Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

TUOMOR INTRA ABDOMEN

Oleh :

ABYNIZAR MIROJJUL FIKRY

2019206203002

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
LAMPUNG
2022
1. Definisi

Tumor merupakan pertumbuhan sel-sel yang tidak normal dalam tubuh yang

tumbuh secara terus-menerus, tidak terbatas, dan tidak terkoordinasi dengan jaringan

di sekitarnya, serta tidak berguna bagi tubuh (Kemenkes RI, 2015). Tumor Abdomen

adalah pembengkakan atau adanya benjolan yang disebabkan oleh neoplasma dan

infeksi yang berada diabdomen berupa massa abnormal di sel-sel yang berpoliferasi

yang bersifatautonom (tidak terkontrol), progresif (tumbuh tidak beraturan), tidak

berguna. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembang biakannya, sel tumor dapat

membentuk suatu massa dari jaringan yang ganas dan kemudian dapat menjadi dan

dapat bermetastasis keseluruh tubuh sehingga dapat menyebabkan kematian (Mentari,

2017).

Tumor intra abdomen antara lain tumor hepar, tumor limpa, tumor lambung

atau usus halus, tumor kolon, tumor ginjal (hipernefroma), tumor pankreas. Pada

anak-anak dapat terjadi tumor ginjal (E. Oswari, 2014). Tumor/kanker adalah suatu

penyakit yang bersifat tidak menular, atau NCD (Non communicable diseases) yang

menjadi penyebab kematian terbesar manusia diseluruh dunia apabila tidak segara

dilakukan tindakan. Sampai saat ini, tumor merupakan salah satu masalah kesehatan

di dunia termasuk Indonesia (E. Oswari, 2014).

2. Etiologi

Penyebab neoplasi umumnya bersifat multifaktorial. Beberapa faktor yang

dianggap sebagai penyebab neoplasi antara lain meliputi bahan kimiawi, fisik, virus,

parasit, inflamasi kronik, genetik, hormon, gaya hidup, serta penurunan imunitaws.

Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang

abnormal.Perbedaan sifat sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam


bentuk dan fungsi autonominya dalam pertumbuhan, kemampuannya mengadakan

infiltrasi dan menyebabkan metastasis.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain:

1) Karsinogen

a. Kimiawi

Bahan kimia dapat berpengrauh langsung (karsinogen) atau memerlukan

aktivasi terlebih dahulu (ko-karsinogen) untuk menimbulkan neoplasi. Bahan

kimia ini dapat merupakan bahan alami atau bahan sintetik/semisintetik.

Benzopire suatu pencemar lingkungan yang terdapat di mana saja, berasal dari

pembakaran tak sempurna pada mesin mobil dan atau mesin lain (jelaga dan

ter) dan terkenal sebagai suatu karsinogen bagi hewan maupun manusia.

Berbagai karsinogen lain antara lain nikel arsen, aflatoksin, vinilklorida. Salah

satu jenis benzo (a) piren, yakni, hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), yang

banyak ditemukan di dalam makanana yang dibakar menggunakan arang

menimbulkan kerusakan DNA sehingga menyebabkan neoplasia usus,

payudara atau prostat.

b. Fisik

Radiasi gelombang radioaktif seirng menyebabkan keganasan. Sumber radiasi

lain adalah pajanan ultraviolet yang diperkirakan bertambah besar dengan

hilangnya lapisan ozon pada muka bumi bagian selatan. Iritasi kronis pada

mukosa yang disebabkan oleh bahan korosif atau penyakit tertentu juga bisa

menyebabkan terjadinya neoplasia.

c. Viral

Dapat dibagi menjadi dua berdasarkan jenis asam ribonukleatnya; virus DNA

serta RNA. Virus DNA yang sering dihubungkan dengan kanker antara human
papiloma virus (HPV), Epstein-Barr virus (EPV), hepatiti B virus (HBV), dan

hepatitis C virus (HCV). Virus RNA yang karsonogenik adalah human T-cell

leukemia virus I (HTLV-I) .

