Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN

KEAKTIFAN LANSIA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN


POSYANDU LANSIA AISIYAH DI DESA PAKISAN CAWAS
KLATEN

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan

Disusun Oleh :

NABILA KHOIRUNNISA

J210.090.060

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013
HALAMAN PENGESAHAN

IITIBI]NGAII AIYTARA DI'KTINGAI\ SOSIAL DENGANT


KEAKTIFAN LA}ISIA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN
POSYAI\IDU LANSIA AISTYAH DI DESA PAKISAI\ CAWAS
KLATEN

Diajukan Oleh :

NABILA KIIOIRUI{NISA
J.210.090.060

Telah dipertatrankan didepan Dewan Penguji


Pada targgal03 Juli 2013
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji :

Arina Maliya, A.Kep., tI.Si., Med

Ilwi Handoyo S.Kep., Ns

Arif Widodo, A.Kep., M.Kes

Surakarta, 03 Juli 2013

Kesehatan
U ivah Surakarta

A. Kep., M.Kes.)

lll
Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan 1
Posyandu Lansia Aisiyah Di Desa Pakisan Cawas Klaten (Nabila Khoirunnisa)

PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEAKTIFAN LANSIA


DALAM MENGIKUTI KEGIATAN POSYANDU LANSIA AISIYAH
DI DESA PAKISAN CAWAS KLATEN

Nabila Khoirunnisa.*
Arina Maliya, A.Kep., M.Si., Med **
Dwi Handoyo S.Kep, Ns ***

Abstrak

Pada usia lanjut, akan terjadi penurunan kondisi fisik atau biologis,
kondisi psikologis dan kondisi perubahan sosial. Para usia lanjut, maupun
masyarakat beranggapan bahwa seakan-akan tugasnya sudah selesai, mereka
berhenti bekerja dan semakin mengundurkan diri dalam pergaulan
bermasyarakat. Lanjut usia sangat memerlukan dukungan sosial selama lanjut
usia sendiri masih mampu memahami makna dari dukungan sosial tersebut
sebagai penyokong atau penopang dalam kehidupannya. Tetapi dalam
kehidupannya seringkali ditemui bahwa tidak semua lansia mampu memahami
adanya dukungan sosial dari orang lain, sehingga walaupun ia telah menerima
dukungan sosial tetapi masih saja menunjukkan adanya ketidakpuasan, yang
ditampilkan dengan cara menggerutu, kecewa, dan kesal. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan keaktifan
lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia aisiyah di desa Pakisan Cawas
Klaten. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Populasi pada penelitian ini 45 lansia di posyandu Aisiyah desa
Pakisan. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling sebanyak 45
lansia. Teknik pengolahan data menggunakan teknik Chi Square. Hasil Uji Chi
Square pada penelitian ini sebesar p-Value 0,001 dan nilai korelasi sebesar
0,502 sehingga disimpulkan bahwa : (1) dukungan sosial pada lansia di
Posyandu Lansia Aisiyah Desa Pakisan Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten
sebagian besar adalah cukup, (2) Tingkat keaktifan lansia dalam mengikuti
kegiatan posyandu lansia Aisiyah di Desa Pakisan Kecamatan Cawas Kabupaten
Klaten sebagian besar adalah tidak aktif, (3) Terdapat hubungan yang signifikan
antara dukungan sosial dengan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan
posyandu lansia Aisiyah di Desa Pakisan Cawas Klaten dengan keeratan
hubungan adalah cukup.

Kata kunci: dukungan sosial, keaktifan, lansia


Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan 2
Posyandu Lansia Aisiyah Di Desa Pakisan Cawas Klaten (Nabila Khoirunnisa)

CORRELATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND OLDER PEOPLE


ACTIVENESS IN ATTENDING ACTIVITIES OF POSYANDU LANSIA AISIYAH
OF PAKISAN VILLAGE, CAWAS, KLATEN

Nabila Khoirunnisa.*
Arina Maliya, A.Kep., M.Si., Med **
Dwi Handoyo S.Kep, Ns ***

Abstract

In older age, physical/biological conditions and psychological experience


decline, and also social condition changes. People considers as if the elderly has
no more tasks and they retire and increasingly withdraw from social relationship.
Social support for the elderly is very important as long as the older people are still
able to understand the social support as a prop for their life. However, it is often
found in that not all older people is able to understand the presence of social
support of others, so that he or she may still feel dissatisfaction expressed
through theirs complains, disappointments and dejected although he or she is
receiving social support. Purpose of the research is to know correlation between
social support and activeness of older people in attending activities in Posyandu
Lansia Aisyiah of Pakisan village, Cawas, Klaten. The research is qualitative one
with cross-sectional approach. Population of the research is 45 older people of
Posyandu Lansia Aisiyah of Pakisan village. Sample is taken by using total
sampling technique. Data of the research is processed by using Chi-square.
Result of the Chi-Square is p-value = 0.001 and correlation value of 0.502 so that
it can be concluded that: (1) social support received by older people of Posyandu
Lansia of Pakisan village was adequate; (2) Activeness level of the older people
in attending activities in Posyandu Lansia of Pakisan village was mostly low
(inactive); (3) there is a significant correlation between social support and
activeness of older people in attending activities in Posyandu Lansia Aisiyah of
Pakisan village, Cawas, Klaten with enough closeness of relationship.

