Anda di halaman 1dari 8

1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN


KESEHATAN MENTAL PADA LANSIA: STUDI CROSS SECTIONAL
PADA KELOMPOK JANTUNG SEHAT SURYA GROUP KEDIRI

FACTORS ASSOCIATED WITH MENTAL HEALTH DISORDER IN THE


ELDERLY: A CROSS SECTIONAL STUDY ON KELOMPOK JANTUNG
SEHAT SURYA GROUP KEDIRI

Ekawati Sutikno

Info Artikel Abstrak


Latar belakang: Prevalensi gangguan kesehatan mental pada lansia cukup tinggi.
Sejarah Artikel Oleh karena itu, perlu mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
Diterima 06 Januari kesehatan mental pada lansia sebagai dasar penentuan intervensi untuk
2015 menurunkan prevalensi gangguan kesehatan mental. Tujuan: Menganalisis
Disetujui 26 Januari prevalensi gangguan kesehatan mental dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
2015 gangguan kesehatan mental pada lansia anggota Kelompok Jantung Sehat Surya
Dipublikasikan 16 Juni Group di Kota Kediri. Metode: Pendekatan cross-sectional dilakukan pada
2015 anggota Kelompok Jantung Sehat Surya Group di Kota Kediri, sebanyak 40 orang.
Variabel bebas meliputi karakteristik responden, fungsi keluarga, kesehatan fisik,
hubungan sosial, dan lingkunga sedangkan variabel terikat adalah kesehatan
Kata Kunci:
mental. Variabel kesehatan mental dinilai dengan intsrumen WHOQOL-BREF.
Lansia, gangguan Analisis statistik menggunakan uji Chi Square. Hasil: Prevalensi gangguan
kesehatan mental, kesehatan mental pada lansia sebanyak 25%. Variabel yang berhubungan dengan
WHOQOL-BREF kesehatan mental (p<0.05) adalah jenis kelamin, fungsi keluarga, kesehatan fisik,
dan lingkungan. Simpulan dan saran: Terdapat hubungan antara jenis kelamin,
Keywords: fungsi keluarga, kesehatan fisik, dan lingkungan dengan kesehatan mental. Perlu
Elderly, mental health adanya penentuan gangguan kesehatan mental yang spesifik.
disorder, WHOQOL-
BREF Abstract
Background: The prevalence of mental health disorders in the elderly is high.
Therefore, to determine the factors associated with mental health in the elderly,
as a basis for determining interventions to reduce the prevalence of mental health
disorders, is important. Objectives: To analyze the prevalence of mental health
disorder and factors associated with it in the elderly of Kelompok Jantung Sehat
Surya Group di Kota Kediri. Methods: A cross-sectional study was conducted in
the members of Kelompok Jantung Sehat Surya Group di Kota Kediri., as many
as 40 people. The independent variables were responden characteristics, family
functioning, physical health, social relationships, and environmental while the
dependent variable was mental health. Mental health variable was assessed
using WHOQOL-BREF instrument. Statistical analysis using Chi Square.
Results: The prevalence of mental health disorder in the elderly was 25%.
Variables associated with mental health (p<0.05) were gender, family
functioning, physical health, andenvironment. Conclusions and suggestions:
gender, family functioning, physical health, mental health and environment was
associated with mental health. The further study should be determine specific
mental health disorders.

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


Korespondensi :
Staf Pengajar DIV Analis Kesehatan IIK Bhakti Wiyata Kediri. E-mail: ekawati_sutikno@yahoo.com
2

Ekawati Sutikno | Faktor-Faktor yang Berhubungan …..


Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 1 Tahun 2015

PENDAHULUAN Tingginya prevalensi dan dampak


Lansia merupakan kelompok usia yang ditimbulkan akibat masalah kesehatan
yang rentan mengalami perubahan-perubahan mental pada lansia memerlukan upaya khusus
akibat proses penuaan. Perubahan-perubahan untuk mengatasi masalah tersebut. Upaya
tersebut menimbulkan permasalahan yang penanganan masalah kesehatan mental dapat
dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia. dilakukan secara efektif apabila upaya
Salah satu permasalahan yang sering dijumpai tersebut dapat mengatasi faktor-faktor yang
pada lansia selain permasalahan fisiologis berhubungan dengan gangguan kesehatan
adalah permasalahan yang berkaitan dengan mental pada lansia. Oleh karena itu, peneliti
kesehatan mental atau psikologis. tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang
Beberapa penelitian menunjukkan berhubungan dengan gangguan kesehatan
bahwa kesehatan psikologis atau mental mental pada lansia. Penelitian ini dilakukan
merupakan faktor paling penting yang pada lansia anggota Kelompok Jantung Sehat
mempengaruhi kualitas hidup lansia1,2. Lansia Surya Group di Kota Kediri. Adapun tujuan
yang mempunyai kemampuan dalam penelitian ini adalah mengetahui prevalensi
menerima kondisi dirinya secara psikologis gangguan kesehatan mental dan faktor-faktor
dan menikmati kehidupan di masa tua yang berhubungan dengan gangguan
mempunyai kualitas hidup yang lebih baik kesehatan mental pada lansia anggota
daripada lansia yang tidak mempunyai Kelompok Jantung Sehat Surya Group di
kemampuan tersebut3. Masalah kesehatan Kota Kediri.
mental dapat menyebabkan dampak yang
besar bagi lansia, antara lain dapat METODE PENELITIAN
menurunkan kemampuan lansia dalam Desain penelitian ini adalah cross
melakukan aktivitas sehari-hari, menurunkan sectional dengan menggunakan pendekatan
kemandirian dan kualitas hidup lansia4. analitik. Penelitian ini dilakukan di Kota
Depresi merupakan salah satu Kediri pada bulan November-Desember 2010.
permasalahan kesehatan mental atau Populasi penelitian ini adalah anggota
psikologis yang sering dijumpai pada Kelompok Jantung Sehat Surya Group di
lansia4,5. Suatu meta-analisis dari 74 Kota Kediri sebanyak 134 orang, terdiri dari
penelitian yang melibatkan 487.275 lansia laki-laki dan perempuan dengan usia antara
menyatakan bahwa prevalensi depresi pada 38 - 90 tahun. Sampel penelitian ini adalah
lansia di dunia berkisar 4.7-16%6. Studi lain anggota Kelompok Jantung Sehat Surya
yang melibatkan lansia sebanyak 1088 lansia Group di Kota Kediri yang memenuhi kriteria
di Jakarta menyatakan bahwa prevalensi inklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini,
depresi pada lansia adalah sebanyak 21%7. antara lain 1) Usia lebih dari 60 tahun10, 2)
Gangguan kesehatan mental tidak hanya Bersedia menjadi responden, 3) Pendidikan
dialami oleh lansia di negara berkembang, minimal SMP atau sederajat. Pengambilan
namun juga di negara maju. Studi yang sampel dalam penelitian ini dilakukan secara
dilakukan di beberapa negara maju seperti purposive, yaitu keseluruhan populasi yang
Kanada dan Korea Selatan menunjukkan memenuhi kriteria inklusi dijadikan sampel,
bahwa prevalensi gangguan kesehatan pada yaitu sebanyak 40 orang.
lansia mencapai lebih dari 30%8,9. Variabel bebas (independent
variable) dalam penelitian ini meliputi

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


3

Ekawati Sutikno | Faktor-Faktor yang Berhubungan …..


Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 1 Tahun 2015

karakteristik responden (jenis kelamin, usia, HASIL PENELITIAN


pendidikan, pekerjaan, dan bentuk keluarga), Karakteristik responden berdasarkan
fungsi keluarga, kesehatan fisik, hubungan jenis kelamin menunjukkan bahwa mayoritas
sosial, dan lingkungan. Adapun variabel responden adalah lansia wanita (62.5%).
terikat (dependent variable) dalam penelitian Mayoritas responden mempunyai usia dalam
ini adalah kesehatan mental. Data seluruh rentang usia 60-70 tahun (67.5%). Pendidikan
variabel disajikan dalam bentuk dikotomi. responden tergolong rendah (95.0%) dan
Penelitian ini dilakukan dengan sebagian besar responden bekerja (60.0%).
wawancara menggunakan kuesioner Sebanyak 62.5% responden mempunyai
terstruktur. Variabel fungsi keluarga dinilai keluarga dalam bentuk nuclear family dan
dengan menggunakan instrumen APGAR 77.5% responden mempunyai keluarga
yang terdiri atas 5 pertanyaan dan dengan fungsi dalam kategori baik.
dikategorikan menjadi dua, yaitu keluarga Karakteristik responden disajikan dalam
sehat dan keluarga tidak sehat. Variabel Tabel 1.
kesehatan fisik, kesehatan mental, hubungan
Tabel 1. Karakteristik responden
sosial dan lingkungan dinilai menggunakan
instrumen WHOQOL-BREF. Instrumen Variabel n %
Jenis Kelamin
WHOQOL-BREF terdiri atas 26 pertanyaan.
1. Wanita 25 62.5
Variabel kesehatan fisik terdiri atas 7 2. Laki-laki 15 37.5
pertanyaan, kesehatan psikologis terdiri atas 6 Usia
pertanyaan, hubungan sosial terdiri atas 3 1. > 70 tahun 13 32.5
pertanyaan, dan lingkungan terdiri atas 8 2. 60-70 tahun 27 67.5
pertanyaan. Jawaban instrumen tersebut Pendidikan
menggunakan skala Likert kemudian 1. Rendah (≤ SMA) 38 95.0
2. Tinggi (> SMA) 2 5.0
dilakukan skoring lalu skor tersebut
Pekerjaan
dijumlahkan, setelah itu ditransformasikan
1. Tidak bekerja 16 40.0
menjadi skala 0 – 100. Variabel kesehatan 2. Bekerja 24 60.0
fisik, kesehatan mental, hubungan sosial dan Bentuk keluarga
lingkungan dikategorikan menjadi dua, yaitu 1. Nuclear family 25 62.5
tidak sehat atau tidak baik (skala 0-50) dan 2. Extended family 15 37.5
sehat atau baik (skala 51-100). Fungsi keluarga
Analisis data dalam penelitian ini 1. Tidak baik 9 22.5
menggunakan SPSS versi 16.0. Analisis yang 2. Baik 31 77.5
digunakan terdiri atas analisis univariat dan Penilaian kesehatan fisik, kesehatan
bivariat. Analisis univariat digunakan untuk mental, hubungan sosial, dan lingkungan
mengetahui sebaran frekuensi tiap variabel dilakukan dengan menggunakan instrumen
sedangkan analisis bivariat digunakan untuk WHOQOL-BREF. Secara umum, kesehatan
mengetahui hubungan antara variabel bebas fisik (67.5%), kesehatan mental (75%),
dengan variabel terikat. Analisis bivariat yang hubungan sosial (70%), dan lingkungan
digunakan adalah uji Chi Square dengan taraf (80%) responden berada dalam kategori baik.
signifikansi 95%. Variabel dikatakan Hasil penilaian kesehatan fisik, kesehatan
berhubungan secara signifikan apabila mental, hubungan sosial dan lingkungan
p<0.05. responden ditunjukkan dalam Tabel 2.

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


4

Ekawati Sutikno | Faktor-Faktor yang Berhubungan …..


Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 1 Tahun 2015

Tabel 2. Penilaian kesehatan fisik, Setelah dilakukan analisis univariat


kesehatan mental, hubungan pada tiap variabel, kemudian dilakukan
sosial, dan lingkungan analisis bivariat antara variabel bebas, yaitu
responden karakteristik responden (jenis kelamin, usia,
pendidikan, pekerjaan, dan bentuk keluarga),
Variabel n %
Kesehatan fisik fungsi keluarga, kesehatan fisik, hubungan
1. Tidak baik 13 32.5 sosial, dan lingkungan dan variabel terikat,
2. Baik 27 67.5 yaitu kesehatan mental. Analisis bivariat
Kesehatan mental menunjukkan bahwa jenis kelamin, fungsi
1. Tidak baik 10 25 keluarga, kesehatan fisik dan lingkungan
2. Baik 30 75 berhubungan secara signifikan dengan
Hubungan sosial
kesehatan mental lansia (p<0.05). Hasil
1. Tidak baik 12 30
analisis bivariat antara variabel bebas dan
2. Baik 28 70
Lingkungan variabel terikat secara lengkap disajikan
1. Tidak baik 8 20 dalam Tabel 3.
2. Baik 32 80

Tabel 3. Variabel yang berhubungan dengan kesehatan mental pada lansia


Kesehatan mental
Variabel Tidak sehat Sehat OR P
n % n %
Jenis kelamin
1. Wanita 2 20.0 23 76.7 0.076 0.001*
2. Laki-laki 8 80.0 7 23.3 0.013-0.445
Usia
1. > 70 tahun 5 50.0 8 26.7 2.750 0.216
2. 60-70 tahun 5 50.0 22 73.3 0.626-12.085
Pendidikan
1. Rendah 10 100.0 28 93.3 - 0.402
2. Tinggi 0 0 2 6.7 -
Pekerjaan
1. Tidak bekerja 2 20.0 14 46.7 0.286 0.136
2. Bekerja 8 80.0 16 53.3 0.052-1.576
Bentuk keluarga
1. Nuclear family 6 60.0 19 63.3 0.868 0.850
2. Extended family 4 40.0 11 36.7 0.200-3.766
Fungsi keluarga
1. Tidak baik 6 60.0 3 10.0 13.5 0.001*
2. Baik 4 40.0 27 90.0 2.372-76.821
Kesehatan fisik
1. Tidak sehat 8 80.0 5 16.7 20.000 0.000*
2. Sehat 2 20.0 25 83.3 3.231-123.792
Hubungan sosial
1. Tidak baik 5 50.0 7 23.3 3.286 2.540
2. Baik 5 50.0 23 76.7 0.733-14.737
Lingkungan
1. Tidak baik 5 50.0 3 10.0 9.000 0.006*
2. Baik 5 50.0 27 90.0 1.611-50.275

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


5

Ekawati Sutikno | Faktor-Faktor yang Berhubungan …..


Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 1 Tahun 2015

PEMBAHASAN dilakukan pada komunitas di Afrika Selatan.


Prevalensi gangguan kesehatan Penelitian tersebut menyatakan bahwa lansia
mental dalam penelitian ini cukup tinggi, yang mempunyai penyakit kronik seperti
yaitu 25%. Prevalensi gangguan kesehatan stroke mempunyai peluang untuk mengalami
mental dalam penelitian ini berbeda dengan depresi 3.3 kali lebih tinggi daripada lansia
prevalensi gangguan kesehatan mental pada yang tidak mempunyai penyakit kronik15.
penelitian lainya. Suatu penelitian yang Usia lansia dalam penelitian ini tidak
dilakukan di Brazil menyatakan bahwa berhubungan secara signifikan terhadap
prevalensi depresi sebagai salah satu kesehatan mental lansia (p>0.05). Hal ini
gangguan kesehatan mental pada lansia sesuai dengan penelitian yang dilakukan pada
mencapai 11.2%2. Berbeda halnya dengan komunitas di negara lain13,16. Namun, terdapat
negara berkembang seperti Brazil dan kecenderungan bahwa lansia yang berusia
Indonesia, prevalensi depresi pada lansia di >70 tahun berpeluang mempunyai kesehatan
negara maju lebih tinggi daripada negara mental yang tidak baik dengan peluang lebih
berkembang. Suatu penelitian di Turki tinggi daripada lansia yang berusia 60-70
menyatakan bahwa prevalensi depresi sebagai tahun. Usia berkaitan dengan kemampuan
salah satu gangguan kesehatan mental pada lansia dalam melakukan aktivitas fisik.
lansia mencapai 45.8%11. Prevalensi depresi Semakin tua usia lansia, maka lansia semakin
pada lansia di negara maju lainnya, seperti di tidak mandiri dalam melakukan aktivitas.
Jerman berkisar antara 16-38.2%5,12 dan di Ketidakmandirian tersebut menyebabkan
Kanada sebesar 38%8. Perbedaan prevalensi lansia mudah mengalami depresi17. Selain itu,
tersebut dapat disebabkan oleh beberapa lansia yang berusia >70 tahun kemungkinan
faktor, antara lain cara penilaian kesehatan mempunyai penyakit yang lebih banyak
mental dam kondisi sosiokultural2. daripada lansia yang berusia 60-70 tahun.
Analisis bivariat menyatakan bahwa Penyakit berhubungan dengan kesehatan
jenis kelamin, fungsi keluarga, kesehatan mental pada lansia2.
fisik, dan lingkungan berhubungan secara Pendidikan dan pekerjaan tidak
signifikan dengan kesehatan mental pada berhubungan secara signifikan dengan
lansia. Lansia wanita mempunyai kesehatan mental lansia (p>0,05). Kesehatan
kecenderungan mempunyai kesehatan mental mental yang tidak baik ditemukan pada lansia
yang baik dibandingkan lansia laki-laki. Hal dengan pendidikan rendah. Hal ini sejalan
ini berbeda dengan hasil penelitian lainnya. dengan penelitian yang dilakukan di
Wanita cenderung mempunyai gangguan Vietnam13, Kualalumpur16 dan India18. Lansia
kesehatan mental yang lebih tinggi daripada yang mempunyai pendidikan tinggi akan
laki-laki11,13,14. Hal ini disebabkan adanya mampu mengatasi penyebab stress yang
pengaruh hormon pada wanita, personaliti, dialaminya16.
coping skills, dan peran sosio-budaya14. Kesehatan mental yang tidak baik
Perbedaan hasil tersebut kemungkinan banyak ditemukan pada lansia yang tinggal
berhubungan dengan kondisi kesehatan fisik dengan keluarga besarnya (extended family).
responden. Lansia laki-laki (40%) yang Hal ini sesuai dengan penelitian yang
mempunyai kesehatan fisik dalam kategori dilakukan pada komunitas di Korea. Lansia
tidak baik lebih tinggi daripada lansia wanita yang mempunyai keluarga dalam bentuk
(28%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang extended family beresiko mengalami depresi

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


6

Ekawati Sutikno | Faktor-Faktor yang Berhubungan …..


Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 1 Tahun 2015

karena adanya konflik dengan keluarga tahun menyatakan bahwa lansia yang
besar18. Hal ini berkaitan dengan fungsi memiliki hubungan sosial tidak baik
keluarga dalam memberikan dukungan. menunjukkan kemampuan kognitif yang
Fungsi keluarga dalam penelitian ini rendah24. Gangguan fisik tersebut akan
berhubungan secara signifikan dengan menyebabkan depresi apabila tidak ditangani
kesehatan mental pada lansia (p<0.05). dengan baik.
Kesehatan mental yang tidak baik banyak Lingkungan lansia dalam penelitian
ditemukan pada lansia yang mempunyai ini berhubungan dengan kesehatan mental
fungsi keluarga yang tidak baik. Hal ini sesuai lansia (p<0.05). Kesehatan mental yang tidak
dengan penelitian yang dilakukan di negara baik banyak ditemukan pada lansia yang
China19. Keluarga yang dapat menjalankan mempunyai lingkungan yang tidak baik.
fungsinya dengan baik akan memberikan Aspek lingkungan yang dinilai berupa
dukungan, bantuan dan kasih sayang kepada keamanan dalam kehidupan, sarana prasarana,
lansia sehingga lansia tidak merasa sendiri. kepemilikan terhadap uang, akses informasi,
Suatu penelitian di Cina menyatakan bahwa rekreasi, kepuasaan terhadap tempat tinggal,
dukungan keluarga merupakan faktor akses pelayanan kesehatan, dan transportasi.
protektif terjadinya depresi pada lansia20. Mayoritas lansia menyatakan penilaian yang
Kesehatan fisik dalam penelitian ini baik terhadap aspek lingkungan yang dinilai.
berhubungan secara signifikan dengan Aspek lingkungan yang banyak dinilai tidak
kesehatan mental. Lansia yang tidak sehat baik adalah kepemilikan terhadap uang. Hal
secara fisik mempunyai peluang tidak sehat ini terkait dengan kondisi sosioekonomi
secara mental 20 kali lebih tinggi daripada lansia. Keadaan ekonomi lansia berhubungan
lansia yang sehat. Hasil suatu survei yang dengan kesehatan mental13,16.
dilakukan di 60 negara dengan jumlah
responden sebanyak 245.404 orang SIMPULAN
menyatakan bahwa sebanyak 9.3-23.0% Gangguan kesehatan mental pada
responden yang mempunyai satu atau lebih lansia anggota Kelompok Jantung Sehat
penyakit mengalami depresi21. Bentuk Surya Group di Kota Kediri cukup tinggi,
hubungan lainnya adalah lansia yang yaitu 25%. Jenis kelamin, fungsi keluarga,
mengalami depresi mengalami sakit yang kesehatan fisik, dan lingkungan berhubungan
lebih lama daripada lansia yang tidak secara signifikan dengan kesehatan mental
mengalam depresi22. lansia.
Hubungan sosial dalam penelitian ini SARAN
tidak berhubungan secara signifikan dengan Penelitian ini dapat digunakan
kesehatan mental pada lansia. Namun terdapat sebagai dasar dalam penelitian lanjutan terkait
kecenderungan bahwa kesehatan mental yang efektivitas intervensi dalam upaya
tidak baik dimiliki oleh lansia yang peningkatan kualitas hidup lansia terutama
mempunyai hubungan sosial yang tidak baik aspek kesehatan mental. Perlu penelitian lebih
pula. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa lanjut dengan jumlah sampel yang lebih
isolasi sosial dan kesendirian merupakan banyak dan melibatkan beberapa variabel
faktor resiko terjadinya beberapa penyakit yang diduga berhubungan dengan kesehatan
seperti penyakit jantung dan stroke23. Studi mental seperti variabel sosil ekonomi.
cohort yang dilakukan di Inggris selama 4

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


7

Ekawati Sutikno | Faktor-Faktor yang Berhubungan …..


Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 1 Tahun 2015

REFERENSI 9. Cho MJ, Lee JY, Kim BS, Lee HW,


1. Xie J, Ding S, Zhong Z, Yi Q, Zeng S, Sohn JH. 2011. Prevalence of the major
Hu J, Zhou J. 2014. Mental health is the mental dsorders among the Korean
most important factor influencing quality elderly. J Korean Med Sci 26
of life in elderly left behind when 10. Undang-Undang Republik Indonesia
families migrate out of rural China. Rev. Nomor 13 Tahun 1998 Tentang
Latino-Am Enfermagem 22 (3) Kesejahteraan Lanjut Usia
2. Gambin G, Molzahn A, Fuhrmann AC, 11. Arslantas D, Unsal A, dan Ozbabalik D.
Morais EP, Paskulin LMG. 2015. 2014. Prevalence of depression and
Quality of life of older adults in rural associated risk factor among the elderly
southern Brazil. Rural and Remote in Middle Anatolia, Turkey. Geriatr
Health 15: 3300. Gerontol Int 14
http://www.rrh.org.au/publishedarticles/a 12. Wild B, Herzog W, Schellberg D,
rticle_print_3300.pdf. Lechner S, Niehoff D, Brenner H,
3. Butler J dan Ciarrochi J. 2007. Rothenbacher D, Stegmaier C, Raum E.
Psychological acceptance and quality of 2011. Association between the
life in the elderly. Qual Life Res 16 prevalence of depression and age in a
4. World Federation for Mental Health. large representative German sample of
2013. Mental health and older people. people aged 53 to 80 years. Int J Geriatr
https://www.gov.im/media/739589/mh_o Psychiatry 27
lderpeople.pdf. 1 Mei 2015 13. Minh HV, Huong DL, Wall S, Chuc
5. Luppa M, Sikorski C, Luck T, Weyerer NTK, Byass P. 2010. Multilevel analysis
S, Villringer A, Konig H, Heller GR. of covariation in socioeconomic
2011. Prevalence and risk factors of predictors of physical functionong and
depressive symptoms in latest life-results psychological well-being among older
of the Leipzig Longitudinal Study of the people in rural Vietnam. Geriatrics
Aged. Int J Geriatr Psychiatry 27 10(7).
6. Barua A, Ghish MK, Kar N, Basilio MA. 14. Kuriyama S, Nakaya N, Matsuda KO,
2011. Prevalence of depressive disorders Shimazu T, Kikuchi N, Kakizaki M, et
in the elderly. Ann Saudi Med 31 (6) al. 2009. Factors associated with
7. Suyoko. 2012. Faktor-faktor risiko yang psychological distress in a community-
berhubungan dengan gangguan mental dwelling Japanese population: The
emosional pada lansia di Jakarta Ohsaki Cohort 2006 Study. J Epidemiol
(Analisis data Riskesdas 2007). Skripsi. 19(6)
Universitas Indonesia 15. Peltzer K, Mafuya NP. 2013. Depression
8. Caron J, Fleury MJ, Perreault M, and associated factors in older adults in
Crocker A, Tremblay J, Tousignant M, South Africa. Global Health Action 6
Kestens Y, Cargo M, Daniel M. 2012. 16. Onunkwor OF, Al Dubai SAR, George
Prevalence of psychological distress and PP, Arokiasamy J, Yadav H, Barua A,
mental disorders, and use of mental Shuhaibu HO. 2016. A cross-sectional
health services in the epidemiological study on quality of life among the elderly
catchment area of Montreal South-West. in non-govermental organizations elderly
BMC Psychiatry 12 (183)

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


8

Ekawati Sutikno | Faktor-Faktor yang Berhubungan …..


Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 1 Tahun 2015

homes in Kuala Lumpur. Health and 21. Moussavi S, Chatterji S, Verdes E,


Quality Of Life Outcomes 14(6) Tandon A, Patel V, Ustun B. 2007.
17. Strine TW, Mokdad AH, Balluz LS< Depression, chronic disease, and
Gonzales O, Crider R, Berry JT, dcrements in health: result from the
Kroenke K. 2008. Depression and World Health Surveys. The Lancet 370
anxiety in the United States: finding 22. Unsar S, Sut N. 2010. Depression and
from the 2006 behavioral risk factor health status in elderly hospitalized
surveillance system. Psychiatric services patients with chronic illnes. Arch
59 Gerontol Geriatr 50 (1)
18. Oh DH, Kim SA, Lee HY, Seo JY, Choi 23. Valtorta NK, Kanaaan M, Gilbody S,
BY, Nam JH. 2013. Prevalence and Ronzi S, Hanratty B. 2015. Loneliness
correlates of depressive symptoms in and social isolation as risk factors for
Korean adults: results of a 2009 Korean coronary heart disease and stroke:
Community Health Survey. J Korean systematic review and meta-analysis of
Med Sci 28(1) longitudinal observational studies. Heart
19. Wang J, Zhao X. 2012. Family 24. Cacioppo JT, Cacioppo S. 2013. Older
functioning and social support for older adults reporting social isolation or
patients with depression in an urban area lonelinnes show poorer cognitive
of Shanghai, China. Archives of function 4 years later. Evid Based Nurs
Gerontology and Geriatrics 55 (2012)
20. Yu J, Li J, Cuijpers P, Wu S, Wu Z.
2011. Prevalence and correlates of
depressive symptoms in Chinese older
adults: a population-based study. Int J
Geriatr Psychiatry 27

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555

Anda mungkin juga menyukai