2) Hormon

Hormon dapat merupakan promoter kegananasan.

3) Faktor gaya hidup

Kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makanmakanan yang kurang

berserat. Asupan kalori berlebihan, terutama yang berasal dari lemak binatang,

dan kebiasaan makan makanan kurang serat meningkatkan risiko berbagai

keganasan, seperti karsinoma payudara dan karsinoma kolon.

4) Parasit

Parasit schistosoma hematobin yang mengakibatkan karsinoma planoseluler.

5) Genetik, infeksi, trauma, hipersensivitas terhadap obat.

3. Patofisiologi

Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh

mutasiganetic dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk kolon dan

berpopliferasi secara abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam

lingkungan sekitar seltersebut.Sel-sel neoplasma mandapat energi terutama dari

anaerob karenakemampuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai

enzim yang lengkapuntuk oksidasi (Price, 2016).

Susunan enzim sel uniform sehingga lebih mengutamakan berkembang biak

yang membutuhkan energi unruk anabolisme daripada untuk berfungsi yang

menghasilkan energi dengan jalan katabolisme. Jaringan yang tumbuh memerlukan

bahanbahan untuk membentuk protioplasma dan energi, antara lain asam amino. Sel-
sel neoplasma dapat mengalahkan sel-sel normal dalam mendapatkan bahan-bahan

tersebut.(Kusuma, Budi drg. 2014).

Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan terjadi

perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar

dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh

darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk

metastase (penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain. Meskipun penyakit ini

dapat diuraikan secara umum seperti yang telah digunakan, namun tumor bukan suatu

penyakit tunggal dengan penyebab tunggal : tetapi lebih kepada suatu kelompok

penyakit yang jelas denagn penyebab, metastase, pengobatan dan prognosa yang

berbeda.(Smelstzer, Suzanne C.2015).

Pathway

Karsinogen,hormon, gaya
hidup,parasit, genetik, infeksi,
trauma, hipersensitivitas
terhadap obat-obatan.

Pembelahan Sel
yang abnormal

Tumor primer

Infiltrasi kejaringan sekitar

Perut Membesar

Post op
Pre op

Nyeri pada Luka post


Keluhan pencernaan
luka lokasi operasi
Kurangnya informasi
post op
mengenai prosedur
operasi
Adanya port
dentre

Lekas kenyang Nyeri Akut


Defisiensi
pengetahuan Peningkstan
Mual resiko infeksi
Ansietas Kerusakan jaringan akibat oleh kuman
Nyeri epigastrik tindakan invasif
Ketidakseimbangan (pembedahan)
Nutrisi Kurang Dari
Nyeri Kebutuhan Tubuh
Kerusakan intergritas jaringan Resiko
infeksi

4. Tanda dan Gejala

a. Hiperplasia.

b. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras.

c. Tumor epitel biasanya mengandung sedikit jaringan ikat, dan apabila tumor

berasal dari masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat elastis kenyal atau

lunak.

b. Kadang tampak Hipervaskulari di sekitar tumor.

c. Bisa terjadi pengerutan dan mengalami retraksi.

d. Edema sekitar tumor disebabkan infiltrasi ke pembuluh limfa.

e. Konstipasi.

f. Nyeri.

g. Anoreksia, mual, lesu.


h. Penurunan berat badan.

i. Pendarahan.

5. Pemeriksaan Penunjang

Endoskopi (sebuah penelitian dimana sebuah pipa elastis digunakan untuk

melihat bagian dalam pada saluran pencernaan) adalah prosedur diagnosa terbaik. Hal

yang memudahkan seorang dokter untuk melihat langsung dalam perut, untuk

memeriksa helicobacter pylori, dan untuk mengambil contoh jaringan untuk diteliti di

bawah sebuah mikroskop (biopsi). Sinar X barium jarang digunakan karena hal

tersebut jarang mengungkapkan kanker tahap awal dan tidak dianjurkan untuk biopsi.

