Oleh:
Febriyanti
196070300111006
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
RINGKASAN TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN JIWA
STIGMA
Stigmatisasi terkait penyakit jiwa masih menjadi salah satu masalah yang
sangat penting. Tingginya angka dari kurangnya pengetahuan dan ketakutan terhadap
orang dengan penyakit jiwa masih sangat mempengaruhi cara populasi umum
merasakan gangguan mental, yang secara negatif mempengaruhi penilaian mereka
dan meningkatkan stigmatisasi. Mayoritas pasien tidak hanya harus mengatasi efek
penyakit mereka yang sering menghancurkan, namun juga cenderung menderita
pengecualian dan prasangka sosial (Rossler. 2016). Simbolisme stigmatisasi ini
dipandang sebagai kejahatan dan orang tersebut dianggap menyimpang dan
berpotensi mengancam masyarakat. Stigma menghilangkan orang dari kepribadian
mereka dan otonomi diri mereka. Individu stigmatisasi sosial akibatnya diasingkan
dari konteks sosial dan ilmiah (Bates & Stickley. 2013).
Teori ini menunjukkan bahwa stigma yang terkait dengan gangguan mental
cenderung dapat merusak perilaku seseorang . Hal Ini menunjukkan bahwa
pendidikan yang kurang tentang stigmatisasi dapat menyebabkan kerusakan atau
melemahkan ikatan emosional antara pasien yang mengalami sakit mental dengan
orang terdekatnya sebagai individu yang berbeda (Chan. 2016). Maka dari itu
diperlukan promosi kesehatan mental yang berkaitan dengan kemampuan untuk dapat
mengacu pada kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan konteks kerja
yang menantang ini dan dapat mencakup kemampuan untuk mengalami dan
mengekspresikan perasaan marah, kesedihan dan ketakutan (Rensburg, Poggenpoel &
Myburgh. 2015).
Stigma yang diciptakan oleh masyarakat pada penderita gangguan jiwa secara
tidak langsung membuat keluarga dari penderita skizofernia enggan untuk
memberikan penanganan yang tepat sehingga tidak jarang penderita yang mengalami
gangguan jiwa ini melakukan hal-hal menyimpang atau diluar batas kewajaran sperti
melukai orang lain atau melakukan tindakan kekerasan lainnya.
Factor lain yang dapat membuat skizofernia lebih sulit untuk disembuhkan
adalah kurangnya dukungan dari keluarga serta hilangnya keharmonisan dalam
keluarga. Bukan hanya itu, lingkungan dan masyarakat juga dapat menjadi faktor
kekambuhan dari penderita skizofernia. Hal ini sama dengan teori Maslow jika
seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, yaitu kebutuhan dimiliki dan
dicintai, maka individu tersebut tidak dapat naik ke tingkat selanjutnya yakni
kebutuhan akan harga diri yang didalamnya ada kepercayaan diri (Ariananda, 2015).