0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
39 tayangan4 halaman
Dedy Susanto dilaporkan ke polisi oleh Revina VT karena diduga melakukan pelecehan seksual terhadap pasiennya dan praktik psikologi tanpa izin. Meskipun tidak memiliki kualifikasi sebagai psikolog, Dedy membuka praktik karena regulasi praktik psikologi di Indonesia yang lemah. Dedy diduga melanggar kode etik psikologi terkait penyalahgunaan di bidang psikologi dan pelecehan.
Dedy Susanto dilaporkan ke polisi oleh Revina VT karena diduga melakukan pelecehan seksual terhadap pasiennya dan praktik psikologi tanpa izin. Meskipun tidak memiliki kualifikasi sebagai psikolog, Dedy membuka praktik karena regulasi praktik psikologi di Indonesia yang lemah. Dedy diduga melanggar kode etik psikologi terkait penyalahgunaan di bidang psikologi dan pelecehan.
Dedy Susanto dilaporkan ke polisi oleh Revina VT karena diduga melakukan pelecehan seksual terhadap pasiennya dan praktik psikologi tanpa izin. Meskipun tidak memiliki kualifikasi sebagai psikolog, Dedy membuka praktik karena regulasi praktik psikologi di Indonesia yang lemah. Dedy diduga melanggar kode etik psikologi terkait penyalahgunaan di bidang psikologi dan pelecehan.
Kasus : Motivator Doktor Psikologi Dedy Susanto Tanggal Publikasi : 24 Februari 2020, 12.32 Sumber : CNN Indonesia, https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200224120737-12- 477460/motivator-doktor-psikologi-dedy-susanto-dilaporkan-ke-polisi Motivator Doktor Psikologi Dedy Susanto Dilaporkan ke Polisi Jakarta, CNN Indonesia -- Motivator yang mengklaim sebagai 'doktor psikologi', Dedy Susanto, dilaporkan oleh seorang model dan selebgram bernama Revina VT ke Polda Metro Jaya. Laporan itu teregister dengan nomor LP/1246/II/YAN 2.5/2020/SPKT PMJ, tanggal 24 Februari 2020. "Benar (Dedy Susanto) dilaporkan, laporannya baru saja selesai tadi pagi," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus saat dikonfirmasi, Senin (24/2). Disampaikan Yusri, saat ini pihaknya bakal mendalami laporan tersebut. Nantinya, penyidik bakal memanggil pihak pelapor, terlapor, hingga saksi untuk dimintai klarifikasi. "Nanti kan kita harus gelarkan dulu dengan klarifikasi yang bersangkutan (pelapor dan terlapor)," ujarnya. Dalam tanda terima laporan yang diperoleh, Dedy dilaporkan terkait tindak pidana tenaga kesehatan Pasal 83 jo Pasal 64 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. Pasal 83 sendiri berbunyi, "Setiap orang yang bukan Tenaga Kesehatan melakukan praktik seolah-olah sebagai Tenaga Kesehatan yang telah memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun". Nama Dedy Susanto ramai diperbincangkan di masyarakat di media sosial setelah model dan selebgram Revina VT bicara soal sosok Dedy. Dedy diketahui mengajak Revina untuk berkolaborasi di channel YouTube. Namun, sebelum berkolaborasi, Revina lebih dulu mencari tahu sosok Dedy. Saat itu, Revina juga mendapat informasi bahwa Dedy diduga pernah melakukan pelecehan seksual kepada kliennya saat melakukan proses terapi. Modusnya, mengajak korban untuk melakukan sesi terapi di kamar hotel. Sejumlah warganet pun menudingnya belum memiliki izin praktik sebagai psikolog. Dedy Susanto sejauh ini belum memberikan pernyataan soal laporan ke polisi ini. Sementara akun instagramnya sudah tidak bisa diakses sejak beberapa hari terakhir. Identifikasi Kasus : Pemberitaan soal Dedy Susanto mendadak ramai setelah ada pengakuan dari Revina VT. Revina VT mengatakan, bahwa Dedy mengajaknya berkolaborasi di YouTube. Tapi sebelum itu, Revina lebih dulu mencari tahu tentang siapa Dedy Susanto. Revina kemudian mendapatkan informasi bahwa Dedy pernah melakukan pelecehan terhadap pasiennya dengan modus mengajak korban melakukan terapi di kamar hotel. Selain itu, Revina juga memperoleh informasi bahwa Dedy tidak memiliki lisensi praktik sebagai seorang Psikolog. Dari pengakuan Ketum Himpsi Dr Seger Handoyo, Psikolog, Dedy Susanto tidak terdaftar sebagai anggota HIMPSI serta tidak memiliki Surat Sebutan Psikolog (SSP)dan Surat Ijin Praktik Psikolog (SIPP) yang menjadi syarat dalam melakukan terapiKarena tidak terima dituduh macam-macam, Dedy Susanto melaporkan Revina VT ke Polda Metro Jaya pada tanggal 21 Februari 2020 atas dugaan pencemaran nama baik. Sedangkan Revina melaporkan Dedy tiga hari setelahnya terkait tindak pidana tenaga kesehatan. Pasal Kode Etik Psikologi yang Dilanggar : 1. BAB II : MENGATASI ISU ETIKA PASAL 4 : PENYALAHGUNAAN DI BIDANG PSIKOLOGI (butir 3) (3) “Pelanggaran kode etik psikologi adalah segala tindakan Psikolog dan atau Ilmuwan Psikologi yang menyimpang dari ketentuan yang telah dirumuskan dalam Kode Etik Psikologi Indonesia. Termasuk dalam hal ini adalah pelanggaran oleh Psikolog terhadap janji/sumpah profesi, praktik psikologi yang dilakukan oleh merekayang bukan Psikolog, atau Psikolog yang tidak memiliki Ijin Praktik, serta layanan psikologi yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku dalam kode Etik Psikologi Indonesia”. 