JURNAL
OLEH :
RIZA SAVITA
NPM : 2014.0000.187
ABSTRAK
Kualitas hidup merupakan suatu konsep yang luas terdiri dari kesehatan fisik, psikologis,
hubungan sosial dan hubungan dengan lingkungan. Masa lansia akan mengalami suatu
perubahan dalam segi fisik, kognitif maupun dalam kehidupan psikososialnya sehingga
dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung serta besaran antara peran keluarga,
aktivitas fisik, interaksi sosial, dan stres terhadap kualitas hidup lansia di Puskesmas
Petaling Mendobarat Bangka Belitung tahun 2017. Metode penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Jumlah sampel 60 lansia. Metode
analisis dengan Structural Equation Model (SEM) mengunakan SmartPLS 2.0. Hasil
pengujian hipotesis SEM dengan metode SmartPLS menghasilkan temuan penelitian
yaitu peran keluarga (2,14%), aktivitas fisik (13,01%), interaksi sosial (57,41%) dan stres
(13,34%). Pengaruh langsung kualitas hidup lansia di Puskesmas Petaling Mendobarat
Bangka Belitung sebesar 85,90% dan pengaruh tidak langsung sebesar 6,27%. Total
pengaruh langsung dan tidak langsung kualitas hidup lansia sebesar 92,17%. Semakin
tinggi interaksi sosial lansia maka semakin baik kualitas hidup lansia dan sebaliknya
semakin rendah interaksi sosial lansia maka semakin buruk kualitas hidup lansia. Saran
penelitian adalah Puskesmas sebaiknya meningkatkan program posyandu lansia dan lebih
mengoptimalkan senam lansia yang sudah ada sehingga para lansia mampu lebih
berinteraksi kepada sesama lansia, petugas kesehatan dan kader.
Kata Kunci : Keluarga, Aktivitas, Interaksi, Stres, Kualitas
ABSTRACT
The quality of life is a concept broad consisting physical of health, psychological, social
relationships and relations with an environment. The elderly will experience a change in
terms of physical, cognitive life of psychosocial that can affect elderly’s quality of life.
Purpose of this research is to know the influence direct and indirect brtween roll of
family, physical of activity, social interaction, and stress on quality of life for elderly at
Petaling Mendobarat Public Health Center in Bangka Belitung 2017. This research
method is quantitative approach to the cross-sectional design. Total sample of 60 elderly.
The method of analysis by Structural Equation Model (SEM) using SmartPLS 2.0.Results
hypothesis SEM with SmartPLS produce research findings that is the role of the family
(2,14%) , physical activity (13,01%), social interaction (57,41%) and stress (13,34%).
Directly effect quality of life for elderly 85,90% and indirect effect is 6,27%. Total
influence direct and indirect quality of life is 92,17%. The higher social interaction
elderly can improve the quality of life. Lower social interaction elderly can be worse
quality of life for elderly. Suggestions of this study public health center should be
improving one care center for elderly and more optimizing the elderly gymnastic than
before. So that, the elderly are able to interact each others, health workers and
volunteers.
Keywords: Family, Activity, Interaction, Stress, Quality.
1
Pendahuluan
Menua atau menjadi tua merupakan tua, tidak memiliki dukungan sosial dari
suatu keadaan yang terjadi di dalam keluarga atau teman untuk merawat
kehidupan manusia. Proses menua mereka.4
merupakan proses sepanjang hidup, Konsep kualitas hidup berkaitan
tidak hanya dimulai dari suatu waktu dengan kesehatan yaitu memantau
tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan intervensi medis tertentu, sering
kehidupan. Menjadi tua merupakan menggunakan istilah “kualitas hidup
proses alamiah. Menjadi tua merupakan terkait kesehatan” (HRQOL).
proses yang tidak dapat dihindari. Masa Persepektif kesehatan (penyakit),
tua dapat dikatakan masa emas, karena kualitas hidup mengacu pada sosial,
tidak semua orang dapat melaluinya. ekonomi dan fisik kesejahteraan
Proses menua merupakan proses yang individu.Kualitas hidup merupakan
terus menerus secara alami. Menua pada suatu konsep yang dipadukan dengan
manusia merupakan fenomena yang berbagai cara seseorang untuk
tidak dapat dihindarkan. Semakin baik mendapatkan kesehatan fisik,
pelayanan kesehatan satu bangsa, makin keadaan psikologis, tingkat
tinggi pula harapan hidup masyarakat
independen, hubungan sosial, dan
dan pada gilirannya makin tinggi pula
yang berusia lanjut.1Meningkatnya hubungan dengan lingkungan
5
jumlah lansia menimbulkan masalah sekitarnya.
terutama dari segi kesehatan dan Keluarga menjadi salah satu pilihan
kesejahteraan lansia. Masalah tersebut lansia unuk tinggal karena merupakan
jika tidak ditangani akan berkembang tempat yang sesuia unruk
menjadi masalah yang kompleks dari lansia.Kurangnya partisipasi lansia ini
segi fisik, mental dan sosial yang disebabkan karena banyak keluarga
berkaitan dengan kesehatan dan yang sibuk dengan urusannya masing-
kesejahteraan mereka.2 masing. Partisipasi sosial yang meliputi
Kemajuan ilmu pengetahuan dan pemeliharaan serta pembinaan dalam
tekhnologi serta perbaikan sosial hubungan sosial secara aktif dapat
ekonomi berdampak pada peningkatan mencegah penurunan-penurunan fungsi
derajat kesehatan masyarakat dan usia seperti fungsi kognitif pada lansia yang
harapan hidup, sehingga jumlah populasi tentunya berpengaruh kepada kualitas
lansia juga meningkat. Sampai sekarang hidup lansia.6
ini, penduduk di 11 negara anggota Aktivitas fisik yang dilakukan
World Health Organization (WHO) secara teratur terbukti dapat
kawasan Asia Tenggara yang berusia di meningkatkan kualitas hidup secara fisik
atas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan mental seseorang. Peningkatan
dan diperkirakan akan terus meningkat kualitas hidup secara fisik antara lain
hingga 3 kali lipat di tahun 2050. Jumlah peningkatan metabolisme glukosa,
lansia di Indonesia pada tahun 2011 penguatan tulang dan otot, serta
sekitar 24 juta jiwa atau hampir 10% mengurangi kadar kolesterol dalam
jumlah penduduk yang setiap tahunnya darah. Peningkatan kualitas hidup secara
jumlah lansia bertambah rata-rata mental yang diperoleh melalui aktivitas
450.000 orang.3 fisik ialah mengurangi stres,
Bertambahnya jumlah lansia, meningkatkan rasa antusias dan rasa
terdapat banyak permasalahan yang percaya diri, serta mengurangi
dialami lansia di antaranya tidak kecemasan dan depresi seseorang terkait
berpendidikan, tidak memperoleh akses dengan penyakit yang dialaminya.7
kesehatan, tidak memiliki jaminan hari Perubahan hidup yang dalami
lansia menimbulkan berbagai
2
antar varaibel akan diisi dengan variabel variasi data penelitian terhadap
yang diobservasi, variabel laten dan fenomena yang dikaji dengan
indikator. menghitung R2 pada masing-masing
Data penelitian ini akan disajikan variabel terlebih dahulu.13
dalam bentuk (1) penyajian komposisi Hasil
dan frekuensi dari sampel. Data yang Penyajian hasil penelitian disusun
disajikan pada awal hasil analisa adalah berdasarkan sistematika yang dimulai
berupa gambaran atau deskripsi dengan gambaran analisis univariat yang
mengenai sampel, dimana penjelsan juga bertujuan untuk melihat distribusi
disetai ringkasan berupa tabel dari frekuensi variabel dependen dan
deskripsi yang utama. Hal ini dilakukan independen. Sedangkan analisa bivariat
untuk membantu pembaca lebih untuk melihat pengaruh antara variabel
mengenal karakteristik dari responden eksogen dengan variabel endogen.
dimana data penelitian tersebut Kemudian diakhir penelitian ini
diperoleh. (2) Penyajian analisa SEM. diberikan gambaran análisis SEM untuk
Data penyajian analisa SEM dari menjelaskan hubungan yang komplek
pengolahan data output yang dari beberapa variabel yang diuji dalam
menggunakan bantuan SPSS 18.0 dan penelitian ini.
SmatPLS 2.0, disajikan dalam diagram, Jumlah sampel dalam penelitian ini
tabel dan gambar. adalah sebanyak 60 responden yaitu
Cara mengetahui reliabilitas lansia Di Wilayah Puskesmas Petaling.
instrumen dilakukan dengan uji Data penelitian dikumpulkan selama
Cronbach’s Alpha. Nilai dari hasil uji tujuh bulan yaitu pada Agustus 2016 –
Cronbach’s Alpha selanjutnya Februari 2017.
dibandingkan dengan nilai koefisien Hasil penelitian tentang
reliabilitas yang dapat diterima yaitu di karakteristik responden sebagian besar
atas 0,70. Outer model yang berumur 60-74 tahun sebanyak 38
menspesifikasikan hubungan antar responden sebesar 63,4 %. Selain itu
variabel laten dengan indikatornya pendidikan terbanyak adalah tingkat SD-
diukur dengan melihat convergent SMP dengan jumlah 48 responden
validity dengan nilai loading 0,5-0,6 sebesar 80%, jenis kelamin responden
dianggap cukup. Nilai pada perhitungan terbanyak adalah perempuan berjumlah
bootstraping dengan melihat nilai 34 responden sebesar 65,7%, sedangkan
original sample yang merupakan nilai jenis pekerjaan yang terbanyak adalah
path dan nilai significancy-nya yaitu lansia yang bekerja 43 responden atau
nilai T statistik. Nilai path tersebut 71,7%.
signifikan bila nilai T lebih besar dari Dari gambar 1 terlihat bahwa nilai
1,96 yaitu tingkast kesalahan 5%. faktor loading telah memenuhi
Langkah selanjutnya adalah membangun persyaratan yaitu nilai loading factors di
persamaan untuk model dan menghitung atas 0,5. Suatu indikator
nilai Q2 atau goodness of fit dari model reflektifdinyatakan valid jika
yang dibangun, yaitu melalui besaran mempunyai
4
konstruk yang dituju berdasarkan pada Setelah dilakukan uji validitas dan
substantive content-nya dengan melihat telah dinyatakan valid variabel dan
signifikansi dari weight (t = 1,96). indikatornya untuk selanjutnya
Hasil analisis pengolahan data dilakukan uji reliabilitas. uji reliabilitas
terlihat bahwa konstruk yang ini dilakukan dengan melihat nilai
digunakan untuk membentuk sebuah composite reliability dari blok indicator
model penelitian, pada proses analisis yang mengukur konstruk hasil
faktor konfirmatori telah memenuhi composite reliability yang akan
kriteria nilai di atas batas signifikansi menunjukkan nilai yang memuaskan
yaitu 0,05. Dari hasil pengolahan data di jika 0,70, hasil uji menunjukkan bahwa
atas, juga terlihat bahwa setiap indikator semua variabel dinyatakan reliable
atau dimensi pembentuk variabel laten karena nilai Cronbach’s Alpha dan
menunjukkan hasil yang baik, yaitu Composite reliability0,70 sehingga
dengan nilai loading factor yang tinggi dapat dikatakan bahwa kontruk memiliki
di mana masing-masing indikator lebih reliabilitas yang baik.
besar dari 0,5. Dengan hasil ini, maka Gambar 2 menyatakan nilai T-
dapat dikatakan bahwa indikator Statistik direfleksikan terhadap
pembentuk variabel laten konstruk peran variabelnya sebagian besar > 1,96,
keluarga, aktivitas fisik, interaksi sosial sehingga menunjukan blok indikator
dan stres terhadap kualitas hidup lansia berpengaruh positif dan signifikan untuk
tersebut sudah menunjukkan hasil yang merefleksikan variabelnya.
baik.
5
LV Direct Indirect
Sumber Direct Path Indirect Path Total %Total
Correlation % %
Peran Keluarga
0,472 0,045 0,4262 0,4716 2,14 0,30 2,44
Aktivitas Fisik
0,723 0,180 0,4616 0,6417 13,01 0,85 13,86
Interaksi Sosial
0,889 0,638 0,0916 0,7299 57,41 5,12 62,53
Stres
-0,770 -0,173 - -0,1733 13,34 13,34
Total
85,90 6,27 92,17
Sumber: Diolah dari SmartPLS 2.0 report, 2017