Key words: social support, activeness, older people.

.
Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan 3
Posyandu Lansia Aisiyah Di Desa Pakisan Cawas Klaten (Nabila Khoirunnisa)

PENDAHULUAN bahwa ada orang lain yang


memperhatikan, menghargai
Menua (menjadi tua) adalah maupun mencintainya. (Cohen &
proses menghilangnya kemampuan Syme dalam Setiadi. 2008).
pada jaringan lunak secara Efek dari dukungan sosial
perlahan-lahan untuk memperbaiki terhadap kesehatan dan
diri maupun mempertahankan kesejahteraan berfungsi bersamaan,
struktur dan fungsi normalnya secara lebih spesifik keberadaan
sehingga tidak dapat bertahan dukungan sosial yang adekuat
terhadap infeksi dan memperbaiki terbukti berhubungan dengan
kerusakan yang diderita. menurunnya mortalitas, lebih cepat
(Constaindes dalam Darmojo. 2006). sembuh dari fungsi kognitif, fisik
Proses menua pada manusia serta kesehatan emosi. Pengaruh
merupakan peristiwa yang alamiah positif dari dukungan sosial terletak
yang tidak dapat dihindari dan pada penyesuaian terjadinya
menjadi lansia yang sehat kejadian dalam kehidupan yang
merupakan suatu rahmat. penuh dengan stress. (Setiadi.
(Mangoenprasodjo. 2005). 2008).
Pada usia lanjut, akan terjadi Jumlah penduduk lanjut usia
penurunan kondisi fisik atau biologis, di Indonesia pada tahun 1990
kondisi psikologis dan kondisi sebesar 11,3 juta jiwa (6,4%)
perubahan sosial. Para usia lanjut, meningkat menjadi 15,3 juta (7,4%)
maupun masyarakat beranggapan pada tahun 2000. Diperkirakan pada
bahwa seakan-akan tugasnya sudah tahun 2010 akan sama dengan
selesai, mereka berhenti bekerja dan jumlah anak balita yaitu sekitar 24
semakin mengundurkan diri dalam juta jiwa atau 9,77% dari seluruh
pergaulan bermasyarakat. (Tamher jumlah penduduk. Pada tahun 2020
dan Noorkasiani. 2009) diperkirakan jumlah lansia akan
Lanjut usia sangat meningkat menjadi 28,8 juta atau
memerlukan dukungan sosial 11,34% dari total jumlah penduduk.
selama lanjut usia sendiri masih Dari tahun 2000 sampai 2050,
mampu memahami makna dari populasi dunia yang berusia 60 ke
dukungan sosial tersebut sebagai atas (lansia) akan menjadi lebih dari
penyokong atau penopang dalam tiga kali lipat dari 600 juta menjadi 2
kehidupannya. Tetapi dalam miliar. Sebagian besar peningkatan
kehidupannya seringkali ditemui ini terjadi di negara-negara
bahwa tidak semua lansia mampu berkembang, di mana jumlah orang
memahami adanya dukungan sosial yang lebih tua akan meningkat dari
dari orang lain, sehingga walaupun 400 juta pada 2000 menjadi 1, 7
ia telah menerima dukungan sosial miliar pada tahun 2050. (Depkes RI.
tetapi masih saja menunjukkan 2012).
adanya ketidakpuasan, yang Posyandu lansia dengan
ditampilkan dengan cara berbagai programnya yang mulia
menggerutu, kecewa, dan kesal. tersebut seharusnya banyak
(Kuntjoro. 2002). memberikan manfaat bagi para
Dukungan sosial adalah lanjut usia di wilayahnya tetapi data
suatu keadaan yang bermanfaat menunjukkan bahwa pemanfaatan
bagi individu yang dapat diperoleh posyandu lansia sangat rendah,
dari orang lain yang dipercaya, hanya sekitar 22,6 % saja. (Depkes
sehingga seseorang akan tahu RI. 2008)
Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan 4
Posyandu Lansia Aisiyah Di Desa Pakisan Cawas Klaten (Nabila Khoirunnisa)

Dari hasil studi pendahuluan posyandu lansia, maka peneliti ingin


yang dilakukan di desa Pakisan meneliti tentang hubungan antara
terdapat 3871 penduduk pada tahun dukungan sosial dengan keaktifan
2012 yang terdiri dari 22 RT dan 9 lansia dalam mengikuti kegiatan
RW. Dari data jumlah lansia di desa posyandu lansia Aisiyah di desa
Pakisan tahun 2012 bejumlah 721 Pakisan Cawas Klaten.
lansia. Di desa Pakisan terdapat Penelitian ini bertujuan untuk
posyandu lansia Aisiyah yang mengetahui hubungan antara
beranggotakan 45 lansia yang dukungan sosial dengan keaktifan
dilaksanakan setiap satu bulan lansia dalam mengikuti kegiatan
sekali pada tanggal 17, yang posyandu lansia Aisiyah di desa
mengikuti kegiatan posyandu hanya Pakisan Cawas Klaten.
lansia di sekitar posyandu
sedangkan lansia yang rumahnya LANDASAN TEORI
jauh jarang mengikuti kegiatan
posyandu, bahkan tidak pernah ikut. Tinjauan Pustaka
Jadi hanya lansia yang aktif yang
terdaftar sedangkan lansia yang Dukungan Sosial
tidak aktif tidak terdaftar dalam
kegiatan posyandu tersebut. Dari Dukungan sosial
data kunjungan posyandu bulan didefinisikan sebagai informasi
September 2012 terdapat 21 lansia verbal maupun non verbal, bantuan
dari 45 lansia yang terdaftar dalam yang nyata atau tingkah laku yang
posyandu lansia Aisiyah. Jadi hanya diberikan oleh orang-orang yang
46,6% lansia yang aktif dalam dekat dengan subjek didalam
kegiatan posyandu tersebut. lingkungan sosialnya dan hal-hal
Kegiatan di posyandu lansia Aisiyah yang bisa memberikan keuntungan
yaitu penimbangan BB, pengukuran emosional maupun berpengaruh
tekanan darah, pemeriksaan dan pada tingkah laku penerimanya.
Pendidikan Keshatan yang (Gottlieb dalam Kuntjoro. 2002)
dilaksanakan oleh petugas dari Dukungan sosial
Puskesmas Cawas II. Data ini didefinisikan sebagai keberadaan
diperoleh dari kader posyandu lansia orang lain yang dapat diandalkan
Aisiyah. Masyarakat di desa Pakisan untuk memberi bantuan, semangat,
belum sepenuhnya mengetahui penerimaan serta perhatian,
adanya posyandu lansia yang sehingga bisa meningkatkan
berada di desa Pakisan dan kesejahteraan hidup bagi individu
keikutsertaan masyarakat dalam yang bersangkutan. (Johnson &
meningkatkan kegiatan posyandu Jhonson dalam Saputri & Indrawati.
lansia belum sepenuhnya aktif. 2011)
Alasan dilakukan penelitian
ini dikarenakan tingkat partisipasi Fungsi Dukungan Sosial
dan keikutsertaan lansia untuk
mengikuti kegiatan posyandu lansia Fungsi dukungan sosial yang
di desa Pakisan belum sepenuhnya ditinjau dari fungsi sosial yang
aktif, dan masayarakat di desa diperoleh individu melalui
Pakisan belum sepenuhnya hubungannya dengan orang lain
mengetahui adanya posyandu sebagai berikut :
lansia, hanya masyarakat di sekitar
posyandu yang ikut dalam kegiatan
Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan 5
Posyandu Lansia Aisiyah Di Desa Pakisan Cawas Klaten (Nabila Khoirunnisa)

1) Kelekatan adalah perasaan rasa diterima maupun dihargai


kedekatan emosi dan timbulnya oleh orang lain.
rasa aman
2) Integrasi sosial adalah perasaan 2) Informational support
memiliki sekelompok orang Jika permasalahan dapat
yang dapat berbagi tentang hal- dengan cepat diselesaikan,
hal yang umum dan aktivitas maka kemungkinan individu
rekreasional akan mulai mencari informasi
3) Penghargaan adalah tentang sifat masalah dan
pengakuan terhadap bimbingan tentang langkah-
kemampuan dan ketrampilan langkah yang harus dilakukan.
seseorang Dukungan informasi yang
4) Ikatan yang dapat dipercaya, berupa pengetahuan baru,
jaminan bahwa seseorang dapat nasihat baru atau bimbingan.
mengandalkan orang lain untuk Membantu individu ketika
mendapatkan bantuan dalam melakukan pembatasan
berbagai keadaan. Biasanya masalah sehingga ia
bantuan ini diperoleh dari memperoleh jalan keluar yang
anggota keluarga, misalnya efektif untuk mengatasi
suami. permasalahannya tersebut.
5) Bimbingan berisi nasihat dan 3) Instrumental support
informasi yang biasanya Mencakup berbagai
diperoleh dari guru atau figur aktifitas seperti dapat membantu
dari orang tua. pekerjaan rumah tangga,
6) Kesempatan untuk mengasuh, bantuan keuangan dan
adalah perasaan ikut memberikan barang yang
bertanggungjawab atas dibutuhkan
kesejahteraan orang lain. 4) Motivasional support
(Weiss dalam Ruwaida. 2006) Jaringan sosial dapat
memberikan dukungan yang
Sedangkan dukungan sosial berupa semangat kepada
menurut Wills dalam Ruwaida seseorang untuk berusaha
(2006), yaitu : menemukan solusi pada
permasalahannya, meyakinkan
1) Esteem support bahwa individu tersebut akan
Di dalam kehidupannnya dapat mengatasi masalah
individu menghadapi berbagai secara bersama.
tantangan yang mengancam
harga dirinya sehingga timbul Keaktifan
keraguan individu tentang
kapasitas kemampuan yang Istilah keaktifan mempunyai
dimilikinya. Sumber arti sama dengan aktivitas yaitu
interpersonal yang mampu banyak sedikitnya orang-orang yang
mengatasi ancaman terhadap menyatakan diri, menyatakan
harga diri ini adalah memiliki perasaan-perasaan dan pikiran-
seseorang atau beberapa orang pikirannya dalam tindakan yang
untuk tempat bercerita spontan. (Suryabrata. 2002)
mengenai suatu permasalahan. a. Golongan keaktifan
Unsur penting dari sumber Terdapat dua golongan
dukungan sosial tersebut yaitu aktivitas yaitu :
Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan 6
Posyandu Lansia Aisiyah Di Desa Pakisan Cawas Klaten (Nabila Khoirunnisa)

