Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Volume 9 No 1 Hal 79 - 94, Februari 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090


FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

INTERVENSI PADA REMAJA DENGAN GANGGUAN BIPOLAR: KAJIAN


LITERATUR
Efri Widianti*, Afriyanti, Ni Putu Santhi Dewi Saraswati, Asti Utami, Ladia Nursyamsiah, Vica Cahya
Ningrum, Vadissa Nandia Putri, Lia Ustami
Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran, Gedung. L1 Lt. 2, Jl. Raya Bandung - Sumedang No.KM. 21,
Hegarmanah, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Indonesia 45363
*efri.widianti@unpad.ac.id

ABSTRAK
Penderita gangguan bipolar mengalami kondisi suasana hati yang berubah secara signifikan. Terdapat
dua fase yang dialami oleh penderita gangguan bipolar, yaitu fase mania dengan perasaan gembira
yang berlebihan, dan fase depresi dengan perasaan sedih yang juga berlebihan. Oleh karena itu
diperlukan intervensi untuk mengatur perubahan suasana hati pada penderita gangguan bipolar. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui macam - macam intervensi dalam pengelolaan perasaan pada
remaja yang memiliki gangguan bipolar berdasarkan hasil kajian literatur. Pencarian literatur
dilakukan secara komprehensif melalui Database PubMed dan Science Direct dengan kriteria inklusi
artikel berbahasa inggris dengan dengan desain penelitian Experimental atau Randomized controlled
Trials (RCT) yang dipublikasikan pada rentang tahun 2015 – 2020, dengan keyword yang digunakan
untuk pencarian artikel adalah "Bipolar" AND "Adolescents" AND "Therapy". Hasil dari pencarian
yang dilakukan diperoleh 1.068 artikel dan setelah dilakukan skrining dari judul hingga abstrak
diperoleh 7 artikel yang memenuhi kriteria inklusi dan relevan dengan tujuan dan pertanyaan
penelitian. 3 artikel membahas terkait intervensi Family Focused Therapy, 2 artikel membahas terkait
intervensi Psychoeducational, 1 artikel membahas terkait Dialectical Behavior Therapy, 1 artikel
membahas terkait Brief Motivational Intervention. Kesimpulan dari kajian literatur yang telah
dilakukan diketahui bahwa intervensi psikososial yang dapat dilaksanakan pada remaja dengan
gangguan bipolar dan juga kepada keluarga pendamping remaja dengan gangguan bipolar yaitu
dengan memberikan psikoedukasi (Psychoeducational), cognitive behavioral therapy (CBT), family-
focused therapy (FFT), Dialectical Behavior Therapy (DBT) Family Focused Therapy, Dialectical
Behavior Therapy serta Brief Motivational Intervention.

Kata kunci: bipolar, intervensi; remaja; psikoedukasi; terapi

INTERVENTIONS AMONG ADOLESCENTS WITH BIPOLAR DISORDER : A


LITERATURE REVIEW

ABSTRACT
People with bipolar disorder experience significantly altered moods. There are two phases of
experiencing bipolar disorder, namely the manic phase that feels excessive, and feeling sad with
feelings that are too much. Therefore, interventions are needed to change the mood in people with
bipolar disorder. The aim of the study was to see what - interventions in the management of feelings in
adolescents with bipolar disorder. Literature searches were carried out comprehensively through the
PubMed Database and Science Direct with the inclusion criteria of English-language articles with
Experimental research designs or Randomized controlled Trials (RCTs) published in 2015-2020. The
search carried out obtained 1,068 articles and after screening from titles to abstracts 7 articles that
met the inclusion criteria and were relevant to the objectives and research questions. 3 articles discuss
intervention interventions that focus on Family Focused Therapy, 2 articles discuss interventions
related to Psychoeducation, 1 article discusses Dialectical Behavior Therapy, 1 article discusses Short
Motivational Interventions. The conclusion were psychosocial interventions that can be carried out in
adolescents with bipolar disorder and also to families of adolescent companions with bipolar disorder
are by providing psychoeducation (psychoeducational), cognitive behavior therapy (CBT), family
focused therapy (FFT), Dialectical Behavior Therapy (DBT) therapy. Family Focused, Dialectical
Behavioral Therapy, and Brief Motivational Interventions.

79
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 1 Hal 79 - 94, Februari 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Keywords: adolescents; bipolar; intervention; psychoeducation; therapy

PENDAHULUAN (3.3%) dibandingkan dengan remaja pria


Gangguan bipolar merupakan suatu bentuk (2.6%).
gangguan yang terjadi pada kondisi
suasana hati yang berubah-ubah secara Banyak faktor yang menyebabkan
signifikan dan ekstrem pada penderitanya. penderita gangguan bipolar mengalami
Dilansir oleh Ryan dan Jacki (2004) kondisi tersebut, baik faktor biologis
bahwa orang dengan gangguan bipolar maupun faktor yang berasal dari
mengalami fluktuasi luas dalam suasana lingkungan sekitar yang mempengaruhi
hatinya, baik pada suasana hati yang kondisi individu dengan gangguan bipolar
begitu „baik‟ atau suasana hati yang begitu (Smith, 2011). Akan tetapi, genetika
„buruk‟ pada dirinya. Hal tersebut memainkan peran yang lebih besar
disebabkan karena kondisi suasana hati daripada yang mereka lakukan dengan
penderitanya dapat berganti secara tiba- depresi unipolar. Berdasarkan pandangan
tiba antara kondisi baik atau bahagia tersebut, faktor genetika dapat
(mania) dan buruk atau kesedihan memberikan pengaruh apabila seorang
(depresi), dan berada pada tingkat yang anak lahir dari salah satu atau kedua orang
berlebihan dari batas kewajaran. Keadaan tua yang menderita gangguan bipolar,
yang terjadi pada penderita bipolar juga sehingga anak tersebut memiliki resiko
diutarakan oleh Samosir (2015), seorang untuk mengalami gangguan yang sama.
psikiater, yang menyatakan bahwa bipolar Pada faktor lingkungan, seperti keluarga,
secara sederhana merupakan gangguan dapat menjadi salah satu faktor yang kuat
suasana perasaan yang dicirikan dengan dalam mempengaruhi kondisi individu
adanya dua kutub ekstrim emosi. Dua dengan gangguan bipolar. Cara anggota
kutub emosi itu berlawanan dan dapat keluarga dalam mengungkapkan atau
berganti secara tiba-tiba tanpa diketahui mengekspresikan emosi terhadap anggota
kapan waktu „kambuhnya‟. Pada mania lain di keluarganya yang menderita
(manic) atau emosi gembira yang gangguan bipolar merupakan suatu faktor
berlebihan dapat terjadi ketika seorang interaksi yang dapat menyebabkan tingkat
penderita gangguan bipolar menjadi sangat kekambuhan yang lebih tinggi pada
bersemangat, hiperaktif, dan antusias, individu dengan gangguan bipolar.
sedangkan pada depresi atau emosi sedih
yang berlebihan dapat terjadi ketika Penanganan dalam penyembuhan
penderitanya menjadi sangat pesimis, gangguan bipolar dapat dilakukan selain
putus asa, gelisah, tekanan pikiran, tidak dengan pemberian obat-obatan ataupun
berdaya, bahkan dapat muncul keinginan perawatan menggunakan terapi tertentu,
untuk melakukan bunuh diri. dapat pula dilakukan dengan memberikan
dukungan sosial dari keluarga. Akan
Menurut data dari National Comorbidity tetapi, gangguan bipolar sering tidak
Survey Adolescent Supplement (NCS-A) diketahui dan salah diagnosis, bahkan
prevalensi dari kelompok remaja berusia apabila terdiagnosa pun sering tidak
13-18 tahun, didapatkan sebanyak 2.9% terobati dengan adekuat (Evans, 2000;
remaja mengalami gangguan bipolar, dan Tohen & Angst, 2002; Toni et.al, 2000).
2,6% diantaranya mengalami penurunan Diagnosis gangguan bipolar sulit diberikan
fungsi yang berat. Pada data ini juga karena gangguan bipolar bertumpang
ditemukan prevalensi gangguan bipolar tindih dengan gangguan psikiatrik yang
yang lebih tinggi pada remaja wanita lain, yaitu skizofrenia dan skizoafektif.
Dengan demikian, terapi yang

