Critical Aprraisal
• Telaah kritis atau critical appraisal adalah cara atau metode dan proses
sistematis untuk menguji (validitas, hasil dan relevansi) dan mengkritisi secara
ilmiah terhadap penulisan ilmiah sebelum digunakan untuk mengambil
keputusan.
• Pada kesempatan ini, kelompok akan melakukan critical appraisal pada artikel
dengan judul “The Effect of Spiritual Care on Perceived Stress and Mental
Health Among the Elderlies Living in Nursing Home”.
Tujuan
• Untuk menganalisa artikel The Effect of Spiritual Care on
Perceived Stress and Mental Health Among the Elderlies
Living in Nursing Home sebagai bahan pembelajaran dan
diskusi pada mata kuliah evidence based practice.
BAB II
ANALISIS PICO
OUTCOME
PROBLEM Peningkatan usia lanjut menyebabkan
perubahan dimensi yang setiap lansia berbeda-beda
sehingga kondisi perubahan dimensi pada lansia dapat
menyebabkan stress maupun gangguan sehehatan mental,
fisik dan rasional
INTERVENTION Tindakan yang dapat dilakukan
untuk menangani stress dan gangguan kesehatan mental
pada lansia adalah spiritual care.
COMPARISON Alat pengumpulan data yang dirasakan adalah
stres dan kuesioner kesehatan mental. Stres diukur dengan skala
stres yang dirasakan dengan 14 pertanyaan, yang dikembangkan
oleh Cohen dkk . Secara umum, kisaran skor adalah antara 0
dan 56 dan skor kurang dari 28 berada pada kelompok stres yang
dirasakan rendah dan sama dengan atau lebih besar dari 28
berada pada kelompok stres yang dirasakan tinggi
Kuesioner Kesehatan Umum yang diadaptasi untuk lansia (GHQ-28)
dengan 28 pertanyaan digunakan untuk menilai kesehatan mental
lansia. Skor 23 ke atas menunjukkan kurangnya kesehatan
mental, dan skor lebih rendah dari 23 menunjukkan kesehatan
mental.
OUTCOME yang diinginkan adalah adanya perubahan terhadap
tingkat stress dan kesehatan mental dari lansia di panti jompo
BAB III
KRITISI ARTIKEL DAN PEMBAHASAN
2 Pengarang dan tahun penelitian Mohammad Heidari, Mansureh Ghodusi Borujeni, Shokouh Abyaneh, Parvin Rezaei.
Tahun: 2019
3 Judul The Effect of Spiritual Care on Perceived Stress and Mental Health Among the Elderlies Living in Nursing Home
4 Latar belakang / Penuaan adalah proses alami dan salah satu tahapan perkembangan manusia. Fenomena penuaan di masyarakat
alasan diteliti disebabkan oleh peningkatan kondisi hidup, perawatan kesehatan, dan peningkatan rentang hidup dan harapan hidup.
Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (2012), populasi orang berusia di atas 60 tahun akan berlipat ganda selama
tahun 2000–2050. Menurut sensus terakhir tahun 2011, populasi penduduk berusia di atas 60 tahun di Iran adalah
6.159.676, yaitu sekitar 8,21% dari total populasi, yang memiliki tren peningkatan dibandingkan dengan hasil sensus 2006.
Peningkatan usia lanjut menyebabkan perubahan dimensi yang berbeda seperti kelemahan fisik, mental, dan rasional, dan
berbagai penyakit memerlukan perhatian khusus di bidang ini. Stres (stres psikologis) adalah salah satu faktor psikologis
terpenting yang mempengaruhi perkembangan penyakit fisik dan merespons ancaman yang dirasakan (nyata atau imajiner)
terhadap kesehatan mental, fisik, emosional, dan spiritual, yang mengarah ke serangkaian respons fisiologis dan adaptasi.
Lansia yang hidup sendiri seringkali menghabiskan sebagian besar waktunya untuk memikirkan anak-anak mereka yang jauh
dan menyesali mendiang istrinya, dan keterasingan ini dengan mudah menyebabkan depresi. Namun, kurangnya stres
merupakan indikator kesehatan mental yang efektif. Selang waktu bergerak cepat bagi seorang lansia yang lelah, mudah
tersinggung, dan tertekan, dan menganggap dirinya di akhir perjalanannya dan ditolak oleh masyarakat. Beberapa ahli
percaya bahwa mencegah tekanan spiritual dan menjaga serta meningkatkan kesejahteraan spiritual adalah cara terbaik
untuk menjaga kesehatan mental dan menghindari gangguan mental seperti depresi dan kecemasan di kalangan lansia.
Perawatan spiritual memfasilitasi komunikasi medis, dan perawat dapat menciptakan kekuatan dan dukungan spiritual di
antara individu dan meningkatkan interaksi mereka dengan anggota keluarga lainnya, lingkungan, alam, dan kekuatan
superior dengan mendorong mereka untuk mengingat masa lalu dan menekankan peristiwa khusus.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perawatan spiritual terhadap stres yang dirasakan dan
kesehatan mental lansia yang tinggal di panti jompo di Isfahan.