Jika kanker ditemukan, orang biasanya menggunakan computer tomography (CT)

scan pada dada dan perut untuk memastikan penyebarannya yang mana tumor

tersebut telah menyebar ke organ-organ lainnya. Jika CT scan tidak bisa menunjukkan

penyebaran tumor. Dokter biasanya melakukan endoskopi ultrasonic (yang

memperlihatkan lapisan saluran pencernaan lebih jelas karena pemeriksaan diletakkan

pada ujung endoskopi) untuk memastikan kedalaman tumor tersebut dan pengaruh

pada sekitar getah bening.

Pemeriksaan imaging yang diperlukan untuk membantu menegakkan

diagnosis tumor ganas (radiodiagnosis) banyak jenisnya mulai dari yang konvensional

sampai dengan yang canggih, dan untuk efisiensi harus dipilih sesuai dengan kasus

yang dihadapi. Pada tumor ganas yang letaknya profunda dari bagian tubuh atau

organ, pemeriksaan imaging diperlukan untuk tuntunan (guiding) pengambilan

sample patologi anatomi, baik itu dengan cara fine needle aspiration biopsi (FNAB)

atau biopsy lainnya. Selain untuk membantu menegakkan diagnosis, pemeriksaan

imaging juga berperan dalam menentukan staging dari tumor ganas. Beberapa

pemeriksaan imaging tersebut antara lain:


a. Radiografi polos atau radiografi tanpa kontras, contoh: Xfoto tengkorak, leher,

toraks, abdomen, tulang, mammografi, dll.

b. Radiografi dengan kontras, contoh: Foto Upper Gr, bronkografi, Colon in loop,

kistografi, dll.

c. USG (Ultrasonografi), yaitu pemeriksaan dengan menggunakan gelombang suara.

Contoh: USG abdomen, USG urologi, mammosografi, dll.

d. CT-scan (Computerized Tomography Scanning), contoh: Scan kepala, thoraks,

abdomen, whole body scan, dll.

e. MRI (Magnetic Resonance Imaging). Merupakan alat scanning yang masih

tergolong baru dan pada umumnya hanya berada di rumah sakit besar. Hasilnya

dikatakan lebih baik dari CT.

f. Scinfigrafi atau sidikan Radioisotop. Alat ini merupakan salah satu alat scanning

dengan menggunakan isotop radioaktif, seperti: Iodium, Technetium, dll. Contoh:

scinfigrafitiroid, tulang, otak, dll.

g. RIA (Radio Immuno Assay), untuk mengetahui petanda tumor (tumor marker).

6. Penatalaksanaan

1. Pembedahan

Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya gasterektoni subtotal

atau total, dan digunakan untuk baik pengobatan maupun paliasi. Pasien dengan

tumor lambung tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh harus menjalani

laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah pasien harus

menjalani prosedur kuratif atau paliatif. Komplikasi yang berkaitan dengan

tindakan adalah injeksi, perdarahan, ileus, dan kebocoran anastomoisis.

2. Radioterapi
Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam

pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA sel tumor.

Bentuk energy yang digunakan pada radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu

energy tertinggi dalam spektrum elektromagnetik.

3. Kemoterapi

Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi

tumor, untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi dengan

terapi radiasi dengan melawan sel dalam proses pembelahan, tumordengan fraksi

pembelahan yang tinggi ditangani lebih efektif dengan kemoterapi.

4. Bioterapi

Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan keempat untuk

kanker dengan menstimulasi system imun(biologic response modifiers/BRM)

berupa antibody monoclonal, vaksin, factor stimulasi koloni, interferon,

interleukin.(Brunner, Suddarth. 2015)

7. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi jika mengalami penyakit tumor intra abdomen anatara

lain :

a. Kerusakan organ akibat desakan dari tumor yang besar.

b. Perdarahan dalam perut akibat tumor tersebut.

c. Kekambuhan setelah terapi, biasanya pada tumor ganas.

d. Penyebaran tumor ganas ke bagian tubuh lain (terutama pada kasus yang tidak

tertangani). Penyebaran ini umumnya terjadi melalui sistem limfatik atau getah

bening.