80
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 1 Hal 79 - 94, Februari 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

komprehensif diperlukan oleh orang METODE


dengan gangguan bipolar untuk mencapai Metode yang digunakan dalam pencarian
kembali fungsinya semula, yaitu meliputi artikel adalah kajian literatur (literature
farmakoterapi dan intervensi psikososial review) yang dilakukan dengan mencari
(Amir, 2012; Soetjipto, 2012; Yatham artikel terkait intervensi dalam
et.al, 2009). Intervensi psikososial pengelolaan perasaan pada remaja yang
dibutuhkan oleh orang dengan gangguan memiliki gangguan bipolar. Pencarian
bipolar, karena kekambuhan yang terjadi artikel dilakukan melalui database
pada penderita bipolar dapat mengganggu elektronik PubMed dan ScienceDirect
fungsi sosial, mengganggu pekerjaan, dengan keyword yang digunakan untuk
mengganggu perkawinan bahkan pencarian artikel adalah "Bipolar" AND
meningkatkan risiko bunuh diri. Tujuan "Adolescents" AND "Therapy". Pencarian
penelitian ini adalah mengetahui macam - literatur dilakukan berdasarkan data
macam intervensi dalam pengelolaan empiris yang dipublikasikan secara umum
perasaan pada remaja yang memiliki pada periode 5 tahun terakhir atau dari
gangguan bipolar berdasarkan hasil kajian tahun 2015 - 2020 dengan desain
literatur. penelitian Experimental atau Randomized
controlled Trials (RCT) dan hanya artikel
yang menggunakan Bahasa Inggris yang
dicantumkan.

.
Gambar 1. Diagram Prisma

81
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 1 Hal 79 - 94, Februari 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Hasil dari pencarian yang dilakukan tahun, berdasarkan peringkat suasana hati
diperoleh 1.086 artikel, sebanyak 110 mingguan dan untuk mengetahui tingkat
artikel pada database PubMed dan 976 keparahan suasana hati rata-rata, gejala
artikel pada Science Direct. Kemudian dan tingkat konflik keluarga pada setiap
dilakukan pengecekan duplikasi penilaian tindak lanjut 3 atau 6 bulan
menggunakan mendeley dan terdapat 103 selama studi 24 bulan. Dan untuk
artikel duplikasi. Setelah dimasukkan mengetahui efektivitas dari FFT-A
kriteria inklusi diperoleh hasil 38 artikel (family-focused therapy for adolescents
(PubMed) dan 61 artikel (Science Direct). with bipolar disorder) dalam menangani
Setelah dilakukan screening judul dan suasana hati remaja bipolar dengan
abstraksi diperoleh hasil 3 artikel jurnal komorbiditas gangguan (yaitu gangguan
(PubMed) dan 4 artikel jurnal (Science kecemasan, ADHD (Attention deficit
Direct). Dengan menggunakan berbagai hyperactivity disorder) dan DBD
kriteria pencarian diatas, didapatkan 7 (Disruptive behavior disorders)
artikel jurnal yang memiliki informasi dibandingkan dengan pengobatan terapi
terkait intervensi dalam pengelolaan psikoedukasi singkat (brief
perasaan pada remaja dengan gangguan psychoeducational therapy) yaitu dengan
bipolar Dan relevan dengan tujuan peningkatan perawatan atau EC (Enhanced
pencarian dan pertanyaan penelitian yang care)
telah disusun.
Populasi dari penelitian tersebut
HASIL didapatkan dari 3 tempat yaitu University
Setelah dilakukan tinjauan literatur, kami of Colorado, the University of Pittsburgh
menemukan beberapa intervensi yang School of Medicine, and the Cincinnati
dapat dilakukan untuk mengelola perasaan Children‟s Hospital Medical Center.
pada remaja dengan gangguan bipolar Peserta adalah remaja dengan rentang usia
antara lain intervensi Family Focused antara 12 - 18 tahun.
Therapy, meliputi: FFT-A (family-focused
therapy for adolescents with bipolar Teknik sampling yang digunakan untuk
disorder) dan FFT-HR (family-focused mengambil sampel adalah Simple Random
therapy high risk), intervensi Sampling. Sampel penelitian didapatkan
Psychoeducational, meliputi Brief Group 145 remaja dengan gangguan bipolar I
Psychoeducational, intervensi Dialectical atau II. Kemudian sampel secara acak
Behavior Therapy, dan terkait Brief ditugaskan untuk terapi yang berfokus
Motivational Intervention. pada keluarga (FFT-A) atau terapi
psikoedukasi singkat (perawatan yang
Comorbid Disorders as Moderators of ditingkatkan; EC) dan diikuti selama 2
Response to Family Interventions Among tahun. Peserta menerima farmakoterapi
Adolescents with Bipolar Disorder selama studi berlangsung. Peserta remaja
Penelitian ini berjudul Comorbid diwawancarai dengan setidaknya dengan
Disorders as Moderators of Response to satu orang tua menggunakan K-SADS
Family Interventions Among Adolescents untuk menilai diagnosis DSM-IV-TR,
with Bipolar Disorder tahun 2019. Jenis termasuk bipolar I atau II serta diagnosis
penelitian yang digunakan ialah komorbid. The KSADS modul suasana
Randomized controlled trial. Tujuan dari hati digantikan dengan KSADS Mania
penelitian ini yakni untuk meneliti efek Rating Scale dan Depresi Rating Scale,
komorbiditas diagnosis pengobatan, dan yang gejala tingkat keparahannya
interaksi mereka sewaktu mengalami mencapai pada 6 atau 7-point.
gejala depresi dan manik lebih dari dua