1) Golongan aktif yaitu d. Lansia sangat tua (Very old) :


golongan yang karena alasan diatas 90 tahun. (Nugroho.
yang lemah saja yang tidak 2009)
dilakukan. Sifat dari golongan 2) Sasaran tidak langsung,
ini antara lain : sibuk, riang keluarga dari lanjut usia,
gembira, dengan kuat organisasi sosial yang akan
menentang penghalang, bergerak dalam pembinaan
mudah mengerti, pandangan lanjut usia dan masyarakat luas.
luas. (Dinkes RI. 2006)
2) Golongan tidak aktif yaitu
golongan yang tidak mau Tujuan posyandu lansia
bertindak walaupun dengan Tujuan pembentukan
alasan-alasan yang kuat. posyandu lansia secara garis besar
Sifat-sifat golongan ini antara antara lain:
lain : cepat putus asa, semua 1) Meningkatkan jangkauan
masalah dianggap berat, pelayanan kesehatan untuk
tidak praktis, pandangan lansia di masyarakat, sehingga
sempit. (Suryabrata. 2002) akan terbentuk pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan
Posyandu lansia kebutuhan para lanjut usia.

Posyandu lansia adalah pos 2) Mendekatkan pelayanan dan


pelayanan terpadu yang ditujukan meningkatkan peran serta
pada masyarakat usia lanjut di masyarakat maupun swasta
wilayah tertentu yang sudah dalam meningkatkan pelayanan
disepakati, dan digerakkan oleh kesehatan serta meningkatkan
warga masyarakat dimana mereka komunikasi antara masyarakat
akan mendapatkan pelayanan lanjut usia. (Dinkes RI. 2006)
kesehatan. (Ismawati. 2010).
Posyandu lansia merupakan Tinjauan Teoritik
pengembangan kebijakan dari
pemerintah melalui pelayanan Menurut House dalam
kesehatan bagi lanjut usia yang Nursalam & Kurniawati (2009)
dalam penyelenggaraannya melalui membedakan empat jenis dukungan
program dari puskesmas dengan sosial :
melibatkan peran serta para lanjut 1) Dukungan emosional
usia, anggota keluarga, tokoh Meliputi ungkapan empati,
masyarakat maupun organisasi kepedulian, maupun perhatian
sosial. (Depkes RI. 2008) terhadap orang yang
Sasaran posyandu lansia bersangkutan.
antara lain : 2) Dukungan penghargaan
1) Sasaran langsung kelompok Terjadi lewat ungkapan hormat
lansia atau penghargaan positif untuk
Menurut WHO, klasifikasi lansia orang lain, dorongan maju
adalah: maupun persetujuan dengan
a. Usia pertengahan (Middle gagasan atau perasaan dari
age) : 45-59 tahun individu, dan perbandingan
b. Lansia (Elderly) : 60-74 tahun positif orang tersebut dengan
c. Lansia tua (Old) : 75-90 orang lain, misalnya orang
tahun
Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan 7
Posyandu Lansia Aisiyah Di Desa Pakisan Cawas Klaten (Nabila Khoirunnisa)

tersebut kurang mampu atau METODE PENELITIAN


lebih buruk keadaannya.
3) Dukungan instrumental Rancangan Penelitian
Mencakup bantuan langsung, Jenis penelitian ini
misalnya pemberian pinjaman merupakan penelitian kuantitatif
uang dari seseorang kepada dengan metode penelitian deskriptif.
orang yang sedang Dengan pendekatan Cross sectional.
membutuhkan atau menolong
dengan memberikan pekerjaan Populasi dan Sampel
pada orang yang tidak punya Populasi dalam penelitian ini
pekerjaan. adalah seluruh lansia yang terdaftar
4) Dukungan informatif dalam kegiatan posyandu lansia
Meliputi pemberian nasihat, Aisiyah di desa Pakisan yaitu
saran, pengetahuan maupun sebanyak 45 lansia. Sampel
informasi serta petunjuk. penelitian adalah 45 lansia dengan
teknik total sampling.
Kerangka Konsep
Instrumen Penelitian
V. Bebas V. Terikat Penelitian ini menggunakan alat
Keaktifan lansia dalam
ukur berupa kuesioner dan check
Dukungan Sosial mengikuti kegiatan list.
posyandu lansia
Analisis Data
Analisa data pada penelitian ini
V. Pengganggu adalah univariat dan bivariat.
Pengetahuan Analisis univariat menggunakan
Jarak tempat tinggal tabel atau grafik, sedangkan analisis
Dukungan kelurga
Sikap kader
bivariat menggunakan uji Chi
Square.
Keterangan :

: Tidak diteliti HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN
Gambar 1. Kerangka Konsep
Analisis Univariat

