Anda di halaman 1dari 37

PROFESIONAL KEPERAWATAN

DALAM ETIKA DAN HUKUM


KESEHATAN
Kuliah Umum
Pasca Sarjana Keperawatan
Universitas Diponegoro
Oleh Dr. H. Sutrisno, S.KM, MH.Kes
• Wakil Ketua MKEK DPP PPNI Pusat
• Ketua Bidang Hukum dan Etik HPMI Pusat
• Persi (Makersi) Jawa Tengah
• Ketua HPMI Jawa Tengah
• Ketua Bidang Non Litigasi Badan Bantuan
Hukum PPNI Pusat
Latar Belakang
- Setiap orang berhak memperoleh layanan kesehatan yang merupakan hak fundamental (artikel
25:1 Deklarasi of Human Rights)
- Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin bertempat tinggal dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dalam sehat serta memperoleh pelayanan kesehatan (UUD 1945
pasal 28 H ayat (1)
- Selanjutnya negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak (UUD 1945 pasal 34 ayat (3))
- Kemudian negara membuat Undang-undang sebagai jaminan kepastian, jaminan manfaat untuk
mewujudkan keadilan
- UURI No 36 tahun 2009 tentang kesehatan
- Profesi Keperawatan
---Profesi Standar Profesi
---Etika Perilaku Etik
---Hukum Kepastian, Kemanfaatan, Keadilan

Kewenangan Profesi Atributif, Delegatif, Mandat


Permenkes No. 26 Tahun 2019
PERAWAT
VOKASI
KEMAMPUAN
TEKNIS
NERS
KEPERAWATAN

LULUSAN
PROGRAM
PROFESI

PERAWAT LULUSAN
PROFESI PROGRAM
SPESIALIS

KEAHLIAN
JENIS PERAWAT KHUSUS NERS
SPESIALIS
1. Jenis Perawat
2. Perizinan Perawat
3. Penyelenggaraan Praktek Keperawatan
4. Praktek Mandiri Keperawatan
5. Kebutuhan akan kesehatan / keperawatan
dalam wilayan dan
6. Pembinaan dan Pengawasan
PRAKTIK KEPERAWATAN

STR Sementara STRP SIPP


bagi Perawat WNA

1 Persyaratan memliki 1 Berlaku 1 Fasyankes


STRP: serkom/
Berlaku selama 1 serprof dan
tahun dan hanya persyaratan lain sesuai
dapat ketentuan 2 Berlaku sepanjang STRP
masih berlaku
diperpanjang 1
tahun berikutnya
2 Berlaku selama 5
3 Dapat diperpanjang
tahun selama memenuhi
persyaratan
Dapat diperpanjang
3 selama memenuhi
persyaratan Kepemilikan paling
4 banyak 2 SIPP
PEMDA a. fotokopi ijazah yang dilegalisasi;
1. tempat KAB/KOTA b. fotokopi STRP yang masih berlaku dan
praktik tidak dilegalisasi asli;
sesuai lagi c. surat keterangan sehat dari dokter
dengan SIPP; yang memiliki surat izin praktik;
2. masa berlaku d. surat pernyataan memiliki tempat

ARKAN
DIKELU
STRP telah praktik atau surat keterangan dari
habis dan pimpinan Fasilitas Pelayanan
tidak Kesehatan tempat Perawat
diperpanjang; berpraktik;
TIDAK
BERLAKU SIPP PERSYARATAN e. pas foto terbaru dan berwarna
3. dicabut oleh
dengan ukuran 4x6 (empat kali enam)
pejabat yang
cm sebanyak 3 (tiga) lembar;
berwenang f. rekomendasi dari kepala dinas
memberikan Pimpinan Fasilitas Pelayanan
kesehatan kabupaten/kota setempat
izin; atau Kesehatan:
atau pejabat yang ditunjuk; dan
4. Perawat yang 1. dilarang mempekerjakan g. rekomendasi dari Organisasi Profesi
bersangkutan Perawat yang tidak memiliki
meninggal SIPP. Dalam hal SIPP dikeluarkan oleh dinas
dunia. 2. wajib melaporkan Perawat kesehatan kabupaten/kota, persyaratan
yang bekerja dan berhenti rekomendasi sebagaimana dimaksud pada
bekerja di Fasyankesnya huruf f tidak diperlukan
pada tiap triwulan kpd
dinkes kab/kota dg
tembusan OP
Tugas dan Wewenang