82
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 1 Hal 79 - 94, Februari 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Peserta yang memenuhi syarat kemudian meneliti apakah Psikoedukasi keluarga


secara acak dimasukan kedalam 2 dengan pelatihan keterampilan merupakan
intervensi yang berbeda yaitu 21 sesi aktivitas pencegahan yang efektif terhadap
terapi berfokus keluarga (FFT) dengan pikiran dan perilaku bunuh diri pada
farmakoterapi atau 3 sesi psychoeducation remaja. Sampel yang digunakan dalam
(Enhanced Perawatan; EC) dengan penelitian ini sebanyak 127 peserta, 75 di
farmakoterapi dengan 9 bulan pertama antaranya memenuhi kriteria DSM-5 untuk
dianggap sebagai fase pengobatan aktif, gangguan depresi mayor dan 52 untuk
sedangkan bulan 10-24 dianggap sebagai tidak spesifik.
pasca tindak lanjut pengobatan. Waktu sesi
tiap intervensi selama 50 menit. Persentase Peserta secara acak dialokasikan ke 12 sesi
waktu dengan perubahan gejala mood, dalam 4 bulan FFT atau 6 sesi dalam 4
depresi dan (hipo) manik, dinilai dengan bulan psikoedukasi (perawatan yang
penilaian mingguan pada Status ditingkatkan, EC), dengan farmakoterapi
Psychiatric Rating Scale (PSR) dengan sesuai kebutuhan. Peserta (N = 127; rata-
skala 1-6. Tingkat keparahan gejala rata 13,2 ± 2,6 tahun, 82 perempuan)
suasana hati diukur menggunakan skala diikuti selama rata-rata 105,9 ± 64,0
yang ALIFE PSR depresi, hipomania dan minggu. Remaja dengan tingkat ide bunuh
manik pada awal (untuk 5 minggu diri tinggi yang menerima Family Focused
menjelang tugas acak) dan masing-masing Therapy menjadi tingkat ide bunuh dirinya
penilaian tindak lanjut (meliputi periode menjadi lebih rendah (dan lebih sedikit)
13-minggu di tahun 1 dan periode 26 saat tindak lanjut, dibandingkan dengan
minggu di tahun 2). Fungsi keluarga remaja dengan ide bunuh diri tinggi yang
dinilai menggunakan Perilaku Konflik menerima EC. Peserta di Family Focused
Questionnaire (CBQ) yang berisi 20 item Therapy memiliki interval yang lebih lama
benar-salah Analisis data menggunakan tanpa perilaku bunuh diri dibandingkan
SPSS 22 dan Analisis varian (ANOVA) peserta di EC.
untuk memeriksa perbedaan antar
kelompok komorbiditas (kecemasan, Early Intervention for Youth at High
ADHD, DBD) dan kelompok perlakuan Risk for Bipolar Disorder: A Multisite
(FFT versus EC) selama 2 tahun belajar. Randomized Trial of Family-Focused
Treatment
Hasil penelitian didapatkan bahwa kasus Penelitian ini berjudul Early Intervention
gangguan bipolar pada remaja sangat for Youth at High Risk for Bipolar
dipengaruhi oleh komorbiditas gangguan. Disorder: A Multisite Randomized Trial of
Gangguan kecemasan, ADHD dan DBD‟s Family-Focused Treatment. Jenis
menimbulkan gejala depresi yang lebih penelitian yang digunakan ialah
parah dan konflik keluarga yang lebih randomized control trial. Tujuan dari
besar selama penelitian penelitian ini yakni untuk meneliti efek
FFT-HR (diberikan dalam 12 sesi selama 4
Effects of family-focused therapy on bulan) dalam menstabilkan gejala suasana
suicidal ideation and behavior in youth at hati dan mengurangi timbulnya sindrom
high risk for bipolar disorder mania pada remaja yang berisiko tinggi
Penelitian ini berjudul Effects of family- untuk BD dan untuk mengidentifikasi
focused therapy on suicidal ideation and faktor saraf yang terkait dengan respons
behavior in youth at high risk for bipolar terhadap intervensi psikososial pada anak-
disorder tahun 2020. Jenis penelitian yang anak berisiko tinggi. Teknik sampling
digunakan ialah randomized control trial. yang digunakan untuk mengambil sampel
Tujuan dari penelitian ini yakni untuk adalah single-blind, parallel group.

83
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 1 Hal 79 - 94, Februari 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Peserta direkrut dari rujukan klinis dan Tujuan dari penelitian ini yakni untuk
online, radio, dan iklan cetak. Setelah mengetahui efektivitas Intervensi Motivasi
menerima penjelasan tentang prosedur Singkat (BMI) dalam meningkatkan
studi, peserta dan orang tua mereka kepatuhan di kalangan remaja yang
memberikan persetujuan atau persetujuan mengalami gangguan bipolar dengan
tertulis untuk berpartisipasi. mengeksplorasi efisiensi dan validitas
internal. Teknik sampling yang digunakan
Penelitian ini disetujui oleh dewan untuk mengambil sampel yaitu pilot
peninjau institusi medis setiap universitas. randomized trial.
Peserta direkrut dari rujukan klinis dan
online, radio, dan iklan cetak. Setelah Populasi dalam artikel penelitian ini adalah
menerima penjelasan tentang prosedur remaja penderita bipolar di Rumah Sakit
studi, peserta dan orang tua mereka Jiwa University of Pittsburgh Medical
memberikan persetujuan berupa Center. Dan sampel yang diambil
persetujuan tertulis untuk berpartisipasi. berjumlah 43 remaja penderita bipolar
Dengan kriteria inklusi yakni (1) berusia yang mendapatkan resep obat
antara 9 dan 17 tahun; (2) memenuhi psikotropika. Penelitian ini dilakukan
kriteria DSM-5 seumur hidup untuk BD secara objektif dengan menilai kepatuhan
tidak spesifik (sebelumnya BD, tidak obat melalui kotak obat elektronik
ditentukan lain) atau gangguan depresi berkemampuan bluetooth (MedTracker).
mayor (MDD); (3) memiliki setidaknya Penilaian ini dilakukan pada 3 dan 6 bulan
satu kerabat tingkat pertama atau kedua pasca perawatan dan didapatkan hasil
dengan diagnosis DSM-5 seumur hidup bahwa Intervensi Motivasi Singkat (BMI)
dari BD I atau II, berdasarkan MINI diterima dengan baik. Kepatuhan
International Neuropsychiatric Interview; pengobatan objektif rata-rata meningkat
38 dan (4) memiliki gejala afektif saat ini seiring waktu di SC + BMI, tetapi
(skor YMRS minggu sebelumnya> 11 atau menurun di SC-alone (p<0,0001).
skor CDRS-R 2 minggu sebelumnya> 29). Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
Jika diagnosis seumur hidup adalah MDD, maka BMI dapat digunakan sebagai
anak tersebut pasti mengalami episode intervensi tambahan yang dapat
depresi mayor penuh dalam 2 tahun disebarluaskan untuk meningkatkan
terakhir. Sampel acak dari 133 peserta kepatuhan pengobatan bagi remaja dengan
(direkrut dari Juni 2012 hingga September gangguan bipolar.
2016) mewakili 49,3% dari populasi yang
dinilai untuk kelayakan. Rasio peserta Psychoeducation and Online Mood
dengan gangguan depresi mayor vs. BD Tracking for Patients with Bipolar
yang tidak dijelaskan adalah sekitar 2: 1. Disorder: A Randomized Controlled Trial
Penelitian ini berjudul Psychoeducation
A Brief Motivational Intervention for and Online Mood Tracking for Patients
Enhancing Medication Adherence for with Bipolar Disorder: A Randomized
Adolescents with Bipolar Disorder: A Controlled Trial oleh Bilderbeck et al.,
Pilot Randomized Trial 2016. Jenis penelitian yang digunakan
Penelitian ini berjudul A Brief adalah penelitian deskriptif. Tujuan dari
Motivational Intervention for Enhancing penelitian ini yakni untuk membandingkan
Medication Adherence for Adolescents intervensi psikoedukasi yang difasilitasi
with Bipolar Disorder: A Pilot oleh terapis dan intervensi psikoedukasi
Randomized Trial oleh Tina et al. pada secara mandiri. Teknik sampling yang
tahun 2020. Jenis penelitian yang digunakan untuk mengambil sampel
digunakan adalah penelitian deskriptif. adalah randomized controlled trial.

