Anda di halaman 1dari 38

PERMENKES 26 TAHUN 2019

PERATURAN PELAKSANAAN UU 38
TAHUN 2014 TENTANG
KEPERAWATAN
BAB 1
KETENTUAN UMUM
PASAL 1
1. Perawat
a. Perawat Vokasi : Lulusan D3 Keperawatan
b. Perawat Profesi : Lulusan Profesi Keperawatan Dan
Program Spesialis Keperawatan
2. Praktik Keperawatan : Pelayanan Yang
Diselenggarakan Oleh Perawat Dalam Bentuk Askep
3. Pelayanan Keperawatan : Pelayanan Profesional Yg
Didasarkan Pada Ilmu Dan Kiat Keperawatan Di
Tujukan Kepada Individu, Keluarga, Kelompok, Atau
Masyarakat, Baik Sehat Maupun Sakit
4. STRP (Surat Tanda Rtegistrasi Perawat) ; Bukti
tertulis tg diberikan oleh konsil keperawatan
kepada perawat yg telah di registrasi
5. SIPP (Surat Izin Praktik Perawat) : Bukti yg
diberikan oleh pemda kepada perawat sebagai
pemberian kewenangan untuk menjalankan
praktik keperawatan
6. STANDAR PROFESI KEPERAWATAN : Batasan
Kemampuan Minimal, Berupa Pengetahuan,
Keterampilan Dan Prilaku Yg Harus Dikuasai Oleh
Perawat Dalam Melakukan Praktik Keperawatan
7. ORGANISASI PROFESI : Wadah Yg Menghimpun
Perawat Secara Nasional Dan Berbadan Hukum
Sesuai Dengan Uu
PASAL 2
1. PMK INI MENGATUR
a. Jenis Perawat
b. Perizinan
c. Penyelenggaraan Praktik Keperawatan
d. Praktik Mandiri Perawat
e. Kebutuhan Pelayanan Keperawatan Dalam Suatu
Wilayah
f. Pembinaan Dan Pengawasan
BAB 3
PERIZINAN
PASAL 4
1. Perawat Wajib Memiliki STRP Dalam
Melakukan Praktik Keperawatan
2. Untuk Memperoleh STRP, Perawat Harus
Memiliki Sertifikat Kompetensi Atau Sertifikat
Profesi
PASAL 7
1. Untuk Melakukan Praktik Keperawatan
PERAWAT WAJIB MEMILIKI SIPP
2. SIPP Di Berikan Kepada Perawat Yg Telah
Memiliki STRP
PASAL 8
1. Perawat Hanya Dapat Memiliki Paling Banyak
2 (Dua) SIPP
2. Permohonan SIPP Kedua Harus Menunjukkan
SIPP Pertama Yg Masih Berlaku
PASAL 9
1. UNTUK MENDAPATKAN SIPP, PERAWAT
MELAMPIRKAN
a. FC IJAZAH YG DI LEGALIZIR
b. FC STRP YG DI LEGALISIR
c. SKBS DARI DOKTER YG MEMLIKI IZIN PRAKTIK
d. SURAT PERNYATAAN MEMILIKI TEMPAT PRAKTIK
(MANDIRI)
e. PERNYATAAN DARI PIMPINAN FASYANKES
f. PAS FOTO TERBARU UKURAN 4 X 6 SEBANYAK 3 LEMBAR
g. REKOMENDASI DARI DINAS KESEHATAN
h. REKOMENDASI DARI PPNI
Pasal 14
1. Pimpinan Fasyankes Dilarang Meperkerjakan
Perawat Yg Tidak Memiliki SIPP
2. Pimpinan Fasyankes Wajib Melaporkan
Perawat Yg Bekerja, Dan Berhenti Bekerja Ke
Dinas Kesehatan/Pemda, Dengan Tembusan
Ke PPNI
BAB IV
PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEPERAWATAN
PASAL 15
1. Perawat Menjalankan Praktik Keperawatan Di
Fasyankes Sesuai Dengan Sasarannya
2. FASYANKES YG DIMAKSUD ADALAH
a. TEMPAT PRAKTIK MANDIRI
b. KLINIK
c. PUSKESMAS
d. RUMAH SAKIT
e. TEMPAT LAIN
3. Tempat Lain Yg Dimaksud Adalah : Rumah Klien,
Rumah Jompo, Panti Asuhan, Panti Sosial,
Perusahaan, Sekolah
4. Praktik Keperawatan Di Tempat Lain Sebgaimana
Yg Dimaksud Ayat 3, Tidak Memerlukan SIPP,
Sepanjang Telah Memiliki Sipp Di Tempat
Praktik Mandiri Di Wilayah Kerja Yg Sama
5. Praktik Keperawatan Di Tempat Lain Sebgaimana
Yg Dimaksud Ayat 4 Dilaksanakan Berdasarkan
Penugasan Dari Fasyankes Tempat Kerja
6. Perawat Yg Menjalankan Praktik Keperawatan
Mandiri, Harus Memasang PAPAN NAMA
PRAKTIK
7. Papan Nama Praktik Paling Sedikit Memuat
– Nomor STRP
– Nomor SIPP
– Jenis Layanan Keperawatan Yg Diberikan
8. Perawat Yang Menjalankan Praktik
Keperawatan Mandiri, Harus Memiliki
Kualifikasi Pendidikan Paling Rendah Profesi
Ners
PASAL 16
DALAM MENYELENGGARAKAN PRAKTIK
KEPERAWATAN, PERAWAT BERTUGAS SEBAGAI
a. Pemberi Asuhan Keperawatan
b. Penyuluh Dan Konselor Bagi Klien
c. Pengelola Pelayan Keperawatan
d. Peneliti Keperawatan
e. Pelaksana Tugas Berdasarkan Pelimpahan
Wewenang
f. Pelaksana Tugas Dalam Keadaan Keterbatasan
Tertentu
PASAL 17
Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan (pasal
16 huruf a) di bidang perorangan, perawat berwenang
a. Melakukan pengkajian keperawatan
b. Menetapkan diagnosis keperawatan
c. Merencanakan tindakan keperawatan
d. Melaksanakan tindakan keperawatan
e. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan
f. Melakukan rujukan
g. Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai
kompetensi
h. Memberikan konsultasi keperawatan dan berkolaborasi dengan
dokter
i. Melakukan penyuluhan dan konseling
j. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat sesuai dengan resep,
atau obat bebas dan obat bebas terbatas
PASAL 18
1. Perawat profesi memiliki wewenang sebagaimana
dimaksud dalam pasal 17 huruf a sampai j
2. perawat profesi melakukan pengkajian dasar dan
lanjutan secara menyeluruh
3. Perawat profesi berwenang menegakkan diagnosa
keperawatan
PASAL 19
1. Perawat vokasi memliki wewenang sebagaimana di
maksud dalam pasal 17 huruf a, huruf d, huruf e,
huruf g, dan huruf I kecuali konseling
2. Perawat vokasi melakukan pengkajian dasar secara
menyeluruh
PASAL 21
1. Dalam memberikan ASKEP Perkesmas, perawat berwenang
a. Melakukuan pengkajian tingkat keluarga dan kelompok
b. Menetapkan masalah keperawatan
c. Membantu penemuan kasus penyakit
d. Merencanakan tindakan
e. Merencakan tindakan keperawatan
f. Melakukan rujuakan kasus
g. Mengevaluasi hasil tindakan
h. Melakukan pemberdayaan masyarakat
i. Melaksanakan advokasi dalam perkesmas
j. Menjalin kemitraan dalam perkesmas
k. Melakukan penyuluhan dan konseling
l. Mengelola kasus
m. Melakukan penatalaksanaan perawatan komplementer dan
alternatif
PASAL 21 (LANJUTAN)
2. Perawat profesi memiliki kewenangan dari
huruf a sampai huruf m pada ayat 1
3. Perawat vokasi memliki kewenangan pada
huruf a terbatas pada tingkat keluarga, huruf
c, huruf e, huruf g terbatas pada tingkat
keluarga, huruf j, huruf k kecuali konseling
dan huruf m
PASAL 22
1. Pelaksanaan keperawatan komplementer dan
alternatif hanya dapat dilaksanakan oleh
perawat yg memiliki kompetensi yg di peroleh
melalui pendidikan atau pelatihan
2. Pelaksanaan ayat 1 diatas tdk boleh menjadi
pelayanan utama dan terus menerus
3. Pelaksanaan ayat 1 hanya berfungsi sebagai
pelengkap
4. Pelaksanaan keperawatan komplementer dan
alternatif di fasyankes harus di kredensialing
oleh dinas kesehatan
Pasal 23
1. Dalam melaksanakan tugas sebagai penyuluh dan
konselor (pasal 16 huruf b)
a. Melakukan pengkajian di tingkat individu, keluarga, dan
kelompok masyarakat
b. Melakukan pemberdayaan masyarakat
c. Melaksanakan advokasi dalam perkesmas
d. Menjalin kemitraan dalam perkesmas
e. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling
2. Huruf a sampai e pada ayat 1 adalah kewenangan
perawat profesi
3. Huruf a terbatas di tingkat individu, huruf d, dan
huruf e kecuali konseling adalah kewenangan perawat
vokasi
Pasal 24
1. Dalam menjalankan tugas sebagai pengelola
pelayanan keperawatan (pasal 16 huruf c)
a. Melakukan pengkajian dan menetapkan
permasalahan
b. Merencankan, melasanakan, dan mengevaluasi
pelayan keperawatan
c. Mengelola kasus
2. Ayat 1 hanya di lakukan oleh perawat profesi
Pasal 25
1. Sebagai peneliti (pasal 16 huruf d) perawat
berwenang :
a. Melakukan penelitian sesuai dengan standar dan
etika
b. Menggunakan sumber daya pada fasyankes dengan
izin pimpinan
c. Menggunakan pasien sebgai subyek sesuai dengan
etika profesi dan UU
2. Ayat 1 adalah kewenangan perawat profesi
3. Perawat vokasi membantu sebagai anggota tim
Pasal 27
1. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang
(pasal 16 huruf e)
a. Melakukan tindakan medis dari dokter dan evaluasi
pelaksanaannya
b. Melasankan program pemerintah
Pasal 28
1. Untuk tindakan medis dari dokter (pasal 27 huruf a)
berupa delegatif atau mandat
2. Pelimpahan wewenang sebagaimana ayat 1 harus
dilakukan secara tertulis
3. pelimpahan wewenang sesuai dengan ayat 1
diberikan kepada perawat sesuai dengan
kompetensinya
Pasal 28 (lanjutan)
4. Jenis tindakan medis secara mandat meliputi
a. Memberikan terapi parenteral
b. Menjahit luka dan
c. Tindakan medis sesuai dengan kompetensi perawat
5. Jenis tindakan medis secara delegatif meliputi
a. Pasang infus
b. Menyuntik
c. Imunisasi dasar
d. Tindakan medis lainnya sesuai dengan komptensi perawat
6. Tindakan medis dalam pelimpahan wewenang di tetapkan
oleh
a. Pimpinan RS untuk perawat di rumah sakit
b. Kepala dinas kesehatan untuk perawat di Puskesmas
Pasal 29
1. Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan
wewenang (pasal 27 huruf b) diberikan kepada
perawat yg telah mengikuti pelatihan yg di
selenggarakan oleh pemerintah
Pasal 30
2. Pelaksanaan tugas dalam keterbatasan tertentu
(pasal 16 hurf f) dilaksanakan oleh perawat
dengan memperhatikan kompetensi perawat/
atau telah mengikuti pelatihan/orientasi yg di
selenggarakan oleh pemerintah
Pasal 30
5. Dalam rangka pelaksana tugas dalam hal
keterbatasan tertentu (pasal 16 huruf f),
perawat memiliki wewenang
a. Melakukan pengobatan untuk penyakit umum
dalam hal tidak terdapat tenaga medis
b. Merujuk klien sesuai dengan ketentuan
c. Melakukan pelayanan kefarmasian secara
terbatas dalam hal tenaga farmasi tidak ada
Pasal 31
1. Jika tidak terdapat perawat profesi di suatu
daerah, perawat vokasi dapat melakukan
kewenangan perawat profesi, setelah
mendapatkan kesesuaian kompetensi
2. Jika tidak ada perawat profesi (ayat 1)
ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan
3. Kesesuaian kompetensi sebagaimana di maksud
pada ayat 1 didaptakan melalui pelatihan
4. Pelaksanaan ayat 1 dilakukan oleh perawat
vokasi setelah mendapat surat tugas dari
pemerintah
Pasal 33
1. Dalam keadaan darurat, untuk memberikan
pertolongan pertama, perawat dapat
melakukan tindakan medis dan pemberian
obat sesuai kompetensinya
Pasal 35
1. Dalam melaksanakan praktik keperawatan perawat
mempunyai hak sebagai berikut:
a. Memperoleh perlindungan hukum
b. Memperoleh informasi yg benar, jelas, dan jujur dari klien atau
keluarga
c. Melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi dan
kewenangan
d. Menerima imbalan jasa
e. Menolak keinginan klien yg bertentangan dengan kode etik,
standar pelayanan, standar profesi, SOP, dan UU
f. Memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar
g. Memperoleh perlindungan atas keselamtan dan kesehatan
kerja
h. Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesinya
i. Memperoleh hak lain sesuai dengan UU
Pasal 36
1. Kewajiban perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan
adalah :
a. Menjaga kerahasiaan klien
b. Memperoleh persetujuan dari klien atau keluarga
c. Bagi perawat yg melakukan prekatik mandiri, wajib melengkapi
sarana dan prasarana sesuai dengan standar keperawatan dan UU
d. Memberikan pelayanan sesuai dgn kode, etik, standar pelayanan,
standar profesi dan UU
e. Merujuk klien yg tdk dapat ditangani kepada perawat yg mempunyai
kompetensi atau nakes lainnya
f. Mendokumentasikan Askep sesuai dengan standar
g. Memberikan jaminan informasi yg lengkap, jujur, benar, jelas, dan
mudah dimengerti
h. Melaksanakan tugas pelimpahan wewenang sesuai dengan
kompetensinya
i. Melaksanakan penugasan khusus yg ditetapkan oleh pemerintah
Pasal 37
1. Perawat yg menyelenggarakan praktik mandiri,
memiliki wewenang :
a. Menyelenggarakan askep di bidang upaya kesehatan
perorangan
b. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling
c. Melaksanakan tugas berdasrkan pelimpahan wewenang
4. Dalam memberikan Askep, (ayat 1 huruf a), dapat
melakukan penatalaksanaan keperawatan
komplementer dan alternatif sesuai dengan
kompetensi
6. Pelaksanaan tugas berdasarkan ayat 1 huruf c,
dilakukan berdasarkan permintaan dokter secara
tertulis
Pasal 38

1. Perawat yg melakukan praktik mandiri harus


mempunyai SIPP
2. Perawat yg melakukan praktik mandiri harus
mememnuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana
peralatan, dan bahan habis pakai
Pasal 40
1. Bangunan untuk praktik mandiri dapat berupa rumah
tinggal, bagian dari rumah, bagian dari kantor, mall,
atau bagian dari gedung
5. Jika menggunakan rumah tinggal, akses pintu ke;luar
masuk harus terpisah dengan tempat tinggal
perorangan.
Pasal 41
Ruang dalam bangunan praktik mandiri meliputi
a. Ruang administrasi
b. Ruang tunggu
c. Ruang periksa/ruang konsultasi/ruang
pelayanan
d. Ruang penyimpanan alat
e. Toilet
f. Ruang lain sesuai kebutuhan
Pasal 42
1. Sarana sebagaimana yg dimaksud pasal 38
ayat 2 harus memiliki:
a. Air bersih
b. Listrik dan pencahayaan yg cukup
c. Ventilasi atau sirkulasi udara
d. Prasarana lain sesuai dengan kebutuhan
2. Semua saran harus terpelihara dan berfungsi
baik
• Pasal 43 : tentang peralatan praktik mandiri
• Pasal 44 dan 45 : obat yg di simpan sesuai dengan
ketentuan UU dan PMK
• pasal 46 : pengolahan limbah medis di tempat praktik
mandiri
• Pasal 47 : instrumen penilaian kelayakan tempat praktik
mandiri (lampiran PMK ini) dilakukan oleh dinkes dan OP
• Pasal 48 : izin praktek mandiri tdk memerlukan izin
fasyankes, dan hanya melakat pada SIPP
• Pasal 49 dan 50 : dalam mejalankan praktik mandiri
perawat dapat dibantu oleh nakes lain yg memiliki surat izin
praktik . Dan apabila berhalangan dapat digantikan oleh
perawat lain yg memiliki kompetensi sama dan mempunyai
SIPP
• Pasal 51 : praktik mandiri wajib melakukan pencatatan dan
melaporkan ke Puskesmas di wilayah tempat praktik
Pasal 53
1. Pemerintah dan konsil keperawatan melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap praktik
keperawatan
2. Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan
pemerintah dan konsil keperawatan di bantu
oleh OP
3. Pembinaan dan pengawasan dilakukan untuk
meningkatkan mutu, dan melindungi masyarakat
dari kemungkinan yg dapat menimbulkan resiko
4. Pembinaan dilakukan melalui supervisi,
konsultasi, bimbingan teknis, monitoring dan
evaluasi
• Pasal 54 : perawat vokasi yg telah
menjalankan praktek mandiri sebelum
terbitnya PMK ini tetap dapat melakukan
kewenangan ditempat prak mandiri selama 7
tahun sejak PMK ini terbit
• Pasal 55 : SIKP dan SIPP yg berdasar PMK No
17 tahun 2013 dinyatakan masih tetap berlaku
sampai dengan masa berlakunya habis
• Pasal 56 : SIKP yg berdasar pada PMK No 17
tahuin 2013 harus di baca SIPP
• Pasal 57 : PMK no 17 tahun 2013 di nyatakan
tidak berlaku lagi
• Pasal 58 : PMK ini berlaku sejak tanggal di
tetapkan
• Ditetapkan di jakarta pada tanggal 9 agustus
2019
Sekian dan Terimah Kasih

Anda mungkin juga menyukai