Lanjutan,,,
5 Tujuan khusus Mengevaluasi efek spiritual care terhadap stres
yang dirasakan dan kesehatan mental lansia yang
tinggal di panti jompo di Isfahan.
8 Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif
berupa eksperimen
13 Analisa Data Data dianalisis dengan SPSS paket 18.0 for Pada artikel tidak dijelaskan apakah dalam
Windows (SPSS, Chicago, Illinois, USA) Analisa melakukan uji normalitas ataukah tidak.
menggunakan statistik deskriptif dan uji t Penggunakan ANOVA dan independent T-test
independen , ANOVA, Chi-square, dan digunakan jika hasil uji ditribusi data normal.
koefisien Jika hasil uji distribusi data tidak normal tidak
korelasi Pearson. dapat menggunakan kedua uji bivariat ini.
14 Hasil dan Hasil: Berdasarkan hasil, persentase yang signifikan dari lansia (68,88%) pada kelompok intervensi melaporkan stres yang mereka rasakan Untuk mengukur
kesimpulan pada tingkat yang tinggi sebelum pelaksanaan asuhan spiritual dan 60% lansia pada kelompok kontrol melaporkan bahwa pada tingkat stres stress dan
yang tinggi. tingkat. Karena tingkat stres yang dirasakan pada kedua kelompok tidak berbeda sebelum pelaksanaan asuhan spiritual (X2=1,13 Kesehatan
dan P=0,45). Setelah dilakukan pendampingan spiritual, sebagian besar lansia (62,22%) pada kelompok intervensi memiliki persepsi tingkat mental setelah
stres yang rendah dan sebagian besar subjek (64,44%) pada kelompok kontrol memiliki persepsi tingkat stres yang tinggi. Oleh karena itu, intervensi
setelah melakukan perawatan spiritual, terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat stres yang dirasakan kedua kelompok (X2=3.22 dan spiritual care
P=0.001). dilakukan
Mengenai tingkat kesehatan mental, hasil menunjukkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh dari kuesioner kesehatan umum adalah membutuhkan
10,95±27,2. Selain itu, perbandingan kesehatan jiwa pada kelompok intervensi dan kontrol sebelum dan sesudah pelaksanaan asuhan waktu yang
kerohanian menggambarkan bahwa sebelum pelaksanaan asuhan rohani pada kelompok intervensi dan kontrol, 51,11% dan 57,77% peserta cukup lama
diduga mengalami gangguan jiwa umum. gangguan, masing-masing. Berdasarkan hasil penelitian, sebelum pelaksanaan asuhan spiritual tidak yaitu 90 hari
terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok dalam hal kesehatan jiwa (X2=11,23 dan P=0,72). setelah
Setelah dilakukan asuhan spiritual terdapat perbedaan yang bermakna pada tingkat kesehatan jiwa kedua kelompok, seperti pada kelompok pemberian
intervensi dan kontrol, 31,11% dan 53,33% partisipan diduga mengalami gangguan umum. intervensi secara
Hasil menunjukkan perbedaan yang signifikan pada tingkat kesehatan jiwa kedua kelompok setelah dilakukan asuhan spiritual (X2=6,56 dan rutin setiap
P=0,001). harinya.
Selanjutnya, korelasi negatif yang signifikan dilaporkan antara stres yang dirasakan dan kesehatan mental (r=ÿ0,241 dan P=0,01).
Intervensi dan kelompok kontrol dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson sebagai usia yang lebih tinggi dari individu menyebabkan
stres yang dirasakan lebih tinggi dari. Individu (P<0,001). Di sisi lain, hasil menunjukkan perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata stres
yang dirasakan dan status perkawinan pada kedua kelompok karena, kelompok pasangan yang berpisah memiliki skor rata-rata stres yang
dirasakan lebih tinggi daripada kelompok lain (P< 0,05).
Kesimpulan: Penelitian membuktikan bahwa spiritual care efektif dalam mengurangi stres yang dirasakan dan meningkatkan kesehatan
mental lansia yang tinggal di panti jompo. Sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk nantinya spiritual care dapat dimasukan dalam
penerapan intervensi asuhan keperawatan.
Lanjutan,,,
16 Keunggulan isi artikel Intervensi yang dilakukan dapat diterapkan atau dilakukan pada lansia dengan
demografi yang berbeda.
17 Kelemahan isi artikel Pada penelitian tidak dijelaskan terkait bagaimana perlakuan terhadap
kelompok kontrol dan untuk mengukur stress dan Kesehatan mental setelah
intervensi spiritual care dilakukan membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu
90 hari setelah pemberian intervensi secara rutin setiap harinya
KESIMPULAN