Pemberi asuhan Penyuluh dan konselor Pengelola pelayanan


keperawatan bagi klien keperawatan
Pengaturannya
disesuaikan
dengan jenis
Perawat

Pelaksana tugas Pelaksana tugas


Peneliti berdasarkan pelimpahan dalam keadaan
keperawatan wewenang keterbatasan tertentu
PELAKSANAAN TUGAS DALAM KEADAAN
KETERBATASAN TERTENTU
Keadaan tidak ada tenaga medis
dan/atau tenaga kefarmasian

Perawat yang berkompeten dan


lulus orientasi dan/atau pelatihan
oleh kadinkes Pemda kab/kota
Dalam hal daerah telah
terdapat tenaga medis
Wewenang:
dan/atau tenaga
1. Pengobatan untuk penyakit
kefarmasian, wewenang
umum bila tdk tdapat tenaga
Pelaksana tugas tidak berlaku
medis;
dalam keadaan 2. Merujuk klien sesuai
keterbatasan tertentu
ketentuan sistem rujukan;
dan
3. Pelayanan kefaramasian scr
terbatas bila tdk tdpt tenaga
kefarmasian
KEADAAN DARURAT

Penyelamatan
Tindakan Ditetapkan
nyawa, cegah
medis dan sesuai hasil
kecacatan lbh lanjut,
pemberian evaluasi
mengurangi rasa
Keadaan Darurat obat sesuai berdasarkan
sakit, dan
kompetensi keilmuan
menstabilkan
dan ketentuan Perawat
kondisi Klien

PERTOLONGAN
PERTAMA

WAJIB DIRUJUK BILA


TELAH DILAKUKAN
PELIMPAHAN WEWENANG
Disertai pelimpahan Hanya kpd perawat
tanggung jawab profesi atau perawat vokasi
terlatih

Untuk
melaksanakan Delegatif
tindakan medis harus tertulis dan sesuai
dari dokter dan
evaluasi
dengan kompetensinya
Mandat
pelaksanaannya

Di bawah pengawasan tenaga medis


yang melimpahkan
Pelaksana tugas
berdasarkan
pelimpahan Perawat lulus pelatihan atau orientasi yang
wewenang diselenggarakan Pem atau Pemda
Pelaksanaan
program
pemerintah Dilakukan sesuai dengan
ketentuan
PERILAKU MANUSIA

Akal Budi (rasio) dan hati nurani (Conseience,


geweten) hal ini kemampuan kognitif dan kemampuan
untuk membedakan benar salah, baik-buruk dll
sebagai berikut perilaku manusia
- Kaidah budi nurani  kaidah secara spontan timbul
dari dalam budi nurani manusia
berupa nilai-nilai kemanusiaan
yang fundamental yang terjabar
ke dalam ukuran-ukuran,
patokan-patokan untuk
menentukan apa yang baik dan
buruk tentang sikap manusia.
• Bahwa yang membedakan manusia dari makhluk lainnya dibumi
karena manusia sejak kelahirannya sudah dilengkapi akal budi
dan hati nurani
• Akal budi dan hati nurani akan melahirkan logika
• Dan logika akan melahirkan kesadaran diri dalam berbuat dan
bertindak sebagai manusia

Perilaku Manusia
Manusia pada hakekatnya tidak dapat hidup sendiri. Tidak setiap
hubungan antar manusia dengan yang lain tidak selalu terjadi
kesesuaian. sering muncul pertentangan akhirnya ada penilaian
,dan penilaian sbg ukuran untk menilai baik,benar atau
tdk.nilai akan menjd dasar bg norma.norma dimasyarakat dijaga
sbg kesepakatan bersma.
Norma atau kaidah merupakan pedoman untuk berprilaku .kaidah
kesusilaan hub mns pd ahlak . Kaidah sopan santun pd kebiasaan
atau kepantasan yg nyata. Kaidah hukum untuk berprilaku yg
boleh dan tdk.
Akal fungsi teoretis ( sophia,kearifan) dan praktis (
WILAYAH ETIKA

