Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN TUMOR ABDOMEN NY.T


RAWAT INAP RUANGAN ASOKA RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANES KUPANG

OLEH
NAMA : RESIANA KORE TOME

PROGRAM PROFESI NERS


FALKUTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS CITRA BANGSA KUPANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KONSEP TUMOR ABDOMEN

1. Konsep Teori Tumor Abdomen


A. Pengertian
Neoplasma merupakan massa jaringan baru (kumpulan sel) yang tumbuh secara
mandiri di struktur sekitarnya dan tidak memiliki tujuan fisiologis. Istilah neoplasma
sering kali digunakan secara bergantian dengan tumor, berasal dari bahasa latin yang
berarti “pembengkakan” (Lemone & Burke,K, 2015).
Tumor adalah pertumbuhan sel yang tidak normal sehingga terbentuk jaringan
baru atau sering kali oleh masyarakat awam disebut daging baru. Tumor terbagi menjadi
dua macam, yaitu tumor jinak dan ganas (Ardiyansyah, 2014 ).
Tumor abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-
beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara
autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dari
sel normal dalam bentuk dan strukturnya (Oswari E, 2014).
B. Etiologi
Penyebab terjadinya tumor menurut (Sjamsuhidajat & Jong,W.D , 2015), karena
terjadi pembelahan sel yang abnormal. Perbedaan sifat sel tumor tergantung dari besarnya
penyimpangan dalam bentuk dan fungsi autonominya dalam pertumbuhan,
kemampuannya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis. Penyebab tumor
atau neoplasma bersifat multifaktor. Ada beberapa factor yang dianggap sebagai
penyebab tumor, antara lain :
a. Karsinogen
b. Parasite
c. Faktor genetic
d. Faktor gaya hidup
e. Faktor hormone
f. Virus
g. Polusi udara
h. Radiasi yang berasal dari bahan kimia
i. Hipersensitivitas terhadap obat-obatan
C. Manifestasi klinik
Manifestasi klinik menurut (Moore & Dalley, 2014) antara lain :
a. Hyperplasia
b. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras
c. Tumor epital biasanya mengandung sedikit jeringan ikat dan apabila berasal dari
masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat makan akan elastickenyal dan
lunak.
d. Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor
e. Biasa terjadi pengerutan dan mengalami retraksi
f. Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi ke pembuluh limfe
g. Nyeri
h. Anoreksia, mual, muntah
i. Penurunan berat badan
D. Tanda dan Gejala
Menurut sjamsuhidajat, 2010, tanda dan gejala yang ditemukan pada pasien
dengan tumor abdomen adalah hiperplasia, konsistensi tumor umumnya padat atau keras,
kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor, edema sekitar tumor disebabkan infiltrasi
kepembuluh limfe, nyeri, anoreksia, mual dan muntah, penurunan berat badan, perut yang
terasa penuh setelah makan sejumlah makanan, kelelahan, ketidakseimbangan
mengeluarkan BAB, ketidak mampuan untuk buang air kecil.
E. Patofisiologi
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh
mutasi genetik dari DNA seluler. Kerusakan DNA yang menimbulkan peningkatan
aktivtas, onkogen, perubahan gen yang mengatur apoptosis, dan inaktivasi gen supresor
