Abstract
The aim of this research is to identify the correlation of spiritual states and quality of life in the elderly. The research
uses descriptive correlation design with cross sectional approach. The sampling technique is cluster sampling where
respondents selected based on inclusion criteria. The research uses the questionnaires as instrument that have already
been tested for validity and reliability. This research uses univariate analysis with frequency distribution and bivariate
analysis with chi squre test. The results show that the respondents with high spiritual states and have good quality of
life are 32 respondents (33%) and 19 respondents (19,6%) show bad quality of life. The result for respondents who
have low spiritual states and good quality of life are 18 respondents (18,6%) and 28 respondents (28,9%) show bad
quality of life. The result of statistic test with chi square test show p value = 0,02 < α = 0,05. It is concluded that there
is significant correlation between spiritual states and quality of life. Based on the result of this study, it is suggested to
family to care for elderly people and give optimal support elderly to increase quality of life of elderly.
10 lansia memerlukan bantuan keluarga dalam penelitian cross sectional adalah jenis
beraktivitas sehari-hari seperti makan dan penelitian yang menekankan pada waktu
mandi, karena ketidaknyamanan akibat pengukuran/observasi data variabel
penyakit yang diderita, 7 dari 10 lansia independen dan dependen hanya satu kali,
memiliki hubungan sosial yang baik dengan pada satu saat dan tidak dilakukan follow up.
warga sekitar. Populasi pada penelitian ini adalah lansia
Berdasarkan fenomena dan dari hasil yang bertempat tinggal di Kelurahan Tuah
studi pendahuluan yang dilakukan, peneliti Karya di wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo
tertarik untuk meneliti “Hubungan status tahun 2014 sebanyak 3.098 orang.
spiritual dengan kualitas hidup pada lansia”. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini dilakukan secara Purposive
TUJUAN PENELITIAN Sampling yaitu teknik pengambilan sampel
Tujuan penelitian ini mengidentifikasi dengan pertimbangan tertentu sesuai yang
hubungan status spiritual terhadap kualitas dikehendaki peneliti (Setiadi, 2013). Sampel
hidup pada lansia. yang diteliti sebanyak 97 orang lansia.
Ditetapkan RW 1, RW 3, RW 4, dan RW 5
MANFAAT PENELITIAN sebagai sampel penelitian
1. Bagi Perkembangan Ilmu Instrumen yang digunakan pada
Keperawatan penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
Hasil penelitian ini diharapkan dapat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
memberikan sumbangan pemikiran dan kuesioner kesehatan spiritual oleh Syam dan
digunakan untuk pengembangan kuesioner kualitas hidup oleh World Health
keperawatan komunitas mengenai Organization Quality of Life
hubungan status spiritual dengan kualitas (WHOQOLBREF) yang dimodifikasi dan
hidup lansia. dilakukan uji validitas.
2. Bagi Puskesmas Analisa data pada penelitian ini adalah
Menjadi sumber informasi yang univariat dan bivariat. Analisa univariat
bermanfaat dalam mendukung dilakukan untuk melihat karakteristik
pelaksanaan program-program kesehatan responden meliputi umur, jenis kelamin,
lansia di keluarga dan komunitas. status perkawinan dan tingkat pendidikan.
3. Bagi Masyarakat Analisa bivariat menggunakan chi square
Dapat memberikan informasi bagi untuk melihat adanya hubungan antara
masyarakat khususnya lansia tentang variabel dependent dengan variabel
kualitas hidup serta dapat meningkatkan independent.
kebutuhan spiritual.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dapat digunakan sebagai Penelitian yang telah dilakukan mulai
sumber informasi bahan kepustakaan bulan Maret hingga Mei 2015, didapatkan
dalam pengembangan ilmu pengetahuan hasil sebagai berikut:
di dalam bidang kesehatan serta acuan 1. Analisa Univariat
untuk melakukan penelitian lebih terkait Analisa univariat pada penelitian ini
dengan status spiritual dan kualitas hidup memaparkan mengenai karakteristik
lansia. responden (umur, jenis kelamin,
status perkawinan, tingkat pendidikan) serta
variabel yang diteliti dari 97 responden.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain
penelitian analitik dengan pendekatan cross
sectional. Menurut Nursalam (2008),
Total
1268
Total
Karakteristik responden N (%)
1. Umur
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
- Elderly (60-74 tahun) 87 89,7%
4. Tingkat pendidikan
- Old (75- 90 tahun) 10 10,3%
- Tidak tamat SD 2297 22,7%
100% Berdasarkan tabel 2 diatas, diketahui
- SD 19 19,6% bahwa karakteristik berdasarkan tingkat
Total
2. Jenis kelamin
- SMP 13 13,4% spiritual responden mayoritas tinggi yaitu
- SMA 36 37,1% sebanyak 51 orang atau 52,6%. Karakteristik
- - Laki-laki - tinggi 740 41,2%
7,2%
Perguruan berdasarkan kualitas hidup responden
Perempuan 9757 58,8%
100%
97 100% didapatkan mayoritas baik yaitu sebanyak 50
orang atau 51,5%.
3. Status perkawinan
2. Analisa Bivariat
- Kawin 97 100%
- Tidak kawin 0 0 Analisa bivariat dilakukan untuk
Tabel 1 melihat hubungan antara variabel bebas yaitu
status spiritual dengan variabel terikat yaitu
Distribusi Karakteristik Responden
kualitas hidup lansia, terdapat hubungan
Total 97 100% antara variabel apabila p value < α(0,05).
Penelitian ini menggunakan uji statistik
Tabel 1 menunjukkan dari 97 orang dengan uji Chi-Square.
responden yang diteliti, responden terbanyak
adalah kelompok usia lanjut “elderly” (60-74 Tabel 3
tahun) sebanyak 87 orang atau 89,7%. Hubungan status spiritual dengan kualitas
Responden paling sedikit adalah kelompok hidup pada lansia
usia tua “old” (75-90 tahun) sebanyak 10 Status Kualitas hidup
orang atau 10,3%. Karakteristik berdasarkan spiritual Baik Buruk Total OR P
Tinggi 32 19 51
jenis kelamin responden mayoritas perempuan
33% 19,6% 52,6% 2,62 0,034
yaitu sebanyak 57 orang responden atau Rendah 18 28 46
58,8%. Karakteristik berdasarkan status 18,6% 28,9% 47,4%
perkawinan yang terbanyak adalah kawin Total 50 47 97
yaitu sebanyak 97 orang responden atau 51,5% 48,5 % 100%
1269
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
seseorang makin baik pula pengetahuannya kekuatan dari dalam diri sendiri yaitu siapa
(Notoatmodjo, 2007). dirinya apa yang dapat dilakukannya dan
Penelitian yang dilakukan pada 97 juga sikap yang menyangkut kepercayaan
orang responden diperoleh tingkat pada diri sendiri, hubungan dengan alam
pendidikan yang terbanyak adalah SMA yang harmonis, hubungan dengan orang
yaitu sebanyak 36 orang (37,1%) dan lain dimana hubungan ini terdiri dari
tingkat pendidikan yang sedikit adalah harmonis dan tidak harmonis, dan
perguruan tinggi sebanyak 7 orang (7,2%). hubungan dengan Tuhan yang meliputi
Hal ini membuktikan bahwa seseorang sembahyang dan berdoa, keikutsertaan
yang berpendidikan tinggi dapat dalam kegiatan ibadah (Hamid, 2009).
memahami informasi dengan lebih baik
terhadap penjelasan yang diberikan. Makin f. Gambaran kualitas hidup responden
tinggi pendidikan, maka makin mudah pula Penelitian yang dilakukan pada 97
seseorang mendapatkan pengetahuan orang responden diperoleh kualitas hidup
karena tingkat pendidikan akan responden mayoritas baik yaitu sebanyak 50
mempengaruhi seseorang untuk menerima orang (51,5%) dan yang buruk yaitu sebanyak
ide dan teknologi atau informasi baru 47 orang (48,5%). Kualitas hidup atau Quality
(Meliano, 2007). of life (QOL) merupakan sebuah konsep
dimana yang dapat membedakan ketentuan
e. Gambaran spiritual responden filosofi, politik, dan definisi yang
Penelitian yang dilakukan pada 97 berhubungan dengan kesehatan. Kualitas
orang responden diperoleh bahwa hidup yang berhubungan dengan kesehatan
responden memiliki spiritual tinggi yaitu adalah kualitas hidup yang menggambarkan
sebanyak 51 orang (52,6%), dan responden kualitas hidup individu yang setelah, dan atau
yang memiliki spiritual rendah yaitu sedang mengalami sesuatu penyakit yang
sebanyak 46 orang (47,4%). Hasil mendapatkan suatu pengelolaan (Suhartono,
penelitian ini memiliki kesamaan dengan 2005).
penelitian yang dilakukan Destarina (2014) Kualitas hidup seseorang dengan
dengan judul gambaran spiritualitas lansia penyakit kronis merupakan persepsi
di panti sosial tresna werdha khusnul kesejahteraan seseorang dalam bidang
khotimah pekanbaru dengan hasil psikologis, sosial, fisik dan hubungan
mayoritas lansia yang berada di panti lingkungan (Raudatussalamah & Fitri, 2012).
memiliki status spiritual yang tinggi Lansia dengan penyakit kronis sering
dengan presentase 87,2%. mengalami penurunan kemandirian dalam
Spiritual pada seseorang dapat pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang
menjadi faktor penting dalam cara menyebabkan ketakutan, ansietas, kesedihan.
seseorang menghadapi perubahan yang Ketergantungan pada orang lain untuk
diakibatkan oleh penyakit kronis (Potter & mendapatkan perawatan diri secara terus-
Perry, 2009). Spiritual juga penting dalam menerus dapat menimbulkan perasaan tidak
meningkatkan kesehatan dan kualitas berdaya. Sehingga menimbulkan rasa
hidup. Kebutuhan spiritual merupakan kehilangan tujuan dalam hidup yang
kebutuhan untuk mencari arti dan tujuan mempengaruhi kekuatan dari dalam yang
hidup, kebutuhan untuk mencintai dan diperlukan untuk mengahadapi perubahan
dicintai serta rasa keterikatan, dan fungsi yang dialami (Potter & Perry, 2009).
kebutuhan untuk memberi dan
mendapatkan maaf. 2. Analisa Bivariat
Kesehatan spiritual lansia dikatakan Penelitian yang dilakukan pada 97 orang
baik apabila telah memenuhi beberapa responden memperlihatkan bahwa mayoritas
karakteristik spiritual yaitu: hubungan responden memiliki spiritual tinggi sebanyak
dengan diri sendiri yang merupakan 32 responden (33%) dengan kualitas hidup
1271
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
yang baik, dan 19 responden (19,6%) dengan pengaruh aktivitas fisik terhadap kualitas
kualitas hidup yang buruk. Sedangkan hidup dapat dilihat dari kesehatan fisik
responden yang memiliki spiritual rendah responden.
sebanyak 18 responden (18,6%) dengan Penelitian ini didukung oleh penelitian
kualitas hidup baik, dan 28 responden yang dilakukan oleh Sari (2013). Kualitas
(28,9%) dengan kualitas hidup yang buruk. hidup jika dilihat dari dimensi kesehatan
Hasil uji statistik diperoleh p value (0,034) < fisik merupakan evaluasi dari kepuasan
alpha (0,05) menunjukkan ada hubungan dan kebahagiaan terhadap aspek-aspek
yang signifikan antara status spiritual dengan kesehatan fisik seperti rasa sakit dan
kualitas hidup pada lansia. ketidaknyamanan akibat penyakit,
Agama dan spiritual adalah sumber kebugaran, kualitas tidur, serta
koping bagi lansia ketika ia mengalami ketergantungan obat. Hal tersebut berarti
sedih, kesepian dan kehilangan. Hasil studi semakin puas seseorang terhadap aspek
menunjukkan bahwa pada lansia yang kesehatan fisik, maka semakin baik pula
mencapai usia 70 tahun, maka lansia kualitas hidupnya.
tersebut berada pada level dimana
penyesalan dan tobat berperan dalam
penebusan dosa-dosa. Tobat dan PENUTUP Kesimpulan
pengampunan dapat mengurangi Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
kecemasan yang muncul dari rasa bersalah karakteristik jenis kelamin mayoritas adalah
atau ketidaktaatan dan menumbuhkan perempuan yaitu berjumlah 57 orang (58,8%).
kepercayaan serta kenyamanan pada tahap Mayoritas responden berada pada umur
awal iman. Hal ini memberikan pandangan elderly (60-74 tahun) yaitu sebanyak 87 orang
baru bagi lansia terhadap kehidupan yang (89,7%). Responden menurut tingkat
berhubungan dengan orang lain dan pendidikan terbanyak yaitu SMA sebanyak 36
penerimaan yang positif terhadap kematian orang (37,1%).
(Hefner, 2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Penelitian yang dilakukan Sumiati sebanyak 51 orang responden yang memiliki
(2009) yang menjelaskan bahwa menjalani status spiritual tinggi, sebanyak 32 orang
lanjut usia yang bahagia dan sehat hanya responden memiliki kualitas hidup baik dan
dapat dicapai apabila lansia tersebut sisanya 19 orang responden memiliki kualitas
merasa sehat secara fisik, mental/spiritual hidup buruk. Hasil uji Chi-Square status
dan sosial, merasa dibutuhkan, merasa spiritual dengan kualitas hidup diperoleh p
dicintai, mempunyai harga diri serta dapat value 0,034 < 0,05 yang menunjukkan bahwa
berpartisipasi dalam kehidupan. Dengan ada hubungan yang signifikan antara status
terpenuhinya kebutuhan tertinggi yaitu spiritual dengan kualitas hidup pada lansia.
spiritual maka seseorang memiliki
kehidupan yang berkualitas, dengan Saran
demikian sudah selayaknya seorang yang Bagi pengembangan ilmu
lanjut usia diupayakan dapat terpenuhi keperawatan, hasil penelitian dapat menjadi
kebutuhan spiritualnya. suatu bahan masukan dan sumber informasi
Hasil penelitian yang dilakukan oleh bagi ilmu keperawatan khususnya
Konopack dan McAuley (2012) dengan keperawatan komunitas sehingga dapat
judul “Efficacy-mediated effects of mengembangkan keilmuannya terkait aspek
spirituality and physical activity on quality psikologis pada lansia.
of life: A path analysis” kepada 215 Bagi puskesmas diharapkan untuk
responden yang berusia 50 tahun ke atas. terus meningkatkan dan mendukung
Penelitian ini menyatakan bahwa pengaruh programprogram kesehatan lansia, khususnya
spiritualitas terhadap kualitas hidup dapat lansia yang memiliki penyakit kronis.
dilihat dari kesehatan mental, dan Sehingga dapat membantu lansia dalam
1272
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015