BERFIKIR BERBUAT WILAYAH


+ - ETIKA DIMANA
DOAKAN SANKSI
- + &
+ + HUKUM NYA
ETIKA
KESATUAN BERPIKIR
BERBUAT

BERPIKIR
TIDAK ADA SANKSI ETIK
BERBUAT
BERPIKIR BERBUAT OBYEK ETIK

Berpikir saja atau berbuat saja


Diluar obyek etik
Harus ada kesatuan berpikir dan berbuat
Etika Profesi: Suatu Moralitas Kompetensi di Bidangnya dan
Kepercayaan
Etika Profesi harus mencakup
1. Kepentingan-kepentingan teknis manusia untuk mengendalikan
lingkungan
2. Kepentingan manusia untuk berkomunikasi
3. Kepentingan manusia untuk emansipasi/kebebasan
Etika profesi mengikat seluruh anggota profesi secara moral.

Tujuan kode etik Profesi:


Untuk menjaga agar profesi tertentu dilindungi dari penyelewengan
yang akan merugikan profesi tersebut dari klien, dan pelaksana profesi
yang bersangkutan
MUATAN ETIKA

1. Memuat nilai-nilai kebebasan.


2. Menyangkut tanggung jawab.
3. Memuat nilai-nilai kesadaran.
4. Memuat nilai-nilai konsekuensi.
5. Tidak bertentangan dengan norma dan aturan yang berlaku.
TERMINOLOGI ETIKA
KONSEP DASAR ETIKA PROFESI
- Etika mengandung arti patokan ataupun pedoman yang menuntun manusia untuk
berperilaku yang baik.
- Etika yaitu kumpulan asas atau nilai moral.
- Etika yaitu ilmu tentang yang baik atau yang buruk.
- Etika umum membahas prinsip-prinsip dasar moral dasar.
- Etika khusus menerapkan prinsip-prinsip dalam pada masing-masing bidang kehidupan
manusia.
- Etika yaitu moralitas yang sudah direfleksikan.
- Etika Yunani etos – moral.
- Etika adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau menyelidiki perilaku moral.
ETIKET ADALAH TATA KARMA
Kode etik yaitu rumusan-rumusan prinsip
dari prinsip-prinsip etik
ETIKA KEPERAWATAN HARUS DIPANDANG SEBAGAI
1.Etika sebagai landasan berfikir dan bekerja.
2.Etika sebagai pengendali.
3.Etika sebagai pendorong.
4.Etika sebagai penyeimbang.
5.Etika sebagai norma-norma.
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN

Mengapa perlu etik


1. Alasan pertama
Meski setiap orang pasti memiliki kesadaran etis (betapapun
minimalnya), tapi tidak selalu perbuatan kita didasari nilai-nilai etik.
2. Alasan kedua
Etika sifatnya spontan tidak seperti moral yang terungkap serta
merta.
Etika  penalaran pengumpulan informasi menguji validitas norma,
kritis (termasuk terhadap spontanitas moral), serta berpedoman pada
metode dalam mengambil keputusan etik
3. Alasan ketiga
Etika memiliki prinsip-prinsip.
Etika berbicara tentang apa yang seharusnya dilakukan manusia
sebagai manusia
Etika  menyangkut keyakinan mengenai nilai-nilai.
Nilai  sesuatu yang dijunjung tinggi, sesuatu yang memberi
makna dalam hidup.
Nilai mewarnai dan menjiwai tindakan seseorang
Maka tindakan itu etis berpegang pada sejumlah prinsip 3 nilai
1. Tindakan etis harus selaras dengan martabat manusia
2. Tindakan etis harus selaras dengan integritas manusia sebagai manusia
3. Tindakan etis harus setia pada kebenaran
4. Tindakan etis itu peran bukan cita-cita
5. Tindakan etis menolak yang salah
6. Tindakan etis itu mampu mengatakan tidak
7. Tindakan etis itu harus tulus
8. Tindakan etis itu tidak menghalalkan cara dan tujuan
9. Tindakan etis itu berani mengambil resiko
10.Tindakan etis itu harus bermetode
4. Alasan keempat itu memiliki cara-cara berpikir perspektif (ada 3 )
a. Etika Deontologis  cara berpikir etis yang berdasarkan diri pada
prinsip atau norma kondisi apapun.
- Immanuel kant  apa yang dilakukan harus dapat berlaku yang
bersifat universal
“Fiat justitia Ruat Carlum” tegakkan keadaan / hukum
walaupun langit runtuh
Kant  kewajiban moral sebagai dasar tindakan etis
b. Etika Teleologis = Teleas  tujuan
Nilai etis sebuah tindakan dilakukan oleh tujuan
c. Etika Kontekstual  yang paling penting bukanlah apa yang secara
umum baik tetapi apa yang secara kontekstual paling tepat dan yang
paling dapat dipertanggungjawabkan.
ETIKA Hukum Non tertulis Kebiasaan
Satunya
berpikir dan Profesi Non hukum
perbuatan RSU Tertulis
Perawat Kumpulan-kumpulan
Bentuk peraturan
kewajiban- Tertulis
kewajiban
- Pedoman-pedoman - Kaidah Arab
- Pegangan-pegangan - Norma Belanda
- Norm Inggris
- Kewajiban-kewajiban dalam - Ukuran-ukuran - Nurm Jerman
praktek

- Kewajiban terhadap pasien Ketaatan terhadap


- Kewajiban terhadap profesi kaidah/norma-norma
- Kewajiban terhadap sejawat mutu layanan dan
- Kewajiban terhadap layanan safety  perlindungan
Konstruksi Hukum

Struktur Prosedur

Substansi Materi Pedoman

Kultur Nilai-Nilai
“PANDANGAN HUKUM”

Hukum Sebagai Hukum Sebagai Hukum Sebagai


Nilai Norma/Kaidah Perilaku

Kristalisasi  Kepastian  Hub Manusia dengan


Pedoman-Pedoman  Kemanfaatan Tuhan
 Keadilan  Hub Manusia dengan
Manusia
 Hub Manusia dengan
Negara/Alam
 Hub Manusia dengan
Manusia bila ada
perbedaan
 Hub Sosial sebagai
Fungsi Manusia
PRASA ASAS LEGALITAS HUKUM
• Nulla poena sine lege tidak ada pidana atau hukuman tanpa ketentuan
undang –undang

• Nulla poena sine crimen tidak ada pidana tanpa perbuatan pidana

• Nullum crimen sine poena tidak ada perbuatan pidana menurut undang-
undang

Berdasarkan ke 3 prasa maka asas Legalitas mempunyai 2 fungsi

• Fungsi melindungi yang berarti undang –undang dalam hukum melindungi


rakyat terhadap kekuasaan negara yg sewenang wenang

• Fungsi instrumen yaitu dalam batas – batas yg ditentukan undang –


undang pelaksanaan kekuasaan oleh negara tegas tegas diperbolehkan
CARA MEMPEROLEH KEWENANGAN PERAWAT
DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN

A. Teori Kewenangan
-Dalam teori kewenangan, kewenangan (atau
sering pula disebut dengan istilah
wewenang), menyiapkan suatu tindakan hukum
yang diatur dan memberikan kepada suatu
jabatan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku yang mengatur jabatan
yang bersangkutan (Habib Hadjie, Tafsir
sematik terhadap UU No 38 tahun 2009, Refika
Aditama Bandung 2008).
• UU No. 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi
Pemerintahan
• Pasal 1 (5) : Wewenang adalah hak yang dimiliki oleh dan
atau Pejabat Pemerintahan atau Penyelenggara Negara
lainnya untuk mengambil keputusan dan atau Tindakan dalam
penyelenggaraan pemerintahan
• Pasal 6 (1) : Pejabat Peemerintahan memiliki hak dalam
menggunakan kewenangannya dalam menggambil
keputusan dan/atau Tindakan.
(2) : Hak sebagaimana dimaksud ayat (1) maka,
(a)Melaksanakan kewenangan yang dimiliki
berdasarkan ketentuan peraturan dan AUPB
(b)Menyelenggarakanaktivitas pemerintahan
berdasarkan kewenangan yang dimiliki
(c)Mendelegasikan mandat serta ketentuan
(d)Memperoleh bantuan hukum dalam pelaksanaan
tugasnya
- Wewenang atau kewenangan (beroegdheid) pada
prinsipnya, merupakan kemampuan tindakan-
tindakan hukum tertentu.
-Syahrai Basah mengemukakan bahwa kewenangan
seseorang atau badan hukum pemerintah dapat
diperoleh daru peraturan perundang-undangan
baik secara langsung (atribusi) ataupun
pelimpahan (delegasi dan sub delegasi) serta
atas dasar mandat.
- Wewenang adalah hak untuk
melakukan suatu hak dan
kekuasaan yang sah
- Wewenang adalah suatu
kemampuan untuk menimbulkan
akibat-akibat hukum dan juga
untuk berbuat atau melakukan
sesuatu
Ho Van Wijk dan Wilem Konsjnenbelt
Ada 3 cara memperoleh kewenangan antara lain:
1. Atribusi adalah pemberian wewenang pemerintah oleh
pembuat undang-undang kepada organ pemerintah.
2. Delegasi adalah pelimpahan wewenang pemerintah dari
satu organ pemerintah kepada organ pemerintah lainnya.
3. Mandat terjadi ketika organ pemerintah mengijinkan
kewenangan dijalankan oleh organ lain atas namanya.

Jenis Mandat
• Imperative Dokter / Perawat
• Bebas PPNI
• Representative DPRRI
KEWENANGAN PERAWAT

1. Kewenangan Atributif
Dalam pelaksanaan praktek keperawatan Asuhan keperawatan
merupakan kewenangan atributif perawat secara mandiri, karena
asuhan keperawatan menjadi tanggung jawab perawat. Asuhan
Pre Anastesi dan Post Anastesi merupakan bentuk aturan
keperawatan yang atributif.
2. Kewenangan Delegatif
Kewenangan Delegatif perawat anastesi itu saat memasang infus,
proses menyuntik dll.
3. Kewenangan Mandat
Kewenangan dalam asuhan medis anastesi di kamar operasi,
kamar tindakan
J.B JM. Den Berge : syarat pelimpahan, definitif tidak
herarki, disertai penjelasan, dan petunjuk serta menurut
perundang-undangan.
Atribusi Delegasi Mandat
Cara Perundang- Pelimpahan Pelimpahan
Perolehan undangan
Kekuatan Tetap melekat Dapat dicabut Dapat
mengikatnya: sebelum atau ditarik ditarik atau
perubahan kembali apabila digunakan
peraturan ada sewaktu-
perundang- pertentangan waktu oleh
undangan atau pemberi
penyimpangan wewenang
(contrarzus (mandans)
actual)
DASAR HUKUM PERCEPATAN COVID-19

• Salus Populi Suprema Lex Esto


Artinya : keselamatan rakyat merupakan
hukum tertinggi atau kepentingan rakyat
umum lebih utama dan merupakan hukum
tertinggi

• Dar'ul Mafasid Muqaddamun ala Jalbil


Mashalih
Menghindari bencana; Menghindari
Kerusakan itu lebih baik; lebih
didahulukan dari pada meraih kebaikan dan
keuntungan
KESIMPULAN

• Berbicara tentang ini boleh, ini tidak


boleh, itu masalah kemarin yang sekarang,
harus berfikir peran apa, kewenangan yang
mana yang bias dilakukan perawat
professional dalam percepatan penanganan
Covid-19 dan dampaknya
• Bagaimana peran perawat dalam menghadapi
perubahan pasca pandemi Covid-19
• Bagaimana inovasi layanan perubahan tata
dan keperawatan pasca pandemic Covid-19
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai