Anda di halaman 1dari 8

58

E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12665

Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kualitas Hidup Lansia di


Posyandu Lansia Delima I Di Desa Pitu Kecamatan Pitu
Kabupaten Ngawi

Enggartyas Nur Prasetia1*, Kartinah2


1
S1 Keperawatan/ Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakata
2
Dosen Keperawatan/ Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakata
*Email: J210170014@student.ums.ac.id

Abstrak
Kata Kunci: Latar Belakang: Lansia merupakan seseorang berusia lebih dari 60 tahun. Usia
Interaksi lansia mengalami banyak perubahan dari aspek kesehatan, psikologis dan sosial
Sosial; ekonomi. Masalah psikologis membuat lansia menarik diri dari masyarakat
Kualitas berdampak pada interaksi sosial memunculkan perasaan terisolir dan depresi yang
Hidup; berpengaruh pada kualitas hidup lansia. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan
Lansia antara interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia di Posyandu Lansia Delima I
Desa Pitu Kecamatan Pitu Kabupaten Ngawi. Metode: penelitian korelatif dengan
rancangan cross sectional. Sampel berjumlah 115 responden. Teknik sampling
menggunakan consecutif sampling. Metode pengumpulan data dengan kuesioner dan
WHOQOL (World Health Organization)-BREF. Metode analisa data menggunakan
uji chi-square test. Hasil: Karakteristik responden, mayoritas berumur 60-66 tahun
(elderly) sebanyak 64 (55.6%), berjenis kelamin perempuan sebanyak 62 (53.9%),
berpendidikan SD sebanyak 89 (77.4%), dan pekerjaan petani sebanyak 62 (53.9%),
mayoritas berstatus mempunyai pasangan sebanyak 86 (74.8%), mayoritas memiliki
interaksi sosial baik sebanyak 63 (54.8%) dan memiliki kualitas hidup baik sebesar
67 (58.3%). Hasil chi-square test, terdapat hubungan antara interaksi sosial dengan
kualitas hidup, p < 0.05, OR 3.409, 95% CI lower 1.570 dan upper 7.404.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia
di posyandu lansia delima I di Desa Pitu Kecamatan Pitu Kabupaten Ngawi

Abstract
Keywords: Background: Elderly is someone who is more than 60 years old. The elderly
Social experience many changes from health, psychological and socio-economic aspects.
interaction; Psychological problems that make the elderly withdraw from society have an impact
Quality of Life; on social interaction, giving rise to feelings of isolation and depression that affect the
Elderly quality of life of the elderly. Objective: To determine the relationship between social
interaction and the quality of life of the elderly at the Posyandu Lansia Delima I Pitu
Village, Pitu District, Ngawi Regency. Methods: correlative research with cross
sectional design. The sample is 115 respondents. The sampling technique uses
consecutive sampling. Methods of data collection by questionnaires and WHOQOL
(World Health Organization)-BREF. The data analysis method used the chi-square
test. Results: Characteristics of respondents, the majority aged 60-66 years (elderly)
as many as 64 (55.6%), female sex as many as 62 (53.9%), with elementary education
as many as 89 (77.4%), and farmer occupations as much as 62 (53.9%), the majority
have a partner status of 86 (74.8%), the majority have good social interactions as
much as 63 (54.8%) and have a good quality of life by 67 (58.3%). The results of the
chi-square test, there is a relationship between social interaction and quality of life, p
< 0.05, OR 3.409, 95% CI lower 1.570 and upper 7.404. Conclusion: There is a
relationship between social interaction and the quality of life of the elderly at the
Pomegranate I Posyandu in Pitu Village, Pitu District, Ngawi Regency.

Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (SEMNASKEP) 2021


59
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12665

1. PENDAHULUAN Berkurangnya interaksi sosial pada lansia


Pada tahun 2019, presentase lansia dapat menyebabkan perasaan terisolir,
di Indonesia mencapai 9.60% atau sekitar sehingga lansia memilih menyendiri dan
25.64 juta orang. Dari data tersebut, merasa terisolasi dan akhirnya depresi,
terdapat 47.65% lansia berjenis kelamin maka hal ini dapat mempengaruhi
laki-laki dan 52.35% lansia berjenis kualitas hidup lansia (Maryam, dkk,
kelamin perempuan. Di Jawa Timur, 2008).
Jumlah lansia sebanyak 12.96% dari Kualitas hidup menggambarkan
jumlah penduduk (BPS, 2019). Pada kondisi antara kesehatan fisik, tingkat
tahun 1971-2019, presentase lansia di kemandirian, kondisi psikologis,
Indonessia mengalami peningkatan 9.6% kepercayaan diri, interaksi sosial dan
atau dua kali lipat dimana jumlah lansia hubungan baik terhadap lingkungannya
1% lebih banyak yakni sekitas 10.10% (Latifa, 2013). Interaksi sosial
sedangkan jumlah lansia laki-laki sekitar merupakan hubungan antara dua individu
9.10%. Persentase lansia di Indonesia, atau lebih, dimana yang satu dapat
lansia di dominasi lansia muda (60-69 memperngaruhi, mengubah indivividu
tahun) sebnayak 63.82% diikuti lansia lain yang dapat menimbulkan
madya (70-79 tahun) sebanyak 27.68% keterbukaan, kerjasama dan frekuensi
dan lansia tua (> 80 tahun) sebanyak antara sesama indidu (Partowisastro
8.50%. Di Indonesia sendiri, pada tahun (2007) dalam Sahrantika, 2017).
2019 terdapat 5 provisinsi yang memiliki Penelitian oleh Andesty (2018)
struktur lansia mencapai 10% yaitu DI tentang hubungan interaksi sosial dengan
Yogyakarta 10.50%, Jawa Tengah kualitas hidup lansia, menunjukkan
13.36%, Jawa Timur 12.96%, Bali bahwa interaksi sosial dengan kualitas
11.30% dan Sulawesi Barat 11.15% hidup lansia mempunyai hubungan yang
(BPS, 2019). signifikan. Karena semakin buruk
Pemerintah Indonesia melalui interaksi sosial maka kualitas hidupnya
Undang-undang nomor 13 tahun 1998 menjadi rendah. Penelitian lain yang
tentang kesejahteraan lansia dilakukan oleh Nurlianawati dkk (2020),
mendefinisikan bahwa seseorang yang yang dilakukan pada lansia di RPSTW
telah mencapai usia lebih dari 60 tahun Ciparay, didapatkan hasil bahwa terdapat
termasuk dalam kategori lansia hubungan yang signifikan antara
(Kemenkes RI, 2013). Pada usia itu, interaksi sosial dengan kualitas hidup.
seseorang mengalami perubahan yang Penelitian terhadap Lansia di BPLU
signifikan pada aspek kesehatan, Senja Cerah Sulawesi Utara didapatkan
psikologis, dan aspek sosial ekonomi bahwa terdapat hubungan interaksi sosial
(Andesty dan Syahrul, 2018). Perubahan dengan kualitas hidup lansia (Samper
tersebut berpengaruh terhadap dkk, 2017).
kesejahteraan lansia baik secara fisik, Menurut BKKBN (2012),
mental maupun sosial, dimana apabila Peningkatan jumlah penduduk dan usia
masalah tersebut tidak ditangani dengan lanjut menyebabkan gangguan kesehatan
baik maka dikhawatirkan akan seperti kesehatan, psikologis dan sosial
berkembang menjadi masalah yang ekonomi pada lanjut usia. Kualitas hidup
sangat kompleks (Notoadmojo, 2012) lansia dalam penelitian ini diukur melalui
Masalah psikologis pada lansia aspek kesehatan fisik, aspek psikologis,
merupakan salah satu proses yang akan aspek hubungan sosial dan aspek
dialami oleh semua lansia. Perubahan lingkungan.
psikologis yang dialami oleh lansia akan Hasil survei pendahuluan
mengakibatkan lansia secara perlahan didapatkan data lansia di Kecamatan pitu
menarik diri dari hubungan dengan sebanyak 7649 orang. Di desa Pitu
masyarakat sekitar sehingga dapat jumlah lansia sebanyak 724 orang. dari
mempengaruhi interaksi sosial. 724 lansia tersebut sebanyak 162 orang

Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (SEMNASKEP) 2021


60
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12665

dari dusun pitu, 154 orang dari dusun sangat terbatas, karena hanya ada hanya
Ngambong, 103 orang dari dusun sedikit orang yang bekerja di satu tempat.
pelemsili, 210 orang dari desa watugudel Faktor lainnya karena banyak anak muda
dan 95 orang dari dusun rambut. dan warga yang merantau keluar daerah
Posyandu Delima I terletak di Dusun dan meninggalkan orang tua di desa, hal
pitu, sehingga jumlah lansia didusun pitu ini menyebabkan interaksi sosial para
sebanyak 162 orang. dari jumlah tersebut lansia menjadi kurang, namun dengan
sebanyak 75 orang berjenis kelamin laki- adanya posyandu lansia sedikit merubah
laki dan sebanyak 87 orang berjenis gaya hidup lansia menjadi lebih baik,
kelamin perempuan. Dari hasil karena saat posyandu dan mendapatkan
wawancara dengan beberapa lansia di ilmu bermanfaat serta mendapatkan
posyandu didapatkan hasil bahwa pelayanan kesehatan yang baik dari tim
terdapat lansia yang mengalami kesehatan. Dilihat dari faktor lingkungan,
gangguan pola perilaku sehingga menarik dikategorikan sangat baik karena
diri dari sosial, sering kesepian. Dari hasil kegiatan gotong royong dan kerja bakti
wawancara dengan beberapa lansia di masih aktif dilakukan sehingga interaksi
Desa Pitu diketahui bahwa interaksi sosial lansia di Posyandu Delima sangat
sosial di Desa Pitu sudah cukup baik. baik.
Lansia di Dusun Pitu mudah bergaul dan Berdasarkan latar belakang di atas,
menyesuaikan diri dengan teman- maka peneliti tertarik untuk melakukan
temannya. Lansia di posyandu juga penelitian tentang hubungan antara
senang terlibat dalam semua kegiatan interaksi sosial dengan kulitas hidup
yang diadakan posyandu dan mereka Lansia di Posyandu Lansia Delima I Di
selalu aktif mengikutinya. Apabila ada Desa Pitu Kecamatan Pitu Kabupaten
salah satu lansia yang kesusahan lansia Ngawi.
yang lainnya selalu siap sedia untuk Tujuan penelitian
membantunya. Untuk mengetahui hubungan antara
Berdasarkan hasil pengamatan awal interaksi sosial dengan kualitas hidup
peneliti terhadap kualitas hidup lansia di lansia di posyandu delima 1 desa pitu
di wilayah Posyandu Delima I desa, Hipotesis
dilihat dari aktifitas fisik lansia di cukup Ha = Ada hubungan antara interaksi
baik, hal ini dapat dilihat dari banyaknya sosial dengan kualitas hidup lansia di
lansia yang masih produktif dalam Posyandu Lansia Delima I Di Desa
bekerja seperti pergi kesawah dan aktif Pitu Kecamatan Pitu Kabupaten Ngawi
sebagai peternak. Dilihat dari psikologi Definisi Operasional Variabel
lansia kurang baik karena banyak lansia Penelitian
yang masih bersifat individual akibat Interaksi Sosial adalah Kedekatan
kurangnya interaksi sosial dengan orang hubungan dan sifat hubungan dari
lain, hubungan keluarga yang kurang kelompok yang mencakup keterbukaan,
baik akibat banyaknya anggota keluarga kerjasama dan frekuensi hubungan
seperti anak cucu yang berpergian ke luar dengan lansia. Variabel ini diukur dengan
negeri lebih banyak meninggalkan lansia kuesioner dengan skala nominal.
di rumah dan menghabiskan waktu Kualitas Hidup gambaran gabungan
sendirian di rumah. Dilihat dari hubungan kesehatan fisik, tingkat kemandirian,
sosial masih dikategorikan kurang, kondisi psikologis, interaksi sosial
karena lansia yang masih sangat seseorang atas kehidupannya sesuai
produktif jadi, setelah bekerja lansia dengan tempat tinggal dalam
langsung pulang dan menghabiskan bermasyarakat untuk mencapai tujuan,
waktu dirumah, mereka banyak standar dan kehawatiran. Variabel ini
melakukan kontak sosial atau kontak diukur dengan Kuesioner WHOQOL
sosial saat bekerja di ladang dengan (World Health Organization)-BREF
pekerja lain, tentunya interaksi sosial ini dengan skala nominal.

Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (SEMNASKEP) 2021


61
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12665

2. HASIL
Analisa Bivariat
Tabel 1. Hasil Uji chi-square test
Interaksi Kualitas Hidup p- 95% CI
X2 OR
Sosial Kurang % Baik % Total % value Lower Upper
Kurang 30 26.1 22 19.1 52 45.2
Baik 18 15.6 45 39.2 63 54.8 8.773 0.003 3.409 1.570 7.404
Total 48 41.7 67 58.3 115

Berdasarkan tabel diketahui bahwa studi selama sembilan tahun, bahwa


responden yang memiliki interaksi sosial manusia yang menjaga hubungan sosial
kurang sebanyak 52 orang. Dari 52 orang memiliki tingkat kematian lebih rendah
tersebut yang kualitas hidup kurang dibandingkan dengan seseorang yang
sebanyak 30 (26.1%) dan yang memiliki kurang bersosialisasi atau seseorang yang
kualitas hidup baik sebanyak 22 (19.1%). telah berhenti dari keterlibatan aktivitas
Responden yang memiliki kualitas hidup personal. Sedangkan menurut Sanjaya dan
baik sebanyak 63 orang. Dari 63 orang Rusdi (2012), bertambahnya umur
tersebut yang kualitas hidup kurang menimbulkan penurunan interaksi sosial
sebanyak 18 (15.6%) dan yang memiliki sehingga lanjut usia akan merasakan
kualitas hidup baik sebanyak 45 (39.2%). kesulitan dalam bersosialisasi. Interaksi
Berdasarkan hasil uji chi-square test sosial yang baik pada lanjut usia dapat
didapatkan nilai X2hitung 8.773 > X2tabel 3.84 saling berbagi cerita, berbagi minat,
dan p-value 0.003 < 0.05 dengan nilai OR berbagi perhatian, dan melakukan aktivitas
sebesar 3.409, CI 95 % lower 1.570 dan CI secara bersama-sama, hal ini akan
95 % Upper 7.404, yang berarti bahwa meningkatkan kualitas hidupnya.
terdapat hubungan yang signifikan antara Berdasarkan jenis kelamin, mayoritas
interaksi sosial dengan kualitas hidup responden berjenis kelamin perempuan
lansia di posyandu lansia Delima I Desa sebanyak 62 (53.9%). Hasil penelitian ini
Pitu Kecamatan Pitu Kabupaten Ngawi. sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Responden yang mempunyai interaksi oleh Samper (2017), bahwa mayoritas
sosial kurang beresiko memiliki kualitas responden berjenis kelamin perempuan.
hidup kurang sebesar 3.409 kali lipat. Perbedaan hormonal pada laki-laki dan
perempuan menimbulkan perkembangan
3. PEMBAHASAN organ internal dan eksternal yang berbeda
3.1. Karakteristik antara laki-laki dan perempuan. Perempuan
Berdasarkan hasil penelitian secara fisik mempunyai ciri khas dan
didapatkan hasil bahwa karakteristik berbeda dengan laki-laki, yang umunya
responden berdasarkan umur, didapatkan lebih lemah akan tetapi dari lahir sampai
hasil bahwa mayoritas responden memiliki dewasa perempuan memiliki ketahanan
umur 64 (55.6%) dengan rata-rata umur tubuh yang lebih kuat dan cenderung
responden 67.31 tahun. Berdasarkan WHO memiliki umur yang lebih panjang dari
usia diatas 60 tahun termasuk pada masa laki-laki (Nurhayati, 2012)
elderly (lanjut usia) atau masa degenerasi Berdasarkan pendidikan, mayoritas
dimana pada masa ini kemampuan responden berpendidikan SD sebanyak 89
beraktifitas seseorang menjadi berkurang. (77.4%). Penelitian ini sejalan dengan
Menurut Schulz dan Allen dalam Reno penelitian Samper (2017) didapatkan hasil
(2010), teori panjang umur berdasarkan mayoritas responden yang memiliki
jaringan sosial bahwa interaksi sosial kualitas hidup baik dan interaksi sosial baik
memiliki pengaruh yang tinggi terhadap adalah berpendididkan SD sebanyak
kesehatan dan usia lanjut. Berdasarkan 71.9%. Menurut Notoatmodjo (2014),

Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (SEMNASKEP) 2021


62
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12665

bahwa tingkat pendidikan seseorang dengan kualitas hidup baik sebanyak 45


mempunyai peranan penting dalam (39.2%). Hasil uji statistik dengan uji chi-
memberikan responden terhadap sesuatu square test didapatkan p-value 0.003 < 0.05
yang datang dari luar. Hal ini berarti bahwa maka Ha diterima sehingga terdapat
tingkat pendidikan seseorang dapat hubungan yang signifikan antara interaksi
berpengaruh dalam menerima infornasi sosial dengan kualitas hidup lansia di
tentang kesehatan. Menurut Xu (2016), posyandu lansia Delima I desa Pitu
bahwa gaya hidup sehat dipengaruhi oleh Kecamatan Pitu Kabupaten Ngawi. Hal ini
tingkat pendidikan seseorang. Tingkat berarti bahwa interaksi sosial yang baik
pendidikan yang rendah terkait dengan pada lansia akan mempengaruhi
fungsi fisik dan nyeri. Pendidikan dapat psikologisnya sehingga kualitas hidupnya
dikaitkan dengan bagaimana beradaptasi semakin baik.
untuk menghadapi masalah kesehatan Hasil penelitian ini sejalan dengan
dengan baik sehingga dapat mempengaruhi penelitian Samper dkk (2017), bahwa
kualitas hidup seseorang. interaksi sosial mempunyai hubungan yang
Berdasarkan pekerjaan, mayoritas positif dengan kualitas hidup lansia di
responden bekerja sebagai petani sebanyak BPLU Senja Cerah Sulawesi Utara.
62 (53.9%). Hasil penelitian ini Penelitian lain oleh Andesty dan Syahrul
dipengaruhi juga dengan lokasi penelitian (2018), mendapatkan hasil bahwa terdapat
yang dilakukan didaerah pedesaan yang hubungan antara interaksi sosial dengan
masih banyak lahan pertanian yang kualitas hidup lansia di UPTD Griya Werda
tersedia. Aktifitas di sawah membuat Surabaya.
mereka dapat bertemu dengan teman- Interaksi sosial merupakan kunci untuk
teman seumuran yang membuat interaksi mempertahankan status sosialnya
mereka lebih sering sehingga mereka berdasarkan kemampuannya dalam
menjadi lebih akrab. Hasil penelitian ini bersosialisasi. Interaksi sosial merupakan
sejalan dengan penelitian Aniyati (2018), sesuatu yang sangat penting dalam
bahwa rata-rata pendidikan lansia adalah meningkatkan kualitas hidup. Interaksi
SD sebanyak 80%. Berdasarkan hasil sosial yang menurun pada lansia dapat
dilapangan didapatkan bahwa di desa Pitu menimbulkan perasaan terasing, sehingga
masih melakukan budaya jawa seperti lansia terasing dan mengalami isolasi sosial
gotong royong untuk dalam segala hal dengan lansia, merasa terasing dan
seperti kerja bakti membersihkan akhirnya tertekan, selanjutnya hal ini dapat
lingkungan secara rutin setiap bulannya, mempengaruhi kualitas hidup lansia
apabila ada tetangga yang sedang (Andreas, 2012).
memperbaiki rumah warga lain dengan Hubungan positif dengan orang lain
senang hati selalu gotong royong yang berhubungan dengan kesejahteraan
membantu, hal ini membuat interaksi antar subyektifnya, karena ada hubungan yang
lansia menjadi baik dan akrab. positif tersebut akan mendapatkan
Berdasarkan status pernikahan, dukungan sosial dan kedekatan
mayoritas responden berstatus mempunyai emosionalnya. Pada dasarnya kebutuhan
pasangan sebanyak 86 (74.8%). Naing untuk berinteraksi dengan orang lain
(2010) berpendapat bahwa individu yang merupakan suatu kebutuhan bawaan.
sudah bercerai atau tidak memiliki Kebahagiaan juga berarti menyadari bahwa
pasangan mempunyai kualitas hidup lebih semua orang yang terkait dalam
rendah dibandingkan dengan yang persaudaraan, terbuka dengan orang-orang
berstatus menikah atau masih memiliki baru semakin merasa aman (Karni, 2018).
pasangan. Penelitian ini menunjukkan bahwa
3.2. Hubungan Antara Interaksi Sosial mayoritas lansia memiliki pasangan
dengan Kualitas Hidup Lansia. sehingga lansia masih memiliki teman
Berdasarkan hasil analisa data berbicara, teman curhat dan berkeluh kesah
didapatkan hasil bahwa mayoritas tentang kebahagiaan atau kesedihan
responden memiliki interaksi sosial baik sehingga lansia yang masih memiliki

Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (SEMNASKEP) 2021


63
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12665

hubungan akan mendapatkan dukungan sosial serta dapat menurunkan derajat


dari pasangan sehingga mempengaruhi kesehatan, hingga kehilangan pekerjaan
kualitas yang positif pada lansia yang karena dianggap sudah tidak mampu. Hal
meningkatkan kualitas. ini mengakibatkan lansia menarik diri
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan masyarakat sekitar, sehingga
terdapat 18 (15.6%) orang yang interaksi sosial lanisa berkurang (Andreas,
mempunyai interaksi sosial baik dengan 2012). Hasil penelitian ini diperoleh bahwa
kualitas hidup kurang, hal ini dikarenakan mayoritas bekerja sebagai petani serta
terdapat sebagian lansia yang mempunyai masih mempunyai pasangan. Pekerjaan
penyakit penyerta seperti hipertensi, sebagai petani merupakan pekerjaan yang
diabetes melitus. Diabetes melitus sendiri tidak ada masa pensiunnya serta bekerja
dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia sebagai petani maka kesehaatan fisik
baik fisik maupun mental, karena apabila mereka baik serta waktu dihabiskan di
diabetes ini tidak tertangani maka akan sawah yang membuat interaksi antar lansia
menyerang seluruh tubuh manusia mulai berkurang. Pada penelitian ini mayoritas
dari kulit sampai jantung hal ini yang akan lansia yang masih mempunyai pasangan
mempengaruhi kualitas hidup lansia maka mereka masih bisa berkeluh kesah
(Apriyan, 2020). Faktor lain yang dengan pasangan tentang apa yang terjadi
mempengaruhi adalah tempat tinggal dan pada kita, berkeluh kesah tentang masalah-
pekerjaan lansia. Penelitian ini dilakukan di masalah kita sehingga beban kita bisa
daerah pedesaan yang masih memiliki terbagi dengan pasangan kita sehingga
budaya gotong royong yang tinggi, yang kualitas hidup kita bisa lebih baik lagi.
berpengaruh baik terhadap terjalinnya Menurut Rohmawati & Kartinah (2018),
interaksi para lansia terjalin dengan baik. dukungan dari keluarga mempunyai
Namun pada kelompok lanisa ini kualitas pengaruh baik terhadap kualitas hidup
hidup mereka kemungkinan dipengaruhi lanisa, hal ini dilihat dari faktor tempat
oleh adanya penyakit penyerta yakni tinggal dengan keluarga yang terdiri dari
hipertensi, diabetes dan penyekit pasangan hidup, anak dan cucu.
degeneratif yang lainnya. Walaupun para 3.3. Keterbatasan Penelitian
lansia mempunyai interaksi sosial baik Penelitian ini dilakukan pada masa
apabila mempunyai penyakit penyerta, pendemi covid-19, sehingga proses
maka akan mempengaruhi juga kualitas pengambilan data lebih lama dan harus
hidupnya. mengunjungi lansia ke rumah masing-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
masing karena tidak diperbolehkan
terdapat 22 (19.1%) orang mempunyai
berkerumun. Instrumen yang
interaksi sosial kurang akan tetapi memiliki
kualitas hidup baik. interaksi sosial lansia digunakan pertanyaannya terlalu
yang kurang dapat di sebabkan oleh karena banyak sehingga lansia cepat jenuh
sebagian merasa tidak penting untuk dalam pengisian kuesionernya.
mengikuti kegiatan posyandu lansia karena
merasa tidak memiliki masalah kesehatan. 4. KESIMPULAN
Mereka berfikir posyandu lansia hanya Karakteristik responden berdasarkan
penting untuk mereka memeriksakan umur mayoritas berumur 60-66 tahun
kesehatannya. Posyandu lansia berfungsi (elderly), berjenis kelamin perempuan,
sebagai wadah pemberdayaan masyarakat berpendidikan lulusan SD dengan
dalam alih informasi dan keterampilan dari pekerjaan mayoritas petani dan berstatus
petugas kesehatan kepada masyarakat dan mempunyai pasangan. Interaksi sosial
sebagai wadah untuk mendekatkan responden mayoritas memiliki interaksi
pelayanan kesehatan dasar (Kemenkes RI, sosial baik. Kualitas hidup, mayoritas
2011). Kelompok lanjut usia cenderung responden memiliki kualitas hidup baik.
mengalami berbagai masalah fisik dan Terdapat hubungan antara interaksi sosial
mental. Perubahan kondisi fisik dapat dengan kualitas hidup lansia di Posyandu
mengakibatkan penurunan pada peran Delima I Desa Pitu Kecamatan Pitu

Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (SEMNASKEP) 2021


64
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12665

Kabupaten Ngawi.Kesimpulan berisi Maryam, R. S., Eksari, M. F., Rosidawati,


rangkuman singkat atas hasil Jubaedi, A., & Batubara, I. (2008).
penelitian/pengabdian kepada masyarakat Mengenal Usia Lanjut dan
dan pembahasan. Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.
UCAPAN TERIMAKASIH Naing, MM., Nanthamongkolchai S.,
Terima kasih kepada Allah SWT atas Munsawaengsub C. (2010). quality of
segala rahmat dan hidayah-Nya. Saya ingin life of the elderly people in Einme
mengucapkan terima kasih kepada kedua Township Irrawaddy Division,
orang tua untuk do’a dan kasih sayangnya. Myanmar. Asia Journal of Public
Health,, 1(2), 4-10
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan
REFERENSI
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Andesty, D., & Syahrul, F. (2018). Hubungan
Cipta.
Interaksi Sosial Dengan Kualitas Hidup
Nurhayati, A. dkk. (2012). Penerapan SPPKB
Lansia Di Unit Pelayanan Terpadu
untuk Meningkatkan Kemampuan
(UPTD) Griya Werdha Kota Surabaya
Pemecah Masalah Siswa Pada Materi
Tahun 2017. The Indonesian Journal of
Algoritma Pemrograman. Jurnal:
Public Health, 13(2), 169–180.
Pendidikan Teknologi Informasi dan
https://doi.org/10.20473/ijph.v13i2.2018
Komunikasi, 5(1). Hlm 5-8
.171-182
Nurlianawati, L., Ayu Utami, W., & Mulyati
Andreas, R. (2012). Interaksi sosial dan kualitas
Rahayu, S. (2020). Hubungan Interaksi
hidup lansia di Kelurahan Lansot
Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia.
Kecamatan Tomohon Selatan. JKU. Vol
Jurnal Keperawatan BSI, 8.
1. No. 1.
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu
Apriyan, N., Kridawati, A., & Rahardjo, T. B.
Keperawatan : Pendekatan Praktis. Edisi
W. (2020). Hubungan Diabetes Mellitus
4. Jakarta : Salemba Medika
Tipe 2 Dengan Kualitas Hidup Pralansia
Partowisastro. (2007). Dinamika Psikologi
Dan Lansia Pada Kelompok Prolanis.
Sosial. Jakarta : Erlangga.
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat
Rohmawati, M dan Kartinah. (2018).
(JUKMAS), 4(2), 144–158.
Hubungan Tingkat Dukungan Keluarga
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/ju
Dengan Kesejahteraan Psikologis Lanjut
kmas
Usia Anggota PWRI Kecamatan
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian:Suatu