Hipotesis Distribusi Dukungan Sosial


Tabel. 1. Distribusi Dukungan Sosial
Ha : Ada hubungan antara dukungan
sosial dengan keaktifan lansia dalam No Dukungan sosial F %
mengikuti kegiatan posyandu lansia. 1. Kurang 0 0
2. Cukup 33 73
Ho : Tidak ada hubungan antara 3. Baik 12 27
dukungan sosial dengan keaktifan Jumlah 45 100
lansia dalam mengikuti kegiatan
posyandu lansia. Distribusi frekuensi
responden berdasarkan tingkat
dukungan sosial terhadap lansia
nampak bahwa sebagian besar
dalam kategori dukungan sosial
Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan 8
Posyandu Lansia Aisiyah Di Desa Pakisan Cawas Klaten (Nabila Khoirunnisa)

cukup, yakni sebanyak 33 responden (83%) aktif mengikuti


responden (73%) dan sisanya 12 kegiatan posyandu lansia.
responden (27%) memiliki dukungan Pengujian hipotesis
sosial baik. penelitian tentang adanya hubungan
antara dukungan sosial dengan
Distribusi Keaktifan Lansia keaktifan lansia dalam mengikuti
Tabel. 2 Distribusi Keaktifan Lansia kegiatan posyandu lansia Aisiyah di
No Keaktifan Lansia F % Desa Pakisan Cawas Klaten
1. Tidak aktif 26 58 menggunakan teknik Chi Square
2. Aktif 19 42 diperoleh nilai 2hitung sebesar 11,337
Jumlah 45 100 dengan tingkat signifikansi (p-value)
sebesar 0,001. Nilai p-value lebih
Distribusi frekuensi kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05)
responden berdasarkan keaktifan sehingga keputusan uji adalah H0
menunjukkan sebagian besar tidak ditolak, sehingga kesimpulan
aktif yaitu sebanyak 26 responden analisis adalah ada hubungan antara
(58%) dan aktif sebanyak 19 dukungan sosial dengan keaktifan
responden (42%). lansia dalam mengikuti kegiatan
posyandu lansia Aisyiyah di Desa
Analisis Bivariat Pakisan Cawas Klaten. Berdasarkan
Tabel. 3. Hubungan Dukungan nilai korelasi sebesar 0,502 maka
sosial dengan Keaktifan keeratan hubungan dukungan sosial
Lansia Dalam Mengikuti dengan keaktifan lansia adalah
Kegiatan posyandu lansia cukup.
Keaktifan
Dukunga Lansia PEMBAHASAN
n Total
Tidak Aktif
Sosial aktif Tingkat Dukungan Sosial
F % F % f %
Cukup 24 73 9 27 33 100 Distribusi dukungan sosial
menunjukkan distribusi tertinggi
Baik 2 17 10 83 12 100 adalah dukungan sosial kategori
cukup yaitu sebanyak 33 lansia
Total 26 58 19 45 45 100 (73%). Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian Listyowati (2006),
2hitung = 11,337
= 0,001 tentang hubungan dukungan sosial
p-Value
= H0 ditolak dengan pemantapan sikap hidup
Kesimp
= 0,502 sehat lansia mengalami dimensia di
Korelasi
beberapa panti panti werdha
Surabaya, yang menunjukkan
Tabel 3 tentang hubungan
bahwa sebagian besar tingkat
tingkat keaktifan lansia ditinjau dari
dukungan sosial adalah cukup
dukungan sosial menunjukkan
(65%).
semakin baik dukungan sosial, maka
Dukungan sosial adalah
tingkat keaktifan lansia mengikuti
fungsi yang penting dari hubungan
posyandu lansia semakin baik. Pada
sosial dan terbentuk dari ikatan
dukungan sosial kategori cukup
jaringan sosial antara orang-orang
sebagian besar responden yaitu 24
yang menyediakan dukungan dan
responden (73%) tidak aktif, dan
menerima dukungan
pada dukungan sosial kategori baik
(Mangoenprasodjo. 2005).
sebagian besar responden yaitu 10
Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan 9
Posyandu Lansia Aisiyah Di Desa Pakisan Cawas Klaten (Nabila Khoirunnisa)

