Anda di halaman 1dari 11

Lailatul Nurush S., Sardjuningsih, dan Tatik I. Sa’adati, Penyesuaian Diri...

PENYESUAIAN DIRI KELUARGA PENDERITA BIPOLAR


DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KOTA KEDIRI

Lailatul Nurush Sholikah, Sardjuningsih, dan Tatik Imadatus Sa’adati

ABSTRAK
Setiap manusia yang hidup pasti menginginkan kehidupan yang harmonis, yang sesuai dengan
harapannya, namun masalah-masalah pribadi dan sosial semakin bertambah seiring kemajuan
zaman. Belum lagi jika memiliki anggota keluarga dengan gangguan jiwa, tentu akan sangat
mempengaruhi kondisi fisik dan mental orang yang merawatnya di rumah. Hal ini akan
mempengaruhi kemampuan orang tersebut dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui penyesuaian diri keluarga penderita Bipolar
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek dari
penelitian ini sebanyak 3 orang dari anggota keluarga dengan gangguan bipolar yang beralamat
di daerah kota Kediri dan direkomendasikan dari pihak Rumah Sakit Bhayangkara. Pengumpulan
data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Proses analisis data dilakukan
dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini memberikan gambaran mengenai tiga orang yang memiliki anggota keluarga
dengan gangguan bipolar di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kediri. Semua subjek yang memiliki
keluarga dengan gangguan bipolar sempat mengalami kendala dalam menyesuaikan diri.
Namun, penerimaan akan kondisi yang ada, dukungan saudara dan tetangga, serta kemajuan
yang ditunjukkan oleh keluarga mereka membantu mereka dalam proses menyesuaikan diri
dengan lingkungan.
Kata kunci: Penyesuaian Diri, Keluarga, Penderita Bipolar.

PENDAHULUAN merawatnya di rumah, misalnya orang tua,


Setiap manusia yang hidup di dunia suami/istri, atau saudaranya. Keluarga di
ini pasti menginginkan kehidupan yang rumah sering kali mengalami tekanan mental
harmonis, yang sesuai dengan harapannya. karena gejala yang ditampilkan penderita
Suatu kehidupan dimana individu bipolar. Tekanan yang dirasakan keluarga
mampu melewati hari-harinya dengan akan semakin berat, karena permasalahan
penuh kebahagiaan dan kedamaian serta secara finansial maupun sosial. Pada
menciptakan hubungan yang baik dengan umumnya keluarga merasa malu memiliki
lingkungan sekitarnya. Guna mewujudkan anak atau anggota keluarga penderita
hal itu, individu harus memiliki kesehatan gangguan jiwa dalam hal ini gangguan
mental yang optimal, baik dari segi fisik Bipolar karena mereka menunjukkan tanda
maupun psikis. Selain kesehatan fisik dan perubahan mood antara rasa girang yang
psikis, individu juga harus mempunyai ekstrem dan depresi yang parah.
perilaku-perilaku yang normal agar Menurut penelitian PDSKJI (Malang Post,
kita dapat diterima dilingkungan sosial. 2016) jumlah penderita gangguan Bipolar
Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan (Bipolar Disorder) di Indonesia berkisar antara
keadaan akan menjadikan hidup semakin 0,3%-1,5% dari jumlah keseluruhan gangguan
rumit dan jauh dari harapan. psikologi. Meski jumlah penderita gangguan
Keberadaan anggota keluarga dengan Bipolar di Indonesia tidak dikategorikan
gangguan jiwa juga sangat mempengaruhi gawat, tetapi hal ini perlu diketahui secara
kondisi fisik dan mental orang yang luas oleh masyarakat, karena sebagian besar
penderita Bipolar adalah remaja. Menurut
2 Vol. 1 No. 1 Juli 2017 | 1-11

data screening perihal jumlah penderita Penelitian ini memiliki ruang yang
Bipolar di Jawa Timur yang dihimpun berbeda dengan penelitian sebelumnya.
PDSKJI, ada sebanyak 13% penderita Bipolar Peneliti ingin mengetahui bagaimana
datang dari usia remaja dan sebanyak 12% penyesuaian diri keluarga yang memiliki
datang dari usia dewasa. Sisanya, terdapat anggota keluarga penderita gangguan
sekitar 5 – 7 persen datang dari golongan Bipolar serta bagaimana keluarga tersebut
lansia, golongan orang tua, pekerja, tahanan menyesuaikan diri dengan lingkungan
penjara dan lain-lain. Jumlah ini tersebar di sehingga mereka tetap mampu menjadi
berbagai kota di Jawa Timur, salah satunya bagian dari lingkungan sosial di sekitarnya.
kota Kediri. Penyesuaian diri, menurut Scheneiders
Berdasarkan data pasien di Rumah (dalam Agustina, 2006), merupakan satu
Sakit Bhayangkara Kota Kediri, setiap hari proses yang mencakup respon-respon
kamis dan jumat ada sekitar 90-130 pasien mental dan tingkah laku, yang merupakan
gangguan psikologi yang berkunjung, usaha individu agar berhasil mengatasi
guna mendapatkan konseling maupun kebutuhan, ketegangan, konflik dan
hanya mengambil resep obat bagi pasien. frustasi yang dialami didalam dirinya.
Berdasarkan observasi dan wawancara Usaha individu tersebut bertujuan untuk
dengan beberapa keluarga pasien di Rumah memperoleh keselarasan dan keharmonisan
Sakit Bhayangkara kota Kediri, banyak antara tuntutan dalam diri dengan apa yang
keluarga yang mengakui bahwa beban yang diharapkan oleh lingkungan. Schneiders
dirasakan oleh anggota keluarga pasien juga mengatakan bahwa orang yang dapat
sangat berat, namun demikian keluarga menyesuaikan diri dengan baik adalah orang
pada umumnya tetap menunjukkan rasa dengan keterbatasan yang ada dalam dirinya,
tanggung jawab, dukungan dan kasih sayang belajar untuk bereaksi terhadap dirinya
yang besar terhadap anggota keluarga dan lingkungan dengan cara yang matang,
mereka yang mengalami gangguan bipolar. bermanfaat, efisien, dan memuaskan, serta
Penelitian mengenai gangguan bipolar dapat menyelesaikan konflik, frustasi,
pernah dilakukan sebelumnya, yaitu maupun kesulitan-kesulitan pribadi dan
oleh Handono dan Bashori (2013) yang sosial tanpa mengalami gangguan tingkah
memperoleh data bahwa semakin tinggi laku. Jadi penyesuaian diri adalah suatu proses
penyesuaian diri dan dukungan sosial yang mencakup respon mental dan tingkah
maka semakin rendah stres lingkungan dan laku yang merupakan usaha individu agar
sebaliknya, semakin rendah penyesuaian diri berhasil mengatasi kebutuhan, ketegangan,
dan dukungan sosial maka semakin tinggi ataupun konflik yang dialaminya agar
stres lingkungan. Peneliti yang lain, Banfatin memperoleh keselarasan dan keharmonisan
(2014) mendapatkan data bahwa model- antara tuntutan dalam diri dengan apa
model yang efektif untuk meningkatkan yang diharapkan oleh lingkungannya agar
keberfungsian sosial penderita gangguan individu bisa hidup dan bergaul secara wajar
Bipolar adalah psikoedukasi, terapi afeksi tanpa melibatkan perasaan emosi yang kuat
berbasis keluarga, teknik coping bersama, seperti marah, takut, khawatir, dan lain-lain.
sahabat nasehat dan sahabat kontrol, dan Seseorang dianggap mampu melakukan
support group. Model-model efektif untuk penyesuaian diri dengan baik jika memiliki
menurunkan risiko bunuh diri penderita 7 aspek berikut, yaitu mampu mengontrol
gangguan bipolar yaitu: terapi Afeksi berbasis emosi dengan baik (tidak menunjukkan emosi
keluarga, teknik spiritual, menajemen diri, berlebih), mampu memberikan respon yang
teknik koping bersama, sahabat nasehat dan normal dalam menyelesaikan masalah, tidak
sahabat control serta support group. memiliki perasaan frustasi personal (mampu
Lailatul Nurush S., Sardjuningsih, dan Tatik I. Sa’adati, Penyesuaian Diri... 3

mengontrol perasaan frustasi personal), Data yang diperoleh kemudian dianalisa


mampu belajar secara berkesinambungan, menggunakan metode induktif, dilanjutkan
mampu memanfaatkan pengalaman masa dengan proses reduksi data, penyajian data
lalu, mampu bersikap realistik dan objektif, kemudian penarikan kesimpulan. Guna
dan memiliki pertimbangan yang rasional menjaga keabsahan data maka dilakukan
(Schneiders, dalam Harahap, 2012). pengamatan lebih rinci dan triangulasi
Keluarga, merupakan salah satu sumber data.
lingkungan yang mempengaruhi penyesuaian
diri individu. Menurut Gunadarsa (1999), ANALISIS DAN HASIL
keluarga adalah unit sosial yang paling Berdasarkan penelitian yang dilakukan
kecil dalam masyarakat yang peranannya pada 3 orang subjek yang merupakan
besar sekali terhadap perkembangan sosial, anggota keluarga bagi orang yang mengalami
terlebih pada awal-awal perkembangannya gangguan bipolar, yakni Subjek 1 (Bu PNI),
yang menjadi landasan bagi perkembangan Subjek 2 (Pak DND) dan Subjek 3 (Pak OS)
kepribadian selanjutnya. Kesejahteraan diperoleh data bahwa:
masyarakat sangat tergantung pada keluarga
Subjek 1 (Bu PNI)
yang ada dalam masyarakat itu.
Dalam pandangan psikodinamik, PNI merupakan ibu dari NR, penderita
keluarga merupakan lingkungan sosial yang gangguan bipolar. PNI tinggal bersama
secara langsung mempengaruhi individu. suaminya dan NR. Sementara suami dari
Keluarga merupakan lingkungan mikrosistem, NR bekerja di Kalimantan sebagai pekerja
yang menentukan kepribadian dan Bangunan. PNI menceritakan bahwa
kesehatan mental anak. Keluarga lebih dekat gangguan yang dialami oleh NR dimulai pada
hubungannya dengan anak dibandingkan tahun 2012, saat itu ia melahirkan putra
dengan masyarakat luas. Karena itu dapat keduanya:
digambarkan hubungan ketiga unit itu “Di tahun 2012 NR melahirkan anak ke 2 nya,
seorang bayi laki-laki yang sangat tampan.
sebagai anak-keluarga-masyarakat. Artinya,
Namun NR kurang bisa menerima anaknya
masyarakat menentukan keluarga, dan
karena anaknya lahir prematur dengan berat
keluarga menentukan individu. Dengan
badan sekitar 2,1 ons dengan panjang 48 cm. NR
demikian, kondisi keluarga yang memiliki merasa tidak bisa menyayangi anak ke 2 nya
anggota keluarga yang menderita gangguan itu. Ketika NR hamil dan sampai melahirkan,
bipolar akan berbeda dengan keluarga pada NR tidak ditemani suaminya karena suaminya
umumnya. bekerja di Kalimantan. Suami NR pulang ketika
Gangguan Bipolar menurut Nevid (2003), bayi NR udah berusia 3 bulan. NR tidak mau
adalah suatu gangguan yang ditandai dengan untuk menyusui bayinya sehingga sampai
perubahan mood antara rasa girang yang sekarang anak NR meminum susu formula. NR
ekstrem dan depresi yang parah. merasa tidak bisa menyayangi bayinya sendiri.
Setelah melahirkan sikap NR berubah drastis,
METODE NR sering marah-marah tidak jelas, mudah
tersinggung, merasa takut saat berada dirumah
Penelitian ini menggunakan pendekatan
sendirian bersama bayinya. Merasa tidak betah
kualitatif dengan jenis penelitian studi di rumah, dan selalu merasa bahwa tidak ada
kasus. Subjek penelitian merupakan orang orang yang peduli dengannya.”
tua atau suami orang yang menderita
gangguan Bipolar dengan jumlah subjek Ketika mengetahui bahwa NR mengalami
sebanyak 3 orang. Metode pengambilan data gangguan, PNI merasa kasihan. Namun,
dalam penelitian ini menggunakan teknik terkadang saat NR kambuh, PNI juga ikut
wawancara, observasi, dan dokumentasi. emosi bahkan terkadang ia sampai menangis.
4 Vol. 1 No. 1 Juli 2017 | 1-11

Ia merasa susah dan sedih, tidak menyangka “Saya sudah mengobatkan NR ke dukun dan
hidupnya akan seperti ini : kyai namun belum ada hasil. Lalu ada yang
“Saya itu sebenarnya kasihan dengan anak saya mengusulkan ke puskesmas Semen, kemudian
mbak, namun terkadang saat NR kambuh saya di rujuk ke RS Gambiran mbak, namun tidak
juga ikutan emosi karena selalu marah-marah membuahkan hasil mbak, malahan jika minum
tidak jelas. Terkadang saya sampai nangis lho obat dari RS Gambiran, terkadang NR tidak
mbak melihat kondisi NR seperti orang yang tidak bisa tidur dan selalu merasa was-was setelah
normal. Saya merasa susah dan sedih mbak, tidak minum obat. Kemudian saya membawa ke RS.
menyangka kalo NR akan seperti ini”. Bhayangkara. Alhamdulillah, NR cocok berobat
di Rumah Sakit Bhayangkara mbak. Setelah
Hubungan yang baik antara PNI dan NR empat tahun berobat, sekarang NR berangsur-
juga terganggu semenjak NR sakit. angsur ada kemajuan, meskipun terkadang
“Dalam menjalani kehidupan, saya dan keluarga masih suka marah-marah. Namun yang
terutama dengan NR selama ini hubungan kami lebih penting bagi saya adalah NR sudah bisa
baik mbak, saya tidak pernah bertengkar dengan menyayangi anaknya.”
NR, namun semenjak NR sakit, jika NR merasa
marah dan tidak tenang, terkadang saya juga PNI menyadari bahwa ia dan keluarga
ikut marah namun saya lebih mengalah karena harus menerima kondisi NR, selain keluarga
saya tahu kondisi anak saya sedang sedang siapa lagi yang akan merawatnya.
normal.” “Saya dan keluarga selalu menerima kondisi NR
dan siap merawat NR sampai kapanpun, kalau
Kondisi NR yang belum sembuh total
bukan keluarga siapa lagi yang akan merawat
membuat PNI sedih, padahal dia sudah NR mbak, NR adalah anak saya dan saya ikhlas
mengupayakan berbagai cara. Meski begitu, menerimanya seperti ini.”
PNI dan keluarga tidak akan putus asa untuk
menyembuhkan NR. PNI mengatakan bahwa ia dan keluarga
“Terus terang saja mbak, saya merasa sangat selalu menerima kondisi NR, namun kadang
sedih karena NR belum sembuh total, saya ia masih menutupi kondisi NR karena takut
sekeluarga terus berusaha mengupayakan kalau ada yang mencibir NR.
kesembuhan NR namun belum membuahkan “Saya dan suami saya berusaha memberikan
hasil. Saya sudah mengobatkan NR dari medis, pengertian yang sebenarnya tentang kondisi
dukun , sampai kyai namun juga tetap belum NR bila ada tetangga yang bertanya. Namun
sembuh. Saya tidak pernah putus asa mbak, terkadang juga saya tutupi mbak kondisi NR,
saya yakin seiring berjalannya waktu, suatu saat takut kalau ada yang mencibir NR.”
anak saya akan sembuh total.” Ibu PNI menuturkan bahwa Setelah
Sebagai upaya penyembuhan NR, PNI hampir 3 tahun menjalani pengobatan
dan keluarga mencari informasi mengenai di Rumah Sakit Bhayangkara. NR sudah
cara penyembuhan yang baik dan berusaha berangsur-angsur membaik dan mengalami
mengikuti saran yang diberikan. banyak kemajuan. Saat ini NR sudah bisa
“Saya dan suami saya selalu mencari tahu bekerja sebagai penjual kerupuk. Ia memiliki
informasi tentang proses kesembuhan anak saya, banyak teman dan sudah bisa menyayangi
jika ada yang bilang kesana selalu saya turuti, anaknya. Keluarga sudah tidak terlalu
semua demi kesembuhan NR. Saya merasa bingung dalam menangani NR. NR sedikit
bersalah jika tidak mengobatkan NR. Dari medis banyak sudah mulai bisa mengontrol
sampai alternatif sudah saya coba mbak.” emosinya. Keluarga meyakini bahwa semua
Adanya kegagalan berbagai upaya ini adalah ujian kehidupan yang dari Allah
pengobatan alternatif yang ditempuh SWT, dan keluarga sabar dan ikhlas untuk
sebelumnya, maka Bu PNI dan keluarga merawat NR.
memutuskan untuk membawa NR berobat
ke dokter.
Lailatul Nurush S., Sardjuningsih, dan Tatik I. Sa’adati, Penyesuaian Diri... 5

Subjek 2 (Pak DND) “Kalau emosi PM sedang tidak stabil, saya suruh
Pak DND merupakan suami dari PM untuk minum obat dan saya ingatkan untuk
banyak-banyak istighfar mbak. Kadang kalau
yang mengalami gangguan Bipolar. Pak DND
masih ingin marah-marah ya saya biarkan
tinggal bersama PM dan anak-anak mereka
saja. Pokoknya tidak melakukan hal-hal yang
karena orang tua PM sudah meninggal. Pak
membahayakan dirinya dan orang lain.”
DND menyatakan bahwa PM mengalami
gangguan bipolar setelah tidak sembuh juga Dalam menghadapi kondisi istrinya, Pak
dari sakit perut dan kepala sehingga sempat DND berusaha menanggung beban untuk
ingin bunuh diri. mengobatkan PM meskipun ia merasa berat.
“Awalnya sekitar tahun 2012, PM pulang dari Namun sebagai kepala keluarga ia harus bisa
sawah. PM merasakan perutnya sakit dan menerima kondisi PM dengan ikhlas demi
kepalanya pusing. PM sudah biasa mengeluhkan anak-anaknya.
seperti itu, jadi langsung saya belikan obat di “Saya sebenarnya juga berat menerima kondisi
warung, biasanya langsung sembuh. Namun PM yang seperti ini, ingin rasanya saya pergi
kemudian sakitnya semakin hari semakin parah, jauh-jauh dan tidak merawat PM. Namun apa
lalu langsung saya bawa ke RS Muhammadiah. daya mbak, saya juga kasihan dengan anak-
Disana PM diperiksa dan dinyatakan kena anak, siapa lagi yang akan merawat PM dan
Vertigo dan Asam Lambung, dan opname selama anak-anak kalau bukan saya selaku suami dan
11 hari. Sepulang dari RS Muhammadiyah kondisi ayah mereka? Semuanya saya pasrahkan kepada
PM sedikit membaik, namun selang beberapa Allah mbak.”
hari PM kambuh lagi. Akhirnya saya bawa ke
Sebagai bentuk tanggung jawabnya,
Puskesmas setempat dan diberi obat, namun
Pak DND tidak pernah menyerah untuk
selama berobat di puskesmas tidak menunjukkan
adanya perubahan. Malah kondisi PM semakin pengobatan PM.
memburuk. PM sering mengeluhkan bahwa PM “Saya tidak pernah mennyerah untuk
sudah tidak tahan lagi dengan penyakitnya dan mengobatkan PM, saya juga sudah kesana-
menginginkan untuk bunuh diri. PM sering kali kemari untuk mencarikan obat, jika ada yang
berteriak-teriak bahwa PM ingin mati karena bilang kesana, saya langsung kesana, pokoknya
sudah tidak tahan lagi dengan penyakitnya.” apa kata orang selalu saya turuti, sampai
akhirnya berobat ke RS Bhayangkara dan sudah
Pak DND merasa takut dengan apa banyak mengalami kemajuan.”
yang terjadi pada PM. Ia terus berusaha
Guna mendukung proses penyembuhan
untuk mencari kesembuhan bagi PM meski
istrinya, Pak DND sering bertanya kepada
membutuhkan biaya yang cukup banyak.
orang lain mengenai penyakit PM. Ia
Selama 1 tahun, berbagai cara medis dan
juga sering bertanya kepada dokter yang
alternatif sudah dilakukan namun belum
merawatnya mengenai hal apapun yang
membuahkan hasil hingga akhirnya di bawa
mendukung penyembuhan istrinya. Anaknya
ke ke Rumah Sakit Bhayangkara. Setelah
juga mencari informasi dari internet.
3 bulan berobat, kondisi PM sudah mulai
“Saya sering bertanya ke orang mengenai
terkendali dan yang lebih penting PM sudah penyakit istri saya, saya juga sering bertanya
tidak memiliki niat untuk mengakhiri dengan dokter Roni hal-hal apa atau aktifitas
hidupnya dan punya semangat tinggi untuk apa saja yang bisa membuat istri saya lekas
segera sembuh. sembuh, terkadang anak saya yang sulung juga
Selama PM mengalami gangguan bipolar, sering mencari informasi dari internet tentang
Pak DND cukup sabar dalam merespon penyakit PM.”
perilaku PM. Ia aka mengingatkan dan
Pak DND sempat enggan ke dokter
kadang membiarkan saja PM marah-marah
lagi karena sebelumnya pengobatan ke
selama ia tidak membahayakan diri sendiri
dokter tidak menunjukkan hasil dan ia
dan orang lain.
mencoba pengobatan alternatif. Dan
6 Vol. 1 No. 1 Juli 2017 | 1-11

setelah pengobatan alternatif tidak juga gurunya, AS meminjam majalah remaja milik
bisa menyembuhkan, Pak DND akhirnya temannya, kemudian AS ketahuan oleh gurunya
mau membawa istrinya ke dokter lagi. Dan saat membaca majalah tersebut. Akhirnya AS
ketika menunjukkan hasil, istrinya terus dibawa ke kantor dan dimarahi oleh guru fisika
dikontrolkan ke rumah sakit tersebut. tersebut di hadapan guru-guru yang lain, sampai
“Saya sudah pernah membawa PM ke RS akhirnya guru fisika tersebut mengancam AS
Muhammadiyah dan dokter spesialis Syaraf akan dikeluarkan dari sekolah jika AS tidak
di daerah Nganjuk, namun hal tersebut belum memanggil kedua orang tuanya ke sekolah.
membuahkan hasil yang maksimal. Ketika Semenjak kejadian itu, AS jadi suka mengurung
keponakan memberitahu untuk berobat ke RS diri di kamarnya, sulit untuk makan, tidak bisa
Bhayangkara, tidak segera saya lakukan. Saya tidur dan tidak mau bergaul dengan siapapun.
mencoba ke pengobatan alternatif. Tapi ternyata Setelah 1 bulan kejadian itu, AS mangeluhkan
tidak ada hasil. Akhirnya saya membawa istri perutnya sering sakit dan merasa tidak kuat
saya ke RS. Bhayangkara.” menahan sakitnya. Akhirnya saya membawa
AS ke Rumah Sakit Baptis. Disana setelah di cek
Pak DND menyadari bahwa sebagai kondisi kesehatan fisik AS semuanya baik.”
suami, ia harus merawat dan mencarikan
Sampai akhirnya setelah 6 bulan kasus
kesembuhan untuk PM.
“Saya terus berusaha untuk mencarikan obat,
AS di sekolah, pihak keluarga merasakan ada
agar PM lekas sembuh. Dan saya juga merasa yang aneh dengan AS. Ia sering melamun
sudah menjadi kewajiban saya sebagai suami dan mengeluhkan perutnya sakit lalu tiba-
untuk merawat dan mencarikan kesembuhan tiba kejang dan blank.
bagi PM.” “Saya merasakan ada yang aneh dengan AS,
AS sering melamun dan mengeluhkan perutnya
Selama merawat PM, Pak DND selalu sakit lalu tiba-tiba kejang-kejang dan blank
terbuka dengan tetangga mengenai kondisi PM. (terdiam dengan pandangan kosong dan sudah
“Saya selalu terbuka dengan tentang kondisi PM tidak nyambung lagi untuk diajak bicara).
yang sebenarnya pada orang lain, bila terjadi Memang dulu saat masih bayi, AS pernah
perselisihan saya selalu mengalah dan mencari terkena Step dan harus opname selama 1 minggu
aman agar PM lekas sembuh dan tidak banyak di RS Baptis.”
fikiran.”
Sejak saat itu, AS menjadi orang yang
Subjek ketiga (Pak OS) tertutup, segala bentuk perhatian yang
Pak OS berusia 54 tahun dan merupakan dilakukan oleh keluarga AS dianggap
pensiunan guru. Pak OS adalah ayah dari salah oleh AS, disamping itu AS sering
AS penderita gangguan bipolar (usia 26 mengeluhkan perutnya sakit luar biasa.
tahun). Pendidikan terakhir AS adalah SMP. Hal tersebut membuat AS tidak bisa
AS mulai menunjukkan ciri-ciri gangguan mengontrol emosinya dan sering membuat
bipolar sekitar tahun 2005, saat ia kelas 2 AS mengamuk.
SMP. Setelah dimarahi dan diancam oleh Dalam upayanya menyembuhkan AS,
guru fisikanya, AS jadi suka mengurus Pak OS pernah mengalami depresi dan nyaris
diri dikamarnya, sulit untuk makan, tidak bunuh diri karena merasakan penyakit
bisa tidur dan tidak mau bergaul dengan AS yang tidak mengalami kesembuhan,
siapapun. Setelah 1 bulan kejadian itu, AS ditambah Pak OS dan istrinya sudah pensiun
mangeluhkan perutnya sering sakit dan dari pekerjaannya dan harus memikirkan
merasa tidak kuat menahan sakitnya. biaya untuk kontrol AS setiap bulannya.
“Sekitar tahun 2005, waktu itu AS kelas 2 SMP, Pikiran tersebut berangsur-angsur hilang
saat di sekolah pada waktu pelajaran fisika, stelah mendapat nasehat dan motivasi dari
sang guru memberikan tugas untuk semua adiknya.
anak muridnya, kemudian guru itu keluar kelas.
Ketika AS sudah selesai mengerjakan tugas dari
Lailatul Nurush S., Sardjuningsih, dan Tatik I. Sa’adati, Penyesuaian Diri... 7

“Saya dulu sudah depresi berat mbak, saya “Pernah mbak, saya pernah tidak mengontrolkan
nyaris bunuh diri karena merasa tidak kuat AS selama 4 bulan karena ekonomi saya sedang
dengan beban yang saya alami, saya punya sulit. Saya belikan obat untuk AS di apotek luar.
anak yang mengalami gangguan jiwa yang gak Namun lama kelamaan AS malah menjadi kian
sembuh-sembuh, saya pensiun dari pekerjaan parah, sampai akhirnya saya memutuskan
saya. Namun fikiran itu berangsur-angsur hilang untuk mengontrolkan AS kembali.”
dan saya kembali berfikir normal setelah saya
Saat ini, Pak OS bisa menerima kondisi
di nasehati oleh adik saya yang menjadi dokter
AS sebaga ujian dari Allah. Ia yakin jika Allah
di Rumah Sakit Palem, kalau saya ikutan sakit
jiwa siapa lagi yang akan merawat AS, kasihan yang memberikan penyakit pasti Allah juga
dengan istri saya dan anak saya yang lain. Saya yang akan menyembuhkan.
terus di motivasi oleh adik saya sambil terus “Tentu saja diterima mbak, namanya juga ujian
memohon kepada Tuhan agar saya dan keluarga dari Yang Maha Kuasa, saya selalu yakin bahwa
saya diberikan kesabaran dan hati yang lapang Allah yang memberikan penyakit, pasti Allah
dalam merawat AS.” juga yang akan menyembuhkan. Semuanya
sudah saya pasrahkan mbak. saya sudah ikhlas.”
Setelah lebih tenang, Pak OS mencoba
untuk tetap sabar dan lemah lembut dalam Berdasarkan pertimbangan yang
menghadapi AS. dimiliki, Pak OS bisa terbuka kepada saudara
“Saya sering menasehati AS dan mencoba untuk mengenai gangguan bipolar yang diderita
tetap sabar menghadapi AS. Saya tidak pernah AS. Namun, Pak OS tidak berterus terang
marah dengan AS, saya selalu berusaha untuk mengenai kondisi AS kepada tetangga.
tetap lemah lembut dalam menghadapi AS.” “Kalau untuk saudara, saya terbuka mbak,
saya jelaskan yang sejujurnya tentang sakit
Pak OS dan keluarga tidak pernah putus yang yang di alami oleh AS, namun kalau untuk
asa untuk mencari pengobatan untuk AS. Ia tetangga selalu saya tutupi mbak, terkadang
memiliki harapan bahwa AS akan sembuh saya juga harus berbohong untuk menutupi AS
dan kembali hidup normal. di depan tetangga.”
“Saya sekeluarga tidak pernah putus asa untuk
mencari pengobatan untuk AS, saya sepenuhnya
percaya dengan medis dalam hal pengobatan. DISKUSI
Saya memiliki harapan agar suatu saat nanti AS
bisa sembuh total dan kembali hidup normal di Setiap individu memiliki kebutuhan agar
dalam keluarga dan menjadi pribadi yang sehat mampu berinteraksi sosial yang harmonis
jasmani dan rohani.” dengan orang lain dan karena itulah mereka
harus mampu menyesuaikan diri dengan
Pak OS menyatakan bahwa ia dan
lingkungan sekitarnya. Pada dasarnya
keluarga selalu aktif mencari tahu informasi
penyesuaian diri melibatkan individu dengan
tentang tata cara penyembuhan penyakit As
lingkungannya, penyesuaian diri adalah
melalui internet dan dokter Roni.
suatu proses yang melibatkan respon-respon
“Saya dan keluarga selalu aktif untuk mencari
mental dan tingkah laku yang menyebabkan
tahu informasi tentang tata cara proses
penyembuhan penyakit AS, hal tersebut didapat
individu berusaha menanggulangi kebutuhan-
dari internet dan dokter Roni.” kebutuhan, tegangan-tegangan, frustasi-
frustasi, dan konflik-konflik batin serta
Saat kondisi ekonomi keluarganya menyelaraskan tuntutan-tuntutan batin ini
sedang sulit, Pak OS tidak mengontrolkan dengan tuntutan yang dikenakan kepadanya
AS dan hanya memberlikan obat di apotek oleh dunia dimana ia hidup (Siswanto, 2001).
luar. Namun, kondisi AS malah menjadi kian Meskipun, proses penyesuaian diri bukan
parah sehingga pak OS memutuskan untuk merupakan proses yang pendek dan mudah
mengontrolkan AS kembali. untuk dilalui para keluarga, utamanya
8 Vol. 1 No. 1 Juli 2017 | 1-11

bagi mereka yang memiliki anggota agar bisa berjalan normal. Dalam proses
keluarga yang menderita gangguan bipolar. mengembalikan penyesuaian dirinya secara
Keluarga dianggap mampu menyesuaikan normal, beberapa tantangan yang harus
diri terhadap lingkungan sosial tempat ia dilewati oleh subjek saat menyesuaikan diri
bisa hidup jika mampu menerima kondisi dengan anggota keluarga yang mengalami
pasien. Adanya penerimaan terhadap gangguan bipolar maupun dengan tetangga
pasien dalam lingkungan keluarga ataupun dan saudara. Tidak semua keluarga bisa
masyarakat ditandai dengan keluarga tidak menerima anggota keluarga yang mengalami
merasa malu karena memiliki anggota gangguan bipolar seperti Pak DND yang
keluarga gangguan jiwa. Dalam proses mampu bersabar dan mengalah kepada
penyesuaian diri, seseorang diharapkan istrinya yang mengalami gangguan bipolar.
mampu mengatasi secara efektif masalah- Mereka bisa emosi dan marah-marah seperti
masalahnya dan tuntutan lingkungan dalam Bu PNI yang kadang marah saat anaknya
upaya memperbaiki kualitas hidup. yang mengalami gangguan bipolar juga
Scheneiders (dalam Harahap, 2012) marah. Atau mengalami mengalami depresi
mengatakan bahwa orang yang bisa seperti yang dialami oleh Pak OS yang
menyesuaikan diri dengan baik adalah orang sempat mengalami depresi dan hendak
yang dengan keterbatasan dalam dirinya bunuh diri saat proses pengobatan anaknya
mampu belajar untuk bereaksi terhadap tidak menunjukkan kesembuhan. Walaupun
dirinya sendiri dan lingkungan dengan cara akhirnya ketiga subjek mampu menerima
yang bermanfaat, efisien, dan memuaskan bahwa memiliki anggota keluarga dengan
serta mampu menyelesaikan konflik, gangguan bipolar merupakan takdir mereka.
maupun kesulitan-kesulitan pribadi dan Disaat mereka mampu mengontrol
sosial tanpa mengalami gangguan tingkah emosi dengan baik, maka mereka akan
laku. Seseorang yang menyesuaikan diri mampu memberikan respon yang normal
dengan baik dicirikan dengan menunjukkan dan mampu bersikap realistik. Keluarga yang
ketujuh aspek penyesuaian diri dari teori mampu menerima kondisi anggota keluarga
Scheneiders (dalam Harahap, 2012), yaitu yang mengalami gangguan bipolar sebagai
mampu mengontrol emosi dengan baik sebuah ujian akan terus berusaha mencoba
(tidak menunjukkan emosi berlebih), berbagai cara guna menyembuhkan anggota
mampu memberikan respon yang normal keluarganya. Mereka senantiasa mencoba
dalam menyelesaikan masalah, tidak berbagai cara guna menyembuhkan anggota
memiliki perasaan frustasi personal (mampu pasien dan juga mencari informasi dari
mengontrol perasaan frustasi personal), internet, tetangga, maupun dokter mengenai
mampu belajar secara berkesinambungan, gangguan bipolar yang dialami keluarganya
mampu memanfaatkan pengalaman masa dan cara untuk menyembuhkannya. Keluarga
lalu, mampu bersikap realistik dan objektif, memiliki rasa optimisme yang tinggi
dan memiliki pertimbangan yang rasional. yang tinggi untuk kesembuhan anggota
Namun, bagi mereka yang memiliki keluarganya. Keluarga juga menaruh harapan
anggota keluarga yang mengalami secara positif bahwa anggotanya akan
gangguan bipolar, hal ini tidaklah mudah. bisa sembuh kembali. Hal ini dikarenakan
Setiap keluarga tersebut telah mengalami keluarga percaya bahwa tidak ada penyakit
hambatan dalam penyesuaian diri setelah yang tidak ada obatnya, meskipun pada
salah satu anggota keluarga mereka awalnya nanti belum bisa menunjukkan
mengalami gangguan jiwa dalam hal ini kesembuhan secara optimal, tetapi dalam
adalah gangguan Bipolar, sehingga keluarga prosesnya pasien pasti akan menunjukkan
harus mengembalikan penyesuaian dirinya perkembangan dalam kesembuhannya. Jika
Lailatul Nurush S., Sardjuningsih, dan Tatik I. Sa’adati, Penyesuaian Diri... 9

keluarga sudah memiliki keyakinan seperti tinggi stres lingkungan. Penelitian pada
ini akan lebih memudahkan keluarga dalam penderita gangguan bipolar yang dilakukan
proses penyesuaian diri. oleh Banfatin (2014), juga didapatkan model-
Hal ini seperti yang telah didapatkan model yang efektif untuk meningkatkan
dalam hasil penelitian bahwa dalam proses keberfungsian sosial penderita gangguan
mengembalikan penyesuaian diri keluarga Bipolar yaitu salah satunya adalah terapi
Penderita Bipolar, mereka telah berhasil afeksi berbasis keluarga, teknik coping
mengendalikan diri mereka dulu terutama bersama, sahabat nasehat dan sahabat
dalam hal emosi keluarga saat menghadapi kontrol, dan support group.
pasien ketika emosi pasien tidak stabil Selain itu, dalam penelitian ini juga
sampai akhirnya pihak keluarga bisa tampak bahwa dukungan keluarga dan
menyesuaikan diri secara keseluruhan dan tetangga menjadi motivasi bagi mereka
bisa menerima semua keadaan keluarga dalam menghadapi permasalahan yang
mereka apa adanya serta bisa menyesuaikan ada dan membantu juga dalam proses
diri dengan lingkungannya. menyesuaikan diri dengan baik terhadap
Disaat keluarga mampu menerima lingkungan. Keterbukaan mengenai kondisi
kondisi anggota keluarga yang mengalami keluarga yang mengalami gangguan bipolar
gangguan bipolar maka panderita gangguan kepada saudara dan tetangga membuat
bipolar akan menunjukkan kesembuhan mereka lebih tenang dalam menghadapi
lebih cepat daripada sebelumnya. Keluarga permasalahan yang ada. Sebagai contoh, pada
mempunyai pengaruh besar untuk subjek 2. Pak DND, ia selalu terbuka tentang
perkembangan anggota keluarga yang kondisi istrinya kepada orang lain dan bila
mengalami gangguan Bipolar. Keluarga terjadi perselisihan ia selalu mengalah
adalah orang terdekat dalam kehidupan dengan demikian ia mendapatkan informasi
pasien serta dapat membantu pasien untuk mengenai cara menyembuhkan juga dari
menyesuaikan diri dengan lingkungannya saudara. Pada subjek 3, Pak OS akhirnya
begitu juga sebaliknya pihak keluarga juga bangkit dari depresinya karena mendapatkan
dapat menyesuaikan diri dengan kondisi motivasi dari saudaranya bahwa ia harus
pasien. Sikap yang penuh cinta kasih dan sehat agar bisa merawat anaknya. Namun,
penerimaan terhadap apapun yang terjadi ia belum bisa menceritakan secara jujur
pada anggota keluarga mereka adalah hal kepada tetangga karena AS dikenal sebagai
yang dibutuhkan oleh pasien. Keluarga pribadi yang baik dan pendiam oleh
dapat menerima kondisi pasien dengan baik tetangga sehingga Pak OS cenderung untuk
dan tetap memberikan perhatian dan kasih berbohong menutupi kenyataan yang ada
sayang kepada pasien. Keluarga harus dapat karena ia berharap anaknya akan hidup
menciptakan keamanan dan kenyamanan secara normal suatu saat nanti. Subjek
dalam lingkungan keluarga yang harmonis. 1, Bu PNI kadang juga masih berbohong
Proses penerimaan kondisi pasien pun kepada tetangga mengenai kondisi anaknya
menjadi usaha yang berat dan tidak bisa karena takut anaknya akan jadi omongan.
dianggap remeh. Sebagaimana telah Dukungan sosial dari lingkungan sekitar
disebutkan pada penelitian sebelumnya yang sangat membantu dalam menguatkan
dilakukan oleh Handono dan Bashori (2013), keluarga. Ketika keluarga kebingungan
yang menunjukkan data bahwa semakin dalam menghadapi kekambuhan penderita,
tinggi penyesuaian diri dan dukungan sosial dukungan dari beberapa tetangga yang
maka semakin rendah stres lingkungan dan simpatik dengan keadaan yang dialami
sebaliknya, semakin rendah penyesuaian pasien, sangat meringakan beban yang
diri dan dukungan sosial maka semakin dialami keluarga.
10 Vol. 1 No. 1 Juli 2017 | 1-11

Hal ini seperti memberikan bantuan mengalami kendala dalam menyesuaikan


untuk menenangkan pasien ketika pasien diri. Individu yang mampu menyesuaikan
kambuh dan tidak menjelek-jelekkan diri dengan baik menunjukkan ciri-ciri
keadaan pasien, tetap menjalin komunikasi yang sesuai tujuh aspek penyesuaian diri
dengan pasien dan keluarga. Berdasarkan dari teorinya Scheneiders.
hal tersebut lingkungan telah memberikan 2. Dukungan dan motivasi dari keluarga
kepercayaan kepada keluarga dan pasien. Hal yang lain dan masyarakat sekitar sangat
ini membuat keluarga merasa lingkungan membantu individu untuk menyesuaikan
sangat menerima dan mengerti akan kondisi diri dengan sekitarnya.
keluarga pasien, sehingga dapat membuat 3. Keluarga yang mampu menyesuaikan
keluarga lebih mudah dalam menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan
diri. akan memberikan pengaruh yang
Peranan lingkungan sangat memberikan positif bagi penyembuhan pada pasien
dampak yang besar dalam membantu gangguan bipolar.
keluarga dalam penyesuaian diri dengan 4. Penerimaan dari keluarga lain dan
penderita Bipolar. Sehingga masalah yang masyarakat ini akan menimbulkan
dihadapi keluarga tersebut akan terasa ketahanan dalam keluarga (family
ringan dan tidak terlalu menjadi beban yang relisience) sehingga keluarga akan lebih
begitu besar dan dengan kondisi seperti itu mampu beradaptasi dan melampaui
keluarga yang memiliki anggota keluarga tekanan demi tekanan di masa kini dan
gangguan jiwa tidak akan merasa minder dimasa mendatang.
didalam menjalankan aktivitasnya dengan
masyarakat yang lain. Saran
Selain itu, dengan penerimaan dari Bagi peneliti selanjutnya apabila
keluarga lain dan masyarakat ini akan tertarik untuk melakukan penelitian yang
menimbulkan ketahanan dalam keluarga serupa, hendaknya menggali lebih dalam
(family relisience). Ketahanan keluarga ini tentang minat, bakat, hobi pasien, dan
merupakan suatu kondisi yang mampu mempertimbangkan karakter keluarga,
beradaptasi dan melampaui tekanan demi tingkat pendidikan, perekonomian sebagai
tekanan di masa kini dan dimasa mendatang. bahan untuk merancang desain agar lebih
Keluarga yang resiliens akan menghadapi maksimal.
permasalahan secara positif melalui
berbagai cara yang disesuaikan dengan
konteks permasalahan, tingkat kesulitan
dan pertimbangan dari seluruh anggota
keluarga.

KESIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
1. Penyesuaian Diri Keluarga Penderita
Bipolar di Rumah Sakit Bhayangkara
Kota Kediri menunjukkan bahwa tiga
keluarga penderita Bipolar sudah bisa
menyesuaikan dirinya dengan anggota
keluarganya yang mengalami gangguan
Bipolar maupun dengan masyarakat
meskipun sebelumnya mereka sempat
Lailatul Nurush S., Sardjuningsih, dan Tatik I. Sa’adati, Penyesuaian Diri... 11

DAFTAR PUSTAKA Gunawan Setiadi. (2014). Pemulihan Gangguan


Jiwa Pedoman Bagi Pasien Keluarga Dan
Relawan Jiwa. Jawa Tengah: Tirto Jiwo.
Harahap, Milna Chairunnisa. (2012).
Agustina, Hendriati. (2006). Psikologi Perbedaan Penyesuaian Diri Terhadap
Perkembangan. Bandung: PT Refika Perubahan Fisik Wanita Dewasa Madya
Aditama. Bekerja Dengan Tidak Bekerja. Tesis.
Gunadarsa, Singgih D. (1999). Psikologi Untuk Fakultas Psikologi Universitas Sumatera
Keluarga. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. Utara.
Moleong, Lexy J. (1996). Metodologi Penelitian Handono, Oki Tri dan Bashori, Khaerudin.
Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosda (2013). Hubungan Antara Penyesuaian
Karya. Diri dan Dukungan Sosial Terhadap Stres
Nevid, Jeffrey S. (2003). Psikologi Abnormal Lingkungan Pada Santri Baru. Jurnal
jilid 1. Jakarta: Erlangga. Fakultas Psikologi, 1 (2).

Siswanto. (2001). Kesehatan Mental: Konsep, Hendriani, Wiwin. Penerimaan Keluarga


Cangkupan dan Perkembangannya Edisi 1. Terhadap Individu yang Mengalami
Yogyakarta: Andi. Gangguan Jiwa. Jurnal Insan, 8 (2).

Adhi Jayanti. (2009). Hubungan Antara Hidayati, Nurul. Dukungan Sosial bagi
Persepsi Keluarga Tentang Gangguan Keluarga Anak Berkebutuhan Khusus.
Jiwa Dengan Penerimaan Keluarga Pasien Jurnal Psikologi.
Gangguan Jiwa di Unit Rawat Jalan RS Simanjuk, Ida Tiur Marisi. Hubungan
Grhasia Yogyakarta. Jurnal Keperawatan Pengetahuan Keluarga Dengan Tingkat
3. Kecemasan Dalam Menghadapi Anggota
Ajeng Rizkanevy dkk. (2011). Hubungan Keluarga Yang Mengalami Gangguan
Antara Persepsi Terhadap Dukungan Sosial Jiwa. Jurnal Keperawatan.
Orang Tua Dengan Penyesuaian Diri Dalam Subandi. Ngemong : Dimensi Keluarga Pasien
Penyusunan Skripsi. Fakultas Psikologi Psikotik di Jawa. Jurnal Psikologi, 35 (1).
Universitas Diponegoro. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Banfatin, Franky Febrianto. (2014). Subandi dan Muhana Sofia Utami. (1996).
Identifikasi Peningkatan Keberfungsian Pola Perilaku Mencari Bantuan Pada
Sosial dan Penurunan Risiko Bunuh Diri Keluarga Pasien Gangguan Jiwa. Jurnal
Bagi Penderita Gangguan Kesehatan Mental Psikologi, 10.
Bipolar Disorder di Kota Medan Melalui Yosianto, Herditya Febriyan, Satiningsih, dan
Terapi Pendampingan Psikososial. Azimatul Karimah. (2012). Studi Kualitatif
Endina Sofiana dan Reno Kumolohadi. Cognitive Behavior Therapy pada Bipolar
(2005). Dukungan Sosial dan Penyesuaian Disorder. Universitas Negeri Surabaya.
Diri Perempuan Pada Masa Menopouse. “15 Persen Remaja Kota Malang Alami
Yogyakarta: Fakultas Psikologi Gangguan Mood”, Malang Post on
Universitas Islam Indonesia. line, http:// wwww. Malang Post.
Com/108259.

Anda mungkin juga menyukai