8. Proses Keperawatan

a. Pengkajian Dasar
Pengkajian merupakan tahap awal dan merupakan dasar proses keperawatan

diperlukan pengkajian yang cermat untuk mengenal masalah klien agar dapat

memberikan tindakan keperawatan. Keberhasilan keperawatan sangat penting

dalam pengkajian. Tahap pengkajian ini terdiri dari komponen antara lain:

anamnesis, pengumpulan data, analisa data, perumusan diagnosa keperawatan

a) Anamnesis

Identitas klien meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia mudah),

JK (banyak laki-laki karena sering ngebut–ngebutan dengan motor tanpa

pengaman helm), pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,

tanggal dan jam masuk rumah sakit, no registrasi, diagnosa medis.

b) Riwayat kesehatan: perasaan lelah, nyeri abdomen (PQRST), pola eliminasi

terdahulu dan saat ini, deskripsi tentang warna, bau, dan konsistensi feses,

mencakup adanya darah dan mukus.

c) Riwayat masa lalu tentang penyakit usus inflamasi kronis atau polip kolon,

riwayat keluarga dari penyakit kolon dan terapi obat saat ini. Kebiasaan diet

diidentifikasi mencakup masukan lemak dan atau serat serta jumlah

konsumsi alkohol. Penting dikaji riwayat penurunan berat badan.

d) Auskultasi terhadap bising usus dan palpasi untuk nyeri tekan, distensi dan

masa padat. Specimen feses diinspeksi terhadap karakter dan adanya darah.

e) Aktivitas dan istirahat

Gejala: Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah. Insomnia, tidak tidur

semalaman karena diare. Merasa gelisah dan ansietas. Pembatasan

aktivitas/kerja sehubungan dengan efek proses penyakit.

f) Sirkulasi
Tanda: Takikardia (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan

nyeri). Kemerahan, area ekimosis (kekurangan vitamin K). Tekanan darah

hipotensi, termasuk postural. Kulit/membran mukosa: turgor buruk, kering,

lidah pecah–pecah (dehidrasi/malnutrisi).

g) Integritas ego

Gejala: Ansietas, ketakutan misalnya: perasaan tak berdaya/tak ada harapan.

Faktor stress akut/kronis misalnya: hubungan dengan keluarga dan pekerjaan,

pengobatan yang mahal.

Tanda: Menolak, perhatian menyempit, depresi.

h) Eliminasi

Gejala: Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau berair.

Episode diare berdarah tak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering tak dapat

dikontrol (sebanyak 20-30 kali defekasi/hari) perasaan dorongan/kram

(tenesmus) defekasi darah/pus/mukosa dengan atau tanpa keluar feses.

Pendarahan per rektal. Riwayat batu ginjal (dehidrasi).

Tanda: Menurunya bising usus, tak adanya peristaltik atau adanya peristaltik

yang dapat dilihat di hemoroid, fisura anal (25 %), fistula perianal.

i) Makanan dan cairan

Gejala: Penurunan lemak, tonus otot dan turgor kulit buruk. Membran

mukosa bibir pucat; luka, inflamasi rongga mulut.

Tanda: Anoreksia, mual dan muntah. Penurunan berat badan, tidak toleran

terhadap diit/sensitive; buah segar/sayur, produk susu, makanan berlemak.

j) Hygiene

Tanda: Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri. Stomatitis

menunjukan kekurangan vitamin. Bau badan.


k) Nyeri dan kenyamanan

Gejala; Nyeri/nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (mungkin hilang dengan

defekasi), titik nyeri berpindah, nyeri tekan (atritis).

Tanda: Nyeri tekan abdomen/distensi.

l) Keamanan

Gejala; Riwayat lupus eritematosus, anemia hemolitik, vaskulitis, Arthritis

(memperburuk gejala dengan eksaserbasi penyakit usus). Peningkatan suhu

39-40°Celcius (eksaserbasi akut). Penglihatan kabur, alergi terhadap

makanan/produk susu (mengeluarkan histamine kedalam usus dan

mempunyai efek inflamasi).

Tanda: Lesi kulit mungkin ada misalnya: eritema nodusum (meningkat, nyeri

tekan, kemerahan dan membengkak) pada tangan, muka; pioderma

ganggrenosa (lesi tekan purulen/lepuh dengan batas keunguan) pada paha,

kaki dan mata kaki.

m) Interaksi social

Gejala: Masalah hubungan/peran sehubungan dengan kondisi. Ketidak

mampuan aktif dalam sosial.

n) Penyuluhan dan pembelajaran

Gejala: Riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus

o) Pemerikasaan fisik persistem (B1-B6)

1) Breathing (pernapasan): Biasanya ditandai dengan napas pendek

dispnea, ditandai dengan takipne dan frekuensi napas menurun.

2) Blood (Sirkulasi/kardio): Terdapat takikardi, perubahan perfusi ditandai

dengan turgor buruk, kulit pucat.

3) Brain (persarafan): Kesadaran composmentis–coma refleks menurun


4) Blader (perkemihan): Oliguria, inkontenensia, penurunan jumlah urin

akibat kurangnya intake cairan, dehidrasi.

5) Bowel (pencernaan): Ditandai dengan anoreksia, mual, muntah,

penurunan BB, tidak toleran terhadap diet, kehilangan nafsu makan,

feses bervariasi dari bentuk lunak sampai keras, diare, feses berdarah,

menurunnya bising usus.

6) Bone (muskuloskeletal): Penurunan kekuatan otot, kelemahan, dan

malaise.

b. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis tentang respon individu, keluarga,

dan komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan ataupun

kerentanan respon terkait masalah kesehatan. Diagnosa keperawatan yang

ditemukan pada pasien dengan Tumor Intra Abdomen menurut NANDA 2015-

2017 (Nurarif A, H, 2015) antara lain :

1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan.

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka post operasi.

3. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit

4. Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi

c. Rencana Keperawatan

No Diagnosa NOC NIC Rasional


Keperawatan
1. Cemas berhubungan a. Control cemas a. Penurunan kecemasan
dengan kurang b. Koping 1. Gunakan pendekatan R/ meningkatkan bina
pengetahuan tentang Kriteria Hasil : yang menenangkan hubungan saling
penyakit 1. Klien mampu percaya
Ditandai dengan: mengidentifikasi dan
a. Gelisah mengungkapkan gejala 2. Jelaskan semua R/ agar pasien
b. Insomnia cemas prosedur dan apa yang mengetahui tujuan dan
c. Resah dirasakan selama prosedur tindakan
d. Ketakutan 2. Mengidentifikasi, prosedur
e. Sedih mengungkapkan dan me
f. Fokus pada diri nunjukkan tehnik untuk 3. Temani pasien untuk R/ mengurangi
g. Kekuatiran mengontrol cemas memberikan keamanan kecemasan pasien
dan mengurangi takut

3. Vital sign dalam batas 4. Berikan informasi R/ membantu


Normal factual mengenai mengungrangi tingkat
diagnosis, tindakan kecemasan
4. Postur tubuh, ekspresi prognosis
wajah,bahasa tubuh dan
tingkat aktivi tas 5. Identifikasi tingkat R/ mengetahui tingkat
menunjukkan berkura kecemasan kecemasan pasien
ngnya kecemasan
6. Bantu pasien R/membantu pasien
mengenal situasi yang agar lebih tenang
menimbulkan
kecemasan

7. Dorong pasien untuk R/ mengetahui apa


mengungkapkan yang menjadi factor
perasaan, ketakutan, kegelisahan klien
persepsi

8. Instruksikan pasien R/ cemas berkurang,


menggunakan teknik pasien merasa tenang
relaksasi

9. Berikan obat R/untuk


mengurangiKecemasan
2. Nyeri berhubungan a. Skala nyeri a. Managemen nyeri:
dengan terputusnya b. Kontrol Nyeri 1. Lakukan pengkajian R/ mengetahui
kontinuitas jaringan Kriteria Hasil : nyeri secara komp tindakan dan obat yang
Batasan Karakteristik : 1. Mampu mengontrol rehensif termasuk akan diberikan
a. Laporan secara verbal nyeri (tahu penyebab nyeri, lokasi, karakteristik,
atau non verbal mampu menggunakan durasi, frekuensi,
b. Fakta dari observasi teknik nonfarmakologi kualitas dan faktor
c. Posisi antalgik untuk mengurangi nyeri, presipitasi
(menghindari nyeri) mencari bantuan)
d. Gerakan melindungi 2. Observasi reaksi R/ mengetahui tingkat
e. Tingkah laku berhati- 2. Melaporkan bahwa nonverbal nyeri pasien
hati nyeri berkurang dengan dariketidaknyamanan
f. Muka topeng (nyeri) menggunakan manajemen
g. Gangguan tidur (mata nyeri 3. Gunakan teknik R/membantu pasien
sayu, tampak capek, komunikasi terapeutik mengungkapkan
sulit atau gerakan kacau, 3. Mampu mengenali nyeri untuk mengetahui perasaan nyerinya
menyeringai) (skala, intensitas, frekuensi pengalaman nyeri pasien
h. Terfokus pada diri dan tanda nyeri
sendiri 4. Evaluasi bersama
i. Fokus menyempit 4. Menyatakan rasa pasien dan tim R/untuk memberikan
(penurunan persepsi nyaman setelah nyeri kesehatan lain tentang intervensi yang tepat
waktu, kerusakan proses berkurang ketidakefektifan kontrol
berpikir, penurunan nyeri masa lampau
interaksi dengan orang 5. Tanda vital dalam
lain dan lingkungan) rentang normal 5. Kontrol lingkungan R/membantu
j. Tingkah laku yang mengurangi nyeri
distraksi, contoh jalan- dapatmempengaruhi pasien
jalan, menemui orang nyeri seperti suhu
lain dan atau aktivitas ruangan, pencahayaan
berulangulang dan kebisingan
k. Respon autonom R/ mengurangi nyeri
seperti berkeringat, 6. Kurangi faktor pasien
perubahan tekanan presipitasi nyeri
darah, perubahan nafas, R/ membantu
nadi dan dilatasi pupil 7. Pilih dan mengurangi rasa nyeri
l. Perubahan otonom lakukanpenanganan pasien
dalam tonus otot nyeri (farmakologi, non
(mungkin dalam rentang farmakologi dan inter
dari lemah ke kaku) personal)
m. Tingkah laku R/ memberikan
ekspresif (contoh 8. Kaji tipe dan sumber intervensi yang tepat
gelisah, merintih, nyeri untuk menentukan
menangis, waspada, intervensi
iritabel, nafas R/mengurangi nyeri
panjang/berkeluh kesah 9. Ajarkan tentang dengan cara
n. Perubahan dalam teknik non farmakologi pengobatan non
nafsu makan dan minum farmakologis
Faktor Yang
Berhubungan : Agen R/ nyeri dapat
injury (biologi, kimia, 10. Berikan analgetik berkurang
fisik, psikologis) untuk mengurangi nyeri

