Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

Pengetahuan anak kelas A,B,C semester satu mengenai Ganggaun Kesehatan


Mental Bipolar pada risiko kasus self diagnosa

DAFTAR ISI...........................................................................................................1
LATAR BEL AKANG...........................................................................................2
METODE PENELITIAN......................................................................................5
TUJUAN PENELITIAN........................................................................................5
TUJUAN UMUM.................................................................................................5
TUJUAN KHUSUS.............................................................................................5
MANFAAT PENELITIAN 5
MANFAAT TEORITIS.......................................................................................5
MANFAAT PRAKTIS.........................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI...............................................................................................6
2.1 Konsep Kesehatan mental bipolar..............................................................6
2.1.1 Pengertian Kesehatan Mental..................................................................6
2.1.2 Hasil Penelitian......................................................................................12
2.2 kesimpulan..................................................................................................13
2.3 Saran............................................................................................................13
2.3.1 Saran Praktis..........................................................................................13
2.3.2 Saran Metodologis.................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA 15

1
A. LATAR BELAKANG

Kesehatan mental menurut seorang ahli kesehatan Merriam Webster,


merupakan keadaan emosi maupun psikolog dimana seseorang dapat mengontrol
kemampuan kognisi dan emosi, berguna dalam komunitasnya dan terpenuhinya
kehidupan kesehariannya. Inti dari kesehatan mental semdiri adalah berfokus ke
keberadaannya dan memelihara mentalnya yang sehat. Akan tetapi, dalam
praktiknya banyak ditemukan tidak sedikit ahli kesehatan mental lebih kearah
penekanan perhatiannya gangguan mental daripada mengupayakan pertahanan
kesehatan mental itu sendiri.

Kondisi mental pada seseorang tidak disamaratakan. Kondisi seperti ini


yang kesehatan mental mengarah pada pemberdayaan individu, keluarga,
komunitas untuk mampu menemukan, menjaga, dan mengoptimalkan kondisi
mentalnya daam menghadapi kehidupan sehari-hari (Kartika Sari Dewi, 2012).

Gangguan bipolar merupakan gangguan mood kronik yang terdapat


episode mania (perasaan bahagia yang berlebih), suasana hati (mood) atau
perasaan depresi (perasaan sedih yang berlebih) dapat terganggunnya fungsi sosial
individu dan merupakan pemicu terjadinya tindakan agresi pada diri sendiri.
Dalam hal penguatan mental klien gangguan bipolar membutuhkan bimbingan
arahan sosial, karena selain masalah yang menyangkut dirinya, klien juga
mempunyai masalah dengan orang lain. Masalah individu ada yang bersifat
pribadi dan sosial (Iqlima Aulia Kirana 2021).

Banyak usia remaja gejala bipolar yang mengakibatkan muncul timbul


maslah psikologis, seperti motivasi dan minat remaja yang berkurang, berubah
nya kepercayaan diri, gampang marah, kebutuhan istirahat menurun. Hal itu
semua terjadi karena adanya kurang dalam mengatasi masalah pada dirinya
dengan baik, kurangnya memanajemen pengelolaan dirinya, kurangnya

2
pendidikan terutama tentang pentingnya kesehatan mental bagi remaja.(Ilham
yunus 2022)

Bipolar disorder merupakan gangguan yang terjadi pada otak yang dapat
menyebabkan gonta gantinya mood seseorang dan level aktivitas tidak normal.
Namun gangguan ini kurang dikenali oleh remaja usia 17-23 tahun karena gejala
awalnya banyak yang belum mengetahuinya. Sungguh sangat mengkhawatirkan
pada remaja, karena sangat rentan bipolar disorder dapat muncul. Di dalam
lingkungan pertemanan remaja banyal hal yang dapat menghambatnya pemulihan
bipolar antara lain membully, tidak peduli dengan lingkungan sekitar, dan lain
lain. Jika pemulihan ini terhambat bagi si penderita, maka bisa terjadinya
penderita melakukan bunuh diri ( DKV Adiwerna 2019).

Mental illness merupakan bagian dari Kesehatan mental, namun mental


illness lebih merujuk ke perasaan seseorang seperti gangguan kecemasan,
kepribadian,suasana hati dan depresi.

Pada masa kini banyak remaja yang mengekspos dirinya terkena gangguan
Kesehatan mental yang mereka self diagnose.Self Diagnosa adalah persepsi
individu dalam menyimpulkan penyakitnya sendiri. Apabila remaja selalu menself
diagnose diri sendiri maka dia akan terkena risiko yang lebih tinggi dari bipolar.
Gejala self diagnose bisa mengenai remaja akibat remaja selalu mencari informasi
yang berhubungan dengan apa yang dia rasakan.

Mahasiswa mengklaim dirinya sendiri terkena gangguan bipolar tanpa


bantuan professional seperti dokter kejiwaan adalah remaja yang mencari tahu
penyebab apa yang dia rasakan melalui Google atau sumber internet lain tanpa
mengetahui sumber tersebut benar atau tidak (Dustin Darmadi, 2020)

Pada penelitian kami membahas mengenai gangguan mental secara khusus


yaitu bipolar serta menyelidiki penyebab dan akar masalah dari orang yang self
diagnose dan mencari tahu cara pencegahannya . Sedangkan pada penelitian
Melia Angelina Buol tahun 2019 hanya membahas mengenai gangguan mental

3
secara umum tanpa menjelaskan permasalahan khusus namun tidak mencari tahu
penyebabnya terlebih dahulu karena pada setiap orang akan mengalami gejala
yang berbeda – beda.

Alasan kami memilih judul ini adalah karena banyak remaja yang merasa
mereka terkena gangguan Kesehatan mental bipolar dan rata rata yang terkena
mahasiswa. Maka dari itu, kami ingin mengobservasi permasalahan ini pada
remaja sebagai langkah untuk mempermudah penelitian kami.

B. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian dari karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui
pengetahuan mahasiswa mengenai gangguan kesehatan mental bipolar dan
serta menyelidiki lebih dalam penyebab remaja self diagnosa dan untuk
mengetahui bagaimana mahasiswa mengetahui gejala serta bagaimana cara
remaja mengatasi kondisi tersebut.
C. MANFAAT PENELITIAN
Dengan hasil penelitian ini semoga bermanfaat bagi mahasiswa dan
khususnya dalam bidang ilmu keperawatan jiwa dan dapat sebagai sumber
informasi tentang pengetahuan gangguan mental bipolar dan
pencegahannya

4
BAB II

TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Kesehatan mental bipolar
2.1.1 Pengertian Kesehatan Mental
WHO mendefinisikan Kesehatan mental berupa cara seseorang dalam
keadaan sadar untuk mengkondisikan diri sendiri serta bisa membatasi diri sendiri
dalam bertindak sesuai kemampuannya.

Menurut Daradjat, Kesehatan mental merupakan kemampuan menghadapi


masalah agar terwujudnya fungsi – fungsi batin – batinnya dalam melakukan
kegiatan yang bersifat positif. Orang yang merasa tenang aman dan tentram
adalah orang yang memiliki mental sehat (Jalaluddin, 2015)

Menurut H.c witherington, kesehtan mental gangguan pengetahuan,


prinsip, psikologi, biologi,yang terdapat sistem tentang peraturan serta prosedur
untuk meningkatkan kesehatan rohani. Pengertian lainnya tentang kesehatan
mental adalah meningkatnya fungsi kejiwaan keserasian dalam diri manusia dan
lingkungannya berlandakan iman dan taqwa kepada tuhan yang maha esa yang
bertujuan untuk hidup bahagia selamat dunia dan akhirat (hasneli 2014).
Gangguan bipolar identik dengan naik turunnya mood yang berpengaruh pada
aktifitas sehari hari. Gangguan bipolar biasa disebut depresi mania yang bisa
menyebabkan gangguan mental yang serius.

5
Gangguan bipolar merupakan gangguan jiwa yang ekstram didalam ilmu
kesehatan gangguan bipolar dihubungkan dengan berbagai penyakit seperti
gangguan otak. Gangguan bipolar pada usia remaja dan anak anak memiliki
episode manik yang berlangsung 2 minggu hingga 4-5 bulan berbeda denga
depresi yang gejalannya lebih lama kurang lebih 6-7 bulan.

Gangguan mania merupakan kondisi bipolar terasa sangat bersemangat


baik fisiknya maupun mental diatas rata – rata. Biasanya pasien akan memuuskan
keputusan secara tidak rasional. Hipomania adalah mania yang ringan dan
terkontrol tetapi pasien dapat melakukan hal yang tidak biasa kondisi yang seperti
itu sulit ditebak oleh dirinya sendiri tetapi orang lain mengetahui perbedaanya.

Pada remaja dan anak anak memiliki gejala yang sama seperti
perubahannya yang cepat, tidak jelas, tida terkndali dan pelakunya gampang
tersinggung dan mudah marah rata rata pada usia remaja gangguan bipolar lebih
beresiko tinggi dan banyak berpeluang untuk bunuh diri rata rata lebih banyak
karna pada usia tersebut remaja masih labil kondisi gangguan perasaan itu
diabaikan atau tidak terdiagnosis karna gejala atau keluhan yang muncul seperti
keluhan fiik yang tanpa sebab yang jelas. Bila gejala mania yang muncul tentu
diagnosisnya akan lebih mudah meskipun gangguan bipolar sering salah dan tidak
terdiagnosis sekitar 20-50% individu yang tadinya hanya depresi ternyata
gangguan bipolar.

6
Maka gangguan mood harus diidentifikasi oleh psikolog klinis maupun
psikiater. Psikiater merancang rencana memberikan pengobatan terapi komunikasi
dalan keadaan akut maupun jangka panjang dengan kerjasama dengan psikolog.
Maka dari itu pentingnya kesadaran terhadap gangguan mood terutama
dilingkungan keluarga,lingkungan masyarakat maupun tenaga medis hal itu
sangat penting agar dimasa mendatang gangguan mood dapat terdeteksi.

Bagi pasien yang mempunyai gangguan bipolar dapat dilakukan dengan


bimbingan sosial sebagai penguatan mental dengan upaya yang dilakukan dari
pembimbing sosial seperti komunikasi dengan pemberian materi konseling,
edukasi, dan motivasi dengan metode 5W +1H.

Remaja dengan gangguan bipolar akan mengetahui penyakit yang


dideritanya apabila remaja tersebut lebih cenderung ke melakukan tindakan yang
membahayakan yang dapat merugikan orang lain dan diri sendiri karena emosi
dan mental yang sering berubah. Proses diagnosis risiko dapat dilakukan
otomatisasi dengan menanamkan algoritma data pengolahan berdasarkan
indikator.

Gejala bipolar pada remaja meliputi :

1. Perubahan suasana hati yang ekstrem.


2. Perilaku yang memiliki resiko seperti pecandu alcohol
3. Perilaku agresif dan harga diri rendah dalam sosial
4. Penurunan kualitas tidur.

Penderita akan merasa terancam apabila dia menjadi pusat perhatian di


sekitar lingkungan dia berada. Karena penderita hidup berdekatan dan
berhimpitan dengan masyarakat lainnya. Penderita apabila jarang bersosialisasi
maka dia akan merasa terkucilkan dan penderita akan merasa apakah dia
melakukan tindakan yang menyimpang dilingkungannya sendiri.

7
Bagi penderita bipolar perilaku orang lain yang dianggapnya tidak baik
dan menyinggung, akan menjadikan penderita memiliki persepsi yang buruk dan
memikirkannya apabila tidak sedang di keramaian.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, gejala awal bipolar diantara lain :

1. Merasa kesepian dan memilih sendiri


2. Merasa tidak berarti dan selalu merasa bersalah
3. Tidak bergairah saat melakukan aktivitas
4. Selalu berpikir untuk bunuh diri saja.

Keadaan lingkungan yang baik akan tercipta pengaruh yang baik untuk
kehidupan yang normal pada penderita. Faktor pemicu lingkungan yang
menyebabkan bipolar kambuh antara lain :

1. Jatuh cinta,
2. Putus cinta,
3. Kematian orang terdekat
4. Dipecat dari pekerjaan
5. Gagal dalam perkuliahan.
6. Riwayat masa kecil yang membuat remaja trauma
7. Stress

Jenis dan tahapan pola gangguan bipolar antara lain :


1. Bipolar I, senang berlebihan atau episode manik.
2. Bipolar II, hypomania yaitu senang sedang dan sedih berlebihan (major
depresi)
3. Bipolar III, kiklotimia depresi disini tidak dikategorikan pada sedih yang
berlebihan.

8
Pencegahan bipolar pada remaja dapat dilakukan dengan memberikan
dasar pengetahuan tentang gangguan mental, sebab akibat nya, faktor yang
mempengaruhi, faktor pendukung, dan tanda atau gejala yang timbul. pada usia
remaja harus selalu diberikan suasana yang nyaman terutama di lingkungan
keluarga rasa kasih sayang yang selalu hadir dalam diri pada diri remaja

2.1.2 Hasil Penelitian


Berdasarkan data kuantitatif dan sampel yang kami ambil bipolar disorder lebih
banyak menyerang wanita daripada pria. Dibuktikan pada hasil penelitian bahwa wanita
mengalami siklus mood dalam hidupnya yang bisa berubah tergantung hormon
estrogennya.

Nama Gejala Penyebab Lama gejala Sumber Cara diri sendiri


mengatasi
Arini Sering Banyak Setiap hari Mencari tahu Menghibur diri
Mafaza menangis tiba pikiran dan atau setiap penyebab supaya merasa
tiba, Lalu tiba dia selalu malam sering lewat Internet. kesepian.
tiba tertawa, merasa dia merasakan
Selalu bisa gangguan
berbicara diri mengerjak tersebut.
sendiri, gila. an semua
dalam satu
waktu.
Klien
terobsesi
untuk
mengerjak
an tugas
kuliah
selesai
dalam satu

9
waktu.
Putri Saat sendiri Jarang Sering Lewat sosial Meneangkan diri
Rahma tiba tiba bercerita merasakan, media sepert dengan cara
Abdillah tertawa, lalu ke orang namun tidsk Instagram dan berdiam diri
tiba tiba terdekat. setiap hari. Google. untuk meredakan
marah pada Lebih suka perasaan.
diri menyendir
sendiri.Dan i dan tidak
ini hampir pandai
dirasakan bersosialis
setiap hari. asi.
Di dalam
kelas
jarang
melakukan
sosialisasi
kecuali
pada
teman
dekat atau
yang bisa
membuat
klien
merasa
nyaman.
Yudi Perubahan Suka Jarang terkena Lewat Keluar bermain
Imafudin emosi yang memenda , namun dia Internet atau agar tidak
cepat, tapi m masalah selalu Google. merasa kesepian.
jarang sampe memikirkan
menangis. memikirka Apakah dia
nnya, rasa terkena bipolar

10
khawatir atau tidak
yang
berlebih
M. Yuflih Tiba tiba Merasa Sering namun Lewat Beristirahat
Nizar merasa sedih tidak bisa tidak tentu. Google. dengan tidur dan
Ketika malam melakukan mendengarkan
hari saja. apapun, music.
himgga
menimbul
kan cemas
berlebih.

Berdasarkan penelitian yang kami analisis bahwa perempuan memiliki


hormon estrogen yang membuat mood perempuan naik turun. Disebutkan pada
tabel diatas gejala yang di alami perempuan lebih banyak dan lebih parah
ketimbang laki laki. Perempuan lebih sensitive pada perasaan sehingga apapun itu
pasti dipikirkan. Dan dominan untuk mencari informasi lebih ke situs internet atau
google bukan dari ahli psikolog ataupun psikiater.

Penyebebab yang dirasakan dari gejala yang ditimbulkan adalah


menjadikan cemas berlebih pada mahasiswa. Seperti Klien arini yang memikirkan
tugas kuliah untuk diselesaikan pada satu waktu akan memunculkan kecemasan
hingga perubahan emosional secara cepat. Dan klien rahma lebih suka memendam
apaun sendiri pada saat observasi dia mengatakan lebih suka melakukan apapun
sendiri dan mengakibatkan susah untuk bersosialisasi.

Self diagnose klien pada tabel diatas hampir semua mahasiswa bersumber
dari Google yang kebenarannya belum dapat dibuktikan secara langsung. Seperti
pada tinjauan teori, apabila seseorang yang mendiagnosa dirinya sendiri itu
berbahaya dan dapat memunculkan resiko bunuh diri.

11
Sebagian besar mahasiswa laki laki pada kelas B jarang terkena gangguan
bipolar.Namun sebagian besar juga kebanyakan mereka self diagnose pada diri
mereka sendiri jika mereka terkena gangguan mental.

Mahasiswa kelas B pada segi pencegahannya masih menggunakan system


mandiri, mandiri yang dimaksud adalah pencegahan yang tanpa melibatkan ahli
jiwa atau psikolog atau psikiater. Tetapi seharusnya klien dengan gangguan
mental pergi konsultasi ke ahli kejiwaan atau bisa ke psikolog, juga bisa kepada
orang terdekatnya atau keluarga.

Pencegahan bipolar pada remaja dapat dilakukan dengan memberikan


dasar pengetahuan tentang gangguan mental, sebab akibat nya, faktor yang
mempengaruhi, faktor pendukung, dan tanda atau gejala yang timbul. pada usia
remaja harus selalu diberikan suasana yang nyaman terutama di lingkungan
keluarga rasa kasih sayang yang selalu hadir dalam diri pada diri remaja.

2.2 kesimpulan

2.3 Saran
2.3.1 Saran Praktis
Diharapkan penelitian ini dijadikan bahan acuan diusia remaja bagi penderita
bipolar guna sebagai gambaran untuk mengontrol dan memperbaiki emosi serta untuk
melihat akibat perilaku yang disebabkan oleh bipolar pada lingkungan yang dia
tempatinya. Sehingga menciptakan suasana lingkungan baru yang nyaman,aman, dan
damai.

2.3.2 Saran Metodologis


Pada penelitian diatas, banyak kekurangan pada pembuatannya, seperti belum ada
acuan khusus untuk mengambil sampel remaja jenis kelamin laki-laki atau perempuan
namun dalam makalah ini masih merujuk pada hal umum. Penelitian ini masih
menggunakan metode penelitian desktriptif.

12
DAFTAR PUSTAKA

13
Desmita, (2007). Psikologi Perkembangan,. Bandung: Remaja Rosdakarya

Hurlock, B.Elizabeth. (2004).Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang kehidupan,.Surabaya: Erlangga.

Papalia, Diane E,et.al (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan),. Jakarta:


Prenada Media Group

Kartika Sari Dewi.LPPMP Universitas Diponegoro,2012.eprints.undip.ac.id:Buku ajar


kesehatan mental

Jurnal DKV Adiwarna 1 (14), 9, 2019_Albert Surya Kurniawan, Cok Gde Raka Swendra,
Hen Dian Yudani

Santrock, J. W., (2002). Perkembangan Masa Hidup (Terjemahan dari Life-Span


Development),. Edis

Andhita Dyorita Khoiryasdien, Annisa Warastri:Jurnal Pengabdian UntukMu Negeri 4


(1), 115-119, 2020

Dea Siti Nurjanah, Cucu Rokayah, Metty Widiastuti. Jurnal Keperawatan Jiwa 9 (1),
205-212, 2021. academia.edu

Felia Maria Adiwijaya, Obed Bima Wicandra, Asthararianty Asthararianty: Jurnal DKV
Adiwarna 1 (16), 9, 2020. publication.petra.ac.id

Sonne SC, Pharmd, Brady KT. Bipolar disorder and alcoholism. Alcohol Research &
Health. 2002; 26(2):103-8.

National Institute of Mental Health. Buku petunjuk bipolar disorder institut nasional
kesehatan mental Amerika Serikat. New York: NIMH; 2012.

Meilanny Budiarti, Budhi Wibhawa, Franzeska Venty WD Ishartono. Jurnal Peneliitian


& PPM 5 (1), 14-22, 2018:download.garuda.kemdikbud.go.id

Gejala bipolar yang semakin memburuk dibarengi dengan


pengkonsumsian alcohol yang hampir setiap hari digunakan, akibatnya kecanduan
bisa membuat pengidapnya menyerah untuk hidup. Alkohol bagi pecandu adalah
obat penenang dari pelarian masalah. Pada penelitian, orang dengan gangguan

14
bipolar sulit terbuka dengan orang lain dengan akibat orang tersebut memendam
dan akhirnya menjadi beban pikiran bagi korban.

Alkohol merupakan obat pisokoaktif merupakan minuman terlarang


banyak dikonsumsi oleh remaja. Menurut Erikson, pada masa remaja mereka
akankrisis identitas diri,sulit mencari jati diri sebenarnya dan selalu menginginkan
kebebasan dalam hidupnya. Pada masa remaja mereka akan mudah terpengaruh
oleh trend globalisasi.

Penggunaan alcohol dapat menyebabkan cedera fisik seperti anamnesia,


sakit di perut, bicara tidak jelas, ketidakseimbangan tubuh saat berjalan, kenaikan
asam lambung. Serta gangguan sensorik seperti, gemetar, berkeringat, halusinasi,
dan kejang-kejang. Selain menyebabkan cedera fisik penggunaan alcohol juga
dapat mengganggu mental diantara lain, mudah marah, emosi, mudah
tersinggung, berlebihan dalam mengungkapkan sesuatu atau terkadang
merendahkan diri atau biasa disebut harga diri rendah.

Alkohol berpengaruh pada psikologis dan perubahan suasana hati yang


membuat orang tersebut lebih rentan untuk bunuh diri karena penurunannya pada
system kognitif. Pengidap bipolar atau gangguan depresi lainnya akan bertindak
sesuai pemikiran dan hawa nafsu pikiran mereka sendiri.

Pada orang- orang dengan gangguan Kesehatan mental, alcohol bukan


satu-satunya penyebab masalah orang tersebut untuk mengakhiri hidupnya.
Banyak pertimbangan alasan untuk apa orang tersebut mengkonsumsi alcohol
dengan alasan yang belum signifikan.

Usia remaja memang tidak jarang penuh dengan masalah-masalah karena


diusia mereka yang masih labil dalam menentukan tujuan hidup.

15

Anda mungkin juga menyukai