Dukungan sosial yang Hubungan Antara Dukungan


diterima oleh lansia dalam penelitian Sosial dengan Keaktifan Lansia
ini adalah dukungan sosial natural
yang bersifat nonformal. Dukungan Pengujian hipotesis
sosial tersebut diterima lansia penelitian tentang adanya hubungan
melalui interaksi sosial dalam antara dukungan sosial dengan
kehidupannya secara spontan keaktifan lansia dalam mengikuti
dengan anggota keluarga dan kegiatan posyandu lansia Aisiyah di
masyarakat. Desa Pakisan Cawas Klaten
Dukungan sosial lansia di menggunakan teknik Chi Square
Posyandu Aisiyah Desa Pakisan diperoleh nilai 2hitung sebesar 11,337
Kecamatan Cawas Kabupaten dengan tingkat signifikansi (p-value)
Klaten sebagaian besar dalam sebesar 0,001. Nilai p-value lebih
kategori cukup. Bentuk-bentuk kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05)
dukungan sosial yang diterima oleh sehingga keputusan uji adalah H0
lansia di desa Pakisan antara lain : ditolak, sehingga kesimpulan
dukungan dalam mengikuti kegiatan analisis adalah ada hubungan antara
posyandu oleh keluarga maupun dukungan sosial dengan keaktifan
masyarakat sekitar sehingga para lansia dalam mengikuti kegiatan
lansia merasa dihargai, tersedianya posyandu lansia Aisiyah Desa
sarana kesehatan seperti posyandu Pakisan Cawas Klaten. Berdasarkan
lansia yang dilakukan secara rutin nilai korelasi sebesar 0,502 maka
setiap bulan, dukungan dari kader- keeratan hubungan adalah cukup.
kader posyandu yang memotivasi Dalam penelitian ini
lansia agar mengikuti kegiatan menunjukkan bahwa terdapat 9
posyandu lansia. lansia yang memiliki dukungan
sosial cukup namun aktif dalam
Tingkat Keaktifan Lansia mengikuti kegiatan posyandu lansia,
sebaliknya terdapat 2 lansia yang
Distribusi tertinggi keaktifan memiliki tingkat dukungan sosial
lansia adalah tidak aktif yaitu baik, namun tidak aktif dalam
sebanyak 26 lansia (58%). Beberapa mengikuti kegiatan posyandu lansia.
faktor yang turut mempengaruhi Hal tersebut terjadi karena adanya
tingkat keaktifan lansia, antara lain faktor-faktor lain yang
faktor kesibukan untuk bekerja. Hasil mempengaruhi keaktifan lansia
observasi kepada lansia yang jarang dalam menjalankan posyandu lansia
mengikuti kegiatan posyandu lansia misalnya faktor pengetahuan,
diperoleh keterangan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana,
ketidakaktifan mereka mengikuti letak geografis, sikap petugas
kegiatan posyandu lansia seringkali kesehatan dan motivasi lansia. Hasil
disebabkan oleh kesibukan dalam observasi peneliti pada responden
pekerjaannya, yaitu sebagai buruh. dengan dukungan sosial cukup
Pekerjaan memang hal yang namun aktif dalam kegiatan
paling penting dalam kehidupan posyandu lansia diperoleh
sehari-hari, karena tanpa bekerja keterangan bahwa lansia tersebut
seseorang tidak bisa memiliki semangat yang tinggi dalam
melangsungkan kehidupannya. Di kegiatan masyarakat khususnya
desa Pakisan sebagian besar yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakatnya bekerja sebagai dirinya. Sementara pada lansia yang
buruh dan petani. mendapatkan dukungan sosial baik
Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan 10
Posyandu Lansia Aisiyah Di Desa Pakisan Cawas Klaten (Nabila Khoirunnisa)

namun tidak aktif dalam kegiatan cepat meninggal dunia. Dalam


posyandu lansia, dikarenakan faktor rangka membantu agar lansia tetap
pekerjaan. Karena di desa Pakisan dapat beraktivitas maka dibutuhkan
Lansia nya sebagian besar bekerja dukungan sosial. (Kuntjoro. 2002).
sebagai buruh (60%) dan petani Lanjut usia sangat
(38%). Hal ini dikarenakan lansia memerlukan dukungan sosial
tidak ingin tergantung pada orang selama mereka sendiri masih
lain maupun keluarga, jadi mereka mampu memahami makna dari
ingin mempunyai pendapatan sendiri dukungan sosial tersebut sebagai
meskipun hasilnya sedikit. Hal ini penyokong atau penopang dalam
didukung oleh Handayani & Wahyuni kehidupannya. Tetapi dalam
(2012) yang mengatakan bahwa kehidupannya seringkali ditemui
ketidakaktifan lansia dikarenakan bahwa tidak semua lansia mampu
mayoritas lansia masih bekerja, memahami adanya dukungan sosial,
lansia tidak ingin tergantung pada sehingga walaupun ia telah
keluarganya, lansia ingin hidup menerima dukungan sosial tetapi
mandiri tanpa bantuan dari masih saja menunjukkan adanya
keluarganya. Sehingga meskipun ia ketidakpuasan, yang ditampilkan
mendapatkan dukungan sosial baik, dengan cara menggerutu, kecewa
namun karena kondisi tersebut dan kesal. Dalam hal ini memang
lansia tidak memungkinkan untuk diperlukan pemahaman dari orang
datang ke posyandu maka lansia yang memberi bantuan tentang
tersebut tidak menghadiri kegiatan keberadaan (availability) dan
posyandu lansia. Hal ini tidak sesuai ketepatan/ kelayakan (adequacy)
dengan penelitian yang dilakukan dari bantuan tersebut bagi lansia,
oleh Henniwati (2008) menjelaskan sehingga tidak menyebabkan
bahwa pekerjaan tidak mempunyai dukungan sosial yang diberikan
pengaruh yang signifikan terhadap dipahami secara keliru dan tidak
pemanfaatan posyandu. tepat sasaran. (Kuntjoro. 2002). Hal
Setelah seseorang ini dibuktikan dengan hasil data yang
memasuki masa lansia, maka diperoleh bahwa 10 dari 12 lansia
dukungan sosial dari orang lain yang memiliki dukungan sosial baik
menjadi sangat berharga dan akan dengan tingkat keaktifan dalam
menambah ketenteraman hidupnya. mengikuti kegiatan posyandu adalah
Namun demikian dengan adanya aktif. Hal ini didukung oleh Saputri &
dukungan sosial tersebut tidaklah Indrawati (2011) yang mengatakan
berarti bahwa setelah memasuki bahwa ada hubungan negatif antara
masa seorang lansia hanya tinggal dukungan sosial dengan depresi
duduk, diam, tenang, dan berdiam pada lanjut usia yang tinggal di panti
diri saja. Untuk menjaga kesehatan wredha, semakin tinggi dukungan
baik fisik maupun kejiwaannya lansia sosial yang diterima oleh lanjut usia,
justru tetap harus melakukan semakin rendah depresi yang
aktivitas-aktivitas yang berguna bagi dialami mereka.
kehidupannya. Lansia tidak boleh Dukungan sosial yang baik
berdiam diri saja tanpa melakukan terhadap lansia mampu mendorong
aktivitas fisik, dan semua dilayani lansia untuk menyesuaikan diri
oleh orang lain. Hal itu justru akan terhadap proses penuaannya
mendatangkan berbagai penyakit dengan baik. Salah satu bentuk
dan penderitaan, sehingga bisa penyesuaian diri adalah adanya
menyebabkan para lansia tersebut keterlibatan sosial lansia baik pada
Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan 11
Posyandu Lansia Aisiyah Di Desa Pakisan Cawas Klaten (Nabila Khoirunnisa)

masyarakat atau pada keluarganya. SIMPULAN DAN SARAN


Keterlibatan sosial lansia dalam
aktivitas sosial dalam membantu Simpulan
kehidupan di masyarakat misalnya
dengan memanfaatkan pengetahuan 1. Dukungan sosial pada lansia di
dan pengalaman yang ia miliki Posyandu Lansia Aisiyah Desa
dalam menyelesaikan masalah- Pakisan Cawas Klaten sebagian
masalah yang timbul di masyarakat. besar adalah cukup.
Keterlibatan sosial lansia dalam 2. Tingkat keaktifan lansia dalam
aktivitas sosial di keluarga misalnya mengikuti kegiatan posyandu
dengan membantu anaknya dalam lansia Aisiyah di Desa Pakisan
merawat atau mengasuh cucu- Cawas Klaten sebagian besar
cucunya. Aktivitas-aktivitas lansia adalah tidak aktif.
dalam kehidupan sosial masyarakat 3. Terdapat hubungan yang
dan keluarga mampu menimbulkan signifikan antara dukungan
semangat hidup dan kepuasan pada sosial dengan keaktifan lansia
lansia. Hal tersebut sesuai dengan dalam mengikuti kegiatan
pendapat Lemon, dkk dalam Potter posyandu lansia Aisiyah di Desa
dan Perry (2005) tentang teori Pakisan Cawas Klaten dengan
aktivitas yang menyatakan bahwa keeratan hubungan adalah
orang tua yang aktif secara sosial cukup.
lebih cenderung menyesuaikan diri
terhadap penuaan dengan baik. Saran
Dengan keterlibatan sosial yang
besar menunjukkan bahwa lansia 1. Bagi Kader Posyandu Lansia
memiliki semangat dan kepuasan Kader posyandu hendaknya
hidup yang tinggi, penyesuaian serta dapat meningkatkan kegiatan
kesehatan mental yang lebih positif, posyandu lansia seperti
daripada lansia yang kurang terlibat melakukan kegiatan senam
secara sosial. lansia, pemberian gizi.
Adanya hubungan dukungan Meningkatkan kesadaran lansia
sosial dengan keaktifan lansia dalam tentang pentingnya posyandu
mengikuti kegiatan posyandu lansia, lansia, selalu memberikan
ternyata mendukung hasil penelitian pengetahuan dan kesadaran
terdahulu, yaitu Kresnawati kepada keluarga yang
(2011) tentang Hubungan Dukungan mempunyai anggota lansia agar
Keluarga Dengan Keaktifan Lanjut senantiasa memotivasi dan
Usia (Lansia) Dalam Mengikuti memfasilitasi lansia untuk
Kegiatan Di Posyandu Lansia Desa melaksanakan posyandu lansia.
Gonilan Kecamatan Kartasura. 2. Bagi Keluarga
Kesimpulan dari penelitian tersebut Lansia merupakan tanggung
adalah terdapat hubungan yang jawab anggota keluarga, dengan
signifikan antara dukungan keluarga demikian dukungan sosial
dengan keaktifan lansia dalam terhadap kesehatan lansia
mengikuti kegiatan di Posyandu sangat penting. Salah satu cara
lansia Desa Gonilan Kecamatan bagi keluarga untuk mendukung
Kartasura. lansia adalah dengan
memotivasi dan memfasilitasi
lansia agar dapat melaksanakan
posyandu lansia.
Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan 12
Posyandu Lansia Aisiyah Di Desa Pakisan Cawas Klaten (Nabila Khoirunnisa)