tumor sehingga sel terpacu untuk terus berpoliferasi, kehilangan kendali terhadap
poliferasi sel, kehilangan kemampuan menghentikan siklus sel, dan kemampuan
apoptosis.
Sel-sel yang tadinya normal kemudian tidak berfungsi dan terus berkembang dan
membelah diri (bereplikasi) membentuk jutaan sel baru, sehingga menimbulkan benjolan
yang membentuk jaringan baru (tumor/neoplasma). Sel-sel neoplasma mendapat energi
terutama dari anaerob karena kemampuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun
mempunyai enzim yang lengkap untuk oksidasi. Sel-sel yang abnormal kemudian menjadi
parasit dalam tubuh, yang terjadi adalah fagosit nutrisi oleh sel abnormal tersebut. Hal ini
menyebabkan sel normal mengalami kekurangan nutrsi. Asupan nutrisi ke organ
berkurang dan menyebabkan proses metabolisme dalam tubuh meningkat dan asupan
nutrisi menurun. Yang terjadi adalah lemah, lesu dan keletihan. Massa jaringan fibrosis
mengelilingi dan menentukan struktur yang di bungkusnya tetapi tidak menginvasinya dan
menyebabkan pembengkakan yang menekan syaraf nyeri pada jaringan dan menyebabkan
nyeri. Tumor yang semakin membesar menyebabkan penekanan pada organ sekitar
abdomen (Sjamsuhidajat & Jong,W.D , 2015).
Fungsi fisiologis dapat mengalami gangguan akibat obstruksi atau penekanan.
Tumor yang semakin membesar dapat menghentikan motilitas usus sehingga
mengakibatkan obstruksi usus. Tumor ini kemudian dapat menekan uretra dan
menyebabkan obstruksi uretra yang menyebabkan retensi urin. Gejala lain yang dapat
ditemukan antara lain : hematuria, dysuria, polakisuria, oliguria, dan anuria. Ketika tumor
tumbuh di permukaan tubuh, tumor dapat mengikis melalu permukaan, memecah
pertahanan alami kulit yang utuh dan membrane mukosa serta memberikan bagian untuk
pintu masuk mikroorganisme. Sel neoplastik mengalihkan nutrisi untuk digunakan sendiri
sehingga menyebabkan perubahan yang mengurangi napsu makan pasien. Pada tahap
awal penyakit ini, perubahan metabolisme glukosa menyebabkan peningkatan kadar
glukosa serum, yang menghasilkan umpan balik negative dan mengakibatkan anoreksia
(kehilangan nafsu makan). Selain itu, tumor menyekresikan zat yang menurunkan nafsu
makan dengan mengubah rasa dan bau sehingga menimbulkan rasa penuh lebih dini.
Pada banyak kasus penurunan berat badan yang cepat dan tidak dijelaskan merupakan
manfestasi pertama.
Ketika massa jaringan fibrosis menginvasi jaringan lain, sel yang abnormal juga
menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh
darah, melalui pembuluh darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh
untuk membentuk metastase (penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain. Metastasis
yang ditularkan melalui darah atau limfe memungkinkan tumor baru untuk terbentuk
dalam organ yang jauh. Kemampuan tumor untuk bermetastasis dengan cara intravasasi
sel maligna melalui dinding di dalam darah atau limfe dan masuk kedalam sirkulasi
darah. Salah satunya adalah bermetastase ke sumsum tulang belakan yang menyebabkan
gangguan hematopoiesis (Lemone & Burke,K, 2015)
F. Pathways

Karsinogen, hormon, gaya hidup,parasit,genetik,


infeksi,trauma, hipersensitivitas terhadap obat-obatan

Pembelahan sel yang


abnormal
Tumor primer

Infiltrasi jaringan sekitar

Tumor Abdomen

Pre Op Mual Kerusakan Jaringan


Post OP
akibat tindakan invasif
atau pembedahan
Keluhan DEFISIT
NUTRISI
pencernaan
Luka Operasi
Kurang
Kerusakan
Informasi
Lekas kenyang integritas kulit

Adanya post
Defisit Dentre
Nyeri Pengetahuan Nyeri lokasi Post
apigastrium
OP
Peningkatan
resiko infeksi
Nyeri Akut
Ansietas
NYERI AKUT
RISIKO
INFEKSI
F. Pemeriksaan diagnostik
LeMone (dalam Sidik, 2022) mengatakan pemeriksaan radiologi memiliki fungsi
penting dalam mendiagnosis awal karena pengkajian fisik tidak dapat mendeteksi awal
penyakit tumor hingga kanker mencapai ukuran tertentu dan menimbulkan resiko
penyebaran pada bagian tubuh lainnya.
Pemeriksaan diagnostik ini antara lain:
a. Endoskopi
Suatu riset yang menggunakan sebuah pipa elastis digunakan untuk melihat
bagian dalam pada saluran pencernaan. Hal ini dapat membantu seorang dokter untuk
melihat langsung ke dalam perut, untuk memeriksa helicobacter pylori, serta
mengambil contoh jaringan untuk diteliti dengan sebuah mikroskop (biopsi).
b. Pemeriksaan imaging
Pemeriksaan ini membantu menegakkan diagnosis tumor ganas (radiodiagnosis)
diantaranya mulai dari yang konvensional sampai dengan yang canggih. Pemeriksaan
imaging untuk memandu pengumpulan sampel patologi anatomi, baik melalui FNAB
atau biopsi lainnya, diperlukan pemeriksaan pencitraan. Beberapa pemeriksaan
imaging tersebut antara lain:
1) Radiografi polos atau radiografi tanpa kontras
Contoh: X-foto tengkorak, leher, toraks, abdomen, tulang mammografi.
2) Radiografi dengan kontras
Contoh: Foto Upper Gr, bronkografi, Colon in loop, kistografi.
3) USG (Ultrasonografi)
Pemeriksaan dengan menggunakan gelombang suara menunjukkan
abnormalitas yang mengindikasikan tumor.
Contoh: USG abdomen, USG urologi, mammosografi.
4) CT-scan (Computerized Tomography Scanning)
Memberikan keakuratan yang lebih besar dalam diagnosis tumor.
Contoh: Scan kepala, thoraks, abdomen, whole body scan.
5) MRI (Magnetic Resonance Imaging).
Instrument diagnostik pilihan untuk skirining dan konsultasi lanjutan tumor.
Selama MRI, pasien ditempatkan di dalam bidang magnetik, gelombang radio
yang berpulasi diarahkan pada tubuh pasien dan dikirimkan sinyal
berdasarkan karakteristik jaringan yang dianalisis oleh computer
6) RIA (Radio Immuno Assay)
7) Untuk mengetahui petanda tumor (tumor marker)

G. Komplikasi Tumor
Komplikasi akibat tumor dapat disebabkan oleh tumor itu sendiri atau tindakan
pengobatan, antara lain:
a. Diare
b. Mual
c. Nyeri
d. Lemas
e. Sembelit
f. Sesak Napas
g. Gangguan Pada Otak Atau Sistem Saraf
h. Kanker Yang Menyebar (Metastasis)
i. Kanker Kambuh Kembali
H. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis pada tumor intra abdomen yaitu:
a. Pembedahan
Mentari (dalam Sadariah, 2019) mengatakan pembedahan merupakan tindakan
utama, biasanya gasterektoni subtotal ataupun total, serta digunakan untuk
pengobatan atau paliasi. Dalam prosedur ini biasa juga dilakukan biopsi untuk
menilai perkembangan suatu penyakit, jika tidak ada bukti metastasis jauh, pasien
harus menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomy untuk menentukan apakah
prosedur kuratif atau paliatif harus dilakukan. Kesulitan yang berhubungan dengan
teknik ini adalah infus, sekarat, ileus, dan lubang anastomosis.
b. Radioterapi
Pemanfaatan partikel berenergi tinggi untuk memusnahkan sel dalam
pengobatan pertumbuhan dapat menyebabkan perubahan DNA dan RNA sel kanker.
Jenis energi yang digunakan dalam radioterapi adalah radiasi pengion, yang
merupakan energi paling penting dalam rentang elektromagnetik (Dimu, 2019).
c. Kemoterapi
Dengan memerangi sel dalam proses pembelahan, kemoterapi digunakan
sebagai pengobatan tambahan untuk reseksi tumor, untuk tumor lanjut, dan
dikombinasikan dengan terapi radiasi. Tumor dengan fraksi divisi yang tinggi diobati
lebih efektif dengan kemoterapi (Sidik, 2022).
d. Bioterapi
Metode pengobatan kanker yang keempat adalah terapi biologis, yang bekerja
dengan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh (biological response modifiers, atau
BRM) menggunakan antibodi monoklonal, vaksin, faktor perangsang koloni,
interferon, dan interleukin (Sadariah, 2019).

2. Proses keperawatan
Menurut (Diyono & Mulyati , 2013) asuhan keperawatan teoritis pada tumor
abdomen yaitu :
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan merupakan dasar proses keperawatan
diperlukan pengkajian yang cermat untuk mengenal masalah klien agar dapat
memberikan arah kepada tindakan keperawatan.
a. Identitas umum
Identitas umum meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, alamat, tanggal
dan jam masuk rumah sakit, sumber informasi.
b. Riwayat kesehatan
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan pasien pre op tumor intra abdomen adalah nyeri
abdomen berhubungan dengan efek proses penyakit.
3. Riwayat penyakit sekarang
Kapan timbul keluhan, riwayat trauma, penyebab, indikasi yang timbul secara tiba -
tiba/perlahan, lokasi, obat yang diminum.
4. Riwayat penyakit masa lalu
Penyakit yang pernah dialami pasien yang berkaitan dengan penyakitnya saat ini.
5. Riwayat penyakit keluarga
Penyakit yang pernah diderita keluarga baik kronis, keturunan, maupun menular.
6. Pola kesehatan fungsional
Menurut (Muttaqin, 2010)
1) Pola nutrisi dan metabolik
Dilihat dari gejalanya yaitu penurunan lemak, tonus otot dan turgor kulit buruk,
membran mukosa bibir pucat, luka, inflamasi rongga mulut. Terdapat tanda
anoreksia, mual dan muntah, berkurangnya berat badan, tidak toleran terhadap
diet/sensitive terhadap buah segar maupun sayur, produk susu, makanan berlemak.
2) Pola aktivitas dan latihan
Kelemahan, keletihan, malaise, cepat lelah, insomnia, merasa gelisah dan
ansietas. Pembatasan aktivitas atau kerja sehubungan dengan efek proses
penyakit.
3) Pola eliminasi
Tekstur feses bermacam - macam dari bentuk lunak hingga bau atau berair.
Rentang waktu diare berdarah tidak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering tak
dapat dikontrol (sebanyak 20 - 30 kali defekasi/ hari). Kram (tenesmus). Defekasi
darah/pus/mukosa dengan atau tanpa keluar feses. Diperoleh tanda menurunya
bising usus, tak terdapat gerakan peristaltik atau adanya peristaltik yang dapat
dilihat di hemoroid, fisura anal (25 %), fistula perianal.
4) Pola persepsi diri
Perasaan cemas, ansietas, ketakutan, tidak berdaya/tak ada harapan. Faktor stress
akut/kronis misalnya hubungan dengan keluarga dan pekerjaan, pengobatan yang
mahal.
7. Pola istirahat dan tidur
Santoso et al. (2021) mengatakan gangguan tidur merupakan salah satu
komplikasi yang sangat universal pada pasien kanker, dengan prevalensi 19% -
75%.
8. Pola kognitif dan perseptual
Nyeri abdomen karena faktor proses penyakit atau nyeri tekan pada kuadran kiri
bawah. Lakukan pengkajian nyeri PQRST, kolaborasikan pemberian analgesik,
berikan relaksasi otot progresif (Aini et al., 2019).

7. Pemeriksaan fisik
Tindakan berkelanjutan yang dapat mengidentifikasi berbagai macam data
yang dibutuhkan perawat sebagai data dasar pasien. Pengumpulan data dapat berupa
data subjektif/ pernyataan pasien, keluarga atau tim medis yang kemudian
dipersepsikan perawat saat proses anamnesa berlangsung (Hidayati, 2019).
Menurut (Sidik, 2022)
1) Keadaan umum
Kesan pasien tentang penyakit, seperti ekspresi wajah dan posisi, serta
kesadaran mereka, seperti ketenangan, apatis, somnolen, sopor, koma, dan
delirium, semuanya dianggap sebagai kondisi umum. Sebagian besar pasien ini
dalam keadaan lemah.
2) Pemeriksaan tanda vital
Tekanan darah, nadi (frekuensi, ritme, dan kualitas), pernapasan
(frekuensi, ritme, kedalaman, dan pola pernapasan), dan suhu tubuh merupakan
bagian dari pemeriksaan ini. Biasanya ada peningkatan tanda-tanda vital pada
pasien.
3) Berat badan dan Tinggi badan
Pada pasien ini umunya mengalami penurunan berat badan terkadang
sampai 10% dari BB normal, sedangkann tinggi badannya tetap.
4) Pemeriksaan kepala
Pemeriksaan ini menilai bentuk dan ukuran kepala, kondisi rambut dan
kulit kepala, ubun-ubun (fontanel), kesimetrisan wajah, ada atau tidaknya lesi
pembengkakan dan nyeri tekan.
5) Mata
Pemeriksaan ini melihat Bulu mata, alis mata, penglihatan, sklera ikterik,
dan ada tidaknya edema palpebra semuanya diperiksa selama pemeriksaan ini.
Biasanya ditemukan konjungtiva lemah, sklera ikterik/kekuningan, pupil isochor,
refleks pupil terhambat.
6) Telinga
Pemeriksaan ini yaitu pada lubang telinga, membran timpani, mastoid,
ketajaman pendengaran. Biasanyaa tidak terdapat kelainan atau masalah pada
telinga pasien.
7) Hidung
Pemeriksaan ini melihat ada atau tidaknya polip, obstruksi, pernafasan
cuping hidung dan nyeri tekan. Umumnya tidak ditemukan kelainan pada hidung
pasien.
8) Mulut
Pemeriksaan ini melihat ada tidaknya kesulitan dalam membuka mulut
(trismus), mukosa bibir, gusi, lidah, salivasi, ada tidaknya infeksi dan karies pada
gigi. Umumnya tidak ada kelainan pada mulut pasien ini.
9) Leher
Penilaian ini untuk melihat kekokohan leher, apakah ada massa di leher
(ukuran, bentuk, posisi, konsistensi dan apakah ada nyeri menelan). Selain itu,
pemeriksaan kelenjar getah bening, yang bentuk dan tanda peradangannya di
daerah servikal anterior, inguinal, oksipital, dan retroauricular dapat dinilai.
Pasien-pasien ini biasanya tidak memiliki kelainan pada leher.
10) Kulit
Penilaian ini melihat warna (pigmentasi, sianosis, ikterus, pucat, eritema,
dll) termasuk dalam pemeriksaan ini. turgor, kelembaban kulit dan ada tidaknya
edema. Pada pasien ini pada umumnya turgor kulit yang tidak menguntungkan,
mukosa kering.
11) Paru - paru
Pemeriksaan ini melihat bentuk dada, keadaan paru meliputi simetri, pola
pernafasan, ada tidaknya fremitus atau krepitus, ada tidaknya perkusi
(hypersonor atau tympani), ada tidaknya suara teredam jika udara masuk paru
atau pleura membesar, dan ada tidaknya konsolidasi jaringan paru yang
menandakan pasien tuli. Selain itu juga dilakukan auskultasi untuk mendengar
suara nafas, apakah khas atau ada suara tambahan seperti ronchi (basah dan
kering) dan wezzing. Batuk, peningkatan produksi dahak, sesak napas, bernapas
melalui otot aksesori, dan perubahan
12) Jantung
Pemeriksaan adalah denyut apeks atau iktus kordis serta aktivitas
ventrikel, getaran bisingg (thriil), dan bunyi jantung. umum nya tidak ada
masalah dengan jantung pasien.
13) Abdomen
Pemeriksaan ini tentang dinding perut, bunyi usus normal, ketegangan di
dinding perut, dan nyeri tekan adalah semua aspek dari pemeriksaan ini, seperti
ukuran atau bentuk perut dan apakah perut buncit atau tidak. Palpasi juga
dilakukan untuk melihat apakah ada perkembangan hati, limpa, ginjal, kandung
kemih, kemudian pada saat itu dilakukan penilaian pada bagian belakang,
rektum dan alat kelamin. Umumnya pasien mengeluh kesakitan di bagian
tengah tubuh.
14) Ekstremitas
Pemeriksaan ini untuk melihat rentang gerak, keseimbangan dan cara
berjalan, genggaman tangan, otot kaki, dan ada tidaknya udem di ekstremitas.
Biasanya terjadi kelemahan otot, tonus otot menurun, akral hangat.

3. Diagnosis keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi) D.0077
2. Risiko infeksi ditandai dengan efek prosedur invasif (bekas operasi) D.0142
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan (kebisingan)
D.0055
4. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan D.0080
5. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi D.0111
6. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan D.0019
4. Intervensi keperawatan

NO Diangosis Tujuan Rencana keperawatan


keperawatan SLKI SIKI
SDKI
1 Nyeri akut Tingkat nyeri (L.08066) Manajemen nyeri (I.08238)
berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. identifikasi lokasi, karakteristik,
dengan agen keperawatan 3x24 jam intensitas nyeri
pencedera fisik diharapkan tingkat nyeri 2. identifikasi skala nyeri
(prosedur operasi) menurun dengan kriteria hasil : 3. identifikasi faktor yang
1. keluhan nyeri menurun memperberat dan memperingan
2. meringis menurun nyeri
3. gelisah menurun 4. ajarkan teknik non-farmakologis
4. kesulitan tidur latihan nafas dalam untuk
menurun mengurangi rasa nyeri
5. frekuensi nadi dan 5. kolaborasi pemberian analgetik
tekanan darah membaik 6. identifikasi respon nyeri non verbal
7. identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
8. identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
9. identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
10. monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
11. monitor efek samping penggunaan
analgetik
12. kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
13. fasilitasi istirahat dan tidur
14. pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
15. jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
16. jelaskan strategi meredakan nyeri
17. anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri

2. Risiko infeksi Tingkat infeksi L(14137) Pencegahan Infeksi I.14539


berhubungan setelah dilakukan tindakan Observasi
dengan efek keperawan 3x24 jam 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
prosedur invasif diharapkan tingkat infeksi lokal dan sistemik
menurun dengan menunjukan Terapeutik
kriteria hasil: 2. Batasi jumlah pengunjung
1. kemerahan menurun 3. Berikan perawatan lika pada area
2. nyeri menurun edema
3. bengkak menurun 4. Cuci tangan sebelum dan sesudah
4. nafsu makan menurun kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
5. Pertahankan teknik aseptik pada
pasien beresiko tinggi
Edukasi
6. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
7. Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
8. Aajarkan cara memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
9. Ajurkan meningkatkan asupan nutrisi
10. Anjirkan meningkatkan asupan cairan
3. Gangguan pola Pola tidur L.(05045) Dukungan tidur I.(05174)
tidur berhubungan Setelah dilakukan tindakan Observasi
dengan hambatan keperawatan selama 3x24 jam 1. identifikasi pola aktivitas dan tidur
lingkungan diharapkan pola tidur membaik 2. identifikasi faktor pengganggu tidur
(kebisingan) dengan menunjukan kriteria 3. identifikasi makanan dan minuman
D.0055 hasil: yang menganggu tidur
1. Keluhan tidur membaik 4. identifikasi obat tidur yang
2. Keluhan sering terjaga dikonsumsi
menurun Terapeutik
3. Keluhan tidak puas 5. modifikasi lingkungan, batasi
tidur menurun waktuntidur siang
4. Keluhan pola tidur 6. Fasilitasi menghilangkan stres
berubah menurun sebelum tidur
5. Keluhan istirahat tidak 7. Tetapkan jadwal tidur rutin
cukup menurun 8. Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan
Edukasi
9. jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
10. anjurkan menpati kebiasaan waktu
tidur
11. anjurkan menghindari makanan dan
minuman yang menganggu tidur
12. anjurkan penggunaan obat tidur yang
tidak mengandung supresor terhadap
tidur REM

4. Ansietas Tingkat ansietas L.09093 Reduksi Ansietas I.09134


berhubungan Setelah dilakukan tindakan Observasi
dengan keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi saat tingkat ansietas
kekhawatiran diharapkan tingkat ansietas berubah
mengalami menurun dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi kemampuan mengambil
kegagalan 1. Perilaku gelisah keputusan
D.0080 menurun 3. Monitor tanda tanda ansietas
2. Perilaku tegang Terapeutik
menurun 4. Ciptakan suasana terapeutik untuk
3. Pola tidur membaik menumbuhkan kepercayaan
4. Frekuensi pernapasan 5. Temani pasien untuk mengurangi
membaik kecemasan
5. Frekuensi nadi membaik 6. Pahami situasi yang membuaat
ansietas dengarkan dengan penuh
perhatian
7. Gunakan pendekatan yang tenang
dan meyakinkan
8. Tempatkan barang pribadi yang
memberikan kenyamanan
9. Mengidentikasi situasi yang memicu
keceasan
Edukasi
10. Jelaskan prosedur termasuk sensasi
yang mungkin dialami
11. Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis pengobatan dan
prognosis
12. Anjurkan keluarga untuk bersama
pasien
13. Anjurkan mengungkapkaan perasaan
dan persepsi
14. Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
Kolaborasi
15. Lakukan pemberian obat antlasietas
jika perlu
5. Defisit Tingkat pengetahuan L.12111 Edukasi kesehatan I.12383
pengetahuan Setelah dilakukukan tindakan Observasi
berhubungan keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi kesiapaan dan kempuaan
dengan kurang diharapkan tingkat pengetahuan menerima informasi
terpapar informasi membaik dengan kriteria hasil : Terapetik
D.0111 1. Kempuan menjelaskan 2. Sediakan materi dan media
pengetahuan tentang pendidikan kesehatan
suatu topik meningkat 3. Jadwalkan pendidikan kesehatan
2. Kempuan sesuai kesepakanatan
menggambarkan 4. Berikan kesempatan untuk bertanya
pengalaman sebelumnya Edukasi
yang sesuai dengan 5. Anjurkan menghilangkan bahay
topik meningkat lingkungan
3. Perilaku sesui dengan 6. Anjurkan penyediaan alat bantu
pengetahuan meningkat 7. Anjurkan penggunaan alat pelimdung
4. Persepsi yang keliru 8. Informasikan nomor telepon darurat
terhadap masalah Kolaborasi
menurun 9. Kolaborasi dengan pihak lain untuk
meningkatkan keaman linkjungan
6. Defisit Nutrisi Status Nutrisi L.03030 Manejemen Nutrisi I.03119
berhubungan Setelah dilakukan tindakan Observasi
dengan keperawatan selama 3x24 jam 1. Identifikasi status nutrisi
ketidakmampuan diharapkan status nutrisi 2. Identifikasi alergi dan makanan
mencerna makanan membaik dengan kriteria hasil: 3. Identifikasi makaan Yang disukai
D.0019 1. Porsi makanan yang 4. Monitor asupan makan
dihabiskan meningkat 5. Monitor berat badan
2. Kekuatan otot 6. Monitor hasil pemeriksaan Lab
mengunyaah meningkat Terapeutik
3. Kekuatan otot menelan 7. Lakukan oral hygiene sebelum makan
meningkat 8. Berikan makanan yang tinggi serat
4. Perasaan cepat kenyang untuk pencegahan konstipasi
menurun 9. Berikan makan tinggi kalori dan
5. Nyeri abdomen tinggi protein
menurun Edukasi
6. Frekuensi makaan 10. Anjurkan posisi duduk jika mampu
meningkat 11. Ajarkan diet yang diprogramkan
7. Nafsu makan membaik Kolaborasi
8. Bising usus membaik 12. Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan
13. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan jika perlu

5. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan tahap keempat proses keperawatan yang
dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan (Potter & Perry, 2010 ). Pada
tahap ini perawat akan mengimplementasikan intervensi yang telah direncanakan
berdasarkan hasil pengkajian dan penegakaan diagnosis yang diharapkan dapat mencapai
tujuan dan hasil sesuai yang diinginkan untuk mendukung dan meningkatkan status
kesehatan klien.
6. Evaluasi keperawatan
Implemntasi merupakan tahap kelima dari proses keperawatan. Tahap ini sangat
penting untuk menentukan adanya perbaikan kondisi atau kesejahteraan klien (Potter &
Perry, 2010 ). Hal yang perlu diingat bahwa evaluasi merupakan proses kontinu yang
terjadi saat perawat melakukan kontak dengan klien. Selama proses evaluasi perawat
membuat keputusan-keputusan klinis dan secara terus-menerus mengarah kembali ke
asuhan keperawatan. Tujuan asuhan keperawatan adalah membantu klien menyelesaikan
masalah kesehatan aktual. Mencegah terjadinya masalah risiko. Dan mempertahankan
status kesehatan sejahtera. Proses evaluasi menentukan keefektifan asuhan keperawatan
yang diberika

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, E., & Madanijah, S. (2014). Hubungan Asupan Serat Makanan Dan Air
Dengan Pola Defekasi. Jurnal Gizi Dan Pangan, 9(1), 7–14.
Anggraini, M., Arneliwati, & Hasneli, Y. (2019). Pengaruh Terapi Relaksasi
Autogenik Terhadap Tingkat Kualitas Tidur Pada Lanjut Usia. JOM FKp, 6(1),
202–209.
Arizona, P., & Fuad, Y. (2014). Analisis Stabilitas Model Sel Imun-Tumor Dengan
Tundaan Waktu Pungky Zanuar Arizona Yusuf Fuad. 3(2).
Baig Fitrihan Rukmana1, Lalu Muhammad Sadam Husen, & Halmin Ulya Nurul Aini.
(2022). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat terhadap Penurunan Suhu Tubuh
pada Anak yang Terkena Typhoid Fever. Nursing Information Journal, 1(2),
81–89. https://doi.org/10.54832/nij.v1i2.192
Baskara. (2021). Asuhan Keperawatan Pada Ny.S Dengan Observasi Ileus Obstruktif
Di Ruang Imc Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Tanggal 17-18 Juni 2021.
Baso, M. C., Langi, F. L. F. ., & Sekeon, S. A. . (2019). Hubungan Antara Aktivitas
Fisik Dengan Kualitas Tidur Pada Remaja Di Sma Negeri 9 Manado. Kesmas,
7(5), 5–10.
Dewi, D. P. P., & Susilo, R. (2021). Pengaruh Teknik Relaksasi Autogenik Terhadap
Kualitas Tidur Penderita Hipertensi di Puskesmas Sumbang I. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah, 6(4), 114–121.
Dimu, Y. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Ny.P.B.N Dengan Post Op Tumor
Abdomen Di Ruangan Asoka Rsud. Prof.Dr.W.Z.Johannes Kupang. In
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang.

Anda mungkin juga menyukai