Anda di halaman 1dari 8

644

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN


SUCCESSFUL AGING PADA LANSIA DI RW 06 DESA BULU
KECAMATAN AGROMULYO SALATIGA

Wayan Nandia Sari1, Christiana Hari Soetjiningsih2


Email: wayannandia09@gmail.com1
Universitas Kristen Satya Wacana1,2

Abstract
This study aims to determine whether or not there is a relationship between family social support and
successful aging in the elderly. Successful aging is meant to achieve success in old age with one of the factors
being family social support. The subjects of this study were elderly aged between 60-85 years in RW 06 Desa
Bulu kec. Argomulyo Salatiga. Data use taken quantitative method with a sample model of saturated and
sampling nonprobability sampling. Based on the results of the study the results of correlation coefficient (r)
= 0.042; p <0.05 with the influence of social support on successful aging at 4.8% and 95.2% influenced by
other factors. The researcher concluded that there was a positive relationship between social support and
successful aging in the elderly in RW 06 Desa Bulu Kec. Argomulyo Salatiga.
Keywords: Family Social Support; Successful aging

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan dukungan sosial keluarga dengan
successful aging pada lansia. Successful aging yang dimaksudkan adalah pencapaian keberhasilan di masa
tua dengan salah satu faktornya adalah dukungan sosial keluarga. Subjek penelitian ini adalah lansia berusia
antara 60-85 tahun di RW 06 desa bulu kec. Argomulyo Salatiga. data diambil menggubakan metode
kuantitatif dengan model sampel jenuh serta pengambilan sampel nonprobability sampling. Berdasarkan hasil
penelitian didapatkan hasil koefesien korelasi (r) = 0,042; p < 0,05 dengan pengaruh dukungan sosial
terhadap successful aging sebesar 4.8% dan 95.2% dipengaruhi oleh faktor lain. Peneliti menyimpulkan
bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan sosial dengan successful aging pada lansia di RW 06 Desa
Bulu kec. Argomulyo Salatiga.
Kata kunci: Dukungan Sosial Keluarga; Successful aging
PENDAHULUAN Pengaruh perubahan fisik pada masa
Lansia merupakan proses akhir dari usia lajut digolongkan dalam bahaya
masa perkembangan hidup manusia. psikologis. Hilangnya daya Tarik dan
Tahap terakhir dari rentan kehidupan penampilan seksual yang tepat mungkin
manusia dapat dibagi menjadi dua, yaitu melibatkan pria atau wanita merasa
masa usia lanjut dini, yang kisar antara ditolak oleh kelompok sosial. Hilangnya
usia enam puluh tahun sampai tujuh puluh pendengaran mengganggu mereka dalam
tahun, dan usia lanjut yang dimulai pada berkomunikasi dengan orang lain. Banyak
usia tujuh puluh sampai akhir kehidupan. lansia yang kesulitan bicara karena
Periode pada rentan kehidupan yang giginya ompong atau gigi palsunya tidak
ditandai dengan penurunan fungsi-fungsi cocok lagi. Ini juga merupakan salah satu
fisik, biasanya diasosiasikan dengan bukti yang dapat menghambat komunikasi
proses penuaan, dimulai pada usia yang dan hubungan sosial (Hurlock 1980).
berbeda antar individu (Hurlock, 1980).

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 16 No. 1, Juni 2020


645

Selain perubahan fisik, lansia juga atau keterbatasan yang berkaitan dengan
mengalami perubahan kepribadian. penyakit, mempertahankan fungsi fisik
Berbagai gangguan kepribadian pada dan kondisi yang tinggi, dan
tingkat yang lebih serius seperti penyakit mempertahankan keterlibatan sosial yang
mental, meningkat dengan bertambahnya aktif dan aktivitas yang produktif (Rowe
usia. Pada usia enampuluhan terjadi & Khan, 1997). Seseorang cenderung
gangguan gangguan seperti psikosa hidup lebih lama jika mereka memiliki
dengan kerusakan syaraf otak dan perasaan kontrol mengenai peran seperti
penderitaan kepikunan karena kehilangan pasangan, orang tua, pemberian nafkah,
kapasitas intelektual dan integritas atau teman yang dianggap penting bagi
kepribadian. Gangguan-gangguan ini mereka.
meningkat secara konstan sampai akhir Penuaan suskes bergantung pada
hayat dan setelah usia tujuh puluh tahun, sistem nilai tidak bisa dihindari. Menurut
lebih sering terjadi kepikunan (Hurlock para pengkritik, istilah ini maka akan
1980). menjadi beban dan bukan membebaskan
Dengan perubahan-perubahan lansia dengan menempatkan tekanan pada
tersebut, tidak dapat dijadikan alasan lansia untuk memenuhi standar yang tidak
untuk tidak bahagia. Secara umum, lansia ingin atau tidak bisa mereka penuhi
yang bahagia lebih sadar dan siap untuk (Holstein & Minkler 2003).
terikat dengan kegiatan baru dibanding Fenomena successful aging pada
lansia yang merasa tidak bahagia (Hurlock lansia yang ada di RW 06 desa Bulu, kec.
1980). Diterima oleh dan memperoleh Argomulyo Salatiga, berdasarkan hasil
respek dari kelompok sosial, menerima observasi dan wawancara yang penulis
kenyatan diri dan kondisi hidup yang ada lakukan yaitu, masih banyak lansia yang
sekarang, walaupun kenyataan tersebut mengemis didepan pertokoan, hidup
berada dibawah kondisi yang diharapkan, dengan memisahkan diri dari anak dan
dan menikmati kegiatan sosial yang cucu. Selain itu ada beberapa lansia yang
dilakukan dengan kerabat keluarga dan sengaja ditinggalkan oleh keluarganya
teman-teman merupakan kondisi penting begitu saja, sehingga dalam kesehariannya
yang menunjang kebahagiaan pada masa bergantung pada orang lain yang bukan
lanjut usia (Hurlock 1980). keluarganya. Hal ini dikarenakan
Lansia dianggap bahagia dan sukses kurangnya dukungan dari keluarga dan
di usia tua apabila terhindar dari penyakit lingkungan sekitar. Banyaknya tekanan

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 16 No. 1, Juni 2020


646

yang dialami oleh lansia menyebabkan adanya pengawasan kegiatan hidup sehari-
beberapa lansia mudah terserang penyakit. hari (ADL) juga dapat memperpanjang
Dukungan dari keluarga dan lingkungan usia harapan hidup lansia. Hasil penelitian
dapat mempertahankan fungsi fisik dan dari Geizy Azhari Putri (2015)
fungsi kognitif dengan baik, selain itu melaporkan bahwa success atau
keterlibatan lansia dalam aktivitas sosial unsuccess-nya lansia berkaitan dengan
maupun kerohanian dapat meningkatkan dukungan sosial yang diterima oleh lansia
kesejahteraan pada lansia. Tanpa adanya tersebut. Semakin banyak lansia
dukungan dari keluarga dan lingkungan menerima dukungan sosial dari keluarga
dapat menghambat kesejahteraan lansia. maupun lingkungan maka akan semakin
Faktor yang mempengaruhi success, sedangkan semakin sedikit lansia
successful aging menurut Budiatri (2010) menerima dukungan sosial maka semakin
yaitu faktor fisik dan kesehatan, faktor unsuccess lansia tersebut. Kemudian
aktivitas, faktor psikologis, faktor sosial diteliti lagi oleh Susi Astriani Br. Ginting
dan faktor religiusitas. Sedangkan (2017) didapatkan hasil 50,5% atau
menurut Sudirman (2011) faktor-faktor sebanyak 47 dari 93 lansia yang mencapai
yang mempengaruhi successful aging successful aging. Selain itu ada hubungan
adalah mobilitas fisik, pendidikan, atara dukungan sosial dengan successful
pekerjaan, dan aktivtas. Selain itu menurut aging pada lanjut usia. Sebaliknya
Rowe dan Khan (1997) gaya hidup sangat penelitian dilakukan oleh Meta Amelia
berperan dalam pemeliharaan kesehatan W.S dan Endang Sri Indrawati (2011)
bagi lansia itu sendiri. Dukungan sosial menyatakan bahwa terdapat hubungan
juga sebagai faktor yang memengaruhi negative yang signifikan antara dukungan
successful aging. Menurut (Santrock, sosial dengan depresi pada lansia di panti
2012) dukungan sosial dapat membantu wreda Wening Waroyo Jawa Tengah
individu di semua usia untuk mengatasi efektifitas regresi sebesar 0,237 artinya
masalah secara lebih efektif. Bagi lansia depresi 23,7% ditentukan oleh dukungan
dukungan sosial dapat meningkatkan sosial.
ketahanan fisik dan mental. Berdasarkan hal tersebut, peneliti
Penelitian dari Laura Odell Howie ingin meneliti tentang hubungan antara
(2014) harapan hidup lansia jauh lebih dukungan sosial sengan successful aging
lama karena adanya dukungan dari pada lansia khususnya di Desa Bulu kec.
keluarga dan lingkungannya, selain itu Argomulyo Salatiga, karena saat ini

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 16 No. 1, Juni 2020


647

penelitian mengenai successful aging dan HASIL DAN PEMBAHASAN


dukungan sosial belum ada di kota ini. Analisis Deskriptif Dukungan Sosial
Dari uraian latar belakang, peneliti ingin Tabel 1. Kategorisasi Skor Variabel
mengetahui apakah ada hubungan antara Dukungan Sosial
dukungan sosial keluarga dengan Kategori Interval Frekuensi Presentase Mean

successful aging pada lansia di Salatiga Sanggat rendah 13≤x<20.8 0 0


Rendah 20.8≤x<28.6 0 0
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Sedang 28.6≤x<36.4 6 9.52%
adakah hubungan antara dukungan sosial
Tinggi 36.4≤x<44.2 51 80.96% 40.34
dengan successful aging pada lansia di
Sangat tinggi 44.2≤x<52 6 9.52%
Salatiga.
Jumlah 63 100%
METODE PENELITIAN
Pada tabel 1 kategori skor variable
Partisipan penelitian diambil dari
dukungan sosial dari sejumlah 63 subjek
populasi lansia di RW 06 Desa Bulu
menunjukan tingkat penyebaran kategori
Kecamatan Argomulyo Salatiga
dari sangat rendah hingga sangat tinggi.
berjumlah 63 lansia dengan usia antara
Dapat dilihat bahwa pada kategori
60-85 tahun, terdiri dari 30 lansia berjenis
“tinggi” didapat persentase sebesar
kelamin perempuan dan 33 berjenis
80.96%, pada kategori “Sangat Tinggi”
kelamin laki-laki. Teknik pengambilan
didapat persentase sebesar 9.52%, dan
sampel yang digunakan pada penelitian ini
pada kategori “Sedang” didapat persentase
yaitu sample jenuh. Penelitian ini
9.52%. Dari tabel di atas juga dapat di
menggunakan metode kuantitatif dengan
teknik pengumpulan data berupa skala lihat bahwa mean/rata-rata sebesar 40.34
yang berada pada kategori “Tinggi”.
psikologi, terdiri dari skala successful
aging yang berjumlah 12 aitem dan skala Successful aging
Tabel 2 Kategorisasi Successful aging
dukungan sosial yang berjumlah 13.
Kategori Interval Frekuensi Presentase Mean
Penelitian ini menggunakan metode
Sangat rendah 12≤x<19.3 0 0
kuantitatif dengan model sampel jenuh Rendah 19.3≤x<26.5 0 0
serta pengambilan sampel non probability Sedang 26.5≤x<33.7 27 42.86%
sampling. Analisis data dengan teknik Tinggi 33.7≤x<40.9 26 41.27% 35.21

statistik yang digunakan untuk mengolah Sangat tinggi 40.9≤x<48 10 15.87%


63 100%
data yang diperoleh akan menggunakan
program Software Statistik pada komputer Pada tabel 2, kategorisasi skor
(IBM SPSS Statistics 23). variabel successful aging dari sejumlah 63

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 16 No. 1, Juni 2020


648

subjek menunjukkan tingkat penyebaran sosial dan successful aging sama-sama


kategori dari sangat rendah hingga sangat berdistribusi tidak normal
tinggi. Dapat dilihat bahwa pada variabel Uji Linearitas
successful aging, sebanyak 27 lansia Tabel 4. Linearitas Skala Dukungan Sosial
(42.86%) berada pada kategori “Sedang”, Dan Successful Aging
26 lansia (41,27%) berada pada kategori ANOVA Table
“Tinggi”, dan 6 lansia (15.87%) berada
Sum of Mean
pada kategori “Sangat Tinggi”. Dari tabel Squares df Square F Sig.
di atas juga dapat di lihat bahwa SA * Between (Combined) 310.088 12 25.841 1.247 .279
Duksos Groups
mean/rata-rata lansia (35.20) berada pada Linearity 38.837 1 38.837 1.874 .117

kategori “Tinggi”. Deviation from 271.251 11 24.659 1.190 .318


Linearity
Uji Normalitas
Within Groups 1036.229 50 20.725
Tabel 3. Normalitas Skala Dukungan
Total 1346.317 62
Sosial dan Successful Aging
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Dari hasil uji linearitas tabel 4
Test
SA Duksos
diperoleh nilai F beda sebesar 1.190
N 63 63 dengan sig 0.318 (p> 0,05) yang
Normal Mean 35.2063 40.3492
Parametersa,b menunjukan terdapat hubungan linear
Std. 4.65991 3.14775
Deviation antara variabel dukungan sosial dengan
Most Extreme Absolute .210 .195
Differences successful aging
Positive .210 .195

Negative -.091 -.084 Uji Korelasi


Test Statistic .210 .195 Berdasarkan uji asumsi yang telah
c c
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000
dilakukan, diketahui bahwa data tidak

Uji normalitas menggunakan uji berdistribusi normal dan variabel-variabel

Kolmogrov-Smirnov yang menunjukan penelitian linear. Sehingga uji korelasi

variabel dukungan sosial memiliki nilai yang digunakan dalam penelitian ini

K-S-Z sebesar 0.195 dengan signifikansi adalah korelasi Spearman’s Rho

sebesar 0.00 (p> 0.05). pada variabel Tabel 5. Korelasi Antara Dukungan Sosial

successful aging memiliki nilai K-S-Z Dengan Successful aging

sebesar 0.210 dengan signifikansi 0.00


(p> 0.05). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa variabel dukungan

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 16 No. 1, Juni 2020


649

Correlations variable successful aging. Hasil penelitian


SA Duksos tersebut didukung pula oleh analisis
Spearman's SA Correlation Coefficient 1.000 .219* deskriptif pada tabel 1 dan tabel 2
rho
Sig. (1-tailed) . .042 menunjukan bahwa dukungan sosial dan
N 63 63 successful aging pada lansia di desa bulu
Duksos Correlation Coefficient .219* 1.000 Kec. Argomulyo berada pada kategori
Sig. (1-tailed) .042 . tinggi.
N 63 63 Hubungan tersebut dapat terjadi
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). karena lansia dengan successful aging

Dengan menggunakan uji korelasi tinggi ialah lansia yang memiliki

Spearman’s Rho diperboleh koefesien dukungan sosial tinggi baik dalam

korelasi antara dukungan sosial dengan keluarga maupun dalam masyarakat. Jika

successful aging sebesar sebesar 0.219 lansia yang memiliki dukungan sosial

dengan sig sebesar 0.042 (p<0.05) yang rendah maka successful aging tidak dapat

berarti ada hubungan yang positif antara terpenuhi. Pernyataan ini didukung oleh

dukungan sosial dengan successful aging. penelitian Ginting (2017), Odel (2014),
dan Putri (2015) yang menyatakan bahwa
Pembahasan
Dalam penelitian ini penulis terdapat hubungan yang positif antara

merumuskan hipotesis sebagai berikut ada dukungan sosial dengan successful aging.

hubungan positif antara dukungan sosial Hubungan lansia dengan lingkungan

dengan successful aging pada lansia di sekitar juga sangat memengaruhi, mulai

Desa Bulu Kec. Argomulyo. Hasil dari interaksi sosial dalam keluarga

penelitian yang diolah melalui uji korelasi hingga lingkungan sekitar. Dengan adanya

Spearman’s Rho menunjukan koefesien dukungan baik dari keluarga maupun

korelasi (r) = 0.042 (p<0.05) yang berarti lingkungan kepada lanjut usia untuk tetap

ada hubungan positif antara dukungan melakukan segala kegiatan di

sosial dengan successful aging pada lansia lingkungannya akan membuat lansia

di desa bulu kec. Argomulyo. Hal ini merasa dihargai. Dalam hasil penelitian

berarti semakin tinggi dukungan sosial ditemukan juga bahwa r2 yang artinya

maka semakin tinggi pula successful pengaruh dukungan sosial terhadap

aging, begitu pula sebaliknya. Dengan successful aging sebesar 4.8% dan 95.2%

kata lain, variable dukungan sosial dipengaruhi oleh faktor lain.

memiliki peran terhadap munculnya

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 16 No. 1, Juni 2020


650

Berdasarkan penjelasan di atas, PENUTUP


lansia di Desa Bulu Kec. Argomulyo Kesimpulan
salatiga menunjukan bahwa kualitas hidup Berdasarkan hasil penelitian
lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor diperoleh kesimpulan bahwa terdapat
yang mnyebabkan seorang lansia untuk hubungan yang positif antara dukungan
tetap bisa berguna dimasa tuanya, yakni sosial dengan successful aging pada lansia
kemampuan menyesuaikan diri dan di Desa Bulu Kec. Argomulyo. Dengan
menerima segala perubahan yang dialami, pengaruh dukungan sosial terhadap
adanya penghargaan dan perlakuan yang successful aging sebesaar 4.8% dan 95.2%
wajar dari lingkungan lansia tersebut dipengaruhi oleh faktor lain.
(Kuntjoro, 2012). Saran
Setidaknya ada beberapa faktor Berdasarkan hasil penelitian yang
yang mempengaruhi lansia dalam telah dilakukan, maka terdapat beberapa
mencapai successful aging yakni; fisik saran yang dapat diberikan penulis.
dan kesehatan, aktifitas sosial, gaya hidup, Bagi lansia yang ingin mencapai
Pendidikan dan dukungan sosial. successful aging di masa tua sangat
Seseorang yang tetap aktif, baik secara penting memperhatikan dan menjaga
fisik, mampu membina hubungan sosial kesehatan fisik, kognitif, serta melakukan
dengan lingkungan secara baik, individu aktifitas sosial. Mengoptimalkan segala
mampu menjaga kesehatan fisiknya dihari serta memperhatikan keseimbangan antara
tua, mendapatkan dukungan untuk dirinya segala aspek, sehingga tidak condong
baik dari keluarga maupun dari kepada salah satu atau beberapa aspek
lingkungan, serta dapat memposisikan saja. Kepada keluarga lansia diharapkan
dirinya dengan baik dalam menghadapi dapat meningkatkan dukungan keluarga,
fase lanjut usianya dan terlibat aktif dalam sehingga selau dapat mendukung para
berbagai macam aktivitas sehingga lansia untuk mencapai successful aging.
memberikan kontribusi dan kepuasaan Penulis juga menyarankan agar peneliti
bagi dirinya, akan membawa individu lain dapat menggunakan teori yang sama
tersebut menuju usia lanjut berhasil dengan penulis gunakan dalam dua
(successful aging). variabel tersebut. Selain itu, metode
penelitian yang penulis sarankan adalah
mengambil sampel di pantia wreda,
sehingga dapat melihat dukungan sosial

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 16 No. 1, Juni 2020


651

yang diberikan melalui lingkungan Khan, Robert L. 2004. Successful aging


Myth Or Reality? Michigan;
sekitar.
University of Michigan School:
DAFTAR PUSTAKA Social Development.
Ariani, Hamidah & Tri Wastari. 2012.
Minkler, M., & Holstein, M. B. 2008.
Studi Eksplorasi Successful aging
From Civil Rights To Civic
Melalui Dukungan Sosial Bagi
Engagement? Concerns of two
Lansia di Indonesia dan Malaysia
Older Critical Gerontologists About
(Skripsi) (Fakultas Psikologi
A “New Social Movement” And
Universitas Airlangga Surabaya).
What It Portends. Journal of Aging
Studies, 22(2), 196-204.
Azwar, S. 2009. Penyusunan Skala
Psikologi. Yogyakarta : Pustaka
Papalia, D. E. & Olds, S.W. 2009. Human
Pelajar.
Development. (11th ed.). New York:
McGraw – Hill International
Budiarti, R. 2010. Faktor-Faktor
Edition.
Successful aging. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah
Putri. G. A. 2015. Hubungan Dukungan
Malang.
Sosial Keluarga Dengan Successful
aging Pada Lanjut Usia Di
Cohen, S., Hoberman, H. M. 1983.
Kecamatan Payakumbuh Utara kota
Positive events and Social Supports
Payakubuh. (Skripsi) (Universitas
as Buffers Od Life Change Stress.
Islam Negri Sultan Syarif Kasim
Journal of Applied Social
Riau Pekanbaru).
Psychology, 13(2).
Rowe, J.& Khan, R. 1997. Successful
Crowther, PhD., et all. 2002. Rowe and
aging. New York: Phanteon Books.
Khan’s Model of Successful aging
Revisited: Positive Spirituality-The
Santrock, Jhon W. 2002. Life Span
Forgotten Factor. The Gerontologist
Development: Perkembangan masa
42(5) ; 613-620.
hidup (Jil 2), Jakarta; Erlangga.
Ginting, Susi Astriyani Br. 2017.
Sarafino, E. P. 1998. Health psychology:
Gambaran Successful aging Pada
Biopsychological Interaction (4rd
Lansia Di Kecamatan Bandar Pasir
ed). New York: John Wiley & Sons,
Mandoge Kabupaten Asahan
Inc.
(Skripsi) (Universitas Sumatera
Utara Repositori Institusi USU).
Schneiders, A. 1964. Personal Adjusment
and Mental Health. New York:
Hurlock, E. B. 1980. Psikologi
Brosh Publishing Company.
Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Jakarta: Erlangga.
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Howie, Laura Odell. 2014. Social Support
And Successful aging In Assisted
Suardirman, S. 2011. Psikologi Usia
Living Resident. Educational
Lanjut. Yogyakarta: Gadjah Mada
Gerontology, 40: 61–70.
University.

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 16 No. 1, Juni 2020

Anda mungkin juga menyukai