DISUSUN OLEH :
Noval Mitrawan Panto
1601010
Diajukan oleh :
Nova Mitrawan Panto
1601010
Pembimbing I
Pembimbing II
A. Latar Belakang
Lanjut usia (lansia) adalah seorang yang telah mencapai usia 60
tahun (WHO, 2014). Menurut Sutianto dalam (Muhith, 2016). Lanjut usia
merupakan seorang yang usianya diatas 65 tahun. Lansia bukan
penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan
yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi
dengan stress lingkungan. Artinya semakin bertambah usia, maka
kemampuan melakukan aktivitas fisik akan menurun dan kualitas
hidupjuga ikut menurun. Perubahan fisik yang cenderung mengalami
penurunan yang menyebabkan berbagai gangguan yang mempengaruhi
kesehatan serta berdampak pada kualitas hidup (Pudjiastuti, 2003, dalam
Mutith, 2016).
Dukungan sosial berdampak positif terhadap peningkatan
kualitas hidup lansia dalam mengatasi tekanan psikologis pada masa
sulit dan menekan, misalnya dukungan sosial, membantu lansia dalam
mengatasi stressor di lingkungan panti sosial. (isnawati, 2013).
Dukungan sosial juga membantu memperkuat fungsi kekebalan
tubuh, mengurangi respon fisiologis terhadap stress, dan memperkuat
fungsi untuk merespon penyakit kronis (Taylor et al, 2009). Sebaliknya,
dukungan sosial yang buruk pada lansia dapat memperngaruhi kualitas
hidup lansia dimana hal tersebut akan menyebabkan lansia merasa
terisolir Alhasil lansia jadi suka menyendiri dan akan menyebabkan
depresi (Samper, pinontoan, &Katuuk, 2017).
Dibutuhkan perhatian yang cukup tinggi dari seluruh elemen
masyarakat terkait masalah ini karena lansia membutuhkan dukungan
dari lingkungan sekitar mereka mengingat hidup mereka lebih beresiko.
Sehingga pemerintahan telah menyediakan pelayanan sosial lansia
meliputi kegiatan di dalam panti dan luar panti, perlindungan, dan
pengembangan kelembagaan sosial lansia (BPS, 2018)
Adanya perubahan kualitas hidup yang dialami oleh lansia
biasanya cenderung mengarah ke arah yang kurang baik, Biasanya hal
tersebut berhubungan dengan lingkungan sosial ekonomi lansia seperti
berhenti bekerja karena pensiun, kehilangan anggota keluarga yang
dicintai dan teman, dan ketergantungan kebutuhan hidup mengakibatkan
penurunan kondisi fisik yang semakin melemah, penurunan fungsi
tubuh, keseimbangan penurunan kondisi fisik yang semakin melemah,
penurunan fungsi tubuh, keseimbangan tubuh dan resiko jatuh diiringi
dengan timbulnya berbagai penyakit seperti kanker, jantung reumatik,
katarak dan lain – lain (Kiik et al, 2018).
Menurut World Health Organization (WHO, 2012), jumlah lansia
pada tahun 2000 telah mencapai jumlah 605 juta jiwa dan pada tahun
2050 diprediksikan mencapai sekitar 2 miliar jiwa atau sekitar 22% dari
jumlah penduduk di dunia (WHO, 2010). Jumlah lansia di Indonesia pada
tahun 2011 adalah 36 juta jiwa dan diperkirakan meningkat menjadi
20% antara tahun 2015-2050 (Kemenkes RI, 2013). Jumlah lansia di
Provinsi Sulawesi Utara sebesar 8,45% (BPS Provinsi Sulawesi Utara).
Pada umumnya lansia mengalami keterbatasan, sehingga
kualitas hidup pada lansia mengalami penurunan. sedangkan keluarga
memiliki peran yang sangat penting dalam perawatan lanjut usia untuk
meningkatkan kualitas hidup lansia. (Yuliati dkk, 2014).
Dalam menentukan kriteria-kriteria lanjut usia dibagi
berdasarkan tiga kelompok usia yaitu : usia pertengahan atau middle
age yang dikategorikan antara 45-59 tahun, usia lanjut atau elderly yaitu
60-74 tahun, lanjut usia tua atau old yaitu 75-90 tahun (World Health
Organization). Sehingga pada setiap pergantian tahun angka populasi
lanjut usia akan terus meningkat dan akan mempengaruhi secara
fisiologis dan mental pada lansia sehingga seseorng yang sudah masuk
dalam kategori lanjut usia bias berdampak pada mental dan
emosionalnya sehingga mempengaruhi kualitas hidupnya.
Menurut World Health Organization Quality of Life
(HWOQOL) kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individu
terhadap kehidupannya di tengah masyarakat dalam konteks budaya dan
system nilai yang ada terkait dengan tujuan, harapan, standar, dan
perhatian.
WHO mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi individu
tentang posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks budaya dan
system nilai mereka tinggal, dan dalam kaitannya dengan tujuan
mereka, harapan, standar, dan masalah (Cankovic et al, 2015). Sedangkan
menurut Mia, kualitas hidup adalah kualitas yang dirasakan dalam
kehidupan sehari-hari individu, yaitu suatu penilaian atas kesejahteraan
mereka atau ketiadaanya. Hal ini mencakup seluruh aspek emosi, sosial,
dan fisik dalam kehidupan individu. Kualitas hidup pada lanjut usia
menggambarkan fase kehidupan yang dimasuki lanjut usia (Mia et al,
2019)
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup lansia
adalah dukungan sosial, dukungan sosial merupakan keberadaan orang
lain yang dapat diandalkan untuk member bantuan, semnagat,
penerimaan, dan perhatian, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan.
Dukungan sosial merupakan ketersediaan yang dirasakan
individu berupa dukungan, kasih saying dan bantuan instrumental dari
mitra sosial seperti anggota keluarga, teman dekat, tetangga dan rekan
kerja (Michael et al, 2015).
Kualitas hidup seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya, faktor fisik yaitu energy dan rasa sakit yang di rasakan,
faktor psikologis seperti depresi dan kesulitan dalam berkonsentrasi dan
komunikasi, faktor klinis seperti efek samping dari pengobatan, serta
faktor sosial seperti dukungan sosial dari teman dan orang terdekat
(Khalid et al, 2016; Astuti et al, 2015; savira, 2015).
Permasalahan pokok yang berhubungan dukungan sosial dengan
kualitas hidup pada lansia adalah kumpulan orang-orang yang
mengalami masalah pada kesehatannya, memiliki kemungkinan akan
berkembang lebih buruk karena adanya faktor-faktor resiko yang
mempengaruhi 3 karakteristik resiko kesehatan yaitu, resiko biologis
termasuk resiko terkait usia, resiko sosial dan lingkungan serta resiko
prilaku atau gaya hidup (Stianhope dan Lancaster, 2016)
Berdasarkan penelitian sebelumnya di BPSLUT Senja Cerah
Manado di dapatkan data registrasi jumlah lansia sebanyak 55 orang
dengan usia 61 – 89 tahun. Dari hasil wawancara salah satu pengurus di
BPSLUT di dapatkan data bahwa ada beberapa lansia mengalami
masalah pada Kualitas Hidupnya. Contohnya mereka mengatakan
kesepian, merasa hidupnya kurang berarti karena tidak dapat
menceritakan masalahnya kepada teman-temannya, kemudian tidak
puas dengan kondisi fisiknya dan merasa malu untuk berbaur sesama
teman-temannya yang berada di BPSLUT.
Berdasarkan masalah di atas peneliti tertarik untuk meneliti
“Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Kualitas Hidup
Pada Lansia Di Balai Penyantun Sosial Lanjut Usia Terlantar
(BPSLUT) Senja Cerah Paniki Kecamatan Mapanget Manado”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Dukungan Sosial Teman
Sebaya Dengan Kualitas Hidup Pada Lansia di Balai Penyantun Sosial
Lanjut Usia Terlantar (BPSLUT) Senja Cerah Paniki Kecamatan
Mapanget Manado”
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui Hubungan Dukungan Sosial Teman Sebaya Dengan
Kualitas Hidup Lansia BPLSUT Senja Cerah Manado.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk Mengidentifikasi dukungan sosial teman sebaya pada
lansia di BPLSUT Senja Cerah Manado.
b) Untuk Mengidentifikasi kualitas hidup lansia pada lansia di
BPLSUT Senja Cerah Manado.
c) Untuk Menganalisa hubungan dukungan sosial teman sebaya
dengan kualitas hidup lansia di BPLSUT Senja Cerah Manado.
D. Manfaat penelitian
1) Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi
proses keperawatan gerontik untuk lebih meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan dalam pemberian pelayanan kesehatan
2) Praktis
a. Bagi Instansi penelitian
Dapat memahami hubungan apa saja yang dapat mendukung
kualitas hidup lansia dan peran dukungan sosial teman sebaya di
yayasan
b. Bagi instansi pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan khususnya di bidang komunitas keluarga gerontik
dan dapat menambah informasi untuk memperkaya bahan
pustaka
c. Bagi masyarakat & keluarga
Memberi informasi tentang pentingnya dukungan teman sebaya
dalam meningkatkan kualitas hidup lansia.
\
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4) Pekerjaan
Mengacu pada konsep active ageing WHO, lanjut
usiasehat berkualitas adalah proses penuaan yang tetap
sehat secara fisik, sosial dan mental sehingga dapat tetap
sejahtera sepanjang hidup dan tetap berpartisipasi dalam
rangka meningkatkan kualitas hidup sebagai anggota
masyarakat. Berdasarkan data Pusat Data dan Informasi
Kemenkes RI 2016 sumber dana lansia sebagian besar
pekerjaan/usaha (46,7%), pensiun (8,5%) dan (3,8%)
adalah tabungan, saudara atau jaminan sosial (Ratnawati,
2017)
5) .Pendidikan Terakhir
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Darmojo
menunjukkan bahwa pekerjaan lansia terbanyak sebagai
tenaga terlatih dan sangat sedikit yang bekerja sebagai
tenaga professional. Dengan kemajuan pendidikan
diharapkan akan menjadi lebih baik (Darmojo & Martono,
2006).
