BATASAN
PPOK adalah penyakit yang ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak reversibel
total. Hambatan aliran udara biasanya progresif dan dihubungkan dengan respons inflamasi
abnormal paru terhadap partikel berbahaya atau gas-gas.
FAKTOR RISIKO
Faktor host:
Genetik: Defisiensi alfa 1 antitripsin. Suatu kelainan herediter
Hipereaktivitas bronkus
Gender: pria lebih beresiko daripada wanita
Atopi dan asma: Atopi sendiri bukan faktor risiko
Penyakit anak-anak: Infeksi saluran napas dan asma anak
Faktor eksternal
Rokok sigaret, faktor risiko paling penting. Cerutu, rokok pipa dan berbagai jenis rokok
juga faktor risiko
Occupational dust and chemicals
Polusi udara (indoor dan outdoor)
PATOGENESIS
Karakteristik PPOK adalah keradangan kronis mulai dari saluran napas, parenkim
paru sampai struktur vaskuler pulmonal. Diberbagai bagian paru dijumpai peningkatan
makrofag, limfosit T (terutama CD 8+) dan neutrofil. Sel-sel radang yang teraktivasi
menghasilkan berbagai mediator seperti leukotrien B4, IL8, TNF alfa, dll yang mampu
merusak struktur paru dan atau mempertahankan inflamasi neutrofilik. Di samping inflamasi
ada 2 proses lain yang juga penting yaitu ketidakseimbangan protease dan anti protease di
paru dan stres oksidatif.
PATOLOGI
Perubahan patologi yang khas PPOK dijumpai di saluran napas besar (central airway),
saluran napas kecil (peripheral airway), parenkim paru dan vaskuler pulmonal.
Saluran napas besar
Infiltrasi sel-sel radang pada permukaan epitel. Kelenjar-kelenjaryang mensekresi mukus
membesar dan jumlah sel Goblet meningkat.
Saluran napas kecil
Inflamasi kronis menyebabkan siklus injury dan repair dinding saluran napas berulang.
Proses repair akan menghasilkan structural remodeling dari dinding saluran napas dengan
peningkatan kandungan kolagen dan pembentukan jaringan ikat yang menyebabkan
penyempitan lumen dan obstruksi saluran napas permanen.
Parenkim paru
Destruksi parenkim paru secara khas berupa emfisema sentrilobuler. Kelainan tersebut
lebih sering di bagian atas pada kasus ringan, namun bila lanjut bisa terjadi di seluruh
bagian paru dan juga terjadi destruksi pada pulmonary capillary bed.
Perubahan vaskuler pulmonal
Perubahan struktur yang pertama kali adalah penebalan intima diikuti peningkatan otot
polos dan infiltrasi dinding pembuluh darah oleh sel-sel radang. Jika penyakit bertambah
lanjut jumlah otot polos, proteoglikans dan kolagen bertambah sehingga dinding pembuluh
darah bertambah tebal.
GEJALA KLINIS
Keluhan
Dua keluhan utama adalah sesak napas dan batuk
Sesak napas
Timbul progresif secara gradual dalam beberapa tahun. Mula-mula ringan lebih lanjut
akan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Suara mengi (wheezing)
Batuk kronis
Batuk kronis biasanya berdahak kadang episodik dan memberat waktu pagi. Dahak
biasanya mukoid tetapi berubah purulen bila eksaserbasi.
Batuk darah
Dijumpai terutama waktu eksaserbasi. Asal darah diduga dari saluran napas yang
mengalami inflamasi dan karakteristik: blood-streaked purulen sputum.
Nyeri dada
Nyeri dada biasanya bukan oleh karena PPOK.
Anoreksi dan berat badan menurun
Karakteristik PPOK adalah ada eksaserbasi. Bila penyakit progresif, interval di antara
eksaserbasi akut makin dekat.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang ditemukan tergantung derajat hambatan aliran udara, berat ringan
hiperinflasi paru dan bentuk tubuh. Awalnya hanya ekspirasi memanjang dan wheezing
pada ekspirasi paksa. Bila obstruksi berlanjut tampak hiperinflasi dan barrel chest. Suara
napas menurun, ekspirasi memanjang, suara jantung terdengar jauh, ronki basah basal.
Penggunaan otot napas tambahan atau pursed-lips breathing menunjukkan hambatan
aliran udara berat. Edema tungkai. Juguler venous pressure (JVP) meningkat, hepar teraba
dan hipertensi pulmonal adalah tanda kor pulmonale kronikum dekompensata.
DIAGNOSIS
Dibuat atas dasar
Gambaran klinis: riwayat penyakit dan faktor resiko serta pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
PPOK harus dipertimbangkan pada penderita dengan keluhan batuk dengan dahak atau
sesak napas dan atau riwayat terpapar faktor resiko. Diagnosis dipastikan dengan
pemeriksaan obyektif ada hambatan aliran udara (dengan spirometri).
* Faal paru: spirometri merupakan pemeriksaan gold standard.
Parameter FEV1, FEV1/ FVC
Hasil tes post bronkodilator FEV1 < 80% prediksi dan FEV1/ FVC < 70% menunjukkan
obstruksi yang tidak reversibel penuh. Bila spirometri tidak tersedia dapat menggunakan
PEF (Peak Expiratory Flow).
DIAGNOSIS BANDING
1. Asma bronkial
2. Gagal jantung kongestif
3. Penyakit paru dengan obstruksi saluran napas lain seperti: bronkiektasis
4. Tuberkulosis
PENATALAKSANAAN
Modalitas terapi terdiri dari:
Edukasi
Obat-obat
Oksigen
Ventilator mekanik
Nutrisi
Rehabilitasi
PENYULIT
1. Gagal napas
2. Infeksi berulang
3. Kor pulmonale
PENCEGAHAN
Mencegah terjadinya PPOK: + hindari asap rokok
+ hindari polusi udara
+ hindari infeksi saluran napas berulang
Mencegah perburukan PPOK: + berhenti merokok
+ gunakan obat-obat adekuat
+ mencegah eksaserbasi berulang
PROGNOSIS
Faktor-faktor yang terkait dengan penurunan survival adalah:
umur lanjut
terus merokok
FEV1 awal < 50% prediksi
Penurunan FEV1 meningkat
hipoksemi berat yang tidak diterapi
kor pulmonale dan kapasitas fungsional jelek
DAFTAR PUSTAKA
Braman S S. 2003. Chronic obstructive pulmonary disease. ACCP Pulmonary Board Review
2003 Course Syllabus. Am College of Chest Phycisian, 59-75.
Celli BR and MacNee W. 2004. Standards for the diagnosis and treatment of patient with
COPD: A summary of the ARS/ ERS position paper. Eur Respir J, 23: 932-946.
George R G, SanPedro GS and Stoller JK. 2000. Chronic obstructive pulmonary disease,
bronchiectasis and cystic fibrosis. In: Chest medicine. Essential of pulmonary and
critical care medicine. Eds. George RB et al. 4th. Ed. Philadelphia. Lippincott-
Williams and Wilkins. 174:196
N H L B I. 2003. Global initiative for chronic obstructive lung disease, 1-27
P D P I. 2001. Penyakit paru obstruktif kronik. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di
Indonesia. Balai Penerbit UI, 1-57.