2. BAB IV : HUBUNGAN ANTAR MANUSIA PASAL 14 : PELECEHAN “Pelecehan Seksual Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dalam penerapankeilmuannya tidak terlibat dalam pelecehan seksual. Tercakup dalam pengertian ini adalah permintaan hubungan seks, cumbuan fisik, perilaku verbal atau non verbal yang bersifat seksual, yang terjadi dalam kaitannya dengan kegiatan atau peran sebagai Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi. Pelecehan seksual dapat terdiri dari satu perilaku yang intens/parah, atau perilaku yang berulang, bertahan/sangat meresap, serta menimbulkan trauma. Perilaku yang dimaksud dalam pengertian iniadalah tindakan atau perbuatan yang dianggap. a . Tidak dikehendaki, tidak sopan, dapat menimbulkan sakit hati atau dapat menimbulkan suasana tidak nyaman, rasa takut, mengandung permusuhanyang dalam hal ini Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi mengetahui ataudiberitahu mengenai hal tersebut atau b.bersikap keras atau cenderung menjadi kejam atau menghina terhadap seseorang dalam konteks tersebut, c . sepatutnya menghindari hal-hal yang secara nalar merugikan atau patut diduga dapat merugikan pengguna layanan psikologi atau pihak lain”. Analisis: Jika kita mengamati latar belakang pendidikan Dedy Susanto, dengan asumsi semua riwayat pendidikannya valid, maka dia masuk ke klasifikasi ilmuwan psikologi. Meskipun Dedy Susanto adalah doktor dalam bidang psikologi, menurut Kode Etik Psikologi, ia tetap tidak berwenang untuk melakukan praktik psikologi. Lalu, bagaimana dengan klarifikasi Dedy Susanto yang mengatakan bahwa ia memang bukan psikolog, tapi seorang psikoterapis --sehingga tetap berhak untuk berpraktik psikologi? "Bahkan S1 Pariwisata pun, misalkan yang nggak ada hubungan dengan psikologi, bila ia ambil sertifikasi NLP practitioner, Hypnotherapy practitioner, dll, dia boleh buka praktek," begitu tulis Dedy Susanto dalam unggahan klarifikasinya. Di sinilah letak celah lemahnya regulasi praktik psikologi di Indonesia. Meskipun apa yang dilakukan oleh Dedy Susanto dinilai tidak etis oleh banyak profesional kesehatan mental, namun apa yang ia lakukan tidak dapat disalahkan atau dituntut karena memang belum ada regulasi maupun payung hukum yang mengatur praktik-praktik psikologi di Indonesia. Tidak ada regulasi yang menyebutkan bahwa psikoterapi hanya boleh dilakukan oleh psikolog dan psikiater. Dan, tidak ada pula regulasi yang menjelaskan seperti apa kedudukan psikoterapis yang melakukan praktik psikologi hanya dengan modal sertifikasi psikoterapi tertentu. Padahal, aktivitas psikoterapi bukanlah aktivitas main-main. Bagi seorang psikolog profesional, psikoterapi adalah "obat" yang diberikan kepada klien untuk mengatasi hambatan maupun gangguan yang dialaminya. Ibarat obat yang memiliki efek samping, psikoterapi juga bukan aktivitas yang bebas dari risiko. Tak selamanya psikoterapi yang dijalankan dapat berdampak positif bagi klien. Dalam kondisi-kondisi tertentu, psikoterapi dapat tidak berpengaruh apapun atau justru menimbulkan efek negatif bagi klien. Pada prinsipnya, tidak ada satu teknik psikoterapi yang pasti ampuh untuk semua jenis gangguan dan semua jenis orang. Inilah yang dipelajari oleh psikolog profesional selama setidaknya tujuh tahun menempuh pendidikan psikologi plus profesi, untuk memahami dinamika psikologi, menegakkan diagnosis, dan mampu memberikan psikoterapi yang tepat. erdasarkan kedua artikel di atas dapat disimpulkan bahwa Dedy Susanto sebenarnya merupakan ilmuwan psikologi dan bukan dokter psikologi. Dijelaskan di Kode Etik Psikologi Indonesia pasal 7 ayat 1 bahwa ilmuwan psikologi memberikan layanan dalam bentuk mengajar, melakukan penelitian dan/ atau intervensi sosial dalam area sebatas kompetensinya, berdasarkan pendidikan, pelatihan atau pengalaman sesuai dengan kaidahkaidah ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka Dedy telah melanggar pasal tersebut karena Dedy seharusnya tidak membuka praktik psikologi. Namun karena regulasi di Indonesia yang masih lemah, walaupun dinyatakan tidak etis, Dedy tidak dapat dinyatakan bersalah. Selain itu Dedy juga tidak menjaga privasi dari pasien-pasiennya dan bahkan Dedy diduga melakukan pelecehan seksual pada pasien-pasiennya.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu