Anda di halaman 1dari 11

Analisa Jurnal

- MK GERONTIK - Gangguan
Spiritual Pada
Lansia
Oleh :

Abynizar Mirojjul Fikry


2019206203002

PRODI S1
KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU
SPIRITUAL WELL-BEINGPADA LANSIA DENGAN DEPRESI:STUDI JURNAL 01
KASUS
Dian Ratna Elmaghfuroh, Jauhari Ahmad Febriansyah, Rahmawati Catur Agustini
Program Studi Keperawatan, Fakultas IlmuKesehatan, Universitas Muhammadiyah Jember,
Indonesia
P (Problem/Population/Pattien) :
 Problem : Kehidupan lansia merupakan bagian akhir dari suatu siklus kehidupan yang disertai
dengan penurunan berbagai fungsi baik fisik, psikis, sosial, dan spiritual. dengan munculnya
berbagai penyakit kronis, selain itu masalah lain yang muncul pada lansia adalah permasalahan
psikososial seperti, depresi, cemas, dan distress spiritual.

 Pattien : Seorang lansia berusia 60 tahun berjenis kelamin perempuandan beragama Islam
mengeluhkan selalu merasa cemas dengan kehidupannya. Klien menceritakan bahwa klienn
telah bercerai dengan suaminya karena dikhianati oleh suaminya yang berselingkuh dengan
wanita lain dan membawa anak semata wayangnya pergi. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan
kondisi klien keadaan umum lemas, mata cowong, dan mukosa bibir pucat. Tekanan darah klien
140/95 mmHg, RR 22 kali/menit, dan nadi 65 kali/menit, klien tampak tersenyum sendiri meski
tidak diajak berbicara. Hasil pengkajian status kognitif dengan menggunakan Inventaris
Depression Beck(IDB) didapatkan hasil 21 yang menunjukkan klien mengalami depresi berat,
MMSE skor 30 atau dalam kategori normal, dan SPSMQ menunjukkan fungsi intelektual utuh.
Berdasarkan hasil pengamatan dari aspek spiritual, klien tidak pernah menjalani ibadah shalat,
melakukan dzikir tetapi tidak sesuai dengan syariat Islam, tidak memiliki kemauan untuk
menjalankan shalat walaupun di lingkungan Panti tersedia tempat ibadah.
Lanjutan
I ( Intervetion ) : Hasil dari pengkajian di atas perawat melakukan tindakan intervensi keperawatan kepada klien
dengan melakukan spiritual practices dan spiritual care dengan berdoa, berdzikir yang sesuai dengan syariat Islam,
mengikuti pengajian rutin di panti, mendengarkan ayat suci al-quran, memberikan dukungan dalam pelaksanaan ibadah.

C ( Comparation ) : Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa spiritualitas memainkan peranan penting dalam
proses pemulihan lansia yang mengalami depresi. Tingkat kesejahteraan spiritual yang baik akan berdampak pada
gejala depresi yang lebih ringan. Spiritualitas diyakini berfungsi sebagai mekanisme koping yang berharga dan
membantu lansia yang mengalami stress bahkan depresi (Gonzalez P, Castañeda SF, Dale J, et al, 2015). Hasil
penelitian menemukan bahwa kesejahteraan spiritual secara signifikan berhubungan dengan kualitas hidup
seseorang terutama lansia (Lee YH, Salman A, 2016).

O ( Outcam ) : Setelah dilakukan treatmentselama 10 hari, lansia mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa dia
mulai memiliki kemauan untuk berinteraksi dengan orang di sekitarnya, mengikuti kegiatan pengajian rutin yang
diadakan di panti. Sesekali klien mulai terlihat mengikuti shalat di masjid walaupun hanya pada saat shalat-shalat
tertentu saja. Saat duduk bersama dengan klien dan bercerita, klien mengatakan bahwa dirinya sudah merasa
lebih tenang, dan merasa senang saat ada pengajian rutin yang dilakukan di aula. Klien menceritakan saat
pengajian berkumpul dengan lansia yang lain dan bercerita tentang pengalaman-pengalaman sebelumnya. Klien
juga mengatakan bahwa saat akan tidur, klien mencoba berdoa dan membaca ayat al quran sedikit-sedikit agar
dapat tidur dengan nyenyak, karena klien mengatakan sebelumnya klien jarang bisa tidur nyenyak dan sering
terbangun pada malam hari. Saat ini klien merasa sedikit demi sedikit dapat menerima keadaannya dan percaya
bahwa akan ada hal baik yang lain. Namun treatment dan pendampingan tersebut tetap membutuhkan
keberlanjutan, sehingga diperlukan kolaborasi dengan perawat dan pendamping lansia yang selalu berinteraksi
dengan lansia di panti.

T ( Time ) : Penelitian ini dilakukan pada tanggal 17 Agustus tahun 2022 di Kota Yogyakarta
JURNAL 02
Pelatihan Spiritual Emotional Freedom Technique(SEFT)Untuk Peningkatan
Kualitas Tidur Lanjut Usia
Asep Suryadin, Ernawati Hamidah, Eva Martini, Dhinny Novryanthi1Lutiyah, Sri Kurnia Dewi, Sally Yustinawati
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sukabumi.Jl. R. Syamsudin, S.H. No50, Cikole, Kec.Cikole,
Kota Sukabumi, Jawa Barat 43113
P (Problem/Population/Pattien) :
 Problem : Lamanya tidur seseorang dipengaruhi oleh faktor usia. Semakin tua usia maka
semakin lama kebutuhan untuk tidurnya. Namun kenyataannya, pada lanjut usia terjadi
penurunan berbagai fungsi dan kemampuan. Perubahan pada sistem saraf pusat juga
mempengaruhi tidur pada lansia. Untuk memperbaiki kondisi pikiran, emosi dan prilaku
manusia, diperlukan pemanfaatan kombinasi antara spiritual powerdengan energy
psychologyuntukmemperbaiki, pikiran, emosi, perilaku pada manusia. hal tersebut merupakan
sistem kerja dari terapi Spiritual Emotional Freedom Technique(SEFT).

 Population : Populasi dalam penelitian ini adalah seorang lanjut usia yang berada pada
Panti Sosial Tresna Werdha Rukun Ibu Kelurahan Nanggeleng Kota Sukabumi dengan jumlah
responden sebanyak 12 orang.

I ( Intervention ): Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
ceramah, metode demonstrasi dan metode latihan. Pelaksanaan di bagi kedalam beberapa tahap
yaitu, tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.
Lanjutan
C ( Comparration ) : Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa terapi Spiritual Emotional
Freedom Technique(SEFT) dapat menurunkan gangguan pola tidur pada lansia. Seperti penelitian
yang dilakukan oleh (Arnata et al., 2018) didapatkan hasil terapi Spiritual Emotional Freedom
Technique(SEFT) memperbaiki kondisi pikiran, emosi dan prilaku manusia.

O ( Outcam ) : Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan peserta tentang SEFT


mengalami peningkatan antara sebelum dilakukan sosialisasi dengan setelah diberikan sosialisasi.
Pengetahuan mengenai pengertian SEFT sebelum dilakukan sosialisasi adalah 25%, setelah
dilakukan sosialisasi 82%. Pengetahuan mengenai manfaat SEFT, sebelum dilakukan sosialisasi
adalah 30%, setelah diberikan sosilisasi menjadi 85%. Pengetahuan cara teknik melakukan SEFT
sebelum dilakukan sosialisasi adalah 28%, setelah dilakukan sosialisasi pengetahuan menjadi
77%

T ( Time ) : Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 5 hari yaitu pada tanggal 13-17
Desember 2021
JURNAL 03
EFEKTIFITAS SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUEKOMBINASI
DZIKIR TERHADAP PENURUNAN KEJADIAN INSOMNIAPADA LANJUT USIA
Sopian Halid, Irwan Hadi, Zulkahfi, Baiq Nurainun Apriani Idris, Dian Istiana
Departemen Keperawatan Komunitas,STIKES Yarsi Mataram, Jl. Lingkar Selatan, Pagutan, Kec. Mataram,
Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat 83361, Indonesia
P (Problem/Population/Pattien) :
 Problem : National Sleep Foundation America melaporakan bahwa 80% lanjut usia
mengalami masalah tidur. Pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada lansia dapat ditingkatkan
dengan mengajarkan cara-cara yang dapat menstimulus untuk memotivasi tidur. tehnik
Spiritual Emotional Freedom Techniqueyang dikombinasikan dengan Dzikir terapi dapat
menenangkan hati dan dapat memberikan rasa keikhlasan.

 Population : Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang berada di Dinas
Sosial Balai Sosial Lanjut Usia Mandalika Mataramsebanyak 64 lansia. Jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah semua jumlah populasi yang ada sebanyak 64 lansia.