6) Kondisi kesehatan Angka kesakitan, menurut Pusat
Data dan Informasi Kemenkes RI (2016) merupakan
salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur
derajat kesehatan penduduk. Semakin rendah angka
kesakitan menunjukkan derajat kesehatan penduduk
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi
tentang hubungan atau kaitan antara konsep – konsep atau variable –
variable yang akan di amati atau di ukur melalui penelitian yang akan
dilakukan (Notoadmojo, 2012)
keterangan :
: Hubungan
B. Hipotesis Penelitia
Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara atau kesimpulan
sementara dari apa yang menjadi permasalahan. Hipotesis adalah
pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan penelitian, yang
harus diuji validitasnya secara empiris, jadi hipotesis tidak dinilai benar
atau salah. Melaikan diuji apakah sahih (valid) atau tidak (suyanto &
siswanto, 2018).
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah dengan meggunakan
metode penelitian Deskriptif Analitik yang bersifat cross sectional, di
mana jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran data variabel
independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat [ CITATION
Nur14 \l 1033 ].
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan di BPSLUT Senjah Cerah Manado.
2. Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan, Maret 2021
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik
kesimpulannya [ CITATION Wir14 \l 1033 ].
Populasi pada penelitian inin adalah semua lansia yang berada di
BPSLUT Senja Cerah Manado berjumlah 38 lansia.
2. Sampel dan Teknik Sampling
F. Analisa Data
Agar lebih bermakna data yang telah di beri skor di analisa dengan uji
statistic. Analisa data dilakukan dengan dua tahap yaitu :
1. Analisa Univariat adalah analisa data dilakukan dengan menggunakan
daftar pertanyaan untuk distribusi frekuensi dari data demografi
responden masing-masing variabel independen dan variabel dependen
kemudian di interprestasikan.
Rumus distribusi frekuensi :
Keterangan :
F
P= x 100
N
P = Presentasi
f = Frekuensi
n = Jumlah sampel
2. Analisa Bivariat menggunakan uji chi-square untuk mengetahui
hubungan 2 variabel, dengan tingkat kemaknaan (α) : 0,05, jika nilai
signifikan (p) lebih kecil dari α maka dikatakan hasil penelitian
diterima, dan jika nilai signifikan (p) lebih besar dari α maka dikatakan
hasil penelitian ditolak. Setelah itu data di input dan diolah dengan
software computer SPSS versi 16.0
G. Etika Penelitian
1. Informed Consent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Diberikan sebelum
penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk
menjadi responden. Tujuan adalah agar subjek mengerti maksud dan
tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika responden tidak
bersedia, maka peneliti harus menghormati hak responden[ CITATION
AHi14 \l 1033 ].
2. Anonimity (Tanpa Nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang
memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara
tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembaran
alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembaran persetujuan
pengumpulan data atau hasil yang disajikan [ CITATION AHi14 \l 1033 ].
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Hasil penelitian yang didapatkan harus memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya [ CITATION AHi14 \l 1033 ].
DAFTAR PUSTAKA
Cankovic., S., Nikolic-Ac, E., Jovanovic,M., Kvrgic, S., Harhaji, S., & Radic, I.
(2015). Quality of life ofelderly people living in a retirement
home:Vojnosanitetski preledMilitary Medical and
Pbarmaceutical Journal Of Serbia, 73(1), 42-46.
https://doi.org/10.2298/vsp131205126c
Kiik, S. M., Sahar, J., & Permatasari, H. (2018). Peningkatan Kualitas Hidup
Lanjut Usia (lansia) Di Kota Depok Dengan Latihan
Keseimbangan. Jurnal Keperawatan Indonesia, 21(2), 109.
https://doi.org/10.7454/jki.v21i2.584
Mia., Fatma Eka Sari., Ni Made Riasmini., Tien Hartini. (2019). Meningkatkan
Kualitas Hidup Lansia Konsep dan Berbagai Intervensi.
Michael A. LaRocca & Forrest R. Scogin (2015). The Effect of sosial support
on Quality of life in older Adults Receiving Cognitive Behavioral
Therapy. Clin Gerontol.38(2): 131-148.
Reno, R.B. (2010). Hubungan status interaksi sosial dengan kualitas hidup
lansia dip anti werda dharma bhakti Surakarta. Diperoleh pada
tanggal 25 desember 2014. Diakses dari:
http://etd.eprints.ums.ac.id//
Savira., (2015). Hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup pada
pasien stroke. diambil dari:
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/SKRIPSI
%20-%20Savira%20juniastira%2014320072.pdf?
sequence=1&isAllowed=y(20 juni 2019)
Taylor, Shelley E., Letitia Anne Peplau & David O. Scars. (2009). Psikologi
Sosial Edisi Kedua Belas.Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
WHO. (2012). Are you ready? What you needto know about ageing. Diperoleh
pada tanggal 8 Maret 2015 dari http://www.who.int/world-health-
day/2012/toolkit/background/en
Yuliati dkk., (2014). Buku Ajaran Keperawatan Gerontik. (T. Ari, Ed). Jakarta:
Cv. Trans Info Medika