84
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 1 Hal 79 - 94, Februari 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Populasi dalam penelitian ini adalah kesehatan mental (n=11), dan di email
individu yang telah terdiagnosis bipolar university broadcast (n=16). Instrumen
disorder berusia 16 tahun atau lebih. yang digunakan dalam penelitian ini
Sampel yang diambil yaitu 60 penderita adalah Depression, Anxiety, Stress Scale
bipolar disorder yang mendapatkan terapi (DASS-21), Burden Assessment Scale,
psikoedukasi yang difasilitasi oleh terapis Knowledge of Bipolar Disorder Scale, and
dan 61 penderita bipolar disorder yang Bipolar Disorder Self-Efficacy Scale.
mendapatkan terapi psikoedukasi secara Dibandingkan dengan kelompok kontrol,
mandiri. Adapun teknik pengambilan kelompok pengobatan langsung
sampel yaitu dengan cara partisipan menunjukkan pengurangan besar dan
diundang terlebih dahulu kemudian signifikan pada beban caregiver, dan
melakukan wawancara dengan kriteria peningkatan pengetahuan gangguan
inklusi berusia 16 tahun atau lebih, bipolar dan self efficacy gangguan bipolar.
didiagnosa gangguan DSM-IV-TR bipolar Perbaikan ini dipertahankan atau
I (BD I) atau bipolar II (BD II), tidak ditingkatkan untuk tindak lanjut.
dalam suasana hati yang buruk, dapat
mengikuti pemantauan mood true colors Dialectical Behavior Therapy for
selama 24 minggu, pasien dari Oxford Adolescents with Bipolar Disorder:
Health NHS Foundation Trust, menyetujui Results from a Pilot Randomized Trial
untuk ikut berpartisipasi, mampu Penelitian ini berjudul Dialectical
memahami bahasa inggris secara lisan Behavior Therapy for Adolescents with
maupun tertulis. Bipolar Disorder: Results from a Pilot
Randomized Trial oleh Goldstein et al.,
Brief group psychoeducation for pada tahun 2015. Jenis penelitian yang
caregivers of individuals with bipolar digunakan ialah penelitian deskriptif.
disorder: A randomized controlled trial Tujuan dari penelitian ini yakni untuk
Penelitian ini berjudul Brief group melakukan uji coba secara acak
psychoeducation for caregivers of percontohan terapi perilaku dialektis atau
individuals with bipolar disorder: A dialectical behavior therapy (DBT) versus
randomized controlled trial oleh Hubbard perawatan psikososial seperti biasa atau
et al., 2016. Jenis penelitian yang treatment as usual (TAU) untuk remaja
digunakan adalah penelitian deskriptif. yang didiagnosis dengan gangguan bipolar
Tujuan dari penelitian ini yakni untuk (BP). Sampel yang diambil diacak dengan
mengevaluasi keefektifan intervensi perbandingan pengacakkan 2:1 sehingga
psikoedukasi dua sesi singkat untuk mengambil sample akhir sebanyak 14
caregiver. Teknik sampling yang orang untuk DBT, dan 6 orang untuk TAU
digunakan untuk mengambil sampel psikososial. Pengambilan sampel
adalah probability sampling. Ukuran dilakukan dengan menetapkan kriteria
sampel yaitu sebanyak 32 orang. inklusi bagi populasi yang memungkinkan
dalam penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah
individu usia kurang atau sama dengan 18 Pengambilan data dilakukan di mulai dari
tahun, memiliki kemampuan berbicara dan penyeleksian populasi dari pasien remaja
membaca bahasa Inggris dengan lancar, penderita bipolar primer berusia 12-18
dan menjadi caregiver seseorang dengan tahun dari Klinik Khusus Child and
bipolar disorder, didefinisikan sebagai Adolescent Bipolar Service (CABS) di
teman, anggota keluarga atau pasangan. Western Psychiatric Institute dan Klinik di
Populasi direkrut melalui iklan di radio University of Pittsburgh Medical Center.
(n=5) dan local support dan layanan Total populasi sebanyak 26 orang. Setelah

85
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 1 Hal 79 - 94, Februari 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

menyeleksi untuk mengambil sampel bipolar pada remaja sangat dipengaruhi


dengan beberapa kriteria inklusi yang oleh komorbiditas gangguan seperti
ditetapkan, didapatkan total 20 orang gangguan kecemasan, ADHD (Attention
untuk penelitian ini. Setelah itu, sampel deficit hyperactivity disorder) dan DBD
dikelompokkan secara acak untuk (Disruptive behavior disorders) dimana
mendapatkan dua intervensi yang berbeda komorbiditas gangguan tersebut
yaitu dialectical behavior therapy (DBT) menimbulkan gejala depresi yang lebih
dan treatment as usual (TAU). Data parah dan konflik keluarga yang lebih
diambil menggunakan beberapa instrumen besar. Pengobatan yang dapat dilakukan
seperti ; Socioeconomic status, untuk mengatasi masalah gangguan
Hollingshead-Redlich Criteria (1965), bipolar pada remaja dapat dilakukan
Diagnosed via Kiddie Schedule for dengan menggunakan FFT-A (family-
Affective Disorders and Schizophrenia for focused therapy for adolescents with
School-Aged Children, Present and bipolar disorder) dan terapi psikoedukasi
Lifetime version (KSADS-PL) semi singkat (brief psychoeducational therapy)
structured interview, Children’s Affective yaitu dengan peningkatan perawatan atau
Lability Scale, Child Self-Report (CALS- EC (Enhanced care). Hasil dari penelitian
C), Children’s Affective Lability Scale, juga diketahui bahwa remaja dengan
Parent-Report, K-SADS Depression kondisi komorbiditas yang berada di FFT-
Rating Scale, K-SADS Mania Rating A akan memiliki manfaat yang lebih cepat
Scale, Adolescent Longitudinal Follow-Up dan lebih berkelanjutan dalam gejala dan
Evaluation Psychiatric Status Ratings (3 fungsi suasana hati dibandingkan
months preceding study intake), Suicidal dengan remaja dengan kondisi
Ideation Questionnaire, Jr version, komorbiditas yang menerima pengobatan
Children’s Global Assessment Scale, dan EC. family-focused therapy dilakukan
over the past 3 months, assessed via the sebanyak 21 sesi dengan waktu 50 menit
LIFE Self-Injurious/Suicidal Behavior setiap sesi dan dilakukan tindak lanjut 3
Scale. Hasil dari penelitian ini atau 6 bulan sekali selama 2 tahun.
menyampaikan bahwa adanya
perbandingan hasil intervensi yang Teori konsep yang menjadi kerangka
diberikan pada remaja kelompok DBT dan pemikiran pada penelitian ini adalah
remaja kelompok TAU, dimana remaja Kondisi komorbiditas dikaitkan dengan
yang menerima DBT menunjukkan gejala berbagai hasil negatif di BSD pediatrik.
depresi yang lebih ringan secara signifikan Gangguan kejiwaan dini seperti ADHD
selama tindak lanjut dilakukan, dan hampir dapat menyebabkan konflik keluarga yang
tiga kali lebih mungkin untuk lebih besar dan fungsi psikososial yang
menunjukkan perbaikan dalam lebih buruk dan akan menimbulkan
kemungkinan terpikirnya ide bunuh diri. peningkatan risiko perkembangan dan atau
Selain itu, remaja yang menerima DBT memburuknya gangguan bipolar pada
dan tidak menerima TAU, menunjukkan anak. Dalam beberapa tahun terakhir,
peningkatan atau perbaikan dari pra-ke beberapa studi telah mengevaluasi
pasca-perawatan di gejala-gejala manik intervensi untuk mengatasi kasus
dan disregulasi emosional. komorbid pada remaja dengan gangguan
bipolar salah satunya adalah dengan FFT-
PEMBAHASAN A dan farmakoterapi telah terbukti ampuh
Family Focused Intervention mengurangi gejala mood dan mempercepat
Penelitian ini dilakukan oleh Weintraub et waktu untuk pemulihan. Tujuan utama
al. pada tahun 2020. Pada penelitian ini FFT-A adalah (1) mengajarkan
menunjukkan bahwa kasus gangguan keterampilan manajemen penyakit