Sambungmacan Bagiabn Barat Sragen.
Pendekatan Praktek. Jakarta: ineka Cipta
Skripsi. UMS.
Badan Pusat Statistik. (2019). Statistik
eprints.ums.ac.id/archive/etd/63407/6/12
Penduduk Lanjut Usia 2019. In Statistik
Riwidikdo, H. (2012). Statistik Kesehatan.
Penduduk Usia 2019.
Yogyakarta: Mitra Cendikia Pres.
BKKBN. (2012). “Lansia”.
Pian, H. (2011). Hubungan Persepsi Odha
(http://www.bkkbn.go.id)
Terhadap Stigma HIV/AIDS Masyarakat
Karni, A. (2018). Subjective Well-Being Pada
Dengan Interaksi Sosial Pada ODHA
Lansia. Syi’’ar, 18(2), 84–102.
(Thesis). Jurnal Psikologi, 18–22.
Kemenkes Rl. (2011). Pedoman Umum
Putu Wiwin Fitriyadewi, L., & Made Karisma
Pengelolaan Posyandu.
Sukmayanti Suarya, L. (2016). Peran
Kemenkes RI (2013). Gambaran Kesehatan
Interaksi Sosial Terhadap Kepuasan
Lanjut Usia Di Indonesia. Jakarta:
Hidup Lanjut Usia. Jurnal Psikologi
Kemenkes RI.
Udayana, 3(2), 332–341.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/psikolog
(2014). Infodatin-Lansia.
i/article/download/25247/16455
Latifah, D. (2013). Perbedaan Kualitas Hidup
Sahrantika, D. (2017). Hubungan Antara
Lansia Yang Aktif Mengikuti Posyandu
Interaksi Sosial Dengan Kualitas Hidup
Lansia Dengan Yang Tidak Aktif
Lanjut Usia Yang Mengalami Hipertensi
Mengikuti Posyandu Lansia Di Desa
Sirnoboyo Kecamatan Pacitan. Skripsi.

Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (SEMNASKEP) 2021


65
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12665

Di Posyandu Lanjut Usia Peduli Insani


Mendungan Pabelan Sukoharjo. Skripsi.
Sambas, S. (2015). Sosiologi Komunikasi.
Bandung: CV Pusaka Setia.
Samper, T., Pinontoan, O., & Katuuk, M.
(2017). Hubungan Interaksi Sosial
Dengan Kualitas Hidup Lansia Di Bplu
Senja Cerah Provinsi Sulawesi Utara. E-
Journal Keperawatan, 5(1), 1–9.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Waluya, A., & Muhamad, D. (2016). Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Kualitas
Hidup Lansia Di Rw 10 Kelurahan
Cisarua Wilayah Kerja Puskesmas
Sukabumi Kota Sukabumi. Skripsi.
Xu, X., Rao, Y., Shi, Z., Liu, L., Chen, C.,
& Zhao, Y. (2016). Hypertension
Impact on Health-Related Quality of
Life: A Cross-Sectional Survey
among Middle-Aged Adults in
Chongqing, China. International
Journal of Hypertension.
https://doi.org/10.1155/2016/740495
7

Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (SEMNASKEP) 2021

Anda mungkin juga menyukai