PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Depresi pada lanjut usia menjadi masalah kesehatan mental yang serius meskipun
unik dari berkurangnya interaksi sosial, kesepian, masalah sosial ekonomi, perasaan
rendah diri karena penurunan kemampuan diri, kemandirian, dan penurunan fungsi
tubuh, serta kesedihan ditinggal orang yang dicintai, faktor kepribadian, genetik, dan
perkembangan lansia. Depresi dapat menguras habis emosi dan finansial orang yang
terkena, juga pada keluarga dan sistem pendukung sosial informal dan formal yang
merupakan gangguan psikiatrik yang paling banyak terjadi pada lansia tetapi
1
2
Individu dengan konsep agama yang positif memiliki kemungkinan yang lebih kecil
untuk mengalami depresi. Selain itu, individu juga akan merasa lebih bahagia dalam
ajaran agama apapun mengandung tuntunan bagaimana dalam kehidupan di dunia ini
manusia tidak terbebas dari rasa cemas, tegang, depresi, dan sebagainya. Demikian
pula dapat ditemukan dalam do’a-do’a yang pada intinya memohon pada Tuhan agar
dalam kehidupan ini manusia diberi ketenangan, kesejahteraan dan keselamatan baik
Spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa
syukur, pujian, atau penyembahan terhadap sang pencipta alam dan seisinya (Allah
yang maha kuasa). Secara mudah spiritual yang sehat itu dapat dilihat dari praktik
keagamaan atau kepercayaannya, serta perbuatan baik yang sesuai dengan norma-
norma masyarakat (Notoatmodjo, 2007). Angka bunuh diri yang tinggi menjadi
konsekuensi yang serius dari depresi yang tidak ditangani (Stanley & Beare 2007).
Jumlah lanjut usia di seluruh dunia diperkirakan jumlahnya lebih dari 629 juta jiwa
dan pada tahun 2025 lanjut usia akan mencapai 1,2 milyar. Menurut biro statistik
pada tahun 2005, di Indonesia terdapat 18.283.107 penduduk lanjut usia. Jumlah ini
akan melonjak hingga ± 33 juta orang lanjut usia (12% dari total penduduk) pada
tahun 2020 dengan umur harapan hidup kurang lebih 70 tahun (Nugroho, 2008).
Pada tahun 2010 di Kabupaten Lumajang terdapat 90.732 penduduk lanjut usia
3
Prevalensi depresi pada lansia berkisar antara 10-15% pada lansia yang di
komunitas, 11-15% pada lansia yang membutuhkan rawat inap, dan sampai 50%
pada residen panti jompo (Flaherty, et al. 2003, dalam Potter & Perry, 2005). Tidak
heran bila masyarakat di negara maju sudah lebih siap menghadapi pertambahan
populasi lanjut usia dengan aneka tantangannya. Namun, saat ini negara berkembang
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Oda (2012) yang bejudul “Hubungan antara
interaksi sosial dengan tingkat depresi pada lanjut usia di Unit Rehabilitasi Sosial
dengan tingkat depresi (p value < 0,05) yaitu 0,000 < 0,05, sehingga Ho ditolak
artinya terdapat hubungan antara interaksi sosial dengan tingkat depresi pada lanjut
usia di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo. Analisis statistik menggunakan uji
kendal tau. Status interaksi sosial didapatkan bahwa sebagian respoden termasuk
kategori sedang sebesar 56 orang (75,7%). Adapun lansia yang mengalami depresi
ringan sebesar 11 orang (14,9%), depresi sedang sebesar 56 orang (75,7%) dan
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 3 februari
2013, 5 dari jumlah lansia, 3 lansia tidak mengalami depresi, 2 lansia mengalami
infomasi 3 lansia yang tidak mengalami depresi mengatakan bahwa dirinya selalu
menjalankan ibadah dengan baik dan 2 lansia yang mengalami depresi ringan kurang
menjalankan ibadah dengan baik. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin
Lumajang
B. Rumusan Masalah
1. Pernyataan masalah
Individu dengan konsep agama yang positif memiliki kemungkinan yang lebih
kecil untuk mengalami depresi. Selain itu, individu juga akan merasa lebih
2. Pertanyaan masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
tingkat depresi pada lansia, sehingga dapat memberikan ilmu pengetahuan bagi
5. Bagi responden