Anda di halaman 1dari 7

0

HUBUNGAN AKTIFITAS SOSIAL DENGAN FUNGSI KOQNITIF LANSIA


DI DESA DAWUNG JENAR

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan ( S-1 )

Oleh

Alif Arafah Setiyowati


NIM : 122020030230

PEMBIMBING :
1. Indanah,.M.Kep.,Ns,Sp.Kep.An
2. Muhammad Purnomo, S.Kep. M.HKes

JURUSAN S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2020
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan berdampak pada
penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian serta
peningkatan angka harapan hidup penduduk Indonesia. Angka harapan hidup
perempuan Indonesia dalam rentang tahun 1970 sampai tahun 2000
meningkat dari umur 48.1 tahun menjadi 70 tahun. Sedangkan angka harapan
hidup laki-laki Indonesia meningkat dari 45 tahun menjadi 65 tahun. Hal ini
mengakibatkan peningkatan persentase usia lanjut (BPS, 2013).
Kemajuan pada bidang kedokteran dan kesehatan, berimbas pada
peningkatan usia harapan hidup, dan tentunya jumlah penduduk berusia lanjut
(Wreksoatmaja., 2015). Menurut data dari Kemenkes RI, saat ini lansia masih
dapat dikatakan lebih kuat secara fisik, karena 47% dari lansia di Indonesia
masih bekerja. Data ini sekaligus menunjukkan bahwa hampir setengah dari
lansia saat ini masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari (Riani, 2019).
Peningkatan populasi lansia mengakibatkan terjadinya transisi
epidemiologi, yaitu bergesernya pola penyakit dari infeksi dan gangguan gizi
menjadi penyakit-penyakit degeneratif seperti diabetes, hipertensi,
neoplasma, dan penyakit jantung koroner. Gangguan akibat penurunan fungsi
lainnya yang sering terjadi pada lansia adalah berhubungan dengan fungsi
kognitif (Mardiyanto, Jahja, dan Limyati, 2017).
Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia ini menimbulkan berbagai
masalah sosial, ekonomi, dan kesehatan. Beberapa masalah kesehatan yang
sering terjadi pada usia lanjut antara lain gangguan fungsi kognitif dan
keseimbangan. Gangguan satu atau lebih fungsi tersebut dapat menyebabkan
gangguan fungsi sosial, pekerjaan, dan aktivitas harian. Rasio ketergantungan
lanjut usia yang bisa digolongkan dalam penurunan kemandirian adalah
13,72. Ini berarti 14 lansia didukung oleh 100 orang usia muda (15-44 tahun)
(Pathua, 2015).
Salah satu masalah kesehatan utama di kalangan lanjut usia adalah
kemunduran fungsi kognitif. Penanganan masalah ini seyogyanya sudah
dimulai sedini mungkin, berupa pencegahan atau upaya mempertahankan
fungsi kognitif di kalangan usia lanjut, baik dengan cara pencegahan penyakit
2

maupun dengan cara sosial, karena selama ini dianggap bahwa kegiatan
yang melibatkan fungsi berpikir dapat memperlambat proses kemunduran
fungsi kognitif (Crowea dalam Wreksoatmodjo, 2015).
Fungsi kognitif merupakan fungsi utama untuk memelihara peran dan
interaksi yang adekuat dalam lingkungan sosial. Kemunduran fungsi kognitif
selanjutnya akan mempengaruhi pola interaksi lansia dengan lingkungan
tempat tinggal, dengan anggota keluarga lain, juga pola aktivitas sosialnya
sehingga akan menambah beban keluarga, lingkungan dan masyarakat
(Wreksoatmodjo, 2015).
Hasil penelitian Wreksoatmodjo (2013) pada 260 orang lansia di
Jakarta menyebutkan bahwa lanjut usia yang jaringan sosialnya kurang
mempunyai risiko lebih besar untuk mempunyai fungsi kognitif buruk
dibandingkan dengan mereka yang jaringan sosialnya baik. Demikian juga
para lanjut usia yang aktivitas sosialnya kurang mempunyai risiko lebih besar
untuk mempunyai fungsi kognitif buruk dibandingkan dengan mereka yang
aktivitas sosialnya baik.
Hasi penelitian lain dari Flanita (2013) menjelasakan bahwa orang
yang memiliki banyak teman dan pandai dalam berinteraksi sosial memiliki
dampak positif terhadap kesehatan tubuhnya. Dukungan sosial tampaknya
mempengaruhi keseimbangan hormon kita. Jumlah yang cukup dari dukungan
sosial berhubungan dengan peningkatan kadar hormon yang disebut
oksitosin, yang berfungsi untuk menurunkan kadar kecemasan dan
merangsang system saraf parasimatis yang menimbulkan ketenangan.
Oksitosin juga merangsang keinginan kita tentang keterikatan pada orang-
orang yang penting baginya.
Aktivitas sosial merupakan kegiatan yang dilakukan bersama dengan
masyarakat di lingkungan sekitar (Napitupulu, 2010). Menurut Yuli pada tahun
(2014) Teori aktivitas atau kegiatan (activity theory) menyatakan bahwa lansia
yang selalu aktif dan mengikuti banyak kegiatan sosial adalah lansia yang
sukses. Aktivitas sosial merupakan salah satu dari aktivitas sehari – hari yang
dilakukan oleh lansia. Lansia yang sukses adalah lansia yang mempunyai
aktivitas sosial di lingkungannya. Contoh aktivitas sehari-hari yang berkaitan
dengan aktivitas sosial dalam Activities of Daily Living Scale for Elderly
People adalah lansia mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya
3

bersama lansia lainnya atau orang-orang terdekat, menjalankan hobi serta


aktif dalam aktivitas kelompok (Marthuranath dalam Sagitta, 2017).
Di dalam aktivitas sosial terdapat unsur aktivitas fisik dan religius, ada
sharing informasi, sharing pengalaman, dan hal menyenangkan membuat hati
terhibur. Salah satu manfaat aktivitas sosial yang bisa didapatkan lansia
adalah menstimulasi memori/ingatan tetap terjaga. Berkumpul dengan teman-
teman bisa melatih memori/ingatan akan kejadian di masa lalu. Selain itu juga
membawa perasaan bahagia sehingga memberikan efek psikis, memberikan
energi baru sehingga bisa mengurangi risiko pikun sejak dini (Geriatri.id,
2020).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Desa Dawung Jenar pada
bulan Desember 2020, didapatkan masih banyak lansia yang masih aktif
mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan baik itu kegiatan organisasi
kemasyarakatan maupun keagamaan untuk mengisi kesibukan di hari tua,
namun ada juga lansia yang hanya berdiam dirumah tidak mau mengikuti
kegiatan sosial dan lebih fokus berdiam di rumah dengan alasan menikmati
hari tua bersama keluarga, hasil observasi terhadap 10 orang lansia di Desa
Dawung jenar, 8 orang lansia memiliki fungsi fungsi kognitif yang baik dan
tidak pikun karena aktif melakukan aktivitas sosial di masyarakat, sedangkan
2 orang lansia mengalami kepikunan dan berkurang fungsi kognitifnya karena
tidak aktif dalam aktivitas sosial di masyarakat.
Berdasarkan studi pendahuluan di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Hubungan aktifitas sosial dengan fungsi
koqnitif lansia di Desa Dawung Jenar”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di rumuskan :
“Bagaimana hubungan aktifitas sosial dengan fungsi koqnitif lansia di Desa
Dawung Jenar?”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan aktifitas sosial dengan fungsi koqnitif
lansia di Desa Dawung Jenar.
4

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui aktifitas sosial lansia di Desa Dawung Jenar.
b. Mengetahui fungsi koqnitif lansia di Desa Dawung Jenar
c. Menganalisis hubungan aktifitas sosial dengan fungsi koqnitif lansia di
Desa Dawung Jenar.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan
literatur khususnya tentang hubungan aktifitas sosial dengan fungsi
koqnitif lansia di Desa Dawung Jenar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Bagi peneliti agar memperoleh pengalaman dalam melakukan
penelitian dan meningkatkan pemahaman tentang hubungan aktifitas
sosial dengan fungsi koqnitif lansia di Desa Dawung Jenar.
b. Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus
Bagi Universitas Muhammadiyah Kudus hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai sumber literatur atau bahan pembelajaran dan
referensi bagi yang akan melakukan penelitian lebih lanjut tentang
aktifitas sosial dengan fungsi koqnitif lansia.
c. Bagi Puskesmas Jenar
Bagi tempat penelitian Puskesmas Jenar dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan tentang aktifitas
sosial dengan fungsi koqnitif lansia di Desa Dawung Jenar.
d. Bagi Peneliti Berikutnya
Bagi peneliti berikutnya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
sumber literatur atau bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian
lebih lanjut dengan topik yang berhubungan dengan judul penelitian di
atas.
5

E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang hubungan aktifitas sosial dengan fungsi koqnitif
lansia di Desa Dawung Jenar sepengetahuan penulis belum pernah
dilakukan, tetapi ada beberapa penelitian yang mendukung penelitian ini :
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No Nama Judul Metode Hasil Penelitian Perbedaan
1 Hutasuhut Analisis Fungsi Penelitian ini  Hasil penelitian Jenis penelitian
(2020) Kognitif Pada merupakan survey menunjukan bahwa deskriptif
Lansia Ditinjau analitik dengan terdapat hubungan korelational
Dari Jenis pendekatan cross- yang signifikan dengan
Kelamin, Riwayat sectional. Subyek antara pendidikan, pendekatan cross
Pendidikan, penelitian adalah 107 riwayat penyakit, sectional, tempat,
Riwayat Penyakit, orang lansia yang aktivitas fisik, waktu, populasi,
Aktivitas Fisik, tinggal di wilayah aktivitas kognitif, dan sampel, uji rank
Aktivitas Kognitif, kerja Puskesmas keterlibatan sosial spearmant untuk
Dan Keterlibatan Kedaton Bandar dengan fungsi mengetahui
Sosial Lampung. Data kognitif, sedangkan hubungan aktifitas
dalam penelitian ini untuk jenis kelamin, sosial dengan
diperoleh melalui tidak ditemukan fungsi koqnitif
wawancara hubungan signifikan lansia di Desa
menggunakan dengan fungsi Dawung Jenar
kuesioner, skala kognitif.
social
disengagement, dan
MMSE. Analisis data
menggunakan uji chi-
square.
2 Sagitta Hubungan Penelitian deskriptif Hasil penelitian Jenis penelitian
(2017) Aktivitas Sosial korelasi dengan menunjukkan deskriptif
Dengan Kualitas rancangan cross aktivitas sosial baik korelational
Hidup Lansia Di sectional. Subjek paling banyak dengan
Padukuhan penelitian ini adalah mengalami kualitas pendekatan cross
Karang Tengah lansia yang berusia hidup cukup sectional, tempat,
Nogotirto 60 tahun di sebanyak 2 orang waktu, populasi,
Gamping Sleman Padukuhan Karang (3,80%), sedangkan sampel, uji rank
Yogyakarta Tengah dengan lansia yang spearmant untuk
teknik simple random mendapat kualitas mengetahui
sampling. Analisis hidup sedang dan hubungan aktifitas
data menggunakan memiliki aktivitas sosial dengan
uji statistik Kendall cukup sebanyak 22 fungsi koqnitif
Tau,alat orang (42,3%). Hasil lansia di Desa
pengumpulan data uji Kendall Tau Dawung Jenar
dengan diperoleh nilai
menggunakan signifikan p value
kuisioner sebesar 0,002 (p
value< 0,05).
6

F. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Waktu
Ruang lingkup waktu penelitian dilakukan di bulan Maret-April 2021.
2. Ruang Lingkup Tempat
Ruang lingkup tempat penelitian di Desa Dawung Jenar.
3. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi dalam penelitian ini adalah hubungan aktifitas sosial
dengan fungsi koqnitif lansia di Desa Dawung Jenar.

Anda mungkin juga menyukai