b. Analgesic
Administration R/ untuk memberikan
1. Tentukan lokasi, intervensi yang tepat
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
R/ benar dalam
2. Cek instruksi dokter pemberian obat
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
R/ menentukan obat
3. Cek riwayat alergi yang tidak alergi untuk
pilihananalgesik yang pasien
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesik ketika
pemberian lebih dari
satu
3. Kerusakan integritas Integritas kulit dan luka Mencegah infeksi:
kulit berhubungan mengalami penyembuhan a. perawatan luka
dengan adanya luka post Kriteria Hasil : 1. Anjurkan pasien R/ menjaga integritas
operasi Batasan a. Integritas kulit yang baik untuk menggunakan kulit pasien
karakteristik : bisadipertahankan (sensasi, pakaian yang longgar
a. Gangguan pada elastisitas, temperatur,
bagian tubuh hidrasi, pigmentasi) 2. Jaga kulit agar tetap R/agar kulit tetap
b. Kerusakan lapisan b. Tidak ada luka/lesi pada bersih dan kering lembab
kulit (dermis) kulit
c. Gangguan permukaan c. Perfusi jaringan baik 3. Hindari kerutan pada R/ menjaga integritas
kulit (epidermis) d. Menunjukkan tempat tidur kulit tetap baik
pemahaman dalam proses
perbaikan kulit dan 4. Mobilisasi pasien R/ membantu agar
mencegah terjadinya sedera (ubah posisi pasien) pasien nyaman
berulang setiap dua jam sekali
e. Mampu melindungi kulit
dan mempertahankan 5. Monitor kulit akan R/ mengetahui kondisi
kelembaban kulit dan adanya kemerahan integritas kulit
perawatan alami
f. Tidak ada tanda-tanda 6. Oleskan lotion atau R/ agar kulit tetap
infeksi minyak/baby oil pada terjaga tidak terjadi
g. Menunjukkan terjadinya derah yang tertekan luka baru
proses penyembuhan luka
7. Monitor aktivitas dan R/ membantu pasien
mobilisasi pasien agar bisa mobilisasi

8. Monitor status nutrisi R/ mengawasi pasien


pasien agar tidak kekurangan
nutrisi

9. Memandikan pasien R/mempertahankan


dengan sabun dan air personal higiene
hangat pasien
4. Resiko infeksi a. Status imun a. Infection Control
berhubungan dengan b. Control infeksi (Kontrol infeksi)
luka post operasi c. Risiko control 1. Bersihkan lingkungan R/mengurangi resiko
Faktor-faktor resiko : Kriteria Hasil : setelah dipakai pasien infeksi
a. Prosedur Infasif 1. Klien bebas dari tanda lain
b. Tidakcukupan dan gejala infeksi
pengetahuan untuk 2. Mendeskripsikan proses 2. Pertahankan teknik R/ menurunkan resiko
menghindari paparan penularan penyakit, factor isolasi kontaminasi silang
pathogen yang mempengaruhi
c. Trauma penularan serta 3. Batasi pengunjung R/ menurunkan resiko
d. Kerusakan jaringan penatalaksanaannya, bila perlu infeksi
dan peningkatan 3. Menunjukkan
paparan lingkungan kemampuan untuk 4. Instruksikan pada R/ mencegah
e. Ruptur membran mencegah timbulnya pengunjung untuk terjadinya kontaminasi
amnion infeksi mencuci tangan saat silang
f. Agen farmasi 4. Jumlah leukosit dalam berkunjung dan setelah
(imunosupresan) batas normal berkunjung
g. Malnutrisi 5. Menunjukkan perilaku meninggalkan pasien
h. Peningkatan paparan hidup sehat
lingkungan pathogen b. Infection Protection
i. Imonusupresi (proteksi terhadap
j. Ketidakadekuatan infeksi)
imun buatan 1. Monitor tanda dan R/mengidentifikasi
k. Tidak adekuat gejala infeksi sistemik keadaan umum pasien
pertahanan sekunder dan lokal dan luka
(penurunan Hb,
Leukopenia, penekanan 2. Monitor hitung R/ mengidentfikasi
respon inflamasi) granulosit adanya infeksi

3. Monitor kerentanan R/ menghindari resiko


terhadap infeksi infeksi

4. Berikan perawatan R/ meningkatkan


kulit pada area epidema kesembuhan
9. Daftar Pustaka

E. Oswari. (2014). Patofisiologi. Hipokrates.

Kemenkes RI. (2015). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Mentari, S. (2017). Laporan Pendahuluan Tumor Intra Abdomen.

https://www.scribd.com/doc/251642221/tumor-abdomen

Nurarif A, H, dkk. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan

Nanda NIC-Noc, Edisi Revisi Jilid 2. Mediaction Jogja.

Price, S. (2016). Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit.

Anda mungkin juga menyukai