86
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 1 Hal 79 - 94, Februari 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

seperti mengidentifikasi stres lingkungan Teori konsep yang menjadi kerangka


dan perubahan gejala suasana hati yang pemikiran pada penelitian ini adalah Tanpa
mengantisipasi suasana hati. Sebuah intervensi dini, perkembangan sosial,
kekambuhan; dan (2) meningkatkan fungsi neurologis, dan emosional remaja yang
keluarga melalui komunikasi pengajaran berisiko tinggi untuk BD dapat terganggu
dan pemecahan masalah untuk mengurangi secara serius. Dengan demikian, intervensi
kritik dan konflik dalam interaksi sehari- yang tepat waktu selama periode
hari. Pada penelitian ini, peran perawat prodromal memungkinkan perolehan
dalam melaksanakan intervensi family- keterampilan normatif seperti otonomi
focused therapy for adolescents with pribadi, kesuksesan akademis, dan
bipolar disorder yaitu mengetahui kemampuan adaptif hubungan teman
perawatan psikososial untuk remaja sebaya sebelum sindrom yang lebih
bipolar dengan kondisi memiliki melemahkan dimulai. Dalam penelitian
komorbiditas. Sehingga dapat memberikan ini, peneliti berhipotesis bahwa intervensi
keterampilan tambahan untuk remaja keluarga yang dirancang untuk
bipolar dengan kondisi komorbiditas mengurangi stres intrafamilial, konflik,
seperti kemampuan berkomunikasi. Dan dan gairah afektif dengan meningkatkan
penting juga bagi seorang perawat untuk komunikasi, pemecahan masalah, dan
mengevaluasi dalam urutan apa pasien keterampilan regulasi emosi akan
harus menerima perawatan dan apakah menurunkan kewajiban anak berisiko
tingkat intensitas pengobatan dapat tinggi terhadap gejala yang menetap dan
disesuaikan dengan pola komorbiditas dan akhirnya timbulnya BD.
keparahan gejala saat memulai
pengobatan. Pada penelitian ini, peran perawat dalam
melaksanakan intervensi Family Focused
Penelitian mengenai intervensi dini untuk Treatment. yaitu dengan melakukan
remaja berisiko tinggi terkena gangguan kolaborasi bersama tenaga kesehatan
bipolar dengan Family Focused Treatment lainnya serta keluarga dalam memberikan
dilakukan oleh David J. Miklowitz tahun intervensi dini untuk menghindari
2019. Pada penelitian ini menunjukkan terganggunya perkembangan sosial,
bahwa FFT-HR akan lebih efektif daripada neurologis, dan emosional remaja yang
EC dalam mengurangi keparahan gejala berisiko tinggi terkena bipolar disorder.
mood (depresi plus manik / hipomanik)
yang diukur pada pra-perawatan dan Penelitian mengenai Family Focused
pasca-perawatan (4 bulan). Hasil utama Treatment (FFT) ini dilakukan oleh David
diukur dari Penilaian Status Psikiatri J.M et al pada tahun 2020. Pada penelitian
mingguan (PSR) dari Evaluasi Tindak ini menunjukkan bahwa remaja yang
Lanjut Interval Longitudinal Remaja, atau diberikan Family Focused Intervention
ALIFE27 dengan verifikasi sekunder (FFT) memiliki waktu lebih lama tanpa
menggunakan skor total dari Children‟s peristiwa bunuh diri (M = 125.0 minggu,
Skala Penilaian Depresi, Direvisi ([CDRS- SE = 6.0) daripada remaja yang diberikan
R] 28 dan Skala Penilaian Mania Muda EC (M = 114.3 minggu, SE = 7.8; log-rank
[YMRS]. Karena efek perbaikannya pada χ 2 (1) = 4,61, p = 0,03; HR = 0,41; 95%
gejala akut, FFT-HR akan lebih baik CI: 0,12 hingga 0,98). Dalam analisis
daripada EC dalam menunda timbulnya sensitivitas, peneliti memeriksa remaja
manik (hipo) pertama atau episode yang terlibat dalam tindakan menyakiti diri
campuran (diidentifikasi dari peringkat sendiri atau ancaman menyakiti diri sendiri
PSR mingguan) selama periode hingga 4 dengan niat bunuh diri yakni dari 10
tahun. remaja dalam kategori ini, 8 remaja yang

87
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 1 Hal 79 - 94, Februari 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

diberikan EC (M = 133,2 minggu sebelum dikaitkan dengan peningkatan suasana hati


acara, SE = 5,7) dan 2 remaja yang pada orang dewasa dan remaja dengan
diberikan FFT (M = 140,1 minggu, SE = gangguan bipolar. Uji klinis acak yang
2,9), menunjukkan tingkat kelangsungan mendasari penelitian ini menemukan
hidup yang lebih tinggi pada kelompok bahwa, di antara remaja bergejala dengan
remaja yang diberikan FFT (log-rank χ 2 ( risiko keluarga yang tinggi untuk BD,
1) = 5,58, p = 0,02, HR = 0,15, CI 95%: pemberian FFT dikaitkan dengan interval
0,03 hingga 0,73). Dengan demikian suasana hati yang lebih lama daripada
Remaja yang diberikan FFT memiliki pemberian EC (Miklowitz et al.., 2020).
periode kesehatan yang lebih lama dari Pada penelitian ini, peran perawat dalam
kejadian bunuh diri (misalnya, sebuah melaksanakan intervensi Family focused
upaya mengancam dengan adanya niat intervention (FFT) yaitu bisa dilakukan
bunuh diri) dibandingkan remaja yang dengan berkolaborasi bersama tenaga
diberikan EC. klinis lainnya seperti dokter.

Remaja yang menjadi sampel penelitian Dialectical Behavior Therapy


yakni anak yang dianggap memenuhi Penelitian mengenai Dialectical Behavior
syarat penelitian, remaja dan keluarga Therapy (DBT) ini dilakukan oleh
dialokasikan secara acak untuk masuk Goldstein et al., pada tahun 2015. Pada
dalam kelompok pemberian FFT atau EC penelitian ini menunjukkan bahwa adanya
berdasarkan prosedur alokasi dinamis perbandingan hasil intervensi yang
terkomputerisasi (Begg dan Iglewicz, diberikan pada remaja kelompok
1980) yang menyeimbangkan kelompok Dialectical Behavior Therapy (DBT) dan
perlakuan (gangguan bipolar atau remaja kelompok treatment as usual
gangguan depresi mayor), usia (<13 atau > (TAU), dimana remaja yang menerima
13 tahun), dan pengobatan pada (penstabil DBT menunjukkan gejala depresi yang
suasana hati/ antipsikotik vs. tidak lebih ringan secara signifikan selama
keduanya). FFT terdiri dari 12 sesi enam tindak lanjut dilakukan, dan hampir tiga
puluh (8 minggu, 4 minggu) dalam 4 kali lebih mungkin untuk menunjukkan
bulan. Kelompok keluarga yang mencakup perbaikan dalam kemungkinan terpikirnya
anak, orang tua, dan saudara kandung ide bunuh diri. Selain itu, remaja yang
difokuskan pada psikoedukasi tentang menerima DBT dan tidak menerima TAU,
mengelola mood, pelatihan peningkatan menunjukkan peningkatan atau perbaikan
komunikasi, dan latihan keterampilan dari pra-ke pasca-perawatan di gejala-
pemecahan masalah. Kelompok EC terdiri gejala manik dan disregulasi emosional.
dari 3 sesi psikoedukasi keluarga dalam 60 Intervensi diberikan kepada dua kelompok
menit yang berfokus pada manajemen percobaan selama satu tahun sesuai dengan
suasana hati. Dalam penelitian ini, peneliti sesi yang diharuskan dari kedua terapi
memeriksa apakah system FFT selama 4 tersebut. Sesi DBT jauh lebih banyak
bulan memiliki manfaat lebih daripada dibandingkan TAU. Setelah melewati satu
pengobatan psikoedukasi (Enhanced Care, tahun pemberian intervensi, Dialectical
EC) tentang tingkat keparahan dan Behavior Therapy (DBT) dirasa lebih
frekuensi ide bunuh diri dan perilaku efektif diterapkan pada remaja penderita
bunuh diri (yaitu, melukai diri sendiri atau bipolar dibandingkan treatment as usual
mengancam diri sendiri dengan niat bunuh (TAU).
diri).
Teori konsep yang menjadi kerangka
Teori konsep yang menjadi kerangka pemikiran pada penelitian ini adalah
pemikiran pada penelitian ini adalah FFT Terapi perilaku dialektika (DBT)

88
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 1 Hal 79 - 94, Februari 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

(Linehan, 1993) yang awalnya menunjukkan bahwa Intervensi Motivasi


dikembangkan untuk orang dewasa dengan Singkat/Brief Motivational Intervention
gangguan kepribadian ambang dirasa valid dapat meningkatkan kepatuhan pengobatan
juga untuk pendekatan pengobatan remaja di antara remaja dengan gangguan Bipolar.
dengan bipolar. Dibandingkan dengan Teori konsep yang menjadi kerangka
pengobatan komunitas, DBT dikaitkan pemikiran pada penelitian ini adalah
dengan penurunan perilaku bunuh diri remaja dengan gangguan bipolar
yang lebih besar dan tingkat kepatuhan menunjukkan kepatuhan pengobatan yang
pengobatan yang lebih tinggi pada orang buruk dan berkontribusi pada kekambuhan
dewasa yang ingin bunuh diri dengan afektif. Oleh karena itu, dilakukan
gangguan kepribadian ambang (Linehan et Intervensi Motivasi Singkat (BMI). BMI
al. 1994, 2006). Sebuah percontohan studi ini dilakukan sebanyak 3 sesi (30
baru-baru ini meneliti sebuah kelompok menit/sesi) yang dirancang untuk
dengan format psikoedukasi. DBT untuk dilakukan dalam 2 sesi selama 4 minggu
orang dewasa dengan bipolar, hasilnya pengobatan secara tatap muka dan 1 sesi
menunjukkan signifikansi penurunan melalui telepon pada bulan ke 3.
gejala depresi, dan penurunan kunjungan
ruang gawat darurat serta rawat inap di Intervensi Motivasi Singkat disampaikan
antara peserta (Van Dijk, Jeffrey & Katz, dalam bentuk Motivational Interviewing
2013). Miller and colleagues (2006) (MI), yaitu mewawancarai klien dan
memasukkan modifikasi model DBT memotivasi mereka untuk menyelesaikan
sesuai perkembangan untuk pengobatan masalah mereka sendiri. Intervensi ini
pada remaja yang berniat bunuh diri. Hasil terdiri dari empat komponen perawatan
dari beberapa percobaan semu dan pra / inti, yaitu: (1)memunculkan pikiran dan
pasca studi mendukung penurunan gejala perasaan tentang pengobatan dan
depresi dan ide melakukan bunuh diri di pemberian psikoedukasi. Pada komponen
antara remaja yang menerima DBT (untuk ini, klinisi mengundang remaja untuk
review, lihat Klein dan Miller 2010). mendiskusikan pemikiran dan perasaannya
tentang peran pengobatan dalam rejimen
Penelitian ini, peran perawat dalam pengobatan. Dalam diskusi ini, remaja
melaksanakan intervensi Dialectical berbagi pola kepatuhan pengobatan
Behavior Therapy (DBT) bisa dilakukan sebelumnya. Berdasarkan kebutuhan
dengan kolaborasi bersama tenaga klinis informasi dan dengan izin remaja, klinisi
lainnya seperti dokter. Perawat dan dokter kemudian memberikan psikoedukasi yang
yang menangani pasien dengan bipolar dipersonalisasi mengenai peran
melakukan analisa awal mengenai tingkat pengobatan dalam gangguan Bipolar,
bipolar pasien, pada pasien yang termasuk diskusi gejala spesifik, target
menunjukkan komitmen rendah terhadap pengobatan, efek samping, dan
pengobatan, bunuh diri, dan cedera diri konsekuensi potensial dari kepatuhan dan
non-suicidal, atau disregulasi emosional ketidakpatuhan. (2)menilai kesiapan untuk
dapat mempertimbangkan pemberian perubahan dan mengeksplorasi
intervensi DBT ini sebagai tambahan ambivalensi. Pada komponen ini, klinisi
terapi yang membantu berhasilnya menilai kesiapan remaja untuk perubahan
pemberian farmakoterapi. terkait kepatuhan pengobatan. Pada diskusi
ini mencakup pro dan kontra tentang
Motivational Intervention for Enhancing memilih untuk minum obat secara teratur
Medication Adherence atau memilih untuk tidak melakukannya.
Penelitian ini dilakukan oleh Tina et al. Klinisi kemudian mendorong remaja untuk
pada tahun 2020. Pada penelitian ini mengeksplorasi ambivalensi tentang

89
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 1 Hal 79 - 94, Februari 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

perubahan apa yang akan terjadi jika dia dengan klinisi dan keluarga dalam
memutuskan untuk tidak membuat membuat rencana tindakan kepatuhan.
perubahan apapun terkait dengan minum
obat secara teratur. Klinisi juga Psychoeducation
mengeksplorasi komponen kesiapan untuk Penelitian mengenai psikoedukasi
perubahan, yaitu pentingnya keinginan kelompok singkat untuk caregiver dengan
untuk berubah. (3)membuat rencana individu gangguan bipolar yang dilakukan
tindakan kepatuhan. Dalam komponen ini, oleh Hubbard et al. pada tahun 2016
ketika remaja siap untuk menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
mempertimbangkan perubahan, klinisi dan besar dan bertahan lama pada beban
remaja berkolaborasi untuk membuat caregiver, pengetahuan, dan self-efficacy
rencana tindakan kepatuhan pengobatan. gangguan bipolar dapat dicapai dengan
Para klinisi mengajak para remaja untuk intervensi dua sesi yang sangat singkat.
menumbuhkan gagasan tentang bagaimana Pada penelitian ini menjelaskan bahwa
minum obat secara lebih teratur. Jika psikoedukasi untuk caregiver dengan
keluarga mengalami kesulitan dalam individu yang memiliki gangguan bipolar
membuat rencana, klinisi memberikan sangat bermanfaat, namun intervensi ini
pilihan seperti strategi pengingat (alarm biasanya membutuhkan komitmen waktu
ponsel, pesan teks), strategi komunikasi dan belum menilai perubahan self-efficacy.
untuk berbagi kekhawatiran / pertanyaan Kemudian terdapat hipotesis yaitu
dengan tim pengobatan dan strategi intervensi tersebut akan mengurangi beban
negosiasi untuk membantu dalam caregiver dan meningkatkan pengetahuan
menetapkan tanggung jawab yang sesuai gangguan bipolar serta self-efficacy.
secara perkembangan untuk minum obat,
misalnya ibu meletakkan pil di kotak pil Intervensi melibatkan dua sesi kelompok
setiap minggu dan remaja bertanggung selama 150 menit dengan rentang satu
jawab untuk minum pil setiap pagi (catatan minggu. Penilaian terjadi pada pre-
ditempel di pintu depan dan jika perlu di treatment, post-treatment dan tindak lanjut
sekolah). 4)mengevaluasi rencana tindakan satu bulan. Hasil penelitian ini sangat
kepatuhan. Pada komponen ini, klinisi menjanjikan untuk diseminasi intervensi
mengundang remaja untuk berbagi singkat dengan populasi spesifik tersebut.
pengalaman tentang penggunaan obat, Hal ini sejalan dengan pedoman praktik
serta penggunaan rencana kepatuhan. terbaik untuk pengobatan gangguan
Klinisi kemudian berdiskusi dengan bipolar (NICE, 2014), yang menyoroti
remaja untuk mengidentifikasi dan pentingnya memberikan intervensi yang
mengatasi hambatan dalam hemat biaya, mudah didapat, dan berbasis
mengimplementasikan rencana tersebut bukti. Di dalam artikel tersebut telah
serta klinisi memberikan dorongan dan dilakukan eksplorasi kemanjuran
dukungan untuk meningkatkan motivasi. intervensi psikoedukasi untuk caregiver
individu dengan gangguan bipolar.
Penelitian ini, peran perawat dalam Intervensi dikaitkan dengan peningkatan
melaksanakan Intervensi Motivasi Singkat yang signifikan mengenai pengetahuan
(BMI) adalah melakukan psikoedukasi responden tentang gangguan bipolar, serta
dengan memberikan informasi tentang pengurangan beban subjektif dan
gangguan, efek samping, pengobatan keyakinan caregiver tentang hubungan
untuk menurunkan tingkat kekambuhan antara beban obyektif dan dampaknya
dan kepatuhan pengobatan. Selain itu, pada pasien. Hasil awal ini cukup
perawat juga melakukan kolaborasi menjanjikan kaitannya dengan dampak

90
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 1 Hal 79 - 94, Februari 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

positif pendidikan psikologis caregiver bipolar disorder yang mendapatkan


(Reinares et al., 2010). intervensi psikoedukasi oleh terapis
dengan 60 sampel dan kelompok penderita
Penelitian ini, peran perawat dalam bipolar disorder yang mendapatkan
melaksanakan psikoedukasi kelompok intervensi psikoedukasi mandiri dengan 61
singkat untuk caregiver dengan individu sampel. Tindak lanjut untuk penelitian ini
gangguan bipolar adalah melakukan dalam meberikan intervnsi dilakukan
psikoedukasi dengan memberikan dalam 5 kali pertemuan untuk memperoleh
informasi tentang gangguan bipolar dan pengetahuan yang dikaitkan dengan gejala.
meningkatkan self-efficacy caregiver Oxford Bipolar Questionnaire (OBQ)
dengan individu gangguan bipolar serta merupakan contoh tindakan dimana
cara agar untuk mengurangi beban terdapat kelebihan yaitu peka terhadap
caregiver tersebut. intervensi singkat dan dapat
dikembangkan.
Penelitian lain mengenai intervensi
psikoedukasi yang difasilitasi oleh terapis Penelitian ini, peran perawat dalam
dan intervensi yang dilakukan secara melaksanakan intervensi psikoedukasi
mandiri dilakukan oleh Amy C. kepada penderita bipolar adalah dengan
Bilderbeck et al pada tahun 2016. cara membantu klien untuk memanfaatkan
Penelitian ini berjudul Psychoeducation pelayanan kesehatan bagi yang ingin
and online mood tracking for patients with mendapatkan intervensi psikoedukasi oleh
bipolar disorder: A randomised controlled terapis atau membantu klien yang ingin
trial. Pada penelitian ini ditemukan bahwa melakukan intervensi psikoedukasi secara
tidak terdapat perbedaan kelompok gejala mandiri. Perawat juga mambantu klien
depresi. Namun terdapat perbedaan untuk memperoleh pengetahuan yang
penambahan pengetahuan terkait bipolar diperlukan untuk mengelola gangguan
disorder yang lebih besar pada kelompok bipolar secara mandiri.
FIMM dibandingkan dengan kelompok
MIMM pada tiga bulan. Psikoedukasi juga SIMPULAN
merupakan intervensi tambahan yang Intervensi psikososial yang dapat
efektif untuk pengobatan bipolar disorder. dilaksanakan pada remaja dengan
Pendekatan psikoedukasi telah terbukti gangguan bipolar yaitu dengan
meningkatkan deteksi dini awal mulanya memberikan psikoedukasi
penderita mengalami kambuh. (Psychoeducational), cognitive behavioral
therapy (CBT), family-focused therapy
Kerangka teori yang mendasari penelitian (FFT), Dialectical Behavior Therapy
ini adalah pedoman pengobatan terkini (DBT) Family Focused Therapy,
untuk gangguan bipolar (BD) Dialectical Behavior Therapy serta Brief
menggabungkan intervensi farmakologis Motivational Intervention. Intervensi
dan intervensi psikososial (Goodwin et al., tersebut efektif dalam mengelola suasana
2016; yatham et al., 2009). Menurut hati pada pasien terutama remaja dengan
Miklowitz, intervensi psikoedukasi untuk gangguan bipolar. Berdasarkan hasil
penderita bipolar disorder merupakan literature review dapat disimpulkan bahwa
intervensi yang paling sukses dilakukan. terapi yang diberikan bukan hanya
Intervensi berdasarkan pendekatan ditunjukkan kepada pasien itu sendiri
psikoedukasi dapat mencegah kambuh dan tetapi juga kepada keluarga yang merawat
meningkatkan kepatuhan pengobatan dari pasien seperti Psychoeducational dan
waktu ke waktu. Intervensi melibatkan dua family-focused therapy dan terapi yang
kelompok yaitu kelompok penderita berfokus pada keluarga lebih efektif dan