3. Bagi Peneliti Gaster, vol. 9, No. 1 Februari


Penelitian dapat menjadi acuan 2012. Surakarta : Sekolah
bagi peneliti yang ingin Tinggi Ilmu Kesehatan
melakukan penelitian dengan ‘Aisyiyah.
obyek sejenis. Namun
Henniwati. 2008. Faktor-Faktor yang
diharapkan peneliti yang akan
Mempengaruhi Pemanfaatan
datang meningkatkan jumlah
Pelayanan Posyandu Lanjut
populasi ataupun jumlah variabel
Usia di Wilayah Kerja
penelitian, sehingga diketahui
Puskesmas Kabupaten Aceh
faktor apakah yang paling
Timur. [Tesis]. Medan :
dominan yang berhubungan
Universitas Sumatera Utara.
dengan keaktifan lansia dalam
mengikuti kegiatan posyandu Ismawati, C; Pebriyanti, S;
lansia. Proverawati, A. 2010.
Posyandu & Desa Siaga.
Yogyakarta : Nuha Medika.
DAFTAR PUSTAKA Kresnawati, Indah . 2011. Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan
Darmojo, Boedhi dan Martono, Hadi.
Keaktifan Lanjut Usia (Lansia)
2006. Buku Ajar Geriatric
Dalam Mengikuti Kegiatan Di
(Ilmu Kesehatan Usia
Posyandu Lansia Desa
Lanjut), Edisi Ke3. Jakarta :
Gonilan Kecamatan Kartasura.
FKUI.
Skripsi. Tidak diterbitkan.
Depkes RI. 2008. Pedoman Surakarta : Keperawatan S1
Pembinaan Kader Kelompok Fakultas ilmu kesehatan UMS.
Usia Lanjut Bagi Petugas Kuntjoro. 2002. Masalah Kesehatan
Kesehatan, Available Jiwa Lansia. Diakses tanggal
http//www.depkes.go.id/downl 11 November 2012.
oad/keswa_lansia diakses 23 http://www.e-pisikologi.co.id.
Nopember 2012.
Listiowati, I, (2006). Hubungan
2012. Menuju Tua : Sehat ,
Dukungan Keluarga Dengan
Mandiri dan Produktif.
Pemantapan Sikap Hidup
Kesehatan Yang Baik
Sehat Lansia Mengalami
Memperpanjang Usia
Dimensia Di Beberapa Panti
Kehidupan. Jakarta:
Werdha Surabaya Tahun
Kementrian kesehatan RI.
2006.
Dinkes RI. 2006. Pedoman Pelatihan Library@Lib.Unair.Ac.Id
Kader Kelompok Usia Lanjut diperoleh 5 Februari 2013.
Bagi Petugas Kesehatan. Logan, BB., & Daukins,
Jakarta : Direktorat kesehatan C.E.(1986). Family centered
keluarga.
Mangoen Prasodjo A. 2005. Mengisi
Handayani, Dwi & Wahyuni. 2012.
Hari Tua Dengan bahagia.
Hubungan Antara Dukungan
Yogyakarta : Pradipta
Keluarga Dengan Kepatuhan
Publishing.
Dalam Mengikuti Posyandu
Lansia Di Posyandu Lansia Nugroho, W. 2009. Komunikasi
Jetis Desa Krajan Kecamatan Dalam Keperawatan Gerontik.
Weru Kabupaten Sukoharjo. Jakarta : EGC.
Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan 13
Posyandu Lansia Aisiyah Di Desa Pakisan Cawas Klaten (Nabila Khoirunnisa)

Nursalam & Kurniawati, Dian. 2009.


Asuhan Keperawatan pada * Nabila Khoirunnisa : Mahasiswa
pasien terinfeksi. Jakarta :
S1 Keperawatan FIK UMS. Jln A
Salemba medeika.
Yani Tromol Post 1 Kartasura
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar
Fundamental Keperawatan ** Arina Maliya, A.Kep., M.Si., Med
Konsep, Proses dan Praktik : Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln
Edisi 4 Vol 1. Jakarta : EGC. A Yani Tromol Post 1 Kartasura.
*** Dwi Handoyo S.Kep, Ns :
Ruwaida, A. 2006. Hubungan Antara
Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A
Kepercayaan diri dan
Yani Tromol Post 1 Kartasura
dukungan Keluarga dengan
kesiapan menghadapi masa
menopause. Indigenous,
Jurnal ilmiah berkala
Psikologi, vol. 8 No.2
Nopember 2006
Saputri, M & Indrawati, E. 2011.
Hubungan Antara Dukungan
Sosial Dengan Depresi Pada
Lanjut Usia Yang Tinggal Di
Panti Wredha Wening
Wardoyo Jawa Tengah. Jurnal
Psikologi Undip Vol. 9, No. 1,
April 2011.
www.ejournal.undip.ac.id/inde
x.php/psikologi/.../2592.
Diakses 20 November 2012.
Semarang : Fakultas Psikologi
Universitas Diponegoro.
Setiadi. 2008. Konsep & Proses
Keperawatan Keluarga.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi
pendidikan. Jakarta : PT. Raja
Grafindo.
Tamher, S dan Noorkasiani. 2009.
Kesehatan usia lanjut dengan
pendekatan Asuhan
keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai