Abstract
___________________________________________________________________
This study motivated the observation and preliminary studies on depression after leprosy disabled in Liposos Donorojo built
Yastimakin Bangsri Jepara. The symptoms seen with these characteristics are often disturbed concentration, lack confidence to
face everything that is social, often feels his life is meaningless and feeling suicidal. Therefore, the necessary arrangements with
respect to the spiritual intelligence possessed disabled after leprosy. This study aimed to determine the relationship between
spiritual intelligence (X) with depression (Y) on the disabled leprosy Liposos post Donorojo built Yastimakin Bangsri Jepara.
This study is correlational. The population is disabled after leprosy in Liposos Donorojo built Yastimakin Bangsri Jepara. The
population was 150 people. The number of samples in this study were 100 people, sampling techniques used are techniques
such as Simple Random Sampling Probability Sampling, which is taking members of the sample population was randomly
without regard to the existing strata in the population. The research data were taken using a depression scale and the scale of
spiritual intelligence. Data analysis method used is Product Moment Correlation. The results showed that the relationship
between the two is positive for p <0.05. So if a high spiritual intelligence then depression is also high.
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6838
Gedung A1 Lantai 2 FIP Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: damerizqyrobby@rocketmail.com
50
Dame Rizqy Robby / Journal of Social and Industrial Psychology 2 (1) (2013)
manusia”. Pada orang normal merupakan Freud mengatakan bahwa pasien depresi
keadaan kemurungan (kesedihan, kepatahan meluapkan kemarahan langsung ditujukkan
semangat) yang ditandai dengan perasaan tidak kedalam diri sendiri sebagai identifikasi dengan
pas, menurunnya kegiatan dan pesimisme obyek. Kaplan dkk, (1997: 780-789)
menghadapi masa yang akan datang. Selain itu menganggap depresi adalah emosi yang timbul
depresi adalah ketidak berdayaan yang berlebih- dari tekanan kedalam ego antara aspirasi dan
lebihan dan tidak mampu mengambil keputusan realita. Pada saat menyadari segala sesutau tidak
pada saat ingin melakukan kegiatan atau tidak sesuai yang diharapkan maka akan merasa tidak
mampu untuk memusatkan perhatian, berdaya dan tidak berguna.
mengalami keadaan yang tiba-tiba ingin
menangis dan kadang mencoba untuk bunuh Jenis-Jenis Depresi
diri serta selalu memikirkan tentang
kekurangannya dan selalu merasa tidak percaya a. Depresi Ringan
diri (Atkinson dkk, 1999: 259). Pada depresi ringan ini harus ada sekurang-
kurangnya dua dari gejala depresi yang khas,
Faktor-Faktor Penyebab Depresi selain itu juga ditambah sekurang-kurangnya
dua dari gejala depresi yang lainnya dan tidak
a. Faktor Biologis boleh ada gejala yang berat dalam depresi,
Penderita gangguan depresi menunjukkan biasanya lamanya berlangsung adalah kurang
berbagai macam abnormalitas metabolisme lebih sekitar dua minggu.
biogenikamin pada darah, urin dan cairan Pada umumnya orang yang mengalami
serebromunal. Keadaan tersebut mendukung depresi ringan akan mengalami keadaan resah,
bahwa gangguan depresi berhubungan dengan serta sukar untuk melakukan pekerjaan dan
disregulasiamin yang heterogen. kegiatan sosial, namun pada depresi ringan ini
b. Faktor Genetik seseorang atau individu masih mampu untuk
Faktor genetik merupakan faktor yang melakukan kegiatan.
sangat bermakna sebagai penyebab timbulnya b. Depresi Sedang
depresi. Penelitian menunjukkan bahwa Harus ada sekurang-kurangnya dua dari
keluarga generasi pertama mempunyai resiko gejala yang khas dari depresi, kemudian
delapan sampai 18 kali lebih banyak ditambah sekurang-kurangnya tiga dari gejala
dibandingkan kontrol subyek normal oleh depresi lainnya. Beberapa dari gejala depresi
penderita deprsi.pada kembar homozigot untuk sedang ini tampa terlihat atau menyolok.
dapat terkena depresi sekitar 50% sedangkan Lamanya dari depresi sedang ini adalah minimal
untuk kembar dizigot 10-25%. dua minggu. Pada penderita depresi sedang
c. Faktor Psikososial biasanya individu sulit untuk melakukan
1) Peristiwa Kehidupan dan Stres Lingkungan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah
Stres dalam kehidupan dapat menimbulkan tangga.
episode depresi pertama kali dan mempengaruhi c. Depresi Berat
neurotrarumiter dan sistem intra neuron untuk Pada depresi berat ini biasanya individu
jangka lama dan menetap. Dengan dampak stres mengalami ketegangan atau kegelisahan yang
dalam kehidupan memegang peran penting amat nyata. Kehilangan harga diri dan perasaan
dalam hubungannya dengan onset depresi. dirinya tidak berguna sangat nyata terlihat, dan
2) Faktor Kepribadian Pramorbid bunuh diri merupakan hal yang sangat nyata
Semua orang dengan berbagai pola dialami oleh penderita depresi berat ini.
kepribadian yang mempunyai resiko tinggi
untuk menderita depresi adalah kepribadian
dependen, histerionok dan obsesif-kompulsif.
3) Faktor Psikoanalisis dan Psikodinamika
52
Dame Rizqy Robby / Journal of Social and Industrial Psychology 2 (1) (2013)
akibat faktor psikososial adalah kecerdasan Chaplin, J. P. 2002. Kamus Lengkap Psikologi.
spiritual. Sesuai dengan pendapat Zohar dan Jakarta: Raja Grafindo Pelajar.
Marshall dalam Agustian (2001:57), kecerdasan Ariani. 2009. Hubungan Harga Diri Dengan
spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi Depresi pada Penderita Diabetes Militus.
persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan . Skripsi. Surakarta: Universitas
untuk menempatkan perilaku dan hidup kita Muhammadiyah Surakarta.
dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, Kaplan, H.I., Sadock, B.J. 1997. Sinopsis
kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau Psikiatri. Alih bahasa oleh Widjaja
jalan hidup seseorang lebih bermakna Kusuma. Jakarta: Binarupa Aksara.
dibandingkan dengan yang lain. Kurnia, Saputri. 2011. Perbedaaan Kejadian
Depresi Pada Narapidana Usia Muda dan
SIMPULAN Usia Tua Beserta Gambaran Sidik Jari Di
Lembaga Pemasyarakatan Purwokerto.
Berdasarkan hasil penelitian dan Mandala of Health. Vol. 5, nomor 2.
pembahasan dapat ditarik kesimpulan sesuai Kurniarto. 2006. Penderita Cacat Kusta.
dengan perumusan masalah sebagai berikut: Kesehatan Kompas.com. Februari.
Hasil uji hipotesis “Ada Hubungan Negatif http://kesehatan .kompas.com /read
Antara Kecerdasan Spiritual Dengan Depresi /2012 /04/11/ penderita cacat kusta.
Pada Penyandang Cacat Pasca Kusta Di Mardya. 2009. Faktor-Faktor Penyebab Depresi.
Liposos Donorojo Binaan Yastimakin” “Tidak Jurnal Klinis Vol. 4 No. 1; hal 2.
Terbukti” (r 0,342; dengan sig < 0,05) antara Nggermanto, Agus. 2001. Quantum Quotient
variabel kecerdasan spiritual dengan variable (Kecerdasan Quantum) Cara Cepat Melejitkan
depresi penyandang cacat pasca kusta yaitu IQ,EQ, dan SQ Secara Harmonis. Bandung:
0,000 dan nilai signifikansinya Sig. (2-tailed) Nuansa.
adalah dibawah atau lebih kecil dari 0,05 atau Rahayu, Desi Aryana. 2012. Dukungan
0,01 (nilainya adalah 0,000). Berdasarkan Psikososial Keluarga Penderita Kusta di
analisis deskriptif ditemukan bahwa kecerdasan Kabupaten Pekalongan. Seminar Hasil
spiritual dan depresi pada penyandang cacat Penelitian. LPPM UNIMUS.
pasca kusta di Liposos Donorojo binaan Tasmara. 2001. Pembentukan Kualitas Hidup
Yastimakin Bangsri Jepara sama-sama berada Melalui Kecerdasan Spiritual. Jakarta. Arga.
dalam kategori sedang. Berdasarkan hasil Zohar, Danah dan Marshall. 2000. SQ
penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa (Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam
hal yang penting bahwa faktor psikososial yang Berfikir Integralistik dan Holistik untuk
lebih dominan mempengaruhi depresi pada Memaknai Kehidupan. Bandung: Penerbit
penyandang cacat pasca kusta di Liposos Mizan.
Donorojo binaan Yastimakin Bangsri Jepara.
DAFTAR PUSTAKA
55