I ( Intervention ): Teknik pengumpulan data dilakukan dengan Mewawancarai langsung kepada


responden yang diteliti menggunakan lembar observasi identitas responden yang terdiri dari
tanggal pengkajian, nama, umur, jenis kelamin, hasil pengkajian gangguan istirahat tidur
responden sebelum dan sesudah melakukan teknik Emotional Freedom Technique(SEFT)
Kombinasi Dzikir yang diisi oleh peneliti. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Lembar observasi dan Ceklist yang diisi oleh peneliti.
Lanjutan
Data yang sudah terkumpul dibuat dalam bentuk tabel sehingga mempermudah melihat
perubahan yang terjadi setelah pelaksanaan teknik SEFT Kombinasi Dzikir. Setelah klien Lansia
diberikan penerapan tentang Teknik SEFT Kombinasi Dzikir, kemudian dilakukan pengkajian
gangguan tidur, observasi untuk melihat perubahan pada Lansia tersebut. Analisa data
yangdigunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa Mc. Nemaruntuk
membuktikan pengaruh intervensi terhadap suatu variable

C ( Comparration ) : Pada jurnal ini terdapat jurnal pembanding antara jurnal yang satu dengan
jurnal yang lainnya yaitu, Menurut Lueckenotte (2000), Kozier (2004), dan A Potter,& ; Perry,
2005) sebagian aspek yang pengaruhi istirahat tidur antara lain area, reaksi terhadap penyakit,
pola hidup, serta tekanan mental, stress emosi, pengaruh makanan serta obat-obatan.

O ( Outcam ) : Hasil Uji Statistik menggunakan Mc. Nemar pada tabel 5 menunjukkan bahwa
ada pengaruh signifikan pemberian Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) Kombinasi
Dzikir terhadap Penurunan Kejadian Insomnia di Dinas Sosial Balai Sosial Lanjut Usia
Mandalika Mataramyang di tunjukkan dengan nilai p= 0,000, (p<α). Dengan demikian H0yang
mengatakan tidak ada pengaruh Spiritual Emotional Freedom Technique(SEFT) Kombinasi
Dzikir terhadap penurunan kejadian insomnia DI TOLAK dan Ha yang mengatakan ada pengaruh
Spiritual Emotional Freedom Technique(SEFT) Kombinasi Dzikir terhadap penurunan kejadian
insomnia.

T ( Time ) : Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2021


JURNAL 04
Hubungan Tingkat Spiritual dengan Kejadian Depresi pada Lansia di Dusun
Tambakromo V Desa Tambakromo Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi
Niar Eka Ramadhani, Rini Komalawati, Hamidatus Daris
D III Keperawatan, Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ngawi
P (Problem/Population/Pattien) :
 Problem : Lanjut usia (Lansia) ialah masa paling akhir dalam kehidupan manusia, seseorang dikatakan
lansia apabila berusia>60 tahun. Lansia akan mengalami menurunnya aktivitas fisik maupun psikologi.
Perasaan kesepian ditinggal oleh anak dan saudaranya pergi meninggalkannya hidup sendiri dan kesadaran
akan hari akhir akan meningkatkan spiritual lansia. Namun ada juga lansia yang merasa sedih, tertekan
hingga tidak ingin berinteraksi/ bersosialisasi dengan orang lain yang mengakibatkan lansia mengalami
depresi.

 Population : Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia di Dusun Tambakromo V Desa
Tambakromo yang berusia >60 tahun berjumlah 97 lansia. Sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang
memenuhi kriteria inklusi dan dihiting dengan rumus Slovin sehingga didapatkan sampel sebanyak 77 lansia.

 I ( Intervention ): Jenis penelitian yang digunakan adalah korelasional dengan desain cross
sectional.Pada penelitiam ini dalam menentukan sampel menggunakan “Simple Random Sampling”.
Kriteria inklusi yang digunakan adalah lansia yang kooperatif dan mandiri, tidak tuna rungu/ tuna
wicara, dan bersedia menjadi respondenData tingkat spiritual dan kejadian depresi dikumpulkan
dengan cara pengisian kuesioner oleh responden. Data tingkat spiritual menggunakan instrumen Daily
Spiritual Experience Scale (DSES).Sedangkan data kejadian depresi menggunakan instrumen
Geriatric Depression Scale (GDS).Pada penelitian ini dilakukan teknik analisis menggunakan
Spearman Rank dengan taraf signifikan 0,05
Lanjutan
 C ( Comparration ) : Pada jurnal ini terdapat jurnal pembanding antara jurnal yang satu
dengan jurnal yang lainnya yaitu, Perasaan yang merasa kesepian lansia akan lebih
meningkatkan hubungannya dengan Allah SWT. Hubungan ini merupakan Hubungan Tingkat
Spiritual/ spirit yang artinya semangat untuk mendapat keyakinan tentang kehidupan dalam
mengatasi berbagai masalah serta makna kehidupan (Heryani, 2019).

 O ( Outcam ) : hasil penelitian menunjukkan bahwa 67 (87,0%) lansia tidak mengalami


depresi dengan tingkat spiritual tinggi 62 (80,5%) lansia dan dengan spiritual sedang 5 (6,5%)
lansia. Kemudian sebanyak 9 (11,7%) lansia mengalami depresi sedang dengan tingkat
spiritual tinggi 7 (9,1%) lansia dan dengan spiritual sedang 2 (2,6%) lansia. Kemudian untuk
lansia yang mengalami depresi berat 1 (1,3%) lansia dengan spiritual tinggi. Berdasarkan hasil
uji statistik Spearman Rank menunjukkan nilai (ρ=0.000). hal ini menunjukkan bahwa ρ<0,05
artinya dari hasil uji statistik menunjukkan ada Hubungan Tingkat Spiritual dengan kejadian
depresi pada lansia di Dusun Tambakromo V Desa Tambakromo Kecamatan Geneng
Kabupaten Ngawi. Hasil perhitungan statistik diperoleh nilai r =−547 yaitu nilai negatif kuat
yang artinya hubungan antara kedua variabel sifatnya berlawanan/ berbanding terbalik
(apabila tingkat spiritual tinggi maka kejadian depresi pada lansia rendah).

T ( Time ) : Dalam penelitian ini tidak mencantumkan waktu penelitian


JURNAL 05
Hipnosis Lima Jari dengan Pendekatan Spiritual Menurunkan Insomnia pada
Lansia
Dudi Hartono , Iwan Somantri , Sofia Februanti
Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Tasikmalaya, Indonesia

P (Problem/Population/Pattien) :
 Problem : Kebutuhan tidur merupakan kebutuhan dasar manusia termasuk lanjut usia
(lansia). Namun banyak lansia yang mengalami kesulitan tidur (insomnia). Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh hipnosis lima jari pendekatan spiritual terhadap
insomnia yang dialami lansia.

 Population : Populasi dalam penelitian ini adalah 34 orang lansia, dengan kriteria
berusia minimal 60 tahun, dapat mendengar dan melihat, tidak mengalami demensia, dan
tidak minum obat tidur selama seminggu terakhir, tidak mengalami gangguan jiwa.

I ( Intervention ): Desain penelitian yang digunakan adalah Quasy Eksperiment dengan


pendekatan One Group Pretest-Posttest Design tanpa kelompok kontro Lansia ditugaskan untuk
melakukan teknik hipnosis 5 jari dengan pendekatan spiritual secara mandiri pada setiap malam
menjelang tidur sampai tiga malam. Supervisi dilakukan oleh peneliti atau perawat RPSTW
Garut. Pada hari keempat, tim peneliti melakukan pengambilan data insomnia (post test). Analisis
data dengan univaiat dan bivariat.
Lanjutan
C ( Comparration ) : Pada jurnal ini terdapat jurnal pembanding antara jurnal yang satu dengan
jurnal yang lainnya.

O ( Outcam ) : Hasil penelitian diperoleh jenis kelamin lansia terbanyak adalah perempuan,
dengan pendidikan terbanyak SD (56%), status marital janda/duda (79,4%), memiliki penyakit
fisik (62%), tidak memiliki masalah lingkungan (79,4%), tidak memiliki masalah pikiran
(83,9%). didapatkan hasil bahwa usia terendah adalah 60 tahun, usia tertinggi 87 tahun, dengan
rata-rata usia 70,75 tahun, dengan standar deviasi 7,638. diperoleh hasil bahwa kejadian insomnia
pada lansia setelah diintervensi hipnosis lima jari dengan pendekatan spiritual berada pada
kategori tidak ada keluhan yaitu sebesar 85,3%. didapatkan bahwa hasil uji paired t test,
diperoleh ρ-value 0,00 menunjukkan bahwa nilai ρ-value kurang dari α (p< 0,05)

T ( Time ) : Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2019

Anda mungkin juga menyukai