91
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 1 Hal 79 - 94, Februari 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

memberikan dampak yang lebih besar third edition recommendations from


dalam menangani masalah suasana hati the British Association for
pada pasien dengan gangguan bipolar. Psychopharmacology. Journal of
Psychopharmacology, 30(6), 495-
DAFTAR PUSTAKA 553.
Bilderbeck, A. C., Atkinson, L. Z., https://doi.org/10.1177%2F0269881
McMahon, H. C., Voysey, M., 116636545
Simon, J., Price, J., Rendell, J.,
Hinds, C., Geddes, J. R., Holmes, E., Hubbard, A. A., McEvoy, P. M., Smith,
Miklowitz, D. J., & Goodwin, G. M. L., & Kane, R. T. (2016). Brief
(2016). Psychoeducation and online group psychoeducation for
mood tracking for patients with caregivers of individuals with
bipolar disorder: A randomised bipolar disorder: A randomized
controlled trial. Journal of Affective controlled trial. Journal of Affective
Disorders, 205, 245–251. Disorders, 200, 31–36.
https://doi.org/10.1016/j.jad.2016.06 https://doi.org/10.1016/j.jad.2016.04
.064 .013

Goldstein, T. R., Fersch-Podrat, R. K., Miklowitz, D. J., Merranko, J. A.,


Rivera, M., Axelson, D. A., Weintraub, M. J., Walshaw, P. D.,
Merranko, J., Yu, H., Brent, D. A., Singh, M. K., Chang, K. D., &
& Birmaher, B. (2015). Dialectical Schneck, C. D. (2020). Effects of
behavior therapy for adolescents family-focused therapy on suicidal
with bipolar disorder: results from ideation and behavior in youth at
a pilot randomized trial. Journal of high risk for bipolar disorder.
Child and Adolescent Journal of Affective Disorders,
Psychopharmacology, 25(2), 140– 275(May), 14–22.
149. https://doi.org/10.1016/j.jad.2020.06
https://doi.org/10.1089/cap.2013.014 .015
5
Miklowitz, D. J., Schneck, C. D.,
Goldstein, T. R., Krantz, M. L., Fersch- Walshaw, P. D., Garrett, A. S.,
Podrat, R. K., Hotkowski, N. J., Singh, M. K., Sugar, C. A., &
Merranko, J., Sobel, L., Axelson, D., Chang, K. D. (2019). Early
Birmaher, B., & Douaihy, A. (2020). Intervention for Youth at High Risk
A brief motivational intervention for for Bipolar Disorder: A Multisite
enhancing medication adherence for Randomized Trial of Family-
adolescents with bipolar disorder: A Focused Treatment. 13(2), 208–216.
pilot randomized trial. Journal of https://doi.org/10.1111/eip.12463.Ea
Affective Disorders, 265(December rly
2019), 1–9.
https://doi.org/10.1016/j.jad.2020.01 Reinares, M., Colom, F., Rosa, A. R.,
.015 Bonnín, C. M., Franco, C., Solé, B.,
... & Vieta, E. (2010). The impact of
Goodwin, G. M., Haddad, P. M., Ferrier, I. staging bipolar disorder on treatment
N., Aronson, J. K., Barnes, T. R. H., outcome of family
Cipriani, A., ... & Young, A. H. psychoeducation. Journal of
(2016). Evidence-based guidelines affective disorders, 123(1-3), 81-86.
for treating bipolar disorder: revised https://doi.org/10.1016/j.jad.2009.09
.009

92
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 1 Hal 79 - 94, Februari 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Ryan & Jacki. (2004). Good Practice in therapy skills in a psychoeducational


Adult Mental Health. London: group for individuals with bipolar
Jessica Kingsley Publisher. disorder. Journal of affective
disorders, 145(3), 386-393.
S. Budiarti, M., Wibhawa.B., Ishartono., https://doi.org/10.1016/j.jad.2012.05
WD.Franzeska.V. (2018). Pekerjaan .054
Sosial: Bekerja Bersama Orang
Dengan Gangguan Bipolar. Jurnal Weintraub, M. J., Axelson, D. A.,
Penelitian & PPM, volume 5, nomor Kowatch, R. A., Schneck, C. D., &
1, ISSN: 2442-448X. Miklowitz, D. J. (2019). Comorbid
Disorders as Moderators of
Samosir, Hanna Azarya. (2015). 10-15 Response to Family Interventions
Persen Nyawa Pengidap Bipolar Among Adolescents with Bipolar
Habis di Tangan Sendiri. Disorder. Physiology & Behavior,
http://www.cnnindonesia.com/gayah 176(3).
idup/20150819160449-255- https://doi.org/10.1016/j.jad.2018.12
73166/10-15- persen-nyawa- .125.Comorbid
pengidap-bipolar-habis-ditangan-
sendiri. Diunduh pada tanggal 06 Yatham, L. N., Kauer-Sant'Anna, M.,
Desember 2020 Bond, D. J., Lam, R. W., & Torres,
I. (2009). Course and outcome after
Smith, Ellen. (2011). “Mood Conditions” the first manic episode in patients
dalam Hiller dan Gitterman (Eds.) with bipolar disorder: prospective
Mental Health and Social Problems: 12-month data from the Systematic
A Social Work Perspective. London: Treatment Optimization Program
Routledge. For Early Mania project. The
Canadian Journal of Psychiatry,
Van Dijk, S., Jeffrey, J., & Katz, M. R. 54(2), 105-112.
(2013). A randomized, controlled, https://doi.org/10.1177%2F0706743
pilot study of dialectical behavior 70905400208

93
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Volume 9 No 1 Hal 79 - 94, Februari 2021, e-ISSN 2655-8106, p-ISSN2338-2090
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

94

Anda mungkin juga menyukai