Abstract
This study aims to determine whether or not there is a relationship between family social support and
successful aging in the elderly. Successful aging is meant to achieve success in old age with one of the factors
being family social support. The subjects of this study were elderly aged between 60-85 years in RW 06 Desa
Bulu kec. Argomulyo Salatiga. Data use taken quantitative method with a sample model of saturated and
sampling nonprobability sampling. Based on the results of the study the results of correlation coefficient (r)
= 0.042; p <0.05 with the influence of social support on successful aging at 4.8% and 95.2% influenced by
other factors. The researcher concluded that there was a positive relationship between social support and
successful aging in the elderly in RW 06 Desa Bulu Kec. Argomulyo Salatiga.
Keywords: Family Social Support; Successful aging
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan dukungan sosial keluarga dengan
successful aging pada lansia. Successful aging yang dimaksudkan adalah pencapaian keberhasilan di masa
tua dengan salah satu faktornya adalah dukungan sosial keluarga. Subjek penelitian ini adalah lansia berusia
antara 60-85 tahun di RW 06 desa bulu kec. Argomulyo Salatiga. data diambil menggubakan metode
kuantitatif dengan model sampel jenuh serta pengambilan sampel nonprobability sampling. Berdasarkan hasil
penelitian didapatkan hasil koefesien korelasi (r) = 0,042; p < 0,05 dengan pengaruh dukungan sosial
terhadap successful aging sebesar 4.8% dan 95.2% dipengaruhi oleh faktor lain. Peneliti menyimpulkan
bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan sosial dengan successful aging pada lansia di RW 06 Desa
Bulu kec. Argomulyo Salatiga.
Kata kunci: Dukungan Sosial Keluarga; Successful aging
PENDAHULUAN Pengaruh perubahan fisik pada masa
Lansia merupakan proses akhir dari usia lajut digolongkan dalam bahaya
masa perkembangan hidup manusia. psikologis. Hilangnya daya Tarik dan
Tahap terakhir dari rentan kehidupan penampilan seksual yang tepat mungkin
manusia dapat dibagi menjadi dua, yaitu melibatkan pria atau wanita merasa
masa usia lanjut dini, yang kisar antara ditolak oleh kelompok sosial. Hilangnya
usia enam puluh tahun sampai tujuh puluh pendengaran mengganggu mereka dalam
tahun, dan usia lanjut yang dimulai pada berkomunikasi dengan orang lain. Banyak
usia tujuh puluh sampai akhir kehidupan. lansia yang kesulitan bicara karena
Periode pada rentan kehidupan yang giginya ompong atau gigi palsunya tidak
ditandai dengan penurunan fungsi-fungsi cocok lagi. Ini juga merupakan salah satu
fisik, biasanya diasosiasikan dengan bukti yang dapat menghambat komunikasi
proses penuaan, dimulai pada usia yang dan hubungan sosial (Hurlock 1980).
berbeda antar individu (Hurlock, 1980).
Selain perubahan fisik, lansia juga atau keterbatasan yang berkaitan dengan
mengalami perubahan kepribadian. penyakit, mempertahankan fungsi fisik
Berbagai gangguan kepribadian pada dan kondisi yang tinggi, dan
tingkat yang lebih serius seperti penyakit mempertahankan keterlibatan sosial yang
mental, meningkat dengan bertambahnya aktif dan aktivitas yang produktif (Rowe
usia. Pada usia enampuluhan terjadi & Khan, 1997). Seseorang cenderung
gangguan gangguan seperti psikosa hidup lebih lama jika mereka memiliki
dengan kerusakan syaraf otak dan perasaan kontrol mengenai peran seperti
penderitaan kepikunan karena kehilangan pasangan, orang tua, pemberian nafkah,
kapasitas intelektual dan integritas atau teman yang dianggap penting bagi
kepribadian. Gangguan-gangguan ini mereka.
meningkat secara konstan sampai akhir Penuaan suskes bergantung pada
hayat dan setelah usia tujuh puluh tahun, sistem nilai tidak bisa dihindari. Menurut
lebih sering terjadi kepikunan (Hurlock para pengkritik, istilah ini maka akan
1980). menjadi beban dan bukan membebaskan
Dengan perubahan-perubahan lansia dengan menempatkan tekanan pada
tersebut, tidak dapat dijadikan alasan lansia untuk memenuhi standar yang tidak
untuk tidak bahagia. Secara umum, lansia ingin atau tidak bisa mereka penuhi
yang bahagia lebih sadar dan siap untuk (Holstein & Minkler 2003).
terikat dengan kegiatan baru dibanding Fenomena successful aging pada
lansia yang merasa tidak bahagia (Hurlock lansia yang ada di RW 06 desa Bulu, kec.
1980). Diterima oleh dan memperoleh Argomulyo Salatiga, berdasarkan hasil
respek dari kelompok sosial, menerima observasi dan wawancara yang penulis
kenyatan diri dan kondisi hidup yang ada lakukan yaitu, masih banyak lansia yang
sekarang, walaupun kenyataan tersebut mengemis didepan pertokoan, hidup
berada dibawah kondisi yang diharapkan, dengan memisahkan diri dari anak dan
dan menikmati kegiatan sosial yang cucu. Selain itu ada beberapa lansia yang
dilakukan dengan kerabat keluarga dan sengaja ditinggalkan oleh keluarganya
teman-teman merupakan kondisi penting begitu saja, sehingga dalam kesehariannya
yang menunjang kebahagiaan pada masa bergantung pada orang lain yang bukan
lanjut usia (Hurlock 1980). keluarganya. Hal ini dikarenakan
Lansia dianggap bahagia dan sukses kurangnya dukungan dari keluarga dan
di usia tua apabila terhindar dari penyakit lingkungan sekitar. Banyaknya tekanan
yang dialami oleh lansia menyebabkan adanya pengawasan kegiatan hidup sehari-
beberapa lansia mudah terserang penyakit. hari (ADL) juga dapat memperpanjang
Dukungan dari keluarga dan lingkungan usia harapan hidup lansia. Hasil penelitian
dapat mempertahankan fungsi fisik dan dari Geizy Azhari Putri (2015)
fungsi kognitif dengan baik, selain itu melaporkan bahwa success atau
keterlibatan lansia dalam aktivitas sosial unsuccess-nya lansia berkaitan dengan
maupun kerohanian dapat meningkatkan dukungan sosial yang diterima oleh lansia
kesejahteraan pada lansia. Tanpa adanya tersebut. Semakin banyak lansia
dukungan dari keluarga dan lingkungan menerima dukungan sosial dari keluarga
dapat menghambat kesejahteraan lansia. maupun lingkungan maka akan semakin
Faktor yang mempengaruhi success, sedangkan semakin sedikit lansia
successful aging menurut Budiatri (2010) menerima dukungan sosial maka semakin
yaitu faktor fisik dan kesehatan, faktor unsuccess lansia tersebut. Kemudian
aktivitas, faktor psikologis, faktor sosial diteliti lagi oleh Susi Astriani Br. Ginting
dan faktor religiusitas. Sedangkan (2017) didapatkan hasil 50,5% atau
menurut Sudirman (2011) faktor-faktor sebanyak 47 dari 93 lansia yang mencapai
yang mempengaruhi successful aging successful aging. Selain itu ada hubungan
adalah mobilitas fisik, pendidikan, atara dukungan sosial dengan successful
pekerjaan, dan aktivtas. Selain itu menurut aging pada lanjut usia. Sebaliknya
Rowe dan Khan (1997) gaya hidup sangat penelitian dilakukan oleh Meta Amelia
berperan dalam pemeliharaan kesehatan W.S dan Endang Sri Indrawati (2011)
bagi lansia itu sendiri. Dukungan sosial menyatakan bahwa terdapat hubungan
juga sebagai faktor yang memengaruhi negative yang signifikan antara dukungan
successful aging. Menurut (Santrock, sosial dengan depresi pada lansia di panti
2012) dukungan sosial dapat membantu wreda Wening Waroyo Jawa Tengah
individu di semua usia untuk mengatasi efektifitas regresi sebesar 0,237 artinya
masalah secara lebih efektif. Bagi lansia depresi 23,7% ditentukan oleh dukungan
dukungan sosial dapat meningkatkan sosial.
ketahanan fisik dan mental. Berdasarkan hal tersebut, peneliti
Penelitian dari Laura Odell Howie ingin meneliti tentang hubungan antara
(2014) harapan hidup lansia jauh lebih dukungan sosial sengan successful aging
lama karena adanya dukungan dari pada lansia khususnya di Desa Bulu kec.
keluarga dan lingkungannya, selain itu Argomulyo Salatiga, karena saat ini
variabel dukungan sosial memiliki nilai yang digunakan dalam penelitian ini
sebesar 0.00 (p> 0.05). pada variabel Tabel 5. Korelasi Antara Dukungan Sosial
korelasi antara dukungan sosial dengan keluarga maupun dalam masyarakat. Jika
successful aging sebesar sebesar 0.219 lansia yang memiliki dukungan sosial
dengan sig sebesar 0.042 (p<0.05) yang rendah maka successful aging tidak dapat
berarti ada hubungan yang positif antara terpenuhi. Pernyataan ini didukung oleh
dukungan sosial dengan successful aging. penelitian Ginting (2017), Odel (2014),
dan Putri (2015) yang menyatakan bahwa
Pembahasan
Dalam penelitian ini penulis terdapat hubungan yang positif antara
merumuskan hipotesis sebagai berikut ada dukungan sosial dengan successful aging.
dengan successful aging pada lansia di sekitar juga sangat memengaruhi, mulai
Desa Bulu Kec. Argomulyo. Hasil dari interaksi sosial dalam keluarga
penelitian yang diolah melalui uji korelasi hingga lingkungan sekitar. Dengan adanya
korelasi (r) = 0.042 (p<0.05) yang berarti lingkungan kepada lanjut usia untuk tetap
sosial dengan successful aging pada lansia lingkungannya akan membuat lansia
di desa bulu kec. Argomulyo. Hal ini merasa dihargai. Dalam hasil penelitian
berarti semakin tinggi dukungan sosial ditemukan juga bahwa r2 yang artinya
aging, begitu pula sebaliknya. Dengan successful aging sebesar 4.8% dan 95.2%