya ketidak efektifannya Daily Living) Dengan
melakukan kegiatan sehari-hari Metode Katz Di Posyandu
tanpa dilihat dari kondisi fisik dari Lansia Kelurahan Tegal Sari
lansia itu sendiri . Iii Medan Area. Skripsi.
Rohaedi, S., Putri, S. T., &
DAFTAR PUSTAKA
Karimah, A. D. (2016).
Ahmad, Z. (2009). faktor-faktor yang
Tingkat Kemandirian Lansia
berhubungan dengan Dalam Activities Daily
kemandirian pada lanjut usia Living Di Panti Sosial Tresna
di panti sosial tresna werdha Werdha Senja Rawi. Jurnal
(PSTW) Budi Mulia 04 Pendidikan Keperawatan
Margaguna Jakarta Selatan Indonesia, Vol.2 No.
Tahun 2009. Sa’diyah, R. (2017). Pentingnya
Melatih Kemandirian Anak.
Kodri, & Rahmayati, E. (2016).
Kordinat, Vol. Xvi N.
Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kemandirian Lansia Sari, P. A. . (2013). Gambaran
Dalam Melakukan Aktivitas Tingkat Kemandirian Lansia
Sehari-Hari. Jurnal Di Dusun Blimbing Desa
Keperawatan, Volume Xii.
Sukorejo Kecamatan Sukorejo
Nursalam. (2017). Metodologi Kabupaten Ponorogo.
Penelitian Ilmu Keperawatan
Sudirman, P. . (2011). Psikologi
(Edisi 4; P. P. Lestari, ed.).
Jakarta: Salemba Medika. Usia lnajut. In Psikologi Usia
lnajut. Yogyakarta: Gajah
Primadayanti, S. (2011). Perbedaan Mada University Press.
Tingkat Kemandirian Activity
Suhartini. (2009). Faktor-Faktor
of Daily Living (ADL) pada
yang Mempengaruhi
Lansia Yang Mengikuti dan Kemandirian Orang lanjut
Tidak Mengikuti Posyandu di Usia (Studi Kasus di
Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Jambangan).
Sumbersari Kabupaten Universitas Airlangga
Jember. Program Studi Ilmu Setyani, N. D., Asih, S. W., &
Keperawatan. Universitas Dewi, S. R. (2016).
Jember. Hubungan Tingkat
Kemandirian Activity Of
Rasyid, D. (2017). Faktor-Faktor Daily Living (Adl) Dengan
Yang Berhubungan Dengan Kualitas Hidup Lansia Di Upt
Kemandirian Lansia Di Pslu Jember. Skripsi.
Kecamatan Wara Timur Kota
Palopo.
Ritonga, N. L. (2018). Tingkat

